Pagi ini putra sulung dari Malik Alkeenan mengikuti beberapa pemotretan untuk Brand baru mereka. Memiliki paras tampan, tubuh tinggi tegap dan senyuman mematikan. Menjadikan ia begitu sempurna di depan kamera.Beberapa karyawan berdecak kagum melihat ketampanannya, walaupun Dirga tahu ia menjadi pusat perhatian tetapi ia tidak pernah menggubris itu semua.
Dirga memang kerap kali menjadi model di perusahaannya, bukan karena ia tidak sanggup membayar beberapa orang model tetapi karena beberapa fotonya bisa menarik investor lebih cepat.
"Benar-benar fenomenal!
Kenapa? Kenapa Pria setampan Pak Dirga menjadi kaum Pelangi" Anggun berdecak kesal kepada Rania yang berdiri di sebelahnya
"Apa kita kurang sexy, apa kita kurang cantik?" Rania tersenyum mendengar ucapan penuh antusias temannya
Rania menyenggol bahu Anggun seraya berdecak "Yang benar itu kita kurang duit" Anggun mengangguk sembari terkekeh pelan
"Oh Pak Dirga!"
"Ada apa?"
Tanya Dirga menghentikan langkahnya di depan mereka berdua
"Kirim surat cinta untuk mereka"
"Mohon maaf Pak kami salah apa?" Tanya Rania tidak mengerti salah mereka dimana
"Baik Pak" Ucap Radit mengikuti langkah Dirga masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai dimana ruang kerja mereka berada
Surat cinta dari Dirgantara. Bukan berisi kata-kata puitis nan romantis. Bukan juga surat yang di tunggu-tunggu oleh kaum hawa. Surat cinta dari Dirga adalah surat yang menakutkan dan harus di hindari. Iya tak segan-segan memberikan surat peringatan. Dan itu juga salah satu alasan karyawan malas bertemu dengan dirinya.
Dinda memasuki ruang kerjanya, dan dia sedikit heran melihat kondisi ruang kerja yang tak seramai biasa. Hanya tersisa lima orang dan anehnya mereka juga terlihat tenang.
"Apa perusahaan saya ini sebagai wahana bermain untuk kalian?" suara yang tidak asing menggelegar di ruangan itu
"Datang sesuka hati dan di jam kerja pun kalian masih berkeliaran?"
Dinda mengerti alasan orang-orang pada diam membisu. Ternyata biang keroknya tengah bersembunyi di balik sekat-sekat.
"Aku tadi dari tim pemasaran" kata Dinda mencari alasan
"Haaa! Alasan yang tidak masuk di akal" pungkas Dirga melihat Dinda melenggang dengan tangan kosong
Kemudian Dinda tersenyum kecil dan ketika Dirga mendekat ke arahnya, mata Dinda tidak berkedip sedikit pun. Aromanya begitu wangi dan lihatlah wajah tampan nan rupawan itu.
"Kenapa kamu tersenyum" tanyanya
Dinda menoleh dan ia mendapati lelaki bermata cokelat. Sedang menatapnya tajam. Tubuh yang di baluti dengan kemeja mahal terlihat sangat pas di tubuhnya. Rahang terlihat tegas, lelaki itu sangat tampan.
Dinda baru menyadari, dua tahun ia menghabiskan waktu di Alkee Group baru kali ini ia menyadari ketampanan seorang Dirgantara.
"Wah,, Pak Dirga seperti sosok pangeran di dongeng kerjaan!" Mendengar omong kosong yang keluar dari mulut Dinda bibir Dirga mengatup seakan sedang menahan kesal
Radit menampakkan kepalanya di balik pintu
"Klien kita sudah datang" Seketika Dirga meninggalkan ruangan itu
"Wah.. Wah.. Apa dia selalu setampan itu?"
Tanya Dinda seraya mengambil dua langkah maju mendekati Rania dan Anggun yang baru datang dari luar. Rania menatap Dinda dengan pandangan yang aneh.Rania bertanya-tanya apa yang terjadi dengan seorang Dinda yang biasanya terlihat cuek kepada lawan jenisnya tapi sekarang lihat wajah semringahnya, pipi merah meronanya, gadis itu sedang tersipu malu.
"Kenapa? Selama ini kamu di butakan oleh Bayu?" Ejek Rania dan seketika membuat Dinda mendongak kesal tetapi masih memancarkan aura bahagia
Anggun menepuk bahu Dinda tanpa ekspresi "Kita kalah guys, kesexy'an kita tak ada gunanya bagi dia, silahkan mundur secara perlahan" Keluh Anggun menarik kursi lalu merebahkan kepala di kubikelnya,
"Aaaa iya iya..." Ucap Dinda langsung paham dari ucapan Anggun
Di ruangan yang berbeda.
"Selamat pagi Pak Dirga, saya harap kerja sama kita semakin lancar" Ujar seorang wanita mengulurkan tangan
"Iya dan Terimakasih" Tutur Dirga menyambut hangat uluran tangan lawan bicaranya
"Jadi kerja sama kita akan di mulai secepatnya" ucap Radit memberikan beberapa map ke arah Luna, Luna membaca dengan teliti lalu mengangguk setuju.
ALuna Putri ia adalah orang kepercayaan Bayu. Perusahaan Bayu bergerak di bidang industri hiburan. Dirga sama sekali tidak mengetahui pemiliknya. Karena semua di jalankan oleh Radit. Ini pertemuan pertama mereka dengan Luna. Karena mereka akan memasarkan Brand baru mereka melalui perusahaan Aditama Entertaiment.
"Siapa pemilik Aditama Entertaiment? " Tanya Dirga ketika mereka sudah kembali keruangannya
"Anak dari Pak Robi Aditama pemilik hotel dan restoran terkenal di kota ini. Bayu Aditama" Jelas Radit tersenyum bahagia karena ia tahu perusahaan sebesar itu tidak akan mengecewakan mereka
Dirgantara menghembuskan napas kasar. Memejamkan mata, menelan kekesalan ketika mendengar nama Bayu adalah orang yang ia kenal
Dirga memijit pangkal hidungnya lalu berdecak yakin "Batalkan kontrak kerja sama kita"
Mendengar itu Radit terlonjak kaget, ia tidak habis pikir dengan jalan otak Dirga yang seenaknya saja.
"Hari ini saya berbicara sebagai teman kamu, kamu tidak bisa seenaknya membatalkan kontrak ini. Jika produk kita gagal di pasarkan kerugiannya bukan sedikit."
"Tinggal cari yang lain"
"Waktu kita sudah mepet"
"Ambil kontrak yang di tawarkan perusahaan A&G Group"
"Dirga kamu lupa, kamu yang menolak kerja sama dengan mereka dua minggu yang lalu, saya lepas tangan jika ini gagal. Singkirkan egomu!"
Mendengar itu Dirga beranjak berdiri meninggalkan Radit. Radit menghembuskan napas kasar. Berusaha sabar, rutinitas yang melelahkan bagi Radit karena harus mengurus mood Dirga.
Serta menghandle urusan kantor disaat Dirga ada perjalanan bisnis. Bisa di bilang Radit si pria multitalenta dan itu juga yang membuat ia jomblo sampai saat ini.
"Lihatlah wajah tangan kanan perusahaan ini seperti sedang di siksa oleh bos kita" Ejek Anggun begitu Radit memasuki Departement mereka
Radit menoleh "Kamu mau Resign?"
"Tidak!"
"Berkas yang saya minta sudah siap?" Anggun menyodorkan tumpukan kertas yang di baluti map biru
"Sepertinya sekretaris kesayangan bos kita ini butuh kencan online?" Ucap Dinda, matanya tetap fokus menatap layar komputer
Radit menghela napas panjang
"Saya harap diantara kalian ada yang resign bulan ini"
Radit menarik kursi menghempaskan pantatnya. Ia membuka jadwal selanjutnya
"Delon sama Rania jam dua siang ada wawancara majalah ZYN"
"Dan Dinda sebelum makan siang kamu ada meeting kedua dengan Aditama Entertaiment!"
Aditama entertaiment gumam Dinda mengetahui siapa pemilik perusahaan itu
"Dinda kamu bilang apa?" Radit menyorot tajam keluhan Dinda
"Sejak kapan kita bergabung dengan...."
Radit memotong pembicaraan Dinda
"Saya tidak ingin ada bantahan, Brand baru ini sebagian ide kalian. Jika gagal kalian harus ikut bertanggung jawab!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Sushy Herianto
lanjuut
2021-11-17
0
Rahman Yuniati
astaga Kiara 😅🤣
2021-10-22
0