Beberapa teman mulai datang, berkumpul di tempat favorit kantin sekolah. Itu adalah tempat kami santai, tempat yang langsung di tuju mereka saat sampai ke sekolah, dan mereka akan saling tunggu di sana.
Tangan Wika terus bergelayut di pundak Rangga memamerkan mesranya sebuah hubungan, Rangga santai dengan itu bahkan kadang ia menanggapi kemesraannya.
"Sob, kayaknya gua nggak gabung liburan ini"
Ucap Rangga pelan, tangannya memainkan kuntum rokok di tangan nya dengan serius
"Why, wajah Lo jelek, kalo Lo bete gitu" Edo dan Boby becanda menanggapi
"Kenapa sob ?" Rio menanggapi santai
"Mmmm, gw tuh mo mudik, gw harus ikut"
"Lu tinggal bilang nggak bisa, jangan bilang lu masih nyusu"
Ronal dengan gaya medannya menimpali
"Gila lu"
Rangga menyambut Ronal dengan galak, di lemparnya kuntum rokok yang masih di pegangnya.
Tak lama dari obrolan itu bel tanda masuk
"Huammmm, zzzzzz"
Rangga dan beberapa temannya ngiler bosan, belum belajar sudah bosan rangga banget tuh, di pegangnya tangan Wika mereka melangkah menuju kelas masing-masing, Wika termasuk hubungan terlama Rangga sudah berjalan 3 bulan man
"Woooow"
Tangan Rangga memainkan pulpen di ikuti Bejo teman sebangkunya menunggu guru Matematika yang cantik seksi dan modis
"Haaah"
Bikin sesek napas, Rangga menggaruk kepalanya yang tidak gatal, di barengi dengan terbukanya pintu
"Ah"
Rangga kecewa bukan buk Nadia, melainkan pak Agus guru BK yang membuka pintu kelas, memberi tugas mengerjakan soal, lalu dia pergi lagi
"Anak-anak kerjakan tugas, jangan keluyuran"
Pesan yang tiap hari di katakan olehnya
"Apa tidak lelah dia bilang begitu terus "
Batin Rangga sambil meraih pulpen dan buku, meski tergolong nakal Rangga tidak pernah melupakan tugas-tugasnya, tugas sekolah, tugas rumah, tugas sebagai murid bahkan tugasnya sebagai seorang kekasih, semua di kerjakan dengan baik , Seperti hal nya tugasnya sebagai cucu, meski malas dia tetap ikut berkunjung ke rumah neneknya, engerjakan semua tugas dari pak Agus dengan baik tanpa celah,
"Ya kalo nggak bisa Kan tinggal nyontek, yang penting di kerjakan Kan."
Bel istirahat membubarkan kelas, seraut wajah Wika sudah muncul di depan kelas rangga, dengan tersenyum rangga menyambut gadisnya itu dan malas, melangkah ke luar di temani sang Bejo, tampak beberapa teman menyusul, Boby datang dngan membawa seorang gadis, pacar barunya, mata Rangga mengerjap-ngerjap, seolah hilang ingatan, seorang gadis yang pernah di pacarinya beberapa bulan lalu dan hanya berlangsung 3 hari
"Bagaimana Boby bisa tahan dengan wanita seperti itu" bisik hati Rangga
Wika yang mengetahui hal itu menggenggam tangan Rangga kencang, membuat Rangga meringis tapi Rangga yang sadar, sedikit memberi isyarat pada Wika bahwa itu bukan masalah
Geng compas yang di pimpin oleh rangga memang sudah berkuasa di sekolahnya yang beranggotakan cukup banyak dengan anggota inti 10 orang, dan beberapa orang lainnya yang berasal dari siswa tertindas yang mereka tolong, geng compas berawal dari perlawanan Rangga pada kakak kelasnya yang sewenang-wenang dengannya dan temannya saat pertama masuk sekolah
Selain Rangga yang mengikuti berbagai jenis olah raga pencak silat, ia hobi menembak dan panah, waktunya yang banyak ia gunakan untuk berlatih di tempat-tempat swasta, yang menyediakan fasilitas sewa. Orang tuanya selalu mengajarkan dia hal yang selalu di ingatnya
"Meskipun kamu nakal, kamu harus tau di mana kamu berada, manfaatkan semua yang bisa kamu ambil, sayangi yang sudah kamu miliki, jadilah orang yang bertanggung jawab, jahat boleh tapi lihat keadaannya"
Sedikit kata-kata yang selalu mama ajar kan padaku sejak kecil, mama juga memberi tau bahwa hidup mereka dulu berat,
"Saat kamu dalam keadaan hancur, larilah, sejauh mungkin agar tak seorangpun tau betapa lemahnya kamu, tapi bangkitlah, kamu harus melawan takdirmu, hidup tak seindah bayangan Rangga"
Kadang kalau sudah mendengar mama bicara aku merinding sendiri, betapa kejam hidup mama
Bercengkrama dengan teman-teman membuat waktu terus berjalan, tak terasa, bel 4 kali tanda berkumpul di aula berbunyi, tanpa pertanyaan kami pun melangkah menuju aula.
Suara pak Agus menggema
"Ayooo kumpul, yang cepet jangan kayak pengantin baru, lelet "
Pak Agus berbicara dengan lantang di mic
Kami para siswa terkadang tertawa mendengar pak Agus bicara, dengan melihat mimik wajahnya saja terkadang sudah membuat kami tertawa
"Anak-anak kita akan libur untuk beberapa hari karena kelas 3 ujian, belajar di rumah jangan keluyuran, awas kalo bapak lihat ada yang keluyuran bapak tangkap, masukin tong sampah"
"Huuuuuuu"
Sorak para siswa, bagaimana tidak pak Agus yang memiliki postur tubuh kecil itu bilang begitu, Kan lucu, Berita acara pak Agus selesai dan semua siswa bubar
"Wika, Libur ini aku mau pulang kampung, kebetulan mama sama papa ada libur beberapa hari"
Izinku pada Wika, dia agak merengut tapi ia mengangguk juga, lega sudah berpamitan Dengan teman-teman, dan pacar
*****
Di sisi lain, tampak seorang gadis mungil yng berlari seperti menghindari sesuatu dengan terburu-buru,
"Ayu"
Sebuah suara mengejutkannya.
"Seeeeuuut"
Telunjuk manisnya menempel di bibir mungilnya memberi tanda, dari kejauhan tampak seorang pemuda tampan mencari-cari, dia tampak kebingungan, dengan langkah kecewa ia akhirnya melangkah pergi
"Huuufff, legaaa"
Ayu menghela nafas lega,
"Kenapa" tanya Vira temannya
"Itu Kan anak fakultas sebelah"
Ayu mengangguk pelan, sambil melangkahkan kakinya yang di iringi Vira temanya.
"Iya, Itu si Aldi, mahluk yang overprotektif nya kagak nahan, belum juga kelar jam mata kuliah gw, dia udah nangkring di depan kelas, udah gitu gw di ikutin kemana-mana, berasa kayak bodyguard, iiihh nggak ya"
ayu bergidik membayangkan
"Ayu"
Suara yang amat jelas memangilnya
"Glek"
Ayu menelan ludahnya mendesah merasa gagal, dia tersenyum kecut, Aldi dengan arogansinya menghampiri Ayu, ia marah, merasa terus di hindari, sampai-sampai ia hampir memukul Ayu, untung saja seorang dosen melewati tempat itu dan menghampiri kegaduhan itu
Inilah yang membuat Ayu lari dari Aldi, seorang lelaki tampan, dengan segudang popularitasnya, yang membuat ia begitu di sukai wanita, gaya hidup yang berkelas jadi ciri khasnya, dengan sifat munafik nya ia menguasai kampus, wanita selalu di buatnya mengikuti keinginannya dan tidak boleh menolaknya
Tapi Ayu yang hanya seorang gadis biasa, hidup sederhana bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya, dia anak bungsu dari ke-4 bersaudara, ke 3 kakaknya lumayan sukses, tapi tergantung pada orang lain bukan suatu yang bisa di banggakan, prinsip wanita itu
Awal hubungannya dengan Aldi baik-baik saja Aldi yang awalnya terlihat manis, ramah pada semua orang di tambah tajir sungguh lelaki idaman di campus, awalnya Ayu menikmati berkencan dengan Aldi banyak pandangan iri tertuju padanya,
Tapi lama-lama Ayu tau sifat asli Aldi, membuat Ayu ingin lari darinya, pernah sesekali Aldi menampar ayu hanya karena tindakan mesumnya yang di tolak olehnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
HIATUS
Aldi... kau kecoa yang harus di musnahkan
2022-07-04
0
Arjuna'Bayu
eeeeeeeeeh asiak asiek
2022-07-04
0
Wida Widia
wika,sperti tak asing nama itu
2022-03-19
0