E M P A T

Dirgantara Malik Alkeenan, spesies makhluk hidup yang terlihat rumit. Anak pengusaha terkenal yang memiliki kepribadian sedingin kulkas 7 pintu. Tidak ada yang mengerti apa maunya dan tidak ada yang bisa mengerti juga jalan pikirannya.

Satu kali pun ia tidak pernah berduan dengan karyawan wanitanya, dan jika ada perlu maka ia akan menyuruh sekretarisnya untuk menyampaikan hal penting itu. Dan kini ia menyapa Dinda seorang gadis yang jauh dari kata terkenal.

Dinda bertanya-tanya Apakah lelaki itu sedang berbicara dengan dirinya?

Kenapa?

Why? Why?

Kening wanita berusia 25 tahun itu mengkerut. Tak lama kemudian Dinda menggaruk alisnya yang tidak terasa gatal. Ia bingung, gugup dan merasa canggung.

Berkali-kali ia membuka mulut ingin bicara tapi berkali-kali pula ia kembali mengatupkan bibirnya.

Aneh,

Direktur yang terkenal pilih-pilih dalam berbicara sama orang. Kini berbicara dengan dirinya lagi dan lagi!

Apa ini sebuah kebaikan atau sebuah bahaya yang mulai menyerang.

Dirga menghentikan aktivitas bermain ponselnya. Ia menoleh kearah Dinda yang masih terdiam dalam kebingungan.

"Ayo pulang?".Ajak Dirga menatap wanita yang masih terlihat kebingungan itu

"Kemana?" Tanya Dinda sedikit heran, seraya melihat kiri kanan. Takut aja, dia lagi bicara sama orang lain. Malu yang ada.

"Pulang ke rumah orang tuamu?" Dinda tersenyum kecil

"Bapak mau melamar saya?" pertanyaan yang seharusnya tidak ia tanyakan

Dirga terdiam kesal menatap wajah kepolosan Dinda

"Jangan berharap ya"

"Kalau gitu ngapain harus aku yang...."

"Apa disini ada orang lain selain kita?" Jawab Dirga memotong pembicaraan Dinda.

"Kita?" Dinda tersipu malu menyadari ketampanan Dirga

"Lalu?"

"Ng-nggak",

"Apa semua karyawan di kantor saya seperti anda?" Tanya Dirga menangkap Dinda sedikit lamban

"Bukan.. Maksudnya? Kenapa harus aku?"

Tanya Dinda kembali seraya tersenyum dan mengikuti langkah Dirga dari belakang. Dari kejauhan Dinda melihat Bayu masih berada di kawasan perusahaan. Dinda berlari dan tanpa ragu berhasil menarik lengan lelaki itu. Ia seperti mendapatkan mujizat yang tidak terduga. Selain berbicara berdua ia juga bisa menyentuh CEO di perusahaan itu dengan bebas.

Dan salah satu jalan alternatif untuk menghindari Bayu. Dirga menghentikan langkahnya. Menatap wajah Dinda yang masih di hiasi senyuman. Dinda menyadari tatapan aneh Dirga langsung melepaskan tangannya.

Berdiri di samping laki-laki itu bukan hal yang bagus. Resikonya bisa di kirimin surat peringatan atau... Akh! Memikirkannya saja membuat Dinda merinding.

Dan untung saja karyawan yang lain sudah pada pulang.

"Opttss Sorry Pak Dirga, kebablasan." ucap Dinda menutup kedua bibirnya

Dirga tersenyum walaupun tidak terlalu semringah. Tapi cukup teduh untuk di pandang. Melihat itu pun Dinda ikut tersenyum

"Kamu sudah gila, berani menyentuh saya?"

Senyuman di wajah Dinda langsung menghilang

"Sudah datang?" Tanya Dirga kepada penjaga keamanan di perusahaan itu

"Sudah Pak" Tunjuk ia ke sebuah taxi online

"Silahkan pulang dan bayar ongkos sendiri" Dirga pergi begitu saja

"Pak Dirga bukannya aku pulang sama Bapak ya?"

"Kamu sudah bosan di perusahaan saya, kalau udah silahkan naik" Dinda menggelengkan kepala lalu menghela nafas panjang

Aiiis Sial... ternyata dia kembali ke setelan pabrik!

Gumam Dinda memasuki taxi yang sedang menunggunya.

Satu jam yang lalu, dari lantai atas Dirga melihat Dinda dan Bayu, Dirga menyadari bahwa mereka akan ribut kembali,melihat Dinda kembali masuk ke area perusahaan Dirga tersenyum kecil lalu turun ke lantai dasar dan sebelum menuju ke arah taman belakang tak lupa Dirga menyuruh penjaga perusahaannya untuk memesan taxi online.

Dari kejauhan Dirga melihat raut sedih dari wajah wanita itu, Dirga menghela nafas dan dengan langkah cuek ia mendekati Dinda, ia membiarkan Dinda melepaskan emosinya yang terpendam.

Langit mulai gelap. Seperti biasa rumah Dinda masih sepi. Dan tentu saja meja makan sudah penuh berisi makanan.

Dinda menarik kursi. Ia menuangkan air putih seraya melamun.

"Dek mikirin apa sih?" Tanya Andre ketika melihat air sudah tumpah ruah di atas meja

"Astaga, kakak udah pulang?"

"Apa Bayu masih mengganggu kamu?

"Nggak!"

"Terus mikirin apa? Kalau dia ganggu cerita sama kakak!"

Dinda menatap Andre yang sedang terkekeh "Kak aku sudah besar, aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri?"

"Tetap saja kamu anak kecil di rumah ini." Ucap Andre seraya memasuki kamarnya

Andre pria berusia 27 tahun yang masih dalam kesendirian. Ia bekerja di salah satu perusahaan asing yang bergerak di bidang manufakturing.

Sedangkan Papanya telah menghabiskan setengah dari umurnya bekerja di salah satu rumah sakit swasta. Pak Devan berprofesi sebagai Dokter ahli bedah saraf. Sedangkan Mamanya pecinta Roti. Ia membuka toko Roti tidak jauh dari tempat mereka tinggal.

Dinda merebahkan badannya di ranjang tidurnya, ia menatap langit-langit dengan pikiran yang melanglang buana, entah kenapa wajah Dirga muncul di ingatannya, seulas senyuman manis terhias di bibirnya. Tak berselang lama ponselnya berdering tertulis Bayu disana, Dinda membiarkan panggilan itu sampai mati dengan sendiri.

Begitu juga Dirga ia berdiri di balkon rumahnya, menatap keindahan kota dengan senyuman yang mengambang. Dirga tersenyum bahagia entah apa penyebabnya.

Tidak lama kemudian ia membuka sosial mediannya, ia tersenyum ketika membaca insta story yang baru saja di unggah Dinda Hanya dengan ajakan kecil bisa membuatku tersenyum hebat, terimakasih orang baik sudah menyelamatkan aku hari ini.

Asalkan kalian tahu Dirga adalah stalker terhebat, ia hampir setiap hari mengunjungi sosial media Dinda tentu dengan akun yang berbeda. ternyata bucinnya seindah itu

Sinar matahari membias ruangan melalui celah gorden yang tersingkap. Sunyi, sepi. Tidak ada suara apapun di dalam kamar.

Laki-laki tampan berpakaian lengkap berupa jas dan dasi bersiap-siap untuk memulai aktivitas.

Dirga tinggal di salah satu gedung pencakar langit di tengah-tengah kota. Ia memilih tinggal di salah satu Penthouse karena berbagai alasan.

Salah satunya mencari ketenangan setelah dari hiruk-pikuk aktivitas di siang hari. Penthouse Dirga begitu mewah dan elegan dengan ukuran yang begitu luas.

Memiliki teras pribadi yang biasa ia gunakan untuk menikmati pemandangan dari atas. Begitu juga dengan kolam renang, dan ia juga memiliki akses lift pribadi.

Pagi ini. Mari kita berkeliling di hunian mewah Dirgantara. Lihat, interior yang berkelas dan elegan. Bahkan pencahayaan dan ventilasi yang terlihat lebih baik. Fasilitas mahal tertata rapi di setiap sudut ruangan.

Dirga juga memiliki privasi ekstra. Ia tidak ingin di ganggu oleh penghuni lain atau tamu yang tidak di kenal.Dan lagi-lagi Dirga suka kesendirian entah untuk waktu berapa lama.ia menikmati setiap hari dalam hidupnya, tidak ada kata membosankan dan tinggal di penthouse seluas itu benar-benar membuat ia nyaman.

Terpopuler

Comments

Yustina Rini

Yustina Rini

kiara.merasa rrauma

2021-07-21

1

Yustina Rini

Yustina Rini

Kiara

2021-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!