Chapter 4 Cinta pertamaku [Pio]

Sinar mentari mulai menembus gorden jendelaku secara perlahan, kamarku yang sejak malam sangat dingin kini mulai menjadi hangat.

Kutarik selimut untuk menutupi wajahku dari cahaya yang sudah mulai merayap kearahku. Hingga ku teringat sesuatu.

“HARI INI ORIENTASI SEKOLAH!!”

Kubuang jauh – jauh selimut yang sudah melindungiku sejak tadi malam dan lekas melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, sedangkan dijadwal para siswa harus berkumpul disekolah pada jam 7.

“30 menit?!”

Ku berlari bergegas menuju kamar mandi dilantai bawah sambil berteriak saat melewati kamar kakak,

“KENAPA KAKAK TIDAK MEMBANGUNKANKU?!”

Namun tak ada jawaban sama sekali,

“Mungkin kakak masih tidur, hari ini kelas 2 dan 3 kan libur”

Sesudah mandi ku langsung memakai seragam dan membawa tasku,

“Duh.. enggk ada waktu buat bikin sarapan.”

Namun saat ku berlari melewati dapur kulihat sebuah kotak dengan surat di atas meja makan. Setelah melihat itu aku langsung membaca surat tersebut,

Ini bekal untukmu Pio!

Dibalik surat itu masih ada pesan namun aku tak punya waktu untuk membacanya jadi tanpa banyak berfikir ku ambil bekal itu dan langsung berangkat kesekolah.

“Semoga tidak ada yang tertinggal, untung saja tadi malam aku sempat chatingan dengan Lia untuk mempersiapkan barang – barang yang harus dibawa untuk hari ini.”

Saat terburu – buru berangkat aku sampai teringat sesuatu, iya itu adalah kejadian minggu lalu dikamarku,

Seminggu yang lalu,

“Aneh banget, sekarang sudah agak siang kenapa

jam di kamarku tetap menunjukkan pukul 6 : 30.”

Setelah itu kucoba memanggil kakak untuk memeriksanya,

“Ah ini baterainya habis harus di ganti yang baru, Pio. Besok akan kakak belikan ya.”

Akhir dari flashback,

“Besok akan kakak belikan? Tunggu dulu! Sampai sekarang dia masih belum menggantinya!”

Kuterus berlari sambil fokus mencari – cari HP di tasku untuk melihat jam , sampai akhirnya terlihat gerbang sekolahnya.

Dari kejauhan petugas penjaga gerbang sudah mulai menutup gerbang,

“Kalau begini terus aku bisa terlambat.”

Jarak 100 meter, namun gerbang sudah mulai tertutup jika seperti ini terus aku bisa terlambat, dengan segala kekuatan yang kumiliki kuberlari dengan kencang tanpa melihat kekanan maupun kekiri.

Tujuanku hanya satu, yaitu bisa masuk ke gerbang sebelum tertutup.

Kukerahkan segala kekuatan yang tersisa untuk berlari, suara angin kuat masuk dan melewati telingaku, tatapanku fokus tertuju pada hal didepanku, posisi badan sempurna.

“PASTI BISAA!!!”

Ku berlari terlalu kencang sampai tidak sengaja menutup mataku, saat ku buka kedua mataku aku sudah berada di dalam sekolah.

“Huft akhirnya berhasil juga.”

“Anu....Nona?” suara laki – laki paruh baya sedang memanggilkan ku coba untuk membalikkan badan ternyata beliau adalah penjaga gerbang di depan tadi.

“Ada apa pak? Aku tidak terlambat kan?” tanyaku

“Emm bagaimana bilangnya ya?” pria itu menggelengkan kepalanya dan menunjuk papan nama sekolah di atas gerbang,

SMP Lili.

“SMP?!” ku lihat ke kanan dan kekiri ternyata ini adalah SMP ku dulu, sekarang aku sudah SMA mungkin karena sudah terbiasa kesini jadi aku secara tidak sadar berlari ke arah yang salah saat mencari HP tadi.

Banyak orang melihat ke arahku, menatap dengan penuh kebingungan. Dengan perasaan malu tegangan tinggi ku ambil topi di dalam tas ku dan memakainya dengan rapat untuk menutupi wajahku yang sudah sangat memerah, sambil berbisik pada penjaga gerbang itu.

“P-Pak? Bisa tolong antar aku keluar?”

Ku berjalan menunduk dan tak berani mengangkat wajahku, dan kubiarkan pria itu mengantarku ke gerbang sekolah.

Dan tentu saja saat Pio menuju SMA lotus gerbangnya sudah tertutup rapat dan tidak memperbolehkan siapapun masuk.

Ku berdiam diri menatap gerbang yang tingginya 3 kali lipat dari ukuran tubuhku dan sudah terkunci itu, mustahil untuk memanjatnya, tidak ada pilihan lain selain kembali pulang.

Dengan penuh kesedihan ku berbalik berjalan menuju rumah, air mataku tak bisa berhenti menetes dan terus membasahi kedua pipiku namun tiba – tiba ada suara yang menghentikan langkahku

“Tunggu dulu! Kau murid baru disana!”

Ku berbalik melihat asal sumber suara, ternyata suara itu berasal dari laki – laki bertubuh besar dengan wajah dan

tangan penuh jahitan besar, matanya sangat menakutkan, ia bagaikan mafia nyata sedang menatapku dengan tajam.

Ia memakai dasi berwarna merah artinya ia adalah murid kelas 2

Catatan : - Tingkatan dari warna dasi dimulai dari kelas 1

                - Berwarna Hijau lalu Merah dan terakhir Ungu

“Ma-maaf kak! Saya akan segera pulang! Maaf karena saya terlambat!”

“Tunggu dulu! Coba kemari sebentar!”

Ku ikuti perintah darinya dengan penuh ketakutan bahkan tangan dan kakiku tidak bisa berhenti bergetar, semakin ku mendekatinya wajah sangarnya membuatku semakin takut.

“Siapa namamu?”

“Pi-pio kak!” jawabku sambil sambil menatap ke arah bawah,

“Kenapa kau menangis apa hal itu karena kau terlambat?”

Kututupi wajah dengan kedua tanganku yang sudah dibasahi oleh air mata lalu mengangguk kecil

“Begitu ya.”

Kucoba untuk mengintipnya dari celah – celah jariku dan ternyata dia sudah menghilang dari hadapanku,

Apa dia sudah pergi?

Saat ku berfikir seperti itu tiba – tiba tubuhku terangkat menjadi tinggi.

“Hah?! Kenapa bisa?”

Saat kuberbalik menatap kebelakangku, semua rasa cemas, takut, dan sedih langsung hilang seketika, terpaan angin sejuk menyambutku dengan lembut, pemandangan dari ketinggian ini tidak pernah ku dapatkan, dan ternyata semua ini dikarenakan kakak mafia tadi yang mengangkatku dari belakang.

“Bagaimana? Apa kau bisa meraih gerbangnya sekarang?” tanya nya dengan lembut ke arahku

“I-Iya kak aku bisa!” jawabku dengan penuh gembira

Dalam waktu sekejap pandanganku terhadap kakak itu langsung berubah, ia sudah tidak terlihat menyeramkan dimataku, ia begitu baik, hangat dan mengingatkanku pada kak Sio

Aku pun meraih gerbang dan duduk diatasnya, ku lihat ke bawah sangat tinggi

Bagaimana caraku untuk turun?

“Tunggu dulu di atas sana!”

Saat ku alihkan pandanganku pada kakak lagi, tiba – tiba ia sudah berada di sampingku melompati gerbang dengan menggunakan satu tangan, saat dari dekat seperti ini ternyata dia cukup tampan jika saja bekas jahitan di wajahnya itu tidak ada.

Saat aku sadar ia sudah berada di dalam sekolah dan mengankat kedua tangannya kearahku

“Lompatlah akan aku tangkap kau dari sini.”

“Tapi kak....”

“Sudahlah, aku janji akan menangkapmu apapun yang terjadi.”

Kusempat rahu namun tiba – tiba keraguanku menghilang saat melihatnya tersenyum lembut sambil bersiap menangkapku dibawah sana.

Tanpa berfikir lebih dalam lagi ku langsung melompat ke arahnya.

Dan akhirnya tepat sepert janjinya ia menangkapku dengan sempurna mengangkatku dan berputar – putar seperti membawa sebuah bayi dengan tersenyum bahagia, biasanya aku akan marah jika diperlakukan seperti anak kecil tapi entah mengapa saat melihatnya tersenyum bahagia membuatku ikut bahagia sampai tertawa di dalam genggamannya.

Setelah beberapa saat kemudian ia langsung menurunkanku sambil meminta maaf,

“Tidak apa – apa kak! Aku senang kok, terima kasih banyak kak!” ucapku sambil melambaikan tangan perpisahan dengannya,

Saat ku berjalan menjauh darinya tiba – tiba ia meraih tanganku dan langsung berjalan didepanku,

“Mau kemana kamu? Kamu akan tersesat jika sendirian, dan juga jangan lupa kalau kau itu sudah terlambat.” Katanya sambil menggandeng tangan kecilku

Sementara aku diam tersipu malu saat berjalan bersamanya, entah mengapa jantungku berdetak dengan kencang dan aku sulit untuk menatap wajahnya, perasaan takut ku tadi kini berubah menjadi perasaan nyaman saat bersamanya.

Ia pun mengantarkan ku ke sebuah aula besar dan dijaga oleh beberapa guru didepan pintu masuknya.

“Selamat pagi pak!”

“Iya selamat pagi, Rian. Kenapa dengan murid itu? Jangan – jangan dia terlambat?” tanya guru itu sambil menatapku dengan serius

Gawat, apa yang terjadi jika aku ketahuan terlambat, ini adalah sekolah elite tidak mungkin akan membiarkan dengan mudah siswa yang terlambat. Apa sebaiknya aku jujur saja? Tapi kalau aku jujur bisa – bisa aku mendapatkan hukuman dan mungkin hal ini dapat merepotkan kakak, padahal aku sudah berjanji pada diriku sendiri agar tidak boleh merepotkan kakak lagi.

“Tadi dia tersesat mencari toilet jadi saya yang mengantarnya kesini pak.”

“Oh begitu, ya sudah cepat masuk acara sekarang sambutan dari ketua Osis apa kau tidak apa – apa aku serahkan anak itu padamu,Rian?”

“Serahkan pada saya saja pak!”

Akhirnya kami berhasil masuk ke aula dengan sukses. Kak Rian hanya tersenyum ke arahku dan memanduku ke arah tempat duduk kosong dibelakang dan ia pun ikut duduk disampingku.

Ternyata namanya kak Rian ya, dia sudah menyelamatkanku dua kali, dia kelas 2 apa mungkin satu kelas dengan kakak ya?

Saat berada di dalam aula perhatianku hanya tertuju pada kak Rian, kami berdua juga mengobrol cukup banyak. Tak terasa acara di aula sudah selesai.

Karena acara selanjutnya adalah jam bebas Kak Rian membawaku berkeliling sekolah, banyak hal yang ada disekolah ini, seperti taman, lapangan basket, lapangan sepak bola, gedung kelas 3 tingkat, kantin, perpustakaan, kami terus berkeliling sambil ngobrol dan bercanda bersama – sama sampai pada akhirnya Kak Rian terhenti dan melihat ke arah ruangan lantai atas yang tertutup gorden.

“Ruangan apa itu kak kenapa tertutup seperti itu?”

Kak Rian terlihat cukup serius menatap ruangan itu sampai beberapa detik,

“Oh maaf, tadi kamu tanya apa, Pio?”

“Anu.....itu ruangan apa kak diatas sana? Kok tertutup begitu?”

“Oh itu adalah Ruang Osis, mungkin semua sedang keluar jadi ditutup seperti itu.” Jawab Kak Rian sambil melihat

kesekitar lalu tiba – tiba mengangguk kecil ke arah ruangan itu

“Baiklah karena sudah berjalan cukup lama mari kita duduk disana, Pio!” ia menunjuk tempat duduk yang tidak jauh dari posisi kami saat ini.

Saat duduk Kak Rian pergi membeli minuman terlebih dahulu, dari jauh terlihat Kak Rian begitu waspada dengan keadaan sekitar, entah apa yang dia awasi sepertinya aku tidak boleh terlalu ikut campur urusannya ya.

Ia meninggalkanku dengan memakaikan sebuah earphone ke telingaku dan ia memutarkan lagu yang katanya ia sukai. Ia menyuruhku untuk mendengarkannya sambil membaca daftar ekskul yang ada dibrosur sampai ia kembali.

Ekskul adalah kegiatan paling membosankan yang kutahu, sejak SMP aku masuk Ekskul perpustakaan karena tugasnya paling mudah dan memasuki ekskul sangat diwajibkan,

Semoga ada ekskul yang menarik disini,

Semua ekskul terlihat sangat membosankan, ekskul lari, sepak bola, musik, penelitian. Tidak ada yang membuatku tertarik sampai pada akhirnya aku membaca di bagian paling bawah brosur, ada ekskul baru yang akan dibuat pada tahun ini, dan itu adalah.

“Ekskul merawat hewan?!”

Tanpa memikirkan kensekwuensi lainnya langsung kubulatkan tekadku untuk masuk ekskul ini, dari dulu aku sangat mencintai hewan – hewan, aku sangat mendambakan hidup di antara hewan – hewan yang begitu menggemaskan itu, ingin ku memelihara beberapa hewan namun tidak bisa karena Kak Sio sangat takut terhadap hewan, kesukaan kami begitu bertolak belakang.

Selagi ada kesempatan aku harus mengambilnya.

Setelah itu Kak Rian kembali dengan membawa minuman kaleng, kucoba untuk bertanya terntang ekskul tersebut kepadanya.

“Oh ekskul itu? Itu adalah ekskul pertama yang dibentuk oleh Osis sih.”

“Osis ya?” aku pun berfikir sekolah Elite seperti ini pasti yang memimpin bukanlah orang biasa, hingga akhirnya aku ber ekspetasi tinggi tentang osis di SMA lotus ini

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami untuk berkeliling sekolah sampai waktu orientasi hari pertama selesai.

Malam hari dirumah Pio dan Sio,

Saat makan bersama aku menonton TV sambil menikmati makanan yang sudah disiapkan oleh kakak lalu aku bertanya padanya,

“Kak?”

“Hemm?”

“Apa kakak pernah merasakan jantung kakak berdetak lebih kencang, sulit untuk bicara, namun tidak merasakan sakit malahan terasa sangat bahagia, begitu?”

*Bruak

Tiba – tiba kakak menghilang dan kursinya terjatuh kelantai

“Kakak?”

Dari ruang makan terdengar kakak sedang berbicara didepan,

“Halo? Apakah benar ini dengan rumah sakit? Ini darurat tolong kirimkan Ambulan segera mungkin! Alamatnya –“

“AAAAAAAaaaaa......KAKAK!!!” secara reflek aku langsung berteriak dan merebut telpon yang ia pegang dan langsung meminta maaf pada orang yang ditelepon itu.

*Catatan : Sio belum pernah merasakan yang namanya cinta jadi ia tidak paham dengan maksud adiknya begitu juga dengan adiknya yang tidak tau apa yang sedang ia alami

Terpopuler

Comments

Bunga Kering

Bunga Kering

sebagai guru SMA, aku jd bisa bayangin anak2 ikut ospek

2022-03-22

1

nieta chandra

nieta chandra

menarik juga lho👍👍👍

2022-03-11

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

lanjut kak

2020-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Malaikatku [Sio]
2 Chapter 2 Pahlawanku [Pio]
3 Chapter 3 Orientasi [Sio]
4 Chapter 4 Cinta pertamaku [Pio]
5 Chapter 5 Taman Bunga [Silia]
6 Chapter 6 Horoskop [Sio]
7 Chapter 7 Bekal [Pio]
8 Chapter 8 Takdir [Mio]
9 Chapter 9 Pada Awalnya [Mio]
10 Chapter 10 Arcana [Sio]
11 Chapter 11 Partner Terbaik [Sio]
12 Chapter 12 Masa Lalu [Sio]
13 Chapter 13 Dibalik Kebahagiaan [Sio]
14 Chapter 14 Pengulangan [Sio]
15 Chapter 15 Luka yang Takkan Sembuh [Sio]
16 Chapter 16 Penantian [Sio]
17 Chapter 17 Setipis Kertas Sekuat Baja [Pio]
18 Chapter 18 Lebih Lembut dari Kaca [Pio]
19 Chapter 19 Bukan salahku hanya saja takdir suka mempermainkanku [Pio]
20 Chapter 20 Hi, Rena! [Pio]
21 [Update]
22 [Spinoff] Part 1 - Good bye, I love u
23 Part 2 - Makna Kehidupanku
24 Part 3 - Arti dari ketiadaan
25 Part 4 - Disaster
26 Part 5 - Myu & Eva
27 Part 6 - Perpisahan
28 Part 7 - Ancaman
29 Part 8 - Pertemuan
30 Part 9 - Masa Lalu
31 Part 10 - Pengkhianatan
32 Part 11 - Pengakuan
33 Part 12 - Keputusasaan
34 Final Part Season 1 - Pahlawan
35 Chapter 21 - A for Anjay
36 Chapter 22 - Pengurus Osis SMA Lotus generasi ke - 7
37 Chapter 23- Di medan perang semua dihalalkan
38 Chapter 24 - Event sekejap mata
39 Chapter 25 - Kemenangan Manis, Munculnya masalah baru.
40 Chapter 26 - Kecerobohan diatas rata - rata [Pio]
41 Chapter 27 - Mama datang!! [Sio]
42 Chapter 28 - Bye - Bye Pio
43 Chapter 29 - wafadnya mental dan jiwa [Pio]
44 Chapter 30 - Debut Femes [Pio]
45 Chapter 31 - Semanis Ayam Selembut Aspal [Pio]
46 Chapter 32 - Hal goblok yang disebut Cinta [Pio]
47 Chapter 33 - Kenangan manis yang tak pernah ada [Pio]
48 Chapter 34 - Si Cantik yang tak terhentikan [Pio]
49 Chapter 35 - Apa itu Sistem Point?
50 Chapter 36 - Si Lemah yang Takterkalahkan [Pio]
51 Chapter 37 - Tukang bolos yang direstui dan diberkati [Sio]
52 Chapter 38 - Lebih cantik dan feminim dari wanita [Sio]
53 Chapter 39 - Bertambah 1 orang aneh tidak akan merubah fakta apapun
54 Chapter 40 - Bendera kehancuran kelas 1 - D [Sio]
55 Chapter 41 - Penghabisan dalam keterpurukan [Pio]
56 Chapter 42 - Kekuatan kelas 2
57 Chapter 43 - Yang Diremehkan
58 Chapter 44 - ParaPio Experience
59 Chapter 45 - Liburan pertama [Pio]
60 Chapter 46 - Si Cantik bertubuh Gadis Kecil [Pio]
61 Chapter 47 - Dibalik bayangan [Pio]
62 Chapter 48 - Kelas 1 D [Pio]
63 Chapter 49 - Berbanding terbalik [Silia]
64 Chapter 50 - Berawal dari Ketiadaan [Sio]
65 Chapter 51 - Bukan lagi kita [Sio]
66 Chapter 52 - Kuncup bunga yang kubur
67 Ended
68 The End?
69 Extra Chapter 1 : Namaku bukan Feri
70 Extra Chapter Spio part 1 : budak maholo
71 Extra Chapter SPio part 2 : Hidup bahagia sampai esok tiba
72 Blossom With You Season 2 [Sio]
73 Season 2 Episode 1 - Selamat Pagi Dunia!
74 Season 2 Episode 2 - Nyawa pertama
75 Season 2 Episode 3 - Kembalinya Dion
76 Season 2 Episode 4 - Mangsa dan Perburuan
77 Season 2 Episode 5 - Pertemuan singkat
78 Season 2 Episode 6 - Pilihan Sio
79 Season 2 Episode 7 Sio VS Dion
80 Season 2 Episode 8 Sio Vs Dion Part 2
81 Season 2 Episode 9 - Dosa yang tak pernah pudar (Sio)
82 Komunitas Single Liberal Vs Natal - Edisi spesial natal
83 Season 2 Episode 10 - Ketua Osis Baru [Pio]
84 Prolog Sio : Tak ada musuh kuat dalam pikiran kuat
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1 : Malaikatku [Sio]
2
Chapter 2 Pahlawanku [Pio]
3
Chapter 3 Orientasi [Sio]
4
Chapter 4 Cinta pertamaku [Pio]
5
Chapter 5 Taman Bunga [Silia]
6
Chapter 6 Horoskop [Sio]
7
Chapter 7 Bekal [Pio]
8
Chapter 8 Takdir [Mio]
9
Chapter 9 Pada Awalnya [Mio]
10
Chapter 10 Arcana [Sio]
11
Chapter 11 Partner Terbaik [Sio]
12
Chapter 12 Masa Lalu [Sio]
13
Chapter 13 Dibalik Kebahagiaan [Sio]
14
Chapter 14 Pengulangan [Sio]
15
Chapter 15 Luka yang Takkan Sembuh [Sio]
16
Chapter 16 Penantian [Sio]
17
Chapter 17 Setipis Kertas Sekuat Baja [Pio]
18
Chapter 18 Lebih Lembut dari Kaca [Pio]
19
Chapter 19 Bukan salahku hanya saja takdir suka mempermainkanku [Pio]
20
Chapter 20 Hi, Rena! [Pio]
21
[Update]
22
[Spinoff] Part 1 - Good bye, I love u
23
Part 2 - Makna Kehidupanku
24
Part 3 - Arti dari ketiadaan
25
Part 4 - Disaster
26
Part 5 - Myu & Eva
27
Part 6 - Perpisahan
28
Part 7 - Ancaman
29
Part 8 - Pertemuan
30
Part 9 - Masa Lalu
31
Part 10 - Pengkhianatan
32
Part 11 - Pengakuan
33
Part 12 - Keputusasaan
34
Final Part Season 1 - Pahlawan
35
Chapter 21 - A for Anjay
36
Chapter 22 - Pengurus Osis SMA Lotus generasi ke - 7
37
Chapter 23- Di medan perang semua dihalalkan
38
Chapter 24 - Event sekejap mata
39
Chapter 25 - Kemenangan Manis, Munculnya masalah baru.
40
Chapter 26 - Kecerobohan diatas rata - rata [Pio]
41
Chapter 27 - Mama datang!! [Sio]
42
Chapter 28 - Bye - Bye Pio
43
Chapter 29 - wafadnya mental dan jiwa [Pio]
44
Chapter 30 - Debut Femes [Pio]
45
Chapter 31 - Semanis Ayam Selembut Aspal [Pio]
46
Chapter 32 - Hal goblok yang disebut Cinta [Pio]
47
Chapter 33 - Kenangan manis yang tak pernah ada [Pio]
48
Chapter 34 - Si Cantik yang tak terhentikan [Pio]
49
Chapter 35 - Apa itu Sistem Point?
50
Chapter 36 - Si Lemah yang Takterkalahkan [Pio]
51
Chapter 37 - Tukang bolos yang direstui dan diberkati [Sio]
52
Chapter 38 - Lebih cantik dan feminim dari wanita [Sio]
53
Chapter 39 - Bertambah 1 orang aneh tidak akan merubah fakta apapun
54
Chapter 40 - Bendera kehancuran kelas 1 - D [Sio]
55
Chapter 41 - Penghabisan dalam keterpurukan [Pio]
56
Chapter 42 - Kekuatan kelas 2
57
Chapter 43 - Yang Diremehkan
58
Chapter 44 - ParaPio Experience
59
Chapter 45 - Liburan pertama [Pio]
60
Chapter 46 - Si Cantik bertubuh Gadis Kecil [Pio]
61
Chapter 47 - Dibalik bayangan [Pio]
62
Chapter 48 - Kelas 1 D [Pio]
63
Chapter 49 - Berbanding terbalik [Silia]
64
Chapter 50 - Berawal dari Ketiadaan [Sio]
65
Chapter 51 - Bukan lagi kita [Sio]
66
Chapter 52 - Kuncup bunga yang kubur
67
Ended
68
The End?
69
Extra Chapter 1 : Namaku bukan Feri
70
Extra Chapter Spio part 1 : budak maholo
71
Extra Chapter SPio part 2 : Hidup bahagia sampai esok tiba
72
Blossom With You Season 2 [Sio]
73
Season 2 Episode 1 - Selamat Pagi Dunia!
74
Season 2 Episode 2 - Nyawa pertama
75
Season 2 Episode 3 - Kembalinya Dion
76
Season 2 Episode 4 - Mangsa dan Perburuan
77
Season 2 Episode 5 - Pertemuan singkat
78
Season 2 Episode 6 - Pilihan Sio
79
Season 2 Episode 7 Sio VS Dion
80
Season 2 Episode 8 Sio Vs Dion Part 2
81
Season 2 Episode 9 - Dosa yang tak pernah pudar (Sio)
82
Komunitas Single Liberal Vs Natal - Edisi spesial natal
83
Season 2 Episode 10 - Ketua Osis Baru [Pio]
84
Prolog Sio : Tak ada musuh kuat dalam pikiran kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!