Mengapa Harus Aku
Hari itu seorang gadis bernama Anum Rahmadani Alfiqri (23 tahun) seorang santri putri disebuah pesantren di kota A. Ibu dan Ayahnya adalah seorang guru pembimbing. Anum merupakan gadis yang sangat ceria, ia punya sahabat dekat bernama Hawa (sepupu 24 tahun) dan Silmi (22 tahun). Mereka sering disebut si trio kwek-kwek yang kemana mana selalu bertiga dan selalu kompak.
Anum sedang menunggu kedua sahabatnya itu didepan gerbang sekolah. Ia keluar lebih dulu karena sahabat sahabatnya itu pergi dulu ke toilet.
"Silmi sama Hawa kemana sih, pergi ke toilet saja ko lama banget" gumam Anum sedikit menggerutu.
Tiba tiba Abi dan Pakde nya lewat yaitu ustad Rasyid dan ustad Riziq.
"Assalamualaikum, Num sedang apa berdiri disini?" tanya Ustad Rasyid.
"Waalaikum salam, aku lagi nunggu Hawa sama Silmi, kita mau pulang bareng Bi" jawab Anum. Ustad Rasyid pun mengangguk. Tiba tiba adik sepupunya datang dialah Fawwaz (17 tahun) putra dari adik ayahnya yang bernama Zahira.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
"Kak Anum lagi nungguin aku ya. Yu kita pulang" ajak Fawwaz. Anum langsung mengernyit.
"Idiiih ge'er. Sana pulang sendiri, siapa tau dijalan ada yang nyulik, bukankah diculik adalah cita citamu" ucap Anum. Fawwaz langsung mengerucutkan bibirnya.
"Pakde Rasyid, kak Anum Zahara deh" Fawwaz mengadu.
"Kak Anum bukan Zahara tapi Zahira" ucap Anum sambil menahan tawanya, ia sangat senang kalau urusan menggoda dan meledek adik sepupunya itu.
"Zahira itu nama mommy ku" ucap Fawwaz.
"Tapi mommy mu itu panggilannya Selebor" ucap Anum yang lagi lagi meledek Fawwaz.
"Anum tidak boleh bicara seperti itu" tegas ustad Rasyid. Anum langsung mengangkat kedua jarinya (vis).
"Tapi kata Mommy umi, meskipun Selebor tapi dia tetap perempuan cantik imut dan menggemaskan meskipun usianya sudah tidak muda lagi tapi pesonanya tetap melanglang buana, pesona kak Anum saja kalah. Bagi AZ mommy umi itu adalah MISS PESANTREN" tutur Fawwaz. Anum sudah menganga sementara Riziq dan ustad Rasyid sudah menahan tawanya.
"AZ, sama pakde Riziq dianterin pulang ya, nanti kalau ketemu Mommy mu, bacain ayat kursi ya, kalau perlu tiup ubun ubunnya sekalian" tutur Riziq.
"Ikh Pakde malah ngeledek deh, ayo anterin aku pulang, tapi gendong aku ya" pinta Fawwaz sambil tersenyum senyum.
"Masa kau minta digendong sih. Kau ini sudah tinggi AZ, Pakde takut kecengklak kalau menggendong mu" ucap Riziq.
"Mommy umi saja suka digendong sama pakde Riziq waktu seusiaku" protes Fawwaz.
"Tapi Mommy mu itu perempuan, kau kan laki laki, malu kalau dilihat orang, kecuali kau lepas sarung terus ganti sama baju gamis" ucap Riziq hingga Fawwaz mengerucutkan bibirnya.
"Om Riziq, si AZ digendong saja kasihan, nanti kalau lewat jembatan tinggal dilempar ke sungai" ucap Anum.
"Anum tidak boleh bicara seperti itu" ucap ustad Rasyid hingga Anum cengengesan.
"Maaf Bi bercanda abis gemeeezzz sama si AZ"
Ustad Rasyid, Riziq dan Fawwaz pun pergi duluan. Anum masih menunggu Hawa dan Silmi. Tidak lama kemudian datanglah Hawa dan Silmi.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
"Tumben lama keluarnya?" tanya Anum heran.
Mereka pun berjalan menuju tepi perkebunan dan duduk menikmati angin disana. Mereka bersahabat sejak kecil karena mereka dibesarkan di pesantren itu. Mereka tidak tinggal di asrama putri, mereka lebih senang tinggal bersama orang tua mereka.
"Tidak terasa ya persahabatan kita sudah lebih dari 20 tahun. Kira kira diantara kita siapa ya yang lebih dulu menikah. Aku apa kalian" ucap Silmi.
"Kalian saja duluan, target menikahku diusia 26 tahun, sama seperti Umi ku dulu yang menikah diusia 26 tahun" ucap Hawa.
"Kalau aku sih mau sekarang mau nanti juga siap siap saja asalkan aku menikahnya dengan berondong" tutur Silmi hingga Anum dan Hawa mengernyit.
"Dari dulu hingga sekarang pikiranmu berondong mulu. Kudo'akan kau mendapatkan jodoh dengan laki laki dewasa yang matang usianya" ucap Anum sedikit meledek hingga Silmi langsung cemberut.
"Kalau aku sendiri sih belum siap untuk menikah, aku masih ingin belajar, aku ingin pintar seperti kak Syakir (kakaknya Anum), kak Syakir kini menjadi kebanggaan keluarga, diusianya yang masih muda ia kini sudah bisa memimpin pesantren" tutur Anum dengan bangganya. Hawa dan Silmi pun tersenyum.
"Tapi Num, jika Allah mendatangkan jodohmu lebih awal, memangnya kau bisa apa, mau tidak mau kau pasti harus menerimanya" ucap Hawa. Anum pun tersenyum.
"Sudah sudah jangan ngomongin jodoh mulu, kalau kedengeran Abi ku bisa bahaya, nanti kita diceramahi, dibilang perempuan akhir zaman yang selalu mementingkan jodoh namun lalai dalam agama" tutur Silmi.
"Ngomong ngomong sebentar lagi libur panjang, kira kira kalian mau pergi kemana?" tanya Hawa.
"Rencananya aku mau menginap beberapa hari di pesantrennya Mbah Samsul, aku rindu sama keponakan keponakanku. Kalian sendiri mau pergi kemana?" tanya balik Anum.
"Abi berondong mengajaku pergi berziarah ke makamnya kakekku, insya Allah aku sekeluarga mau mudik ke kampung halamannya Umi Aisyah. Kebetulan kak Cahaya kakak iparku belum pernah kesana, apalagi sekarang kan dia sedang hamil, mumpung hamil muda, kalau hamil tua kan gak boleh kemana mana harus banyak istirahat" jawab Hawa. Silmi hanya diam saja sambil cemberut kesal membuat Anum dan Hawa terdiam heran..
"Kau kenapa cemberut Silmi?" tanya Anum heran. Hawa pun menatap sahabatnya itu dengan tatapan heran.
"Aku lagi kesel sama Abi Usman, aku sebenarnya ngajak Abi untuk liburan ke Kairo, eh si Abi malah ngajakin aku liburan keliling perkebunan Mbah Husen" tutur Silmi sambil menggerutu. Anum dan Hawa langsung tertawa tawa.
"Waah ustad Usman pengertian sekali ya ngajak liburannya ke kebun, murah meriah, praktis, hemat, hemat waktu sama hemat dana. Pasti kau disuruh memanen sayuran Sil" goda Anum.
"Tumben pakde Usman pelit, biasanya kan dia paling royal, secara diakan orang kaya raya pake banget. Dibawah tempat tidurnya saja banyak uang gepokan nya, pasti ber M M deh" goda Hawa. Anum sudah tertawa tawa hingga Silmi semakin cemberut.
"Kalian jahat deh malah ngeledekin"
"Iya maaf Mimi sayang" ucap Anum sambil mencubit kedua pipinya Silmi.
"Jangan panggil aku Mimi, tapi panggil aku Sisil" protes Silmi.
"Iya Sisil sayang"
"Jodoh. Aku akan menunggu hingga jodoh datang menghampiri, siapapun dia aku yakin dialah jodoh yang terbaik yang Allah berikan untuku. Semoga kami dipertemukan dengan cara yang istimewa, pertemuan yang lain dari pada yang lain hingga seumur hidup aku tidak bisa melupakannya. Pertemuan yang sangat manis namun berkesan, Itu adalah impian sederhanaku ketika aku bertemu dengan jodohku" (ANUM).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
aq datang maafkan aq yg kelewatan cerita ini...apk terinstal hilang semua nya🤧🤧
2021-10-24
1
Siti Rohaemy
😍😍 😍😍😍...
2021-08-08
1
Marcelea ࿐༵
hadir teh ,semanagat terus y 🤗
2021-07-21
2