Blossom With You

Blossom With You

Chapter 1 : Malaikatku [Sio]

Sebelum memulai cerita ini Saya sebagai Author ingin mengingatkan sesuatu kepada para pembaca tercinta :

Biarkan ikan berenang dilaut,biarkan burung terbang dilangit, biarkan cacing menggeliat di dalam tanah, itu

adalah dunia milik mereka, takkan ada hari dimana semua itu akan bergabung dengan dunia kita. biarkan sebuah cerita berakhir menjadi cerita, biarkan hidupmu mengalir seperti yang kau pilih, jangan pernah menggabungkan hal - hal dalam cerita fiksi dalam kehidupan kalian karna kedua hal itu adalah sesuatu yang tak sesuai.jika ikan dipaksa hidup didarat tanpa air ia akan mati sama hal nya hidup kita, jika dicampur oleh suatu karya fiksi maka hanya kehancuran yang ada. nikmati sebagai hiburan bukan contoh suatu kehidupan, ambil sisi positif untuk dijadikan landasan bukan sebagai alasan dalam tindakan. Stay Read And Happy!

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku adalah Sio seorang anak SMA kelas 1, lelaki dengan tampang tampan rupawan, tinggi, cool, tidak sombong, berhati lembut selembut uang 100 ribuan, membenci hal – hal berbau kasar sekasar uang 500 perak. Walau hidupku dipenuhi oleh kejaran dan jeritan wanita tapi aku tak pernah sakalipun berfikiran untuk menghabiskan waktuku untuk melayani mereka semua karena aku punya target yang harus ku capai di tahun pertama SMA ini. Tapi ini bukanlah cerita tentang anak populer dengan puluhan wanita yang mendekatinya tapi tidak ada satupun yang menjadi kekasihnya sampai tamat, ini adalah kisah tentangku dan malaikatku dalam melewati rintangan bersama – sama.

Pada suatu ketika aku menemukan surat di dalam tasku, dalam surat itu tertulis setelah selesai aku harus pergi ke taman dihalaman belakang sekolah.

“Haaah.” Ku hela nafas panjang

Mungkin jika orang lain yang mendapatkan surat seperti ini pasti akan senang bahagia gunda gundala,  tapi tapi tapi bagiku hal ini adalah kebalikannya dan juga

(Kenapa bisa ada didalam tasku? Kapan dia memasukkannya? Toh aku selalu disisi tas ini sampai kapanpun dan tidak pernah lengah.)

Saat semua urusanku selesai,

(Ahh percuma mikir ini itu setidaknya pergi dan pastikan saja)

Diantara bunga – bunga mawar yang indah, dibawah pohon besar terlihat sosok wanita cantik melihatku dengan serius sambil menyembunyikan kedua tangan dibelakangnya, mata birunya yang mempesona, rambut panjang hitam lurus serta bando berwarna pink dengan pita kecil yang terselip di antara rambutnya yang indah membuatku yakin, dia adalah Silia teman sekelasku.

“Si- Sio! Sebenarnya aku menyukaimu, mau kah kau menjadi pacarku?”

pengakuan cinta tak pernah lepas dalam kehidupan, namun karena aku adalah sosok yang di percaya baik sebaik malaikat dilangit tidak pernah ingkar janji serta ber aura pemimpin dan dapat dipercaya mereka pasti berfikir pasti mudah meluluhkan hati orang yang baik itu dan orang sebaik itu tidak mungkin punya kekuatan untuk menolak permintaan dari orang lain apalagi dengan wanita.

Tapi hal itu salah!

Dengan lembut ku elus rambut panjangnya sambil tersenyum lembut dan berkata.

“Maaf, aku tidak bisa, aku sudah memiliki malaikat dihatiku. Jadi jangan bersedih ya, aku yakin wanita secantik dirimu akan mendapatkan orang yang lebih baik dariku.”

Dibalik wajahnya yang menunduk tertutupi rambut itu terlihat tetes demi tetesan air mata membasahi tanah,

Dengan sigap aku melepas jaket favoritku dan ku tutupi wajanya dengan jaketku sambil melirik kanan kiri

“Disini tidak ada orang, aku akan meminjamkan punggungku untukmu untuk menghargai keberanianmu sekaligus bentuk permintaan maafku. Aku akan disini menemanimu sampai kamu puas lalu kita bisa kembali ke keadaan seperti semula.”

Aku pun berbalik dan membiarkannya menangis serta mendengarkan curahan hatinya.

“Aku sudah berusaha padahal!”

“Aku selalu melihatmu setiap saat aku selalu berharap bisa menjadi orang spesial bagimu aku ingin selalu bersamamu!”

Untuk sekarang aku hanya perlu diam dan mendengarkan setiap curahan hatinya keluar semua tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak diperlukan

“Aku suka dengan mata mu, caramu duduk, cara mu menulis, cara mu berbicara, caramu berjalan, cara mu bersih – bersih, cara mu memasak, cara mu tidur, saat kamu memakai piyama ataupun memakai kaos biru kesayanganmu itu aku bener – bener suka semua darimu!“

(Tunggu dulu kenapa lama – lama jadi aneh ya?)

“Aku selalu mengoleksi semua foto tentang dirimu saat kamu belajar di kamar – “

(Ini mah sudah pasti stalker! haruskah ku telpon polisi sekarang?)

Setelah bertahan menahan fakta mengejutkan sekaligus menyeramkan itu akhirnya Silia mulai tenang,

“Kenapa kamu mau menemaniku seperti ini?”

“Hmm….setidaknya biarkan aku bertanggung jawab, yang membuat mu sedih juga aku.”

“Aku iri pada malaikatmu Sio. Dia pasti bahagia memilikimu.”

Aku dengan senyum kecut bergumam dalam hati

(Aku harap bisa seperti itu.)

“Bagaimana denganmu? Apa sudah mendingan? Aku antar pulang ya sudah sore ini.”

“Ah, tidak usah aku sudah merepotkanmu dari tadi. Ngomong – ngomong terima kasih ya Sio, sampai jumpa besok! ”

Dengan cepat ia melesat pergi sampai aku tak sempat membalas ucapannya,

“Haaaah.” Kuhela nafas panjang sambil memandang langit

"Aku melakukannya lagi, lagi – lagi aku membuat wanita menangis." Terdengar suara laki – laki berasal  di atas pohon tepat di atasku

“Pasti itukan yang kau pikir, tuan perfect?”

“Fero, sudah kubilang jangan se enaknya membaca pikiran orang lain kok. lagian apa yang kamu lakukan diatas sana?”

Iyap, dia adalah Fero sahabatku sejak SMP yang mengetahui sifat asliku. Sifat yang hanya kutunjukkan saat di rumah saja, dan tidak pernah ku perlihatkan didepan umum apalagi dikawasan sekolah karena itu sangat berbahaya bagi kesehatan mentalku jika sampai informasi itu bocor ke muka publik.

“Apa tidak capek menjadi orang perfect seperti itu?”

“TIDAK! Semua ini demi malaikatku!” dengan bangga dan lantang kukatakan padanya

“Hmmm, memangnya kamu yakin berdiam diri disini terus?”

Ku periksa jam tangan pink ditangan kiriku sudah pukul 4:50 sedangkan perjanjiannya tidak boleh pulang telat melebihi jam 5 sore, dengan jarak sekolah ke rumah mungkin akan memakan waktu 10 menit an kalau berjalan tapi kalau berlari -

“Dasar bodoh! kenapa tidak bilang dari tadi! AKU DATANG MALAIKATKU! ~~~  ”

Dengan semua stamina yang kumiliki, ku menerjang setiap rintangan dan godaan penjual makanan sambil meneteskan air liur.

“HIYAAAH!!!”

Ayam goreng! Ayam goreng!

Tidak! Tidak! Tidak! Aku harus menahannya

Kue – kue manis!

Tidak boleh boros! Bentar lagi masuk tanggal Tua!

Sate – sate!

Kenapa sekarang muncul dulu – dulunya saat dibutuhkan tidak pernah muncul!

Pizza!

Arrrghh! Banyak sekali godaan astaga aku tidak boleh lengah sedikitpun dilarang khilaf demi malaikatku

Jus stroberi, jeruk, mangga, pisang, singkong, bayam, terasi ,glukosa, NaCL, Sianida semua toko berjajar didepanku tapi dengan samangat juang tinggi layaknya prajurit yang hendak menjemput kemenangan aku berfokus menemui malaikatku tepat waktu.

“PASTI BISAAAAAAAA~AAAAA”

Setelah itu,

“Fiuh, akhirnya sampai juga dirumah tepat waktu.” Ku lap keringat di wajahku dengan tangan yang sudah penuh dengan kantong berisikan makanan.

Dengan wajah penuh kebahagian didepanku nampak sebuah malaikat mungil imut nan menggemaskan dengan pipinya yang tembem, matanya yang besar dan indah, rambut silver pendek yang lembut bagai kapas dengan pita merah menunduk di kepalanya seakan memberitau bahwa dia sedang sedih. Berdiri tepat di depan pintu seperti menungguku pulang.

Dengan wajah penuh kesepian perlahan ia menatapku layaknya tatapan anak kucing yang terlantar yang butuh kasih sayang, mata besarnya mulai berkaca – kaca saat melihatku sepenuhnya

“Ada apa Pio?! Siapa yang membuatmu seperti ini?! Biar kakak lawan!”

Ia pun memalingkan wajahnya menunduk menahan air matanya sambil menarik – narik kaos yang dipakainya kebawah. Apakah dia mencoba menyembunyikan rasa malunya?

“Ka-Kakak dari mana aja, adik kesepian dirumah sendirian.”

Ugh….. seketika dadaku serasa tertusuk oleh sesuatu yang tajam, yang jelas itu bukan panah pedang maupun kematian, tapi rasa bersalah sekaligus keimutannya sudah cukup membuat dadaku sakit.

“Maafkan kakak, kakak telah khilaf. Kakak akan berjanji tidak akan khilaf lagi dan selalu bersamamu.”

Wajahnya mulai terangkat dan berlari sambil menangis membuka lebar tangannya seakan meminta pelukan dariku

“Kakak!~”

Akupun melepaskan kantong berisi makanan dan langsung berlari dengan tangan terbuka lebar mengarah padanya

“Pio!~”

“Kakak!~”

“Pio!~”

Pio pun meloncat kearahku dengan manjanya sampai mata kami sejajar. Disaat itulah aku menyadari sesuatu yang janggal,

“AaaaaaAAAAAAA!” Pio menerkam kepalaku dan terus menggunyahnya

“Pi-Pio berhenti,

kakakmu kesakitan ini.” Kucoba melepasnya dari kepala ku namun gigitannya semakin kuat hingga ada sesuatu yang mengalir dari kepalaku.

“Darah! Pio Kakakmu berdarah! Tolong berhenti! Iya  - iya aku salah aku minta maaf!”aku pun mencoba melepaskan kepalanya dengan kedua tanganku

Tapi entah mengapa,

Pio Tiba – tiba melepaskan gigitannya dan pergi menjauh dari ku dengan langkah mungilnya

“Pio? Kenapa Pio marah pada kakak? Apa karena kakak terlambat?”

“Terserah kakak! Adik enggk mau tau lagi soal kakak pokoknya! Adik benci kakak!” Pio pun pergi meninggalkan ku terbaring dengan keadaan terkena luka fatal pada jiwa dan raga dari adik kesayangannya.

Setelah itu aku lihat jam tangan pink ku menunjukkan pukul 4:50 ,tidak berubah

(oh iya, ini kan jam tangan sudah rusak.)

Kucoba melihat jam dinding di atas pintu, disana menunjukkan pukul 4 sore

(Loh? Jam 4? Artinya aku tidak melanggar peraturan, terus kenapa Pio marah? Wanita sungguh membingungkan.)

Pio menuju ruang keluarga menonton idol Lio favoritnya di TV, aku pun terkejut. Tapi kali ini bukan karena idol apalah itu tapi aku terkejut melihat meja di depan pio penuh makanan tersaji dan yang paling penting ada 2 mangkok penuh nasi disana, seketika jiwa dan ragaku kembali tersembuhkan melihat adikku untuk pertama kali berjuang keras memasak demi kakaknya, yah karena selama ini aku yang biasanya mememasak.

Pio hanya duduk memalingkan wajahnya ke TV dan tidak menyentuk makanan sedikitpun, nampaknya ia menunggu untuk makan bersamaku. Apakah ini tanda – tanda bahwa ia mulai menyayangiku lagi?! Dengan bahagia aku langsung menuju kursi kosong disebelah Pio.

Saat aku mendekat, Pio langsung menendang kursi disebelahnya menjauh darinya dan wajahnya tetap tidak berpaling dari TV.

Walau merasa agak kesepian dengan tingkahnya yang dingin itu padaku tapi aku tidak menyinggungnya dan hanya menghela nafas dalam dan duduk memakan telur dadar buatannya.

Tidak terasa pipiku sudah di basahi oleh air mata dan teringat akan kejadian bulan lalu.

Kami sekeluarga pindah kesini karena tugas dari pekerjaan ayah dan harus menetap sampai urusan ayah selesai . setelah 2 tahun berlalu urusan bisnis ayah sudah selesai dan berniat untuk kembali ke inggris. Tapi Pio tidak setuju, dia ingin terus disini sampai lulus SMP dan masuk ke SMA yang sama denganku. Mungkin Pio tertarik dari cerita – ceritaku saat di SMA Lotus itu, hari – hari damai, menyenangkan, banyak teman, ada taman yang indah dan banyak event disekolah.

Dengan banyak rintangan akhirnya kami mendapat persetujuan dari orang tua kami dan tinggal disini berdua saja, sebagai kakak aku harus bisa melindungi, membimbing serta mengawasinya. Pekerjaan rumah adalah tugaskukarena ini adalah salah satu tanggung jawabku sebagai kakak, walau saat bersih – bersih selalu berakhir makin berantahkan, saat mencuci sering kali aku memasukkan sabun terlalu banyak sampai 1 ruangan penuh dengan busa, sering aku merasa kalau aku tidak akan bisa menjadi kakak yang bisa diandalkan oleh Pio kalau seperti ini terus bisa – bisa ayah dan ibu akan membatalkan permintaan Pio bersekolah di SMA Lotus dan kita akan pulang ke inggris.

Tentu sebagai kakak yang sangat menyayangi adiknya, pastilah ingin mengabulkan segala permintaan darinya apalagi ini adalah pertama kalinya Pio meminta sesuatu. Tapi dengan kecerobohanku ini bisa – bisa permintaan Pio akan dibatalkan,

Bahkan, setiap kali aku memasak selalu berakhir gosong, terlalu manis, pahit, dan banyak kegagalan luar biasa yang berhasil kuraih dengan sukses. Disisi lain Pio tidak pernah mengeluh dan selalu makan makananku yang gagal itu, berkali – kali ku larangnya tapi tetap memakannya dengan tersenyum manis sambil berkata

“Masakan kakak yang terbaik! Aku sayang kakak!”

Hanya dengan kata – kata simple itu sudah lebih dari cukup untuk menghidupkan kobaran semangatku untuk menjadi kakak yang bisa di andalkan oleh malaikat kecilku ini. Aku harus berjuang lebih keras untuk memperbaiki sifatku ini dan menjadi kakak yang luar biasa di matanya

Tidak terpikirkan bagiku, bahwa saat dimana aku akan memakan masakan adik kecilku ini akan datang secepat ini.

“Kakak kenapa menangis? Apa gara – gara adik terlalu kasar tadi? Atau gara – gara makanannya tidak enak? Maafkan adik kak.”

Pita Pio kembali menunduk, dia pasti merasa khawatir karena tiba – tiba air mataku mengalir tadi

Aku pun mengusap air mataku dan mengelus – elus rambutnya

“Tidak, kakak tidak apa – apa kok , kakak Cuma senang bisa makan masakan Pio  dan juga makanan buatan Pio sangat enak. Kakak sayang Pio!”

Pio terlihat kebingungan mencoba menutupi wajahnya dengan kedua tangan mungilnya dan memalingkan wajahnya dariku.

(Imutnya!! aku harus bisa melindungi keimutan ini dari para lelaki bejat itu.)

Setelah beberapa saat Pio kembali tenang dan ikut makan.

Setelah selesai makan aku pun membereskannya,

“Kakak aku tidur duluan ya!”

“Tidur? Sekarang masih jam 7 biasanya tidur jam 9.”

“Iya aku tidak mau terlambat untuk orientasi besok. Baiklah

selamat malam kakak!”

“Iya, selamat malam Pio!”

Besok ya, akhirnya Pio memulai Debut SMA nya. Karena tubuhnya yang mungil aku sampai lupa kalau besok dia sudah menjadi siswi SMA,hehe saat nya memetik dari hasil kerja kerasku selama ini yang aku sembunyikan dari Pio.

(Lihat saja besok, Pio)

“Hahahahahahaha!”

Tawa jahat keluar begitu saja dari mulutku, seketika ada buku melayang ke kepalaku

“Kakak berisik! Aku mau tidur!”

“Maap.”

Setelah beberapa menit kemudian,

“Fiuh akhirnya selesai juga mencuci piring. Hari ini aku Cuma memecahkan 2 piring saja ini adalah sebuah kemajuan besar.” Dengan bangga ku memandang piring – piring bersih mengkilap itu

Setelah puas memandangi pencapaianku aku segera memasukkan makanan – makanan yang kubeli tadi ke kulkas lalu bergegas menuju kamar sambil menghela nafas panjang,

(Haaah, aku harus membersihkan kamarku juga ya. Nampaknya malam ini aku tidur larut malam lagi.)

Kubuka pintu kamar,

Gelap gulita, ku coba mencari tombol lampu di tembok.

“Ah! ini dia.”

Saat cahaya sudah menerangi kamarku aku pun kaget dan segera mengambil ponselku

“Halo? Pak polisi?”

2 menit kemudian

Wiu~Wiu~Wiu~Wiu~ suara sirine mobil polisi yang sudah mengelilingi rumahku

“Jadi anda mencurigai ada seseorang yang memasuki dan mengotak - atik kamar anda?” tanya polisi kepadaku

“Iya pak! aku dari dulu selalu meninggalkan kamarku dalam keadaan berantakan. Tapi sekarang saat saya masuk semua bentuk kamar ku berubah bahkan menjadi rapi dan juga jaket kesayanganku tidak ada pak! Ini pasti maling pak! ” tegasku kepada polisi tersebut

“Apakah anda memiliki gambaran motif atau -”

Pio datang dan langsung membisikkan sesuatu kepada polisi tersebut.

Setelah itu,

“Baiklah kalau begitu untuk selanjutnya kuserahkan pada anda, segera hubungi kami kalau terjadi sesuatu yang aneh.”

Ketika polisi itu pergi, Pio langsung menutup pintu dan menguncinya, Pio pun memandangiku dengan tajam

“Eh? Apa? jangan melihat kakak seperti itu kakak jadi takut.”

“Jangan mendekat kakak beneran takut….aaaaaAAAAAAA”

Setelah itu aku ingat bahwa jaket kesayanganku  terbawa oleh Silia tadi.

Iyap, ini adalah cerita tentang perjuanganku dalam melindungi, mengawasi serta membimbing Pio dari marabahaya orang – orang bejat itu disekolah.

Ke esokan harinya disekolah,

“Hmm….sekarang cosplay jadi mumi lagi trending ya?” Tanya Fero dengan heran melihatku terbalut penuh oleh perban

Bersambung……………..

-------------------------------------------------------

hi para pembaca sekalian terima kasih sudah membaca Blossom With You Chapter 1,  kalau kalian suka jangan lupa untuk likenya dan jika tidak silahkan komen kritik dan sarannya, karena author juga manusia biasa yang tidak jauh dari kesalahan maka dari itu saran serta dukungan kalian sangat berarti bagi author, cerita ini akan terus on going rencanaku akan update secepatnya, sekali lagi terima kasih

nantikan Chapter selanjutnya

Terpopuler

Comments

Rimuru Tempest

Rimuru Tempest

cerita ny bagus banget ka makasih udh mampir

2022-07-05

1

husnul hizbu

husnul hizbu

kereeeeeeen

2022-07-04

0

Othor Manja

Othor Manja

Fovorit dulu nanti tak baca

2022-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Malaikatku [Sio]
2 Chapter 2 Pahlawanku [Pio]
3 Chapter 3 Orientasi [Sio]
4 Chapter 4 Cinta pertamaku [Pio]
5 Chapter 5 Taman Bunga [Silia]
6 Chapter 6 Horoskop [Sio]
7 Chapter 7 Bekal [Pio]
8 Chapter 8 Takdir [Mio]
9 Chapter 9 Pada Awalnya [Mio]
10 Chapter 10 Arcana [Sio]
11 Chapter 11 Partner Terbaik [Sio]
12 Chapter 12 Masa Lalu [Sio]
13 Chapter 13 Dibalik Kebahagiaan [Sio]
14 Chapter 14 Pengulangan [Sio]
15 Chapter 15 Luka yang Takkan Sembuh [Sio]
16 Chapter 16 Penantian [Sio]
17 Chapter 17 Setipis Kertas Sekuat Baja [Pio]
18 Chapter 18 Lebih Lembut dari Kaca [Pio]
19 Chapter 19 Bukan salahku hanya saja takdir suka mempermainkanku [Pio]
20 Chapter 20 Hi, Rena! [Pio]
21 [Update]
22 [Spinoff] Part 1 - Good bye, I love u
23 Part 2 - Makna Kehidupanku
24 Part 3 - Arti dari ketiadaan
25 Part 4 - Disaster
26 Part 5 - Myu & Eva
27 Part 6 - Perpisahan
28 Part 7 - Ancaman
29 Part 8 - Pertemuan
30 Part 9 - Masa Lalu
31 Part 10 - Pengkhianatan
32 Part 11 - Pengakuan
33 Part 12 - Keputusasaan
34 Final Part Season 1 - Pahlawan
35 Chapter 21 - A for Anjay
36 Chapter 22 - Pengurus Osis SMA Lotus generasi ke - 7
37 Chapter 23- Di medan perang semua dihalalkan
38 Chapter 24 - Event sekejap mata
39 Chapter 25 - Kemenangan Manis, Munculnya masalah baru.
40 Chapter 26 - Kecerobohan diatas rata - rata [Pio]
41 Chapter 27 - Mama datang!! [Sio]
42 Chapter 28 - Bye - Bye Pio
43 Chapter 29 - wafadnya mental dan jiwa [Pio]
44 Chapter 30 - Debut Femes [Pio]
45 Chapter 31 - Semanis Ayam Selembut Aspal [Pio]
46 Chapter 32 - Hal goblok yang disebut Cinta [Pio]
47 Chapter 33 - Kenangan manis yang tak pernah ada [Pio]
48 Chapter 34 - Si Cantik yang tak terhentikan [Pio]
49 Chapter 35 - Apa itu Sistem Point?
50 Chapter 36 - Si Lemah yang Takterkalahkan [Pio]
51 Chapter 37 - Tukang bolos yang direstui dan diberkati [Sio]
52 Chapter 38 - Lebih cantik dan feminim dari wanita [Sio]
53 Chapter 39 - Bertambah 1 orang aneh tidak akan merubah fakta apapun
54 Chapter 40 - Bendera kehancuran kelas 1 - D [Sio]
55 Chapter 41 - Penghabisan dalam keterpurukan [Pio]
56 Chapter 42 - Kekuatan kelas 2
57 Chapter 43 - Yang Diremehkan
58 Chapter 44 - ParaPio Experience
59 Chapter 45 - Liburan pertama [Pio]
60 Chapter 46 - Si Cantik bertubuh Gadis Kecil [Pio]
61 Chapter 47 - Dibalik bayangan [Pio]
62 Chapter 48 - Kelas 1 D [Pio]
63 Chapter 49 - Berbanding terbalik [Silia]
64 Chapter 50 - Berawal dari Ketiadaan [Sio]
65 Chapter 51 - Bukan lagi kita [Sio]
66 Chapter 52 - Kuncup bunga yang kubur
67 Ended
68 The End?
69 Extra Chapter 1 : Namaku bukan Feri
70 Extra Chapter Spio part 1 : budak maholo
71 Extra Chapter SPio part 2 : Hidup bahagia sampai esok tiba
72 Blossom With You Season 2 [Sio]
73 Season 2 Episode 1 - Selamat Pagi Dunia!
74 Season 2 Episode 2 - Nyawa pertama
75 Season 2 Episode 3 - Kembalinya Dion
76 Season 2 Episode 4 - Mangsa dan Perburuan
77 Season 2 Episode 5 - Pertemuan singkat
78 Season 2 Episode 6 - Pilihan Sio
79 Season 2 Episode 7 Sio VS Dion
80 Season 2 Episode 8 Sio Vs Dion Part 2
81 Season 2 Episode 9 - Dosa yang tak pernah pudar (Sio)
82 Komunitas Single Liberal Vs Natal - Edisi spesial natal
83 Season 2 Episode 10 - Ketua Osis Baru [Pio]
84 Prolog Sio : Tak ada musuh kuat dalam pikiran kuat
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1 : Malaikatku [Sio]
2
Chapter 2 Pahlawanku [Pio]
3
Chapter 3 Orientasi [Sio]
4
Chapter 4 Cinta pertamaku [Pio]
5
Chapter 5 Taman Bunga [Silia]
6
Chapter 6 Horoskop [Sio]
7
Chapter 7 Bekal [Pio]
8
Chapter 8 Takdir [Mio]
9
Chapter 9 Pada Awalnya [Mio]
10
Chapter 10 Arcana [Sio]
11
Chapter 11 Partner Terbaik [Sio]
12
Chapter 12 Masa Lalu [Sio]
13
Chapter 13 Dibalik Kebahagiaan [Sio]
14
Chapter 14 Pengulangan [Sio]
15
Chapter 15 Luka yang Takkan Sembuh [Sio]
16
Chapter 16 Penantian [Sio]
17
Chapter 17 Setipis Kertas Sekuat Baja [Pio]
18
Chapter 18 Lebih Lembut dari Kaca [Pio]
19
Chapter 19 Bukan salahku hanya saja takdir suka mempermainkanku [Pio]
20
Chapter 20 Hi, Rena! [Pio]
21
[Update]
22
[Spinoff] Part 1 - Good bye, I love u
23
Part 2 - Makna Kehidupanku
24
Part 3 - Arti dari ketiadaan
25
Part 4 - Disaster
26
Part 5 - Myu & Eva
27
Part 6 - Perpisahan
28
Part 7 - Ancaman
29
Part 8 - Pertemuan
30
Part 9 - Masa Lalu
31
Part 10 - Pengkhianatan
32
Part 11 - Pengakuan
33
Part 12 - Keputusasaan
34
Final Part Season 1 - Pahlawan
35
Chapter 21 - A for Anjay
36
Chapter 22 - Pengurus Osis SMA Lotus generasi ke - 7
37
Chapter 23- Di medan perang semua dihalalkan
38
Chapter 24 - Event sekejap mata
39
Chapter 25 - Kemenangan Manis, Munculnya masalah baru.
40
Chapter 26 - Kecerobohan diatas rata - rata [Pio]
41
Chapter 27 - Mama datang!! [Sio]
42
Chapter 28 - Bye - Bye Pio
43
Chapter 29 - wafadnya mental dan jiwa [Pio]
44
Chapter 30 - Debut Femes [Pio]
45
Chapter 31 - Semanis Ayam Selembut Aspal [Pio]
46
Chapter 32 - Hal goblok yang disebut Cinta [Pio]
47
Chapter 33 - Kenangan manis yang tak pernah ada [Pio]
48
Chapter 34 - Si Cantik yang tak terhentikan [Pio]
49
Chapter 35 - Apa itu Sistem Point?
50
Chapter 36 - Si Lemah yang Takterkalahkan [Pio]
51
Chapter 37 - Tukang bolos yang direstui dan diberkati [Sio]
52
Chapter 38 - Lebih cantik dan feminim dari wanita [Sio]
53
Chapter 39 - Bertambah 1 orang aneh tidak akan merubah fakta apapun
54
Chapter 40 - Bendera kehancuran kelas 1 - D [Sio]
55
Chapter 41 - Penghabisan dalam keterpurukan [Pio]
56
Chapter 42 - Kekuatan kelas 2
57
Chapter 43 - Yang Diremehkan
58
Chapter 44 - ParaPio Experience
59
Chapter 45 - Liburan pertama [Pio]
60
Chapter 46 - Si Cantik bertubuh Gadis Kecil [Pio]
61
Chapter 47 - Dibalik bayangan [Pio]
62
Chapter 48 - Kelas 1 D [Pio]
63
Chapter 49 - Berbanding terbalik [Silia]
64
Chapter 50 - Berawal dari Ketiadaan [Sio]
65
Chapter 51 - Bukan lagi kita [Sio]
66
Chapter 52 - Kuncup bunga yang kubur
67
Ended
68
The End?
69
Extra Chapter 1 : Namaku bukan Feri
70
Extra Chapter Spio part 1 : budak maholo
71
Extra Chapter SPio part 2 : Hidup bahagia sampai esok tiba
72
Blossom With You Season 2 [Sio]
73
Season 2 Episode 1 - Selamat Pagi Dunia!
74
Season 2 Episode 2 - Nyawa pertama
75
Season 2 Episode 3 - Kembalinya Dion
76
Season 2 Episode 4 - Mangsa dan Perburuan
77
Season 2 Episode 5 - Pertemuan singkat
78
Season 2 Episode 6 - Pilihan Sio
79
Season 2 Episode 7 Sio VS Dion
80
Season 2 Episode 8 Sio Vs Dion Part 2
81
Season 2 Episode 9 - Dosa yang tak pernah pudar (Sio)
82
Komunitas Single Liberal Vs Natal - Edisi spesial natal
83
Season 2 Episode 10 - Ketua Osis Baru [Pio]
84
Prolog Sio : Tak ada musuh kuat dalam pikiran kuat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!