Kebebasan yang terampas

Cengkeraman kuku indra sepertinya akan dapat digoyangkan oleh musuh dalam dunia bisnisnya, indra terlihat tidak nyaman dalam diam duduk di singgasana kebesaran miliknya di ruangan kerjanya di rumah megahnya.

Sudah beberapa hari ini dia di buat pusing dengan laporan yang datang dari perwakilan anak cabang perusahaan miliknya yang sepertinya mengalami sedikit kebocoran dalam pengolahan data dalam hal ini Indra merasa di kecewakan oleh orang kepercayaannya yang mulai main belakang pastinya bermaksud berkhianat pada dirinya, yang jelas-jelas ada yang menghasutnya.

Entah apa yang membuat indra ketakutan kali ini yang ada di benaknya hanya ceisya cucu perempuan semata wayangnya yang takut jatuh pada orang yang tidak tulus padanya dalam hal lelaki yang akan menjadi pendamping hidup.

"Bisa datang ke rumah !" indra menutup ponselnya entah bicara dengan siapa yang jelas memerintahkan seseorang untuk datang menghadap dirinya segera.

Indra seperti tidak sabar menantikan kedatangan seseorang itu dapat terlihat dari bahasa tubuhnya yang memainkan pena miliknya yang di ketukan pada meja kerjanya berulang-ulang dalam penantian seseorang yang di harapkan datang menghadap dirinya sesegera mungkin.

"Masuk !!" pinta indra setelah terdengar pintu ruang kerjanya di ketuk seseorang.

"Tuan menantu anda sudah datang" ucap asisten rumah indra memberi tahukan pada indra dengan sopan.

"Suruh dia masuk !" balas Indra dengan suara khasnya yang terdengar sedikit ada rasa khawatir yang asistennya rasakan.

Tidak lama menantu indra masuk dia adalah ayah dari ceisya, sepertinya dia sedikit khawatir dan bertanya-tanya apa gerangan dengan panggilan mendadak dari mertuanya yang tidak seperti biasanya pikir ayah ceisya yang terlihat masih bingung.

Setelah mengetuk pintu dan mengucapkan salam lelaki yang merupakan menantu dari indra masuk dan memberikan salam hormat dengan memberikan salam dengan mencium tangan lelaki yang sangat di hormatinya dan masih dengan hati penuh tanda tanya.

Indra menjawab salam dan memberikan tangannya untuk di cium sebagai tanda di hormati oleh menantunya dan mempersilahkan untuk duduk di kursi yang tidak jauh tepatnya di samping dirinya dengan terdengar suara beliau mengatur napas perlahan seperti melepas beban yang beliau rasakan dalam dadanya.

"Bagaimana dengan putrimu?" tanya indra yang membuat sang menantu bertanya kenapa dengan putrinya.

"Baik..." jawab menantu dengan setingkat tapi masih dalam tanda tanya besar dan berpikir indra tahu kejadian yang ceisya alami di karnaval beberapa waktu lalu.

"Sudahkan ada yang berniat melamarnya?" pertanyaan yang mengejutkan bagi seorang ayah yang memiliki putri dan ada apa ini pikirnya masih dalm tanya.

"Yang meminta langsung pada ku belum ada sampai saat ini pa" ayah ceisya menjelaskan yang sebenarnya pada kakek ceisya.

"Ini lebih baik" kakek ceisya berucap yang semakin membuat bingung ayah ceisya.

"Aku takut umurku tidak sampai melihatnya menikah dan bagaimana seseorang yang akan bertanggungjawab atas dirinya" kakek ceisya menambahkan lagi ucapnya yang semakin membuat ayah ceisya semakin bingung ada apa dengan ucapan beliau pikir ayah ceisya lagi.

"Apakah kau memiliki calon untuknya?" tanya beliau dengan tatapan serius membuat ayah ceisya gugup.

"Tidak ada kandidat yang pantas untuk bersanding dengan dirinya untuk saat ini menurut ku" jawab ayah ceisya dengan tersenyum tanpa menampakkan gigi putihnya.

"Apakah tidak keberatan bila aku yang memilihkan seseorang untuk putri mu?" tanya beliau dengan serius terdengar dan membuat ayah ceisya langsung kaget sekaligus senang sebab pilihan beliau pasti dapat di pertanggungjawabkan.

"Kalau memang itu yang terbaik kenapa tidak" jawab ayah ceisya dengan tegas terdengar yang jelas dalam hati kecilnya berharap tidak dengan anak dari kakak iparnya.

"Baiklah kalau menurut mu aku berhak ikut menentukan pilihan untuk putri mu,tapi apakah kamu setuju bila langsung di nikahkan saja tanpa perkenalan terlebih dahulu ?" ucap lelaki yang terkenal dalam dunia bisnis ini terdengar sangat serius.

"Harus kah secepat itu,tanpa sya mengenalnya, pa..?" tanya ayah ceisya yang memanggil papa pada lelaki di sampingnya.

"Lebih cepat lebih baik sepertinya dia orang yang sangat cocok dengan putri mu" ucap beliau tanpa basa basi dengan pandangan lurus ke depan entah apa yang beliau bayangkan di benaknya.

"Baiklah,akan aku sampai pada putriku kabar baik ini" balas ayah ceisya yang langsung berpamitan dan keluar dari kediaman mewah mertuanya.

Tanpa berpikir terlebih dahulu indra langsung menyampaikan keinginanya pada komandan hans dan sepertinya dayung bersambut komandan hans mengiyakan permintaan indra dengan senang hati tanpa berpikir akan ada penolakan dari hans sebab tanpa pemberitahuan terlebih dahulu padanya yang saat ini sedang bertugas di luar kota tepatnya di perbatasan.

Menjelang sore ceisya yang masih bermalas-malasan di dalam kamarnya di kejutkan dengan kedatangan bundanya yang langsung mengusap lembut kepalanya tanpa berkata sepatah kata pun hanya memandang kosong tapi dari binar matanya terlihat kesedihan yang sangat dalam untuk putri semata wayangnya sebagai rasa bersalah padanya.

Wanita yang di panggil bunda ini harus mengikuti perminta suami tercintanya yang di minta oleh papanya, ini tidak mudah untuk seorang ibu yang ingin anaknya bahagia, permasalahan ini harus secepatnya disampaikan kepada ceisya dan dirinya yang pantas menyampaikannya dengan bahasa seorang ibu yang lebih lembut tentunya walaupun tetap akan menyakiti hati ceisya pada akhirnya.

"Bunda" ucap ceisya yang terkejut karena tidak mendengar langkah bundanya masuk ke dalam kamar miliknya.

Hanya senyum yang menghangatkan yang beliau tunjukkan tanpa bicara membuat ceisya bertanya sebab tidak biasanya bundanya bersikaf seperti ini dan sangat aneh menurut dirinya yang sangat dekat dengan bundanya.

"Ada apa bunda?" tanya ceisya dengan penuh harap ibundanya memberikan penjelasan pada dirinya.

"Sayang,sya sayang kan sama ayah bunda?" tanya bundanya dengan suara pelan dan lembut pada ceisya.

"Sayang bunda,memang kenapa bunda kenapa bunda bertanya seperti itu? tentu saja sya sayang ayah bunda" ceisya bertanya balik pada bundanya dengan penasaran dengan pertanyaan bundanya.

"Boleh ayah bunda meminta sesuatu yang akan membuat sayang pasti kecewa " ujar bunda ceisya yang semakin membuat putrinya semakin bingung dengan pernyataan bundanya.

"Kenapa harus kecewa kalau memang untuk kebaikan sya bunda" balas ceisya yang tidak berpikir aneh, hanya berpikir wajar orang tuanya meminta sesuatu yang harus di turuti olehnya sebagai seorang anak pikirnya.

"Sayang tidak akan marah apalagi mendendam kepada kami suatu hari nantikan?" ucapan bundanya seperti meminta persetujuan dari ceisya yang kali ini membuat ceisya menatap intens mata ibundanya.

"Maaf bunda bisakah langsung ke poinnya saja" pinta ceisya yang membuat bundanya meneteskan air mata tanpa sadar.

"Sayang, ini tidak mudah buat kami apalagi untuk putri kesayangan kami tapi ini permintaan kakek yang tidak bisa kami tolak yang pasti ini untuk kebaikan semuanya" ucap bunda ceisya berusaha mulai menjelaskan maksud dan tujuannya yang harus di sampaikan pada ceisya.

"Bunda sya, bingung dengan penjelasan bunda bicara saja bunda biar sya, bisa mengerti maksudnya apa?" ceisya memegang tangan bundanya berharap bundanya langsung menjelaskan apa yang mereka minta dari dirinya.

Dengan berat hati bundanya menjelaskan maksud dan harapan kakek ceisya yang membuat ceisya diam setelah mendapatkan penjelasan dari bundanya.

Wajar ceisya kecewa pikir ibundanya sebab dia pasti berharap memilih pendamping hidupnya sesuai keinginannya bukan dengan seseorang yang tidak dikenalnya lewat jalur perjodohan yang tidak pernah terbayangkan selama ini dalam hidupnya.

"Sayang maafkan kami, hanya sayang yang bisa menyelamatkan kakek" ucap bundanya dengan berharap ceisya tidak marah pada dirinya yang tidak bisa mendukung keinginannya untuk menolak keinginan sang kakek.

"Bunda,kenapa harus sya, apa tidak ada pilihan lain untuk sya?" pinta ceisya yang sudah terisak dalam tangisnya yang tertahan.

"Sayang, bunda akan mendukung sya, seandainya saja ada jalan lain sayang" ujar bundanya dengan mengusap lembut kepala ceisya yang tertunduk lesu.

Ceisya tidak bisa berkata-kata lagi semakin diam dan hanya bisa bermain dalam pikirannya berharap mas adhi bisa memberikan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya dan berharap dialah lelaki yang akan bersamanya untuk selamanya dalam hidupnya bukan yang lain.

"Bunda mohon sayang pertimbangankan ini demi kami, dan hanya sayang yang dapat membantu kami untuk mewujudkan keinginan kakek" bundanya kembali meminta pada ceisya yang hanya diam tidak menjawab karena sedih dan sangat tertekan.

Sepertinya bundanya tahu dan memberikan waktu pada ceisya untuk sendiri dengan meninggalkannya sendiri dalam kamar miliknya berhadapan menenangkan diri dan berpikir bijak.

Ceisya pun mengerti bagaimana perasaan bundanya pasti ingin menolak permintaan papanya yang ingin menjodohkan putrinya, tapi banyak pertimbangan yang harus dengan berat hati menyetujui permintaan beliau dengan harus mengorbankan putri semata wayangnya.

Dalam hal ini yang paling terluka pasti ibundanya yang saat ini ceisya pikirkan tapi masih ada waktu dalam benaknya untuk mencari jalan kenapa harus putus asa dengan tidak menunggu lama ceisya bergegas menghubungi mas adhi dengan ponselnya dia bisa berbagi masalah yang di hadapinya tanpa bisa berjumpa langsung dengan mas adhi yang ada di rumahnya saat ini tentunya.

Dan mas adhi dapat di hubungi oleh ceisya yang langsung to the poin pada pokok permasalahan yang dihadapi oleh ceisya saat ini berharap mas adhi memberikan solusi untuk masa depan keduanya tentunya itu yang ceisya pikirkan.

Tanpa sepengetahuan mas adhi ayah dari mas adhi mencuri dengar apa yang di perbincangkan putranya dengan seseorang yang jelas dia bisa mengambil kesimpulan ini masa depan keluarganya juga.

Dia tidak ingin mendapatkan pertentangan dari papanya yang telah mengambil keputusan untuk ceisya yang pasti sudah dengan pertimbangan yang matang dan tidak main-main itu yang dipikirkan oleh ayah mas adhi yang bergegas pergi tidak ingin putranya mengetahui dirinya mencuri dengar.

"Tenang sayang, mas pasti meminta tolong ayah untuk bicara dengan kakek agar mendengarkan pendapat kita" ucap mas adhi menenangkan ceisya.

"Benar, ya mas sya ga mau menikah dengan selain mas" rengek ceisya dengan suara manja pada mas adhi.

"Iya sayang mas janji akan selalu ada untuk sya" dengan suara menyakinkan mas adhi berucap berharap ceisya tenang.

Keduanya tidak lama menyudahi berbicara lewat ponsel, mas adhi sendiri langsung mencari ayahnya berharap mendapatkan dukungan dari masalah yang ceisya hadapi yang pastinya berhubungan dengan masa depannya juga.

Ayah mas adhi yang kebetulan bersantai dengan menikmati secangkir teh hangat yang di temani istri tercinta berbincang di sudut taman miliknya yang asri.

"Yah bisa bantu adhi bicara dengan kakek" ucap adhi tanpa basa basi pada ayahnya.

"Soal apa hingga harus didampingi oleh ayah" balas ayah adhi yang pura-pura tidak tahu duduk persoalannya.

"Sya akan di jodohkan dengan orang lain yah, ayah tahu kan sya cinta adhi begitu pun dengan ayah tolong bilang ke kakek untuk membatalkan perjodohan itu please yah bantu adhi" pinta adhi dengan suara serius terdengar.

"Ayah bisa bantu tapi kamu tahu apa konsekwensinya bila melanggar apa yang sudah ditetapkan oleh kakek!!" ucap tegas ayah adhi yang membuat istrinya tidak bisa bicara sepatah kata pun.

"Adhi ga peduli sya,segalanya buat adhi yah" adhi kembali menambahkan menyakinkan ayahnya.

"Ayah tahu apa yang kamu rasakan tapi kakekmu pasti punya pertimbangan yang tidak main-main yang pasti untuk kebaikan kita semua dhi" ayah adhi makin menjelaskan berharap adhi mengikuti aturan yang sudah kakeknya tetapkan.

"Ok,ayah tidak mau bantu adhi, aku akan bawa kabur sya sebelum perjodohan itu terjadi" adhi mengancam ayahnya dengan harapan ayahnya menuruti apa yang dirinya mau.

"Kalau kamu nekat melakukan itu silakan tapi jangan bawa-bawa ayah dan ibu" ayah adhi makin marah dengan tegas tidak menyetujui permintaan anaknya.

Ayah adhi tahu kalau indra memutuskan sesuatu tidak akan ada yang bisa merubahnya dan ayah adhi tidak ingin keluar dari garis keturunan indra sebagi hukuman bila keluar dari keputusannya itu konsekwensi yang harus di terimanya.

"Sudahlah sayang ikuti apa yang ayah mu ucapakan bukan kami tidak sayang, tapi untuk kebaikan kita semua mohon dengarkan ayah mu sayang" ucap ibu adhi yang bangkit mengusap kepala adhi yang tertunduk merasa kecewa.

Adhi merasakan kecewa yang sangat akan kehilangan cinta pertamanya, dia harus melihatnya menikah dengan orang lain yang tidak ceisya cintai, kalau saja dia bukan orang terdekatnya akan lebih mudah untuk dirinya melupakannya tapi dia sepupunya yang akan tetap bertemu di waktu-waktu tertentu untuk menghadiri pertemuan keluarga besarnya yang akan datang di dampingi oleh orang lain yang akan jadi suaminya ini bukan hal yang mudah pikir adhi untuk secepat kilat melupakannya apalagi sudah sekian lamanya bersama keduanya memiliki rasa saling mencintai.

"Sudahlah ikuti saja apa maunya kakek" ayah adhi kembali menambahkan sebelum pergi meninggalkan istri dan putra masih dalam suasana yang tidak nyaman tentunya.

Ayah adhi bukan tidak sayang pada putranya dengan tidak membantu untuk memuluskan keinginannya tapi dia tahu betul siapa papanya yang lebih tahu dan berhak mengatur semua yang ada dalam komplek rumah mewah ini.

Kekuasaan ada dalam genggaman indra itu yang ayah adhi pikirkan dan tidak mudah untuk menjadi indra itu yang ayah adhi pikirkan pasti ada hal yang telah di pertimbangkan baik buruknya untuk kelangsungan kehidupan keluarga besarnya.

"Biarlah ini yang terbaik putraku yang harus kamu terima" ucap ayah adhi seorang diri berjalan menelusuri taman dengan hati yang sama terluka karena tidak bisa memenuhi harapan buah hatinya.

Memang benar indra mempunyai keingin menikahkan ceisya dengan hans berharap akan ada yang menjadi pelindung utama dalam bisnisnya dari musuh-musuhnya yang semakin ingin menjatuhkan perusahaan miliknya yang sudah di bangun beberapa tahun lamanya dengan susah payah.

Dengan adanya hans menurut indra sedikit banyak membuat takut musuh-musuhnya sebelum berniat menjatuhkan bisnisnya, apalagi indra sepertinya bisa membaca hans lelaki yang tidak punya ambisi untuk menguasai bisnisnya dia terlihat lebih jadi pelindung tidak lebih.

Saat ini kediaman indra masih di liputi kebimbangan dari ketidak nyaman ceisya yang harus menerima keputusan kakek yang memiliki kekuasaan belum lagi adhi yang seperti belum memberikan kepastian apa jalan keluar dari masalah yang dihadapinya.

Dan kedua orang tua ceisya hanya bisa menuruti kemauan sang penguasa yang sebenarnya, menurut bunda ceisya ini tidak adil untuk putrinya yang seharusnya bahagia bisa berumah tangga dengan orang yang di dicintainya bukan dengan orang yang belum pernah dikenalkan oleh dirinya.

Hati seorang bunda pasti tidak rela tapi dia tidak bisa juga membantah keputusan papanya yang memiliki kekuasaan atas kepemilikan segala yang di milikinya, mungkin ini dilema untuk ibunda ceisya tapi apa yang harus dia perbuat jangankan untuk bertindak, membantahnya saja dirinya tidak berdaya itu yang bunda ceisya rasakan saat ini.

Hanya bisa berandai-andai saja bunda ceisya dalam diam menatap langit menjelang malam masih memikirkan nasib putrinya dan hanya sebaris harapan serta do'a yang tidak bisa terucap untuk putrinya.

"Tuhan...hanya engkau penguasa yang sesungguhnya kalau boleh hamba meminta, siapapun yang akan dijodohkan dengan putriku harapan ku dia adalah lelaki yang terbaik yang takut akan diriMu serta dengan tulus menyayangi dan mencintai putriku seperti diriku sayang dan mencintai putriku" pinta ibunda ceisya dalam diam dengan air mata yang tidak berijin menetes di kedua pipinya.

Sepenggal harapan yang tidak terucap untuk putrinya yang bisa beliau lakukan karena tidak ada kekuatan yang dirinya punya untuk menentang keputusan penting ini untuk putri tercintanya yang sebenarnya ini akan jadi masa depannya akan bahagia atau sebaliknya , tapi apa pun itu harus di ikhlaskan sebab kekuasaan terbesar ada dalam genggaman indra seutuhnya.

Episodes
1 Memperkenalkan diri
2 Awal pertemuan yang tidak di harapkan
3 Kenapa harus dia
4 Kebebasan yang terampas
5 Hari yang tidak di harapkan
6 Hari yang tidak di harapkan
7 Cinta hanya bisa dirasa
8 Jangan bilang benci nanti cinta
9 Ketulusan hati melemahkan kerasnya hati
10 Ketulusan cinta yang sebenarnya
11 Cinta tidak butuh kata
12 Takut di tinggalkan
13 Seperti inikah rindu?
14 Ih...pesonanya.
15 Miliki aku seutuhnya
16 Cinta tidak akan pernah salah.
17 Bukti dari ketulusan cinta
18 Jauh di mata tapi dekat di do'a
19 Masih ada dendam
20 Perjumpaan penyembuh luka
21 Buah dari kesabaran
22 Arti hadirmu
23 Suami hebat
24 Kehangatan dunia kecil
25 Harus kembali kehilangan
26 Kombinasi
27 Masa remaja yang indah
28 Bumerang
29 Satu orang dua nama
30 Sisi lain Q
31 Belajar dari masa lalu
32 Pesona Qiandra Mettasha
33 Dibalik Pesona Qiandra Mettasha
34 Dibalik pesona Qiandra Mettasha (2)
35 Bersama om-om
36 Suka boleh tapi jangan cinta
37 Terbebani menyandang nama besar sang kakek buyut
38 Nakalnya anak putih abu-abu
39 Selamanya dekat tapi teman
40 Cinta boleh,bodoh jangan.
41 Semakin mempesona
42 Berharap rasa itu tumbuh.
43 Perjuangan cinta yang tidak mudah
44 Ada yang patah hati
45 Bukti kesungguhan hati
46 Saling memperkenalkan dunia mereka
47 Jatuh cinta sejatuh jatuhnya.
48 Kalah Rindu Mulai Melanda
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Memperkenalkan diri
2
Awal pertemuan yang tidak di harapkan
3
Kenapa harus dia
4
Kebebasan yang terampas
5
Hari yang tidak di harapkan
6
Hari yang tidak di harapkan
7
Cinta hanya bisa dirasa
8
Jangan bilang benci nanti cinta
9
Ketulusan hati melemahkan kerasnya hati
10
Ketulusan cinta yang sebenarnya
11
Cinta tidak butuh kata
12
Takut di tinggalkan
13
Seperti inikah rindu?
14
Ih...pesonanya.
15
Miliki aku seutuhnya
16
Cinta tidak akan pernah salah.
17
Bukti dari ketulusan cinta
18
Jauh di mata tapi dekat di do'a
19
Masih ada dendam
20
Perjumpaan penyembuh luka
21
Buah dari kesabaran
22
Arti hadirmu
23
Suami hebat
24
Kehangatan dunia kecil
25
Harus kembali kehilangan
26
Kombinasi
27
Masa remaja yang indah
28
Bumerang
29
Satu orang dua nama
30
Sisi lain Q
31
Belajar dari masa lalu
32
Pesona Qiandra Mettasha
33
Dibalik Pesona Qiandra Mettasha
34
Dibalik pesona Qiandra Mettasha (2)
35
Bersama om-om
36
Suka boleh tapi jangan cinta
37
Terbebani menyandang nama besar sang kakek buyut
38
Nakalnya anak putih abu-abu
39
Selamanya dekat tapi teman
40
Cinta boleh,bodoh jangan.
41
Semakin mempesona
42
Berharap rasa itu tumbuh.
43
Perjuangan cinta yang tidak mudah
44
Ada yang patah hati
45
Bukti kesungguhan hati
46
Saling memperkenalkan dunia mereka
47
Jatuh cinta sejatuh jatuhnya.
48
Kalah Rindu Mulai Melanda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!