Pagi yang seharusnya cerah jadi pagi yang sangat suram buat ceisya yang mendapatkan teguran keras dari ayah juga bundanya yang tidak ingin kejadian ini terulang kembali pada putrinya begitupun sang kakak yang ikut kena marah karena tidak menjaga adiknya.
"Bagaimana sih mas bukannya menjaga adiknya malah sibuk sendiri saja di kamar !!" tegur ayah ceisya pada kakaknya yang bernama aditya.
"Aku ga tahu kalau ade pergi yah,ade udah gede yah,kenapa sih harus diawasi terus!!" aditya menjawab apa yang ayahnya sampaikan pada dirinya yang tidak mau disalahkan karena ulah adiknya.
"Tapi kan kamu kakaknya berhak ikut mengawasinya mas !!" balas ayahnya yang makin menyalahkan aditya.
Ocehan sang ayah harus di tunda terlebih dahulu sebab akan ada pertemuan penting di rumah besar mertuanya yang pasti kakek dari ceisya yang saat ini sedang menikmati sarapan pagi dan sudah mendengar berita yang menghebohkan tentang kedua cucunya yang berulah di luar kediaman mewahnya.
Ceisya yang bersedih karena mendapat teguran dari ayah dan bundanya berlari ke rumah mewah kakeknya sepertinya meminta perlindungan dari sang kakek.
"Kakek !!"ucap ceisya dengan sedikit terisak dan berlari memeluk sang kakek erat yang membuat kakeknya menyudahi menikmati sarapan paginya.
"Mana salamnya sayang,kenapa siapa yang bikin cucu kakek sedih !?" ucap sang kakek manja pada ceisya.
"Ceisya ga mau punya semua fasilitas yang kakek kasih kalau hanya membuat ceisya jadi banyak musuh " ucap ceisya dengan nada manja pada kakeknya.
"Siapa yang sudah membuat cucu kakek sedih...siapa yang memusuhi cucu kesayangan kakek?" balas kakeknya yang sepertinya ikut sedih karena ceisya menangis sepertinya dia tertekan pikir kakeknya.
"Kek ceisya hanya mau hidup seperti orang lain yang bisa kesana kemari tanpa harus memperhatikan keadaan sekitar dan bisa jalan kemanapun tanpa jadi pusat perhatian orang lain..dan tidak harus di kawal siapapun kakek,maafkan sya kek hanya itu maunya sya ga lebih kok" ucap ceisya dengan mencium satu pipi kakeknya dengan lembut dan menggenggam tangannya erat.
"Sayang terus untuk siapa semua yang kakek punya ini?" balas sang kakek dengan mengusap lembut tangan ceisya.
"Ceisya tidak butuh semua ini kek,kasih saja sama mas adhiatama, mas adhianta dan mas aditya, ceisya hanya butuh hidup tenang kek"
ceisya berucap dengan lembut dan memeluk tubuh yang semakin rapuh itu dengan rasa sayang yang menghangatkan kakeknya itu yang beliau rasakan.
"Apakah kamu akan cukup dengan apa yang kamu mau sedangkan kamu sudah terbiasa dengan segala apa yang kamu nikmati selama ini sayang?" dengan menangkup wajah manis sang cucu kakeknya bertanya seakan tidak percaya dengan apa yang beliau dengar.
"Kakek tidak percaya dengan sya,kakek takut sya tidak hidup, ga kek,sya akan baik-baik saja dan kakek harus percaya itu" ceisya memeluk dengan erat sang kakek yang masih menyimpan rasa khawatir pada cucu kesayangannya.
"Bagaiamana kakek percaya semalam itu apa?" tanya sang kakek seperti mengingatkan ceisya di luar sana tidak senyaman di dalam lingkungan kakeknya.
"Itu hanya orang iseng saja yang ingin mengambil apa yang kami punya...pokoknya kakek harus percaya sya!" ceisya masih ingin menyakinkan kakeknya yang hanya bisa menyetujui permintaan cucu kesayangannya walaupun masih dengan rasa yang setengah hati.
"Akan kakek pertimbangkan ya sayang" balasan kakek pada cucunya dengan mengusap lembut kepala ceisya.
Kebersamaan tuan besar dengan cucunya harus terganggu dengan kedatangan orang kepercayaan sang kakek yang sepertinya membawa berita penting untuk urusan yang tidak harus ceisya tahu.
"Sayang maaf kakek harus pergi dulu ya,ada urusan yang harus kakek kerjakan sampai ketemu lagi ok,kakek sayang sya" ucap sang kakek dengan mencium ujung kepala ceisya lembut.
"Ok,sya sayang kakek dah" balas ceisya dengan berlari kecil keluar dari ruangan kakeknya yang juga bersiap menemui tamunya yang sudah menunggu di rumah tamu.
Disaat bersamaan ceisya dan hans berpapasan hanya saja berbeda urusan juga berbeda pintu, hans yang datang berniat masuk sebagai tamu di kediaman kakek ceisya sedangkan ceisya keluar dari rumah kakeknya untuk kembali ke tempat tinggalnya yang sebenarnya masih dalam satu komplek dengan sang kakek.
Di kediaman indra nampak berbaris mobil orang-orang penting yang memang sengaja indra undang untuk kepentingan kelangsungan kemakmuran indra group sebab menurutnya perlu perlindungan dari negara untuk generasi penerusnya sebab indra sudah dapat mencium gerak gerik musuhnya yang sudah mulai menampakan jati dirinya secara langsung dan indra tidak mau kecolongan dalam hal ini.
Indra berpikir lebih cepat bertindak lebih awal dari pada hal tidak di inginkan sudah terjadi baru bertidak itu bukan prinsipnya apalagi berurusan dengan generasi penerusnya bagi dirinya diatas segalanya dalam kehidupan dirinya.
Terlihat pembahasan serius di ruang tamu utama indra, diantara orang-orang penting yang hadir salah satunya hans yang di pinta langsung oleh komandan besar yang menjadi pimpinannya untuk dapat hadir menemani dirinya sekaligus memperkenalkan dirinya sebagai salah satu pemimpin muda yang berpengaruh dalam dunia militer saat ini terutama dalam menyelesaikan kasus-kasus yang cukup serius yang ditangani hans dapat diselesaikan sesuai harapan.
Perkenalan ini sepertinya sesuai harapan indra apalagi kesan pertama yang hans berikan pada dirinya cukup memberikan kesan yang mendalam terutama didalam hati beliau yang sepertinya ada sesuatu yang spesial yang beliau rasakan maklum saja beliau orang cukup umur yang dapat dengan mudah menilai seseorang walaupun baru pertama kali melihatnya juga mengenalnya.
"Siap membantu saya bila diperlukan sewaktu-waktu jendral muda!!!" ucap tegas indra tanpa basa basi di sela-sela percakapan tanpa tersenyum.
"Siap!! kapan pun!!" jawab hans dengan sikap bersiap dan terdengar serius oleh semua tamu undangan yang membuat komandannya bangga pada dirinya.
"Tanpa terkecuali?" ucap indra lagi sedikit lebih santai dengan tersenyum ramah saat ini, yang membuat yng lain ikut tersenyum tipis.
"Tanpa terkecuali!! balas hans dengan tegas tanpa senyum hanya tatapan serius yang hans tanpakan pada indra yang sepertinya menaruh simpatik padanya.
"Ok, saya tunggu sesuai apa yang kamu ucapakan" ujar indra lagi yang makin mengagumi hans yang berdiri tegap menghadap indra tentunya.
Berhubung acara akan di lanjutkan kembali dengan memperkenalkan semua penerus indra dengan tamu penting terutama untuk hal pengawasan dan pengawalan mereka dengan ini bincang-bincang harus di sudahi sementara agar tamu bisa beristirahat terlebih dahulu.
Dan indra sudah menyiapkan semua keperluan dari tamunya baik dari tempat istirahat dengan segala fasilitas yang sangat lengkap serta keperluan lainnya selama masih ada dalam kediaman miliknya.
Tempat yang terbilang sangat megah tamu undangan di manjakan dengan segala fasilitas yang ada dengan didampingi asisten yang akan membantu memenuhi segala keperluannya selama menjadi tamu indra di kediamannya.
Menjaleng malam semua tamu yang telah beristirahat kembali menikmati jamuan di kediaman rumah mewah indra cuma kali ini ada perbedaan dengan kehadiran semua anggota keluarga besar indra yang menghadiri acara ini kecuali ceisya yang mendapatkan hukuman dari sang ayah karena sudah melanggar aturan keluar rumah dan terjadi insiden yang tidak di harapkan.
Adhianta hadir walaupun dalam keadaan masih ada bekas memar di bagian sudut bibirnya bekas pukulan seseorang yang berusaha melakukan kekerasan pada dirinya dan dia berusaha melakukan perlawanan walaupun pada akhirnya dia tetap tidak berdaya.
Acara berlangsung dengan meriah dan sosok hans masih jadi pusat perhatian indra yang menurut dirinya dia pantas berada dalam keluarga besarnya.
Apa karena sikap diam hans dengan tatapan mata yang tajam bisa di bilang lebih cenderung membaca situasi serta tetap tenang dalam dirinya membuat simpati sang pemilik indra group yang terkenal ini entahlah hanya indra yang tahu untuk persoalan itu.
Adhianta terkejut untuk pertama kalinya di kenalkan oleh sang kakek dengan hans yang sebenarnya telah membantunya dalam insiden kemarin malam itu yang ternyata seorang yang mempunyai kemampuan dan seorang yang di sentani dalam dunia militer di negerinya.
"Ini juga salah satu penerus saya" ucap Indra dengan menepuk pundak adhi dengan tersenyum bangga.
Cucu pertama beliau adhiatama sudah terlebih dahulu di perkenalkan pada hans yang sudah berbaur dengan tamu-tamu penting yang di dampingi ayahnya sedang berbincang sepertinya dia merasa senang bisa mengenal banyak tamu orang penting di negerinya walaupun berkat kakeknya.
"Hans,salam kenal tuan?" ujar hans dengan memperkenalkan diri mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan yang tidak mengenal adhi selaku cucu indra.
"Adhianta terimakasih sudah membantu kemarin malam" dengan rasa gugup adhi membalas perkenalan dari hans dan seperti mengingatkan kembali hans siapa orang yang ditolongnya bersama gadis kecil yang sombong dengan tersenyum kecil hans mengingat hal itu.
"Oh,ternyata anda yang membantu cucu saya,terimakasih banyak memang anda yang terbaik" ucap indra yang membuat hans bingung apa maksud dari ucapan indra.
"Hanya kebetulan saja saya berada di tempat itu dan saya hanya membantu sesama tidak ada maksud lain dan saya tidak mengenal daerah sini" ujar hans santai dengan senyum datar.
"Kenapa harus merendah" ucap indra dengan tatapan penuh makna yang hans bisa tahu apa yang indra mau.
"Silakan menikmati jamuan yang tersedia maaf kalau tidak bisa memenuhi harapan,saya permisi harus menyapa yang lain,terimakasih sudah memenuhi undangan saya" indra kembali merendahkan diri yang membuat hans sedikit simpati dan menilai pantas bisa bertahan dengan bisnisnya yang makin besar di negerinya sebab bisa menempatkan dimana dirinya berada walaupun dengan yang leBih muda dari beliau.
"Ini sudah terbilang sangat mewah tuan indra,saya yang harus berterimakasih,oh iya silahkan" balas hans yang kembali sendiri setelah kepergian indra dan cucunya.
Hans merasa bosan dalam ruangan pertemuan yang menurutnya terlalu basa basi tidak penting, dia lebih suka bertindak dari pada bicara dan tanpa sadar kakinya terus melangkah keluar dari tempat pertemuan seperti mengajaknya untuk menjauh dari tempat itu walaupun masih belum di persilakan untuk keluar dari ruangan itu.
Wangi bunga dari taman membuat hans seakan ingat akan tempat dimana dirinya berdinas di pedesaan yang asri yang jauh dari keramaian yang menurut dirinya merasa damai dan tenang dalam suasana itu.
Di tempat yang tidak jauh dari hans berjalan-jalan ceisya yang merasa bosan kembali berulah dengan naik diatas tembok rumah megahnya dengan memakai gaun tidur yang hampir melewati batas kakinya yang membuatnya susah untuk melangkahkan kakinya dan benar saja dia terpeleset karena menginjak gaun tidurnya.
Ceisya tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan kejadian yang tidak di harapkan terjadi dia jatuh, entah kenapa dalam benaknya dia berharap tubuhnya ada yang menopangnya saat terjatuh nanti dan berharap seseorang itu adalah mas adhi yang ada dalam benaknya.
Harapan yang ada dalam angan ceisya terkabul tapi bukan mas adhi seseorang itu, tapi hans orang yang tidak dikenal dan tidak di harapkannya dengan sigap tubuh gagahnya dapat menangkap tubuh ceisya yang hampir saja jatuh menyentuh tanah bila saja hans tidak sedikit berlari kecil menangkap tubuh ceisya.
"Ups,hampir saja" ucap hans pelan hampir tidak terdengar oleh ceisya yang sedikit hilang kesadarannya karena kaget.
"Anak gadis tidak baik malam-malam naik tembok sebaiknya sudah tidur manis dengan selimut hangat" ucap hans terdengar menyindir itu yang ceisya dengar.
Betapa terkejutnya ceisya setelah mengetahui siapa yang menangkap tubuhnya,ternyata seorang hans lelaki yang pernah menolong mas adhi dan dirinya dan kenapa harus dia lagi orang yang harus menolongnya.
"Maaf" dengan sedikit malu ceisya turun dari gendongan hans yang menangkap tubuhnya saat terjatuh tadi, dengan tergesa karena menurut dirinya lelaki yang di hadapannya orang asing.
Berbeda dengan hans yang sangat malu dan langsung melepaskan jas yang dia kenakan karena pemandangan yang dia lihat sangat mengiurkan bagi lawan jenis yang punya keinginan untuk melihat tubuh seorang wanita yang sangat mempesona dengan gaun tidur yang sangat tipis begitu terlihat bentuk lekuk tubuh dari ceisya yang berkulit putih bersih mulus serta terlihat sangat terawat, bagi siapapun pasti akan tergoda untuk melihat sekaligus menikmati dari kemolekan tubuh miliknya ditambah aroma dari wangi tubuh yang begitu membuat candu bagi lawan jenis.
Tapi tidak dengan hans yang kebetulan juga seorang diri di tempat itu, dia langsung menutupi tubuh ceisya yang hanya terbungkus gaun yang menurutnya tidak pantas di lihat dengan jas miliknya dan menghindari pandangannya dari tubuh ceisya yang sangat mempesona.
"Sebaiknya nona pulang tidak baik berada di luar ini sudah terbilang malam untuk seorang gadis" ucap hans singkat dengan membuang pandangan matanya kearah lain.
"Terimakasih" balas ceisya dengan berlari kecil karena tidak mengunakan alas kaki.
Hans mengusap mukanya sepertinya dia meminta ampun pada tuhannya karena telah melihat yang bukan untuk dirinya tapi apa daya ini bukan kehendaknya, dan dia kembali ke tempat pertemuan.
Berbeda dengan ceisya yang sudah ada di dalam kamarnya, dia merasa hans orang aneh menurut dirinya sebab tidak ada yang aneh dengan baju yang melekat di tubuhnya saat ini, dan kenapa harus dia orang tidak di harapankannya hadir di saat itu.
Ceisya bercermin memandang dirinya yang menurut dirinya tidak ada yang salah selama ini dia memakai gaun tidur yang menurutnya nyaman digunakan seperti malam ini yang sedikit panas menurutnya.
"Dasar laki-laki aneh apa yang salah dengan baju dan tubuh ku rimaaa!!!" teriak ceisya dengan sedikit keras memanggil rima yang kebetulan tidak berada di dekatnya.
"Iya non ada yang bisa saya bantu" ucap rima penuh hormat pada nonanya yang masih berdiri di cermin besar miliknya.
"Apa gaun yang saya pakai aneh?" tanya ceisya dengan penuh harap rima menjelaskan pada dirinya.
"Iya lah aneh sebab di padu-padankan dengan setelan jas jelas,non ga cocok itu" balas rima yang membuat ceisya sadar dia mengunakan jas milik lelaki yang menolongnya.
"Ih,rima bukan dengan yang ini tapi seperti ini" ceisya menunjukkan gaun tidurnya tanpa setelan jas yang dilepaskan dengan kasar dan dilemparkan asal saja.
"Ga ada yang aneh non,ada apa memangnya?" tanya rima dengan polosnya ingin tahu.
"Benar ga ada yang aneh menurut kamu?" tanya ceisya lagi dengan penuh harap pada rima agar mendapatkan gambar yang membuat lelaki yang menolongnya tidak membuang pandangan pada dirinya.
"Ga ada bukanya seperti biasanya non mengunakan gaun ini?" rima bertanya balik pada nonanya yang membuat ceisya dapat menyimpulkan lelaki itu yang kurang waras.
"Ya,sudahlah mungkin dia belum pernah lihat bidadari turun ke bumi" gumam ceisya yang membuat rima makin bingung dengan ucapan nona mudanya.
Memang ceisya memiliki tubuh yang indah dan terawat maklum saja dia hidup dalam kemewahan yang di wariskan dari garis ibunya yang memiliki seorang ayah kolongmerat yang hartanya berlimpah untuk garis keturunannya.
Ceisya tidak pernah terpapar matahari yang terik layaknya gadis-gadis yang lain yang harus membantu keluarganya yang bermandikan peluh keringat untuk menghasilkan uang agar bisa membantu tercukupinya kebutuhan keluarganya, wajar saja bila kulit dan tubuhnya mulus dan terawat dengan baik apalagi dengan perawatan yang rutin di berikan pada tubuhnya pantas saja terpancar pesonanya.
Tapi dia hidup tidak sebebas seperti gadis-gadis lainnya yang berkawan banyak bisa kemanapun pergi sesuka hati menikmati masa-masa remajanya bermain bersama tanpa ada aturan yang begitu ketat seperti yang ceisya alami.
Kebebasan sebenarnya adalah keinginan terbesarnya tapi kapan waktunya dia sendiri tidak bisa menentukannya hanya bisa menurut itu yang saat ini dia lakukan, hidup serba kecukupan tapi kebebasan yang tidak dia dapatkan dalam hidupnya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments