Aneh

Hari itu Anum sudah diajak Naila pergi ke pengajian bersama santri putri yang lain. Anum merasa senang bisa berbaur dengan para santri putri yang baru dikenalnya itu terutama Naila, meskipun baru kenal namun sikap Naila begitu ramah padanya.

Ketika selesai pengajian, Naila pun mengajak Anum untuk main ke rumahnya.

"Num kau mau main gak ke rumahku, nanti kukenalkan pada keluargaku. Kebetulan katanya ustadzah Yasmin itu temannya umi ku" tutur Naila.

"Benarkah?, jadi Umi mu kenal dengan Umi ku?" tanya Anum memastikan. Naila pun mengangguk ngangguk. Dan akhirnya Anum pun ikut pergi ke rumahnya Naila, dijalan mereka bertemu dengan Athar yang baru selesai mengajar.

"Assalamualaikum" Athar mengucap salam dengan ramah dan sopan, tak lupa iya juga memberi senyuman manis pada Naila si calon istri.

"Waalaikum salam" jawab Naila dan Anum.

"Hadeuuuh pas ketemu calon istri tersayang si ustad mendadak ramah penyayang dan perhatian pake banget. Giliran ketemu denganku sikapnya mendadak menyebalkan yang naudzubilah tingkat dewa" batin Anum.

"Mau kemana Nai?" tanya Athar.

Baru saja Naila mau menjawab, tiba tiba Anum langsung menyerobot menjawab.

"Kita mau ke sawah, mau main lumpur" jawab Anum dengan sedikit menggerutu. Athar langsung menunduk, ia tau kalau Anum sedang menyindirnya atas kejadian kemarin yang membuat Anum jatuh ke sawah. Naila hanya mengernyit tak mengerti.

"Ko ke sawah sih, bukannya kita mau pergi ke rumahku" ucap Naila.

"Maaf Nai, ketemu calon suamimu aku mendadak emosi" bisik Anum. Lagi lagi Naila mengernyit.

"Aku minta maaf Anum atas kesalah pahaman kemarin" ucap Athar. Anum hanya diam saja.

"Memangnya kemarin ada kejadian apa?" tanya Naila.

"Jangan dibahas, kata Tante Selebor kalau di ceritakan bisa nyampe 3 hari 3 malam baru selesai" ucap Anum. Naila mengangguk ngangguk meskipun tidak mengerti.

"Ayo Num kita ke rumahku. Maaf mas Athar, kita permisi dulu, assalamu'alaikum" pamit Naila.

"Waalaikum salam"

Baru saja beberapa langkah Naila dan Anum berjalan, tiba tiba Athar memanggilnya.

"Nai"

Naila pun menghentikan langkahnya lalu menatap Athar.

"Nanti malam mas ke rumah, mau ketemu Umi mu, mau membicarakan pernikahan kita" ucap Athar. Naila pun terdiam sejenak lalu mengangguk dan melanjutkan kembali langkahnya.

Ketika sampai di rumahnya Naila yang masih berada dilingkungan pesantren.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Anum pun terdiam ketika melihat Umi nya Naila, yang tidak lain adalah ibunya Humaira perempuan yang pernah menyukai Syakir.

"Umi, kenalin ini Anum, adiknya Ustad Syakir" Naila memperkenalkan.

"Wah ternyata putri bungsunya ustadzah Yasmin nampak cantik ya, masih ingat tidak sama Tante, dulu kita pernah bertemu sebelumnya" ucap Umi nya Naila. Anum pun mengangguk.

"Jadi Naila ini adiknya kak Humaira rupanya" batin Anum.

Mereka pun mengobrol ngobrol sambil menikmati cemilan yang disediakan.

"Nai, kau ini adiknya kak Humaira ya?" tanya Anum.

"Kau mengenal kakaku?"

"Hmmm. Sekarang kak Humaira dimana?" tanya Anum kembali.

"Kak Humaira sudah menikah dan dia ikut bersama suaminya, tapi dia sering berkunjung kesini"

Anum pun mengangguk ngangguk.

"Num, kenapa Umi mu tidak ikut kesini, padahal Tante sudah rindu ingin bertemu" ucap Umi nya Naila.

"Umi masih ada urusan, kesininya nanti nyusul" jawab Anum.

Sudah hampir satu jam Anum pun pamit pulang.

"Nai, aku pulang dulu ya, takut kak Juwita mencariku" ucap Anum.

"Aku antar pulang ya"

Dan pada akhirnya Naila pun mengantarkan Anum pulang, takut Anum salah jalan. Meskipun Anum adalah cucunya kiyai Samsul, tpi Anum jarang sekali berkunjung ke pesantren mbah nya itu. Dijalan mereka pun mengobrol ngobrol.

"Nai kau sudah lama di khitbah ustad Athar?, kudengar dia mau membicarakan pernikahan nya denganmu, berarti sebentar lagi jadi pengantin dong" tutur Anum. Naila hanya tersenyum.

"Aku sudah lama mengenal mas Athar, dia baik. Tapi yang namanya jodoh Allah yang mengatur" jawab Naila. Tiba tiba mereka bertemu dengan Fajri dan dua orang santri yang berusia 6 tahun.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Naila pun tersenyum pada Fajri.

"Kalian mau pada kemana?" tanya Fajri.

"Aku habis main ke rumahnya Naila, ini mau diantar pulang sama Naila" jawab Anum. Fajri pun tersenyum begitu pun dengan Naila hingga Anum terdiam aneh.

"Aneh, sikapnya Naila sedikit berbeda pada kak Fajri, sedikit manis. Tapi bersikap biasa saja terhadap ustad Athar. Sebenarnya calon suaminya itu ustad Athar atau kak Fajri?. Hmmm patut dicurigai" batin Anum.

"Nai terima kasih sudah mau mengantarkan saudara perempuan ku ini. Aku duluan assalamualaikum" pamit Fajri.

"Waalaikum salam"

Naila pun menatap kepergiannya Fajri. Lagi lagi Anum curiga.

"Gak heran sih kalau Naila suka sama kak Fajri dibanding sama ustad Athar yang nyebelin. Eh tapi si ustad Athar mendadak bersikap manis jika ketemu Naila. Bisa diibaratkan kalau ketemu Naila berubah jadi kelinci manis, tapi mendadak jadi serigala kalau bertemu denganku" batin Anum.

Tiba tiba Anum mengaum menirukan suara serigala membuat Naila terkejut.

"AUUUUUUUUUMMMM"

"Astaghfirullah alazim, Anum kenapa kau mengaum begitu?" tanya Naila. Seketika itu pula Anum langsung menutup mulutnya dengan tangan.

"Maaf keceplosan" ucap Anum malu.

Mereka pun melanjutkan perjalanan kembali.

"Nai, boleh aku tanya sesuatu?" ucap Anum.

"Hmmm tentu, kau mau tanya apa?"

"Apa kau dijodohkan dengan ustad Athar?" tanya Anum membuat Naila terdiam sambil menatapnya.

"Sepertinya kau ingin tau banyak tentang calon suamiku" ucap Naila.

"Maaf Nai, sepertinya aku memang terlalu ikut campur. Tidak usah dijawab saja" ucap Anum. Naila malah tersenyum.

"Aku memang dijodohkan dengan ustad Athar. Keluargaku sangat menyukainya, mas Athar laki laki yang baik dan bertanggung jawab. Itu yang kutahu" tutur Naila.

"Berarti kau perempuan paling beruntung ya Nai"

Naila pun tersenyum.

"Mudah mudahan kau pun mendapatkan jodoh yang Sholeh hingga kau pun menjadi perempuan paling beruntung juga" ucap Naila sambil mengelus pundaknya Anum.

"Aamiin. Makasih ya Nai"

Setelah sampai di depan rumahnya Syakir, Naila pun kembali pulang ke rumahnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Anum langsung mencium Anabila ketika Syakir menggendongnya.

"Bagaimana kau senang liburan disini?" tanya Syakir.

"Hm lumayan" jawab Anum.

Anum pun bercanda canda dengan Hafis.

Ketika sudah malam Anum merasa tidak bisa tidur, ia kembali mengingat antara Naila, Athar dan Fajri.

"Ada hubungan apa sebenarnya mereka bertiga itu ya?, ko aku mendadak kepo begini. Duuh lama lama aku ubanan nih. Ko tiba tiba aku merasa takut ya, takut dijodohkan sama Umi dengan laki laki yang belum kukenal. Pasti sangat dan sangat tidak menyenangkan. Mudah mudahan aku bisa bertemu dengan jodohku tanpa adanya perjodohan"

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

what if Anum is matched with ustad Fajri huh ?

2022-11-23

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

mau marathon baca mudah mudahan bisa udah ketinggalan banget

2021-10-25

1

mieya723

mieya723

Ikutan kepolah nemenin Anum 😁😁😁😁

2021-08-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!