Dinda Anatasya Wibowo. Sebenarnya ia adalah perempuan dewasa dengan Skill dan mental di atas rata-rata. Buktinya ia bisa bekerja di salah satu perusahaan swasta terbesar di kota ia tingga. Pintar dan tentunya cantik. Namun, setelah jatuh cinta kepada Bayu ia berubah menjadi perempuan masa bodoh bahkan bisa di bilang tipe wanita akhir zaman yang Bucin parah, kebucinannya tidak bisa di tawar lagi.
Ia mementingkan pria itu di atas segala-galanya. Dan menikah dengan pria itu adalah sebuah impian yang ia nanti-nantikan selama beberapa tahun belakangan ini. Semua desas-desus jelek tentang Bayu ia singkirkan untuk hubungan yang lebih baik. dahulu Dinda berpikir tidak ada hubungan yang selalu berjalan mulus,akan selalu menemukan kerikil di setiap perdebatan,bagi Dinda itu tidak masalah asal ia bersama pria itu.
Ya, namanya juga hidup selalu ada pasang surut, naik turun dan sialnya Dinda selalu mendapatkan hidup yang tidak pernah sesuai dengan realita percintaannya.
Setelah hari itu, Dinda hanya mengurung diri di dalam kamar. Ia lupa makan, lupa mandi, lupa akan segalanya meratapi diri seakan dunianya telah hancur. Dan hidupnya seakan ikut berhenti.
Kebahagiaannya seakan hilang. Namun, dukungan keluarga membuat Dinda mulai bangkit. Ia mulai menata diri walaupun masih tertatih.
Setiap hari juga Bayu diam-diam mengunjungi Rumah Dinda. Pria itu selalu menatap ke arah kamar Dinda, berharap wanita itu keluar dan memberikannya kesempatan sekali lagi.
Dua minggu setelah kejadian.
Dinda memutuskan menyudahi cuti kerja.
Hah
Dinda menghela nafas kasar ketika sampai di depan gedung bertingkat itu. Ia membenarkan rambut sebelum melangkah maju. Seakan pertanyaan demi pertanyaan pasti akan di lontarkan dari mulut rekan kerjanya.
Perihal kenapa bisa gagal?
Why?
Apa yang salah?
Kenapa Din?
Kamu di selingkuhi? Kenapa? Apa yang kurang dari kamu?
Memasuki Lobby perusahaan Dinda dan beberapa karyawan menundukkan kepala melihat kedatangan seorang pria yang di segani.
Siapa yang tidak mengenal Direktur sekaligus putra sulung Malik Alkeenan?
Semua makhluk di Alkee group akan menundukkan kepala jika melihat pria gagah itu.
Ada beberapa hal yang harus di hindari.
Pertama karyawan tidak ingin terkena masalah karena mood Direktur utama suka berubah-ubah.
Kedua ada saja hal yang membuat ia menyalahkan karyawan, perihal cara berpakaian atau hal lain.
Dirgantara Malik Alkeenan. Pria berusia 25 tahun. Tipe pria pekerja keras, pintar, tangkas, bijaksana, cool dan tentunya tampan.
Di bawah kepemimpinannya yang rumit. Tidak sekalipun ia mengecewakan spesies makhluk hidup di perusahaannya perihal keuangan. Selalu menomor satukan gaji karyawan walaupun perusahaan sedang krisis pemasukan.
Di usia yang sekarang, tidak sekalipun ia habiskan untuk hal yang tidak berguna.
Pacar?
Ia tak punya!
Langkah kaki Dirga terhenti. Ia Mengerutkan kening ketika melihat Dinda. Bibir sedikit terangkat. Gosip tentang Dinda yang gagal menikah sudah menyebar di seluruh perusahaan.
Presiden Direktur
Tertempel di pintu masuk ruangan Dirga. Ia menghela nafas ketika melihat Pak Malik duduk di kursi kebanggaannya. Pak Malik membolak-balik majalah yang terletak di atas meja. Memikirkan berbagai cara setelah mendapat berita buruk tentang putranya penyuka sesama jenis atau kaum pelangi. Ini bukan satu atau dua kali gosip itu.
"Temukan perempuan, dan menikahlah! "
" Dengan percaya diri kamu menarik investor asing untuk bekerja sama di perusahaan ini bahkan tanpa bantuan Papa. Tetapi gosip ini telah berjalan selama 2 tahun dan kamu hanya jadi penonton." Balasan Dirga hanya tertawa kecil menatap Papanya yang tengah menunjukkan raut wajah kesal.
Dirga tidak ingin menyita waktu dan energi untuk hal lain. Ia menyibukkan diri dengan perjalanan bisnis. Ia tidak peduli gosip buruk tentang dirinya.
Alkee Group perusahaan Startup yang bergerak di bidang Teknologi finansial dan dan baru-baru ini mereka juga meluncurkan perusahaan yang bergerak bidang Properti.
Setelah Pak Malik pergi, Dirga tak ambil pusing. Ia kembali menyibukkan diri dengan peluncuran proyek baru. Omongan Pak Malik hanya masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri.
Meeting pun di mulai.
Dirga melihat beberapa karyawan secara bergantian. Kursi yang biasa kosong kini telah terisi kembali. Matanya menangkap sosok Dinda.
Gadis itu tengah serius di balik layar laptop.
Ini bukan kali pertama Dirga memperhatikan Dinda. Dirga mengenal siapa Bayu. Mereka bertiga sama-sama belajar di Universitas yang sama. Dirga dan Bayu sama-sama di jurusan Bisnis. Sedangkan Dinda berbeda dengan mereka.
Dirga dan Bayu berteman baik. Namun ada beberapa hal yang membuat mereka menjadi asing. Sedangkan Dinda tidak mengenal siapa Dirga. Dinda tidak begitu tertarik dengan teman-teman Bayu.
Rania mencuri pandang, salah satu cara kaum wanita di perusahaan itu untuk menyegarkan mata dengan cara menatap Dirga. Namun ia menangkap Dirga tengah menatap Dinda
" Din, Kamu bikin salah sama dia?"
" Siapa?"
"Pak Dirga?"
"Enggak!"
Rania tersenyum ejek seraya mencolek pinggang Dinda.
" Atau jangan-jangan dia suka sama kamu."
Mendengar itu Dinda terkekeh geli. Hal yang tidak mungkin terjadi. Radit selaku sekretaris menghentikan persentasenya. Begitu juga yang lain langsung menatap sinis ke arah Dinda.
"Din apa kamu sudah hilang akal?"
"Enggak!"
"Apa alasannya karena gagal menikah?"
"Nggak!"
"Kayaknya kejiwaan kamu butuh di cek deh, takutnya seperti yang kita tahu."
Orang-orang di ruangan itu mulai tertawa. Sedangkan Dirga hanya diam menatap layar laptop
"Apaan sih kalian bawa-bawa itu" Bela Rania
Radit langsung menyambar pembicaraan
"Kita semua kan tahu...."
"Kenapa?" Tanya Dinda menatap tajam ke arah pria yang selalu ikut campur urusannya
"Kenapa kalian senang sekali ikut campur urusan orang lain? Saya yang gagal menikah kenapa kalian yang uring-uringan, apa itu juga aib bagi kalian?"
"Nah, Karena emosi kamu ini, makanya calon suami kamu berpaling. " Timpal Delon
"Belajar dong dari Anggun, seanggun namanya" Anggun tersipu malu mendapatkan pujian dari Radit
"Hentikan!" Suruh Dirga seraya memukul meja
Dirga bergantian menatap karyawannya yang masih bisa tersenyum.
"Saya rasa kalian sudah mulai lupa aturan di perusahaan ini" semuanya terdiam
"Saya membayar kalian untuk sebuah pekerjaan bukan untuk hal lain."
"Laporan kalian tidak ada yang benar satu pun." Dirga melempar map itu satu per satu.
"Perbaiki dalam waktu satu jam dan kalian boleh meninggalkan ruangan ini."
Karyawan yang mengikuti rapat beranggotakan sepuluh orang itu langsung terdiam. Mereka dengan sigap langsung menarik kursi meninggalkan ruangan.
"Kecuali kamu Dinda tetap tinggal disini!"
Karyawan yang lain tertegun seraya berbisik. Direktur mereka sedikit berubah. Tidak seperti biasa, dia adalah manusia yang masa bodoh terhadap orang lain. Apalagi itu menyangkut kaum hawa dan di tambah masalah percintaan.
"Silahkan tambah cuti liburmu."
Dinda menatap Dirga, seakan ikut mengejeknya
"Terimakasih Pak Dirga, tapi saya baik-baik aja"
"Saya permisi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Yustina Rini
Lnjut
2021-07-21
1