Hari yang tidak di harapkan

Tidak mudah bagi seorang hans yang tidak bisa menolak permintaan dari komandannya yang memintanya secara langsung dengan datang secara pribadi ke tempat dinasnya di perbatasan wilayah sebab hal ini bukan kapasitasnya datang ke tempat terpencil ini.

Ajudan hans sendiri dengan tegas berharap hans menolak keingin komandan besarnya, tapi tidak dengan hans yang lebih menerima sebagai bagian dari tugas dari komandannya yang harus dia kerjakan dengan penuh tanggungjawab tanpa memperdulikan perasaan yang dia rasakan.

"Kenapa tidak di pertimbangkan dulu bro !" ujar ajudan yang sudah seperti kawan bagi hans dengan suara merayu hans.

"Apa yang harus jadi pertimbangan bro, gue sendiri tidak punya pilihan yang bisa menyakinkan beliau" balas hans yang membuat ajudannya tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Seseorang yang loe suka pastinya, hanya dia yang bisa menggagalkan keinginan komandan bro" ucap ajudan hans lagi dengan berusaha mencari tahu siapa orang yang istimewa di hati hans.

"Loe, maksudnya ini tidak benar bro gue masih normal" balas hans dengan tertawa pelan tanpa memperlihatkan giginya.

"Gue juga ga mau lah sama loe, emang loe doang yang normal, serius loe ga punya some one ?" ajudan hans seperti tidak percaya sebab apa yang kurang dari hans, apa yang melekat pada dirinya terbilang sempurna siapapun tahu itu.

"Kalau ga punya masalah buat loe gitu ?" ucap hans seperti membalas dengan kesal pada ajudannya yang tidak percaya pada apa yang di dengarnya.

"Aneh saja bro, buat seorang seperfect loe" balas ajudannya dengan masih dalam kondisi tidak yakin dengan ucapan hans.

"Mungkin ini yang terbaik buat gue bro " ucapan hans membuat ajudannya geleng-geleng kepala yang menurut dirinya hans sudah tidak bisa membedakan mana tugas dan keinginan pribadi hal ini tidak masuk akal pikirnya lagi.

Beberapa hari lalu hans sudah di minta komandannya harus kembali ke markas besar karena beberapa hari kedepan hari pernikahan yang sudah di tentukan oleh indra, untuk proses lamaran komandannya yang sudah mewakilinya sebagai wakil dari kerabat terdekat hans yang pasti tidak dimilikinya begitupun persiapan pernikahan sudah di siapkan oleh indra dengan segala keperluannya juga kemewahannya untuk cucu tercintanya.

Indra meminta pada komandan hans untuk tidak ikut repot untuk persiapan pernikahan sebab dia yang meminta hans jadi menantu untuk cucunya cukup dengan datang sebagai pengantin pria saja itu permintaan indra pada komandan hans yang sebenarnya tidak di setujui oleh hans dalam hal ini, tapi apa daya komandannya hanya bisa meminta pada hans untuk menuruti apa yang indra minta tanpa ada penolakan.

Tapi ada pengecualian buat indra untuk hans di persilakan memberikan mas kawin dari hans sebagai satu syarat sahnya pernikahan, tidak di tentukan oleh indra lebih tepatnya di berikan kebebasan oleh beliau sesuai kemampuan hans yang jelas, ternyata indra masih memiliki aturan yang tidak boleh di langgar walaupun dengan segala kemewahan yang telah berlimpah dia milikinya.

Di kediaman ceisya sudah terlihat kesibukan dengan beberapa acara dan prosesi tradisi untuk melepas pengantin wanita begitupun dengan ceisya yang harus menjalani ritual pingitan juga perawatan seorang pengantin wanita yang hanya bisa menurut apa yang harus di jalankannya.

Ceisya sangat marah dan kecewa pada mas adhi yang hanya pasrah dengan tidak melakukan tindakan apa pun untuk memperjuangkan cintanya yang selama ini sudah tumbuh, dapat di lihat dari bahasa tubuh ceisya yang tidak lagi ceria dia lebih banyak diam dan mengikut saja apa yang di perintahkan oleh bundanya yang memerintahkan beberapa asisten merawat ceisya dengan segala persiapannya dan menjaganya, khawatir ceisya melakukan tindakan yang tidak di harapankan sebagai bentuk penolakan darinya.

"Calon pengantin itu harusnya senang non" rima berusaha menghibur nonanya yang terlihat sangat sedih.

"Happy kalau yang akan jadi pendampingnya orang yang kita cintai rim" ucap ceisya dengan merebahkan tubuhnya di kasur setelah selesai melakukan perawatan.

"Non, ga bakal kecewa deh dia ga kalah ganteng ko sama tuan adhi" ungkap rima dengan polosnya membuat ceisya penasaran siapa yang akan jadi jodohnya.

"Ko kamu tahu sih ?!" ceisya bangun dari posisi berbaringnya dan mengguncang tubuh rima dengan rasa ingin tahu.

"Sabar, sabar non memang non ga tahu ?" rima masih dengan polosnya bertanya pada ceisya yang membuat nonanya meremas batal karena marah kenapa hanya dirinya yang tidak tahu siapa calon suaminya kelak.

"Sabar non, nanti juga tahu pokoknya non ga kalah gagah dari tuan adhi" ucap rima lagi yang membuat ceisya makin kesal dengan mendorong rima keluar dari kamarnya.

Pagi menjelang suara asisten yang sibuk menyiapkan persiapan pernikahan tidak membuat ceisya membuka matanya yang masih tertidur dengan selimut yang masih menutupi tubuhnya karena pendingin udara di kamarnya sengaja ceisya nyalakan full.

"Sayang, ayo yang mau memake up sudah menunggu nanti ayah yang akan membangunkan loh, ayo" bunda ceisya membujuk ceisya agar lekas bangun dengan membuka selimut tebal yang membungkus tubuh ceisya.

"Bun, masih ngantuk" rengek ceisya pada bunda yang membuka tirai jendela membuat mata ceisya silau karena cahaya masuk kedalam kamarnya.

"Bundaaa !!" protes ceisya dengan menutup matanya dengan tangannya karena silau.

"Ayo, calon pengantin pria saja sudah datang kenapa kamu malah masih bermalas-malasan, ayo sayang kasihan loh dia sudah menunggu" bunda membujuk ceisya dengan menggodanya tapi apa respon ceisya malah konyol dan makin bikin kesal bundanya.

"Suruh siapa datang aku ga minta ko dia datang, gantiin saja sya bun, sama siapa yang mau" ucap ceisya masih dengan bermalas-malasan merapikan rambutnya yang akan di ikat cepol.

"Ssst, kalau ngomong jangan asal ga baik sayang jodoh itu bukan untuk di tukar semau kita nanti nyesel loh, ayo cepat ke kamar mandi rima, rima dimana kamu! cepat bantu nona mu cepat..!!" pinta bunda pada rima yang terlihat berlari kecil menghampiri nyonya dan nona mudanya, dan bergegas membantu minusnya tanpa berkata lagi.

Tidak lama ceisya keluar dari kamar mandi dengan terlihat segar dan wangi dengan terbungkus prisma handuk, entah kenapa ceisya seakan pasrah dengan perlakuan dari asisten dan seseorang yang akan membuat dirinya jadi cantik di waktu yang terbilang sudah tidak pagi lagi tepatnya menjelang siang.

"Non...jangan seperti ini sebab yang berhak tahu seluruh bagian tubuh nona hanya suami nona nanti" ujar asisten yang membantu ceisya menggunakan pakaian untuk pernikahan, kenapa asistennya bisa berbicara seperti itu karena ceisya sepertinya pasrah mau perlakuan apapun seakan dia boneka hidup yang akan dipajang di etalase toko diperlukan sesuka hati tanpa ada penolakan darinya opini bukan nona mudanya pikir asisten yang mengenal ceisya.

"Siapa juga yang akan peduli mba, dengan apa yang aku rasakan anggap saja aku bukan ceisya yang mba kenal" ucap ceisya yang membuat asistennya sedih sebab dia tahu ceisya dari kecil.

"Non, ga baik ngomong seperti itu, non harus belajar menerima ingat non ada wanita di luar saja yang lebih menderita dari pada non loh" asisten yang di kenal lebih tua dari bundanya ini memang sangat sabar dalam melayani keluarga ceisya sejak bundanya masih gadis.

"Maafin sya ya, mba sebab sya sedih tidak ada yang mau mendengarkan apa yang sya rasakan mba" ceisya memeluk mba dengan isak tangisnya yang membuat mbanya ikut sedih.

Ceisya masih terlihat sedih walaupun sudah di sulap jadi bidadari sangat cantik sekali membuat asisten yang merawatnya sangat pangling sebab sangat terlihat cantik dengan berbalut kebaya modern yang berhiaskan batu permata indah di desain khusus oleh perancang busana ternama.

"Sayang ayo, acara sudah di mulai rima, bantu nona ke tempat pernikahan" pinta bunda pada rima yang terlihat sibuk membantu nonanya berjalan dengan memegang sebagian kebaya yang melewati batas kaki ceisya.

Ceisya hanya bisa mengikuti apa yang bundanya perintahkan tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya sepertinya terkunci rapat, walaupun ingin rasanya dia berteriak untuk tidak terima di perlakuan semaunya tanpa ada hak untuk dirinya memberikan penolakan dari perjodohan ini.

Tempat akad telah tertata rapi hanya kalangan terdekat saja yang dapat menghadiri acara sakral ini, indra selaku tuan rumah terlihat elegan dengan setelah baju batik di usianya yang sudah tidak lagi muda, begitupun dengan komandan hans yang datang mendampingi hans yang di temani istri tercinta juga beberapa orang pasukan khusus yang di minta hadir dalam acara ini.

Tidak lama prosesi akad berlangsung dengan sangat hikmat, hans duduk dengan tenang didepan penghulu dan komandan yang menjadi saksi dari pihaknya sedangkan dari pihak ceisya kerabat dekat indra yang menjadi saksi,ceisya tidak disandingkan dalam acara akad nikah ini hanya menjadi pendengar dari tempat yang tidak jauh dari prosesi akad nikah.

Dalam acara ini ada yang aneh menurut hans kenapa dari pihak ceisya tidak ada prosesi permintaan ijin dari ceisya pada ayahnya yang biasanya di minta sebelum acara ikrar janji ijab kabul, tapi hans tidak banyak bertanya hanya diam walaupun dalam hati kecilnya ini tidak benar.

Hans sangat lancar dalam membacakan ikrar ijab kabul hanya sekali ucap dan mahar yang berikan berupa seperangkat perhiasan berlian yang sudah lama dia punya dan uang yang terbilang cukup besar menurut komandannya.

Proses ijab kabul telah selesai di laksanakan dan semua saksi menyatakan sah dan di minta pihak mempelai perempuan dipersilakan untuk di hadirkan agar saling berjabat tangan sebagai tanda sah sebagai pasangan suami istri.

Ada yang mengusik hati ceisya saat hans menyebutkan nama lengkap hans, ceisya seakan berimajinasi sesuai apa yang dia dengar saat di karnaval beberapa waktu yang lalu, siapa itu hans pria yang di takuti dengan tatapan tajam yang siap menerkam lawan kapanpun, tubuh ceisya seakan gemetar karena takut dirinya akan di perlakuan kasar dan kejam seakan dirinya mangsa yang embuk layaknya hewan yang ada di tempat perburuan yang siap di terkam bangsanya yang siap mencabik-cabik tubuhnya hingga koyak hanya meninggalkan tulang belulang tanpa sisa, itu hanya dalam imajinasi ceisya saja yang berlebihan.

Suara bundanya membuyarkan lamunan ceisya yang membuat dirinya terkejut dan menghembuskan napas kasar.

"Sayang ayo" bunda ceisya meminta dirinya bangkit dari tempat duduknya untuk dipertemukan dengan hans.

Berhubungan tempat ceisya tidak jauh dari tempat hans yang sudah menanti kehadirannya dan tanpa ragu hans memberikan senyum tulisnya pada ceisya yang sudah tinggal beberapa langkah lagi disandingkan dengan dirinya.

"Beri salam sayang " pinta bunda pada ceisya yang hanya tertunduk tanpa memandang hans yang sudah berdiri di depannya.

Ceisya terkejut dengan sosok yang ada di depannya yang berpakaian yang diseragamkan dengan dirinya, dia orang yang dua kali hadir dihadapannya pada waktu yang tidak di harapkannya dan sosok yang terbayang menyeramkan itu ternyata dirinya, sungguh di luar dugaan pikir ceisya yang masih tidak percaya dengan kehadirannya di saat seperti ini pula.

Bunda ceisya membantu ceisya memberikan salam pada hans, terlihat tangan ceisya begitu gemetar saat akan bersentuhan dengan tangan hans dan sepertinya hans tahu ceisya merasa takut akan kehadirannya yang terbilang sangat mendadak ini.

Hans sedikit lebih mendekat dan berbisik lembut seakan tidak terdengar oleh bunda ceisya "saya ada di pihakmu jangan berpikir macam-macam apalagi takut" ucap hans membuat tanda tanya ceisya apa maksud dari ucapan lelaki yang belum di kenalnya ini pikir ceisya yang sudah menyatukan tangannya dengan tangan hans.

Tangan yang kekar yang ceisya rasakan tapi menghangatkan,itu kesan pertama yang ceisya rasakan dari tangan hans.

"Sayang ayo di cium" bunda meminta ceisya mencium tangan hans sebagai tanda hormat.

Dengan berat hati ceisya menyetujui permintaan bundanya untuk mencium tangan hans sebagai tanda hormat pada suami tapi ada hal yang tanpa di duga oleh ceisya hans berbalas mencium tangan ceisya setelah dirinya menyudahi mencium tangan hans, dengan lembut hans mendaratkan kecupan bibirnya pada tangan ceisya yang membuat tamu undangan bersorak histeria turut bahagia pada keduanya.

Dan spontanitas ceisya melepaskan tangannya dari jabatan tangan hans yang menurutnya tidak lucu dan bukan konsumsi publik, seandainya saja dengan orang pilihannya dia akan senang tapi ini dengan orang yang sangat tidak diharapkannya.

Dari jauh terlihat adhi yang terlihat murung tidak bahagia melihat pernikahan keduanya berjalan lancar, berbeda dengan ceisya yang menahan kesedihan yang dalam yang saat ini mendapatkan ucapan selamat dari indra serta keluarga besar dari kedua belah pihak juga para tamu undangan yang telah di undang.

Begitupun dengan adhi yang memberikan ucapan selamat pada ceisya dan hans, ceisya menganggap adhi lelaki pengecut, berbeda dengan hans yang sepertiny tahu keduanya memiliki perasaan saling suka tapi terhalang restu indra tentunya.

Tidak berjarak lama pesta pernikahan pun di gelar dengan undangan kolega dari pihak indra yang mendominasi sebab indra punya maksud terselubung ingin memberikan tahukan pada musuh-musuhnya bahwa dirinya memiliki kekuatan dari segi keamanan dengan harapan kedepannya indra makin di segani dan yang berniat tidak baik mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum bertindak jauh itu bahas tubuh yang hans baca dari pribadi indra yang ingin melindungi garis keturunannya.

Seperti biasanya hans sudah bisa membaca semua itu hanya rasa iba yang hans rasakan pada ceisya yang saat ini sudah jadi istrinya, hanya satu yang hans pikirkan ternyata dalam bisnis tidak ada belas kasih lebih mengutamakan nilai keuntungan dari pada kasih sayang, siapapun bisa di jadikan korban termasuk orang terdekatnya.

Hans berharap ceisya tidak memandangnya sebagai orang yang kejam yang mau saja menerima pernikahan dari perjodohan kakeknya yang tanpa diawali perkenalan terlebih dahulu dan tanpa meminta persetujuan darinya terlebih dahulu.

Rencana licik harus sesekali di berikan pelajaran pikir hans yang sudah di aktifnya tanpa sepengetahuan komandannya yang menurut hans terlalu polos untuk menerima permintaan dari indra tanpa di pertimbangkan terlebih dahulu.

Acara pesta telah usai tamu undangan telah meninggalkan tempat pesta, hans mulai memainkan rencana konyolnya, sebenarnya tidak ingin untuk menyakiti ceisya tapi memberikan pelajaran pada indra beserta keluarga besarnya hati dan pernikahan tidak bisa di permainkan sesuka mereka tanpa mempertimbangkan apa akibatnya buat orang tersayangnya.

Indra telah menyiapkan satu rumah yang terbilang cukup luas untuk hans dan ceisya sebagai pasangan baru untuk menikmati malam pertama bersama dengan segala perlengkapan yang akan di perlakuan keduanya dan beberapa asisten yang siap di minta membantu keperluan keduanya.

Tapi apa yang di dapat ceisya, hans hanya meninggalkan sepucuk surat yang dititipkan lewat ajudannya pada ceisya yang masih belum berganti pakaian pesta.

Dengan marah ceisya pada ajudan hans berucap "Bilang padanya saya masih bisa hidup tanpa dirinya, ingat sampaikan jangan sampai kamu lupa" ajudan hans sangat mengerti perasaan ceisya sebab mana ada pengantin yang baru saja turun dari pesta sudah di tinggalkan pasangannya dengan alasan tugas, sepertinya tugas lebih utama dari dirinya mungkin di atas segala-galanya.

Berbeda dengan hans yang ingin melihat reaksi dari indra dan keluarganya dengan perlakuan yang telah hans lakukan, akankah marah besar atau akan menghakimi hans dengan segala perlakuan yang hans sendiri tidak bisa menebak-nebak, sepertinya hans sudah siap dengan hal yang terburuk yang akan di terimanya baik dari indra secara pribadi maupun keluarga besar indra tentunya.

Episodes
1 Memperkenalkan diri
2 Awal pertemuan yang tidak di harapkan
3 Kenapa harus dia
4 Kebebasan yang terampas
5 Hari yang tidak di harapkan
6 Hari yang tidak di harapkan
7 Cinta hanya bisa dirasa
8 Jangan bilang benci nanti cinta
9 Ketulusan hati melemahkan kerasnya hati
10 Ketulusan cinta yang sebenarnya
11 Cinta tidak butuh kata
12 Takut di tinggalkan
13 Seperti inikah rindu?
14 Ih...pesonanya.
15 Miliki aku seutuhnya
16 Cinta tidak akan pernah salah.
17 Bukti dari ketulusan cinta
18 Jauh di mata tapi dekat di do'a
19 Masih ada dendam
20 Perjumpaan penyembuh luka
21 Buah dari kesabaran
22 Arti hadirmu
23 Suami hebat
24 Kehangatan dunia kecil
25 Harus kembali kehilangan
26 Kombinasi
27 Masa remaja yang indah
28 Bumerang
29 Satu orang dua nama
30 Sisi lain Q
31 Belajar dari masa lalu
32 Pesona Qiandra Mettasha
33 Dibalik Pesona Qiandra Mettasha
34 Dibalik pesona Qiandra Mettasha (2)
35 Bersama om-om
36 Suka boleh tapi jangan cinta
37 Terbebani menyandang nama besar sang kakek buyut
38 Nakalnya anak putih abu-abu
39 Selamanya dekat tapi teman
40 Cinta boleh,bodoh jangan.
41 Semakin mempesona
42 Berharap rasa itu tumbuh.
43 Perjuangan cinta yang tidak mudah
44 Ada yang patah hati
45 Bukti kesungguhan hati
46 Saling memperkenalkan dunia mereka
47 Jatuh cinta sejatuh jatuhnya.
48 Kalah Rindu Mulai Melanda
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Memperkenalkan diri
2
Awal pertemuan yang tidak di harapkan
3
Kenapa harus dia
4
Kebebasan yang terampas
5
Hari yang tidak di harapkan
6
Hari yang tidak di harapkan
7
Cinta hanya bisa dirasa
8
Jangan bilang benci nanti cinta
9
Ketulusan hati melemahkan kerasnya hati
10
Ketulusan cinta yang sebenarnya
11
Cinta tidak butuh kata
12
Takut di tinggalkan
13
Seperti inikah rindu?
14
Ih...pesonanya.
15
Miliki aku seutuhnya
16
Cinta tidak akan pernah salah.
17
Bukti dari ketulusan cinta
18
Jauh di mata tapi dekat di do'a
19
Masih ada dendam
20
Perjumpaan penyembuh luka
21
Buah dari kesabaran
22
Arti hadirmu
23
Suami hebat
24
Kehangatan dunia kecil
25
Harus kembali kehilangan
26
Kombinasi
27
Masa remaja yang indah
28
Bumerang
29
Satu orang dua nama
30
Sisi lain Q
31
Belajar dari masa lalu
32
Pesona Qiandra Mettasha
33
Dibalik Pesona Qiandra Mettasha
34
Dibalik pesona Qiandra Mettasha (2)
35
Bersama om-om
36
Suka boleh tapi jangan cinta
37
Terbebani menyandang nama besar sang kakek buyut
38
Nakalnya anak putih abu-abu
39
Selamanya dekat tapi teman
40
Cinta boleh,bodoh jangan.
41
Semakin mempesona
42
Berharap rasa itu tumbuh.
43
Perjuangan cinta yang tidak mudah
44
Ada yang patah hati
45
Bukti kesungguhan hati
46
Saling memperkenalkan dunia mereka
47
Jatuh cinta sejatuh jatuhnya.
48
Kalah Rindu Mulai Melanda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!