Jatuh

Masih dengan ustad Athar dan seorang santri yang berlari untuk menyelamatkan Hafis yang dikira mau diculik oleh perempuan yang tidak dikenal. Athar langsung berlari disebuah jalan kecil dipinggir sawah karena Anum sedang berjalan jalan sambil memegangi Hafis dipinggiran sawah. Suasana yang adem membuat Anum nyaman dan merasa tentram disana. Namun tiba tiba Anum terkejut dengan kedatangan dua orang yang tidak dikenal itu (Athar dan santri putra).

"Kau mau bawa kemana Hafis" tegas Athar sambil menarik tangannya Hafis merebutnya dari Anum. Anum dan Hafis pun terkejut dengan sikap Athar.

"Siapa kau?" tanya Anum heran sambil menarik kembali tangannya Hafis hingga Hafis mendekap padanya, takut Athar orang yang jahat.

"Justru aku yang tanya siapa kau?, aku tidak mengenalmu, kau bukan santri putri disini. Apa kau datang kesini untuk berbuat jahat. Kau pasti mau menculik Hafis ya" tuduh Athar. Anum langsung mengernyit dan tak terima dituduh penculik.

"Ini orang ngelindur apa gimana sih, muka cantik dandanan Sholehah begini dikira penculik" batin Anum menggerutu.

"Sudah ustad, ikat dia terus bawa ke pesantren, kalau perlu sumpal mulutnya pake keong racun" ucap santri itu. Lagi lagi Anum mengernyit.

"Astaghfirullah, kalau bicara jangan sembarangan. Aku bukan penculik, kalau kalian tidak percaya, kalian boleh tanya pada si Hafis" ucap Anum. Athar pun langsung menatap Hafis yang lagi tertawa kecil merasa lucu melihat perdebatan mereka.

"Hafis, apa Hafis kenal dengan perempuan ini?" tanya Athar. Hafis malah menggelengkan kepalanya sengaja ingin menggoda Anum. Anum langsung menganga.

"Hafis, jangan jadi keponakan durjana, masa Tante Anum gak diakui sih" ucap Anum sedikit menggerutu. Athar sudah menyipitkan matanya pada Anum.

"Cantik cantik pekerjaan mu menjadi penculik, astaghfirullah alazim, bertaubatlah hei perempuan, masih banyak pekerjaan yang halal selain menjadi seorang penculik" tutur Athar. Anum sudah merasa tidak percaya kalau liburannya dihari pertama membuatnya jengkel.

"Aku ini adiknya kak Syakir, cucunya Mbah Samsul" tegas Anum.

"Modus" ucap santri itu.

Anum sudah merasa kesal hingga ia menarik tangan Hafis untuk pergi.

"Ayo Fis kita pulang" ajak Anum. Athar pun tidak mau kalah hingga ia menarik tangan Hafis yang satunya lagi dan pada akhirnya Anum dan Athar malah rebutan Hafis sementara Hafis sendiri merasa senang hingga ia berjingkrak jingkrak.

"Lepaskan keponakanku" tegas Anum.

"Kau yang harusnya lepaskan. Aku bisa melaporkan mu pada polisi kalau kau mau menculik anak kecil" ucap Athar.

Mereka malah tarik menarik hingga Anum tiba tiba terpeleset dan jatuh ke sawah.

"Aaaaaaaaa"

Anum pun terjungkal ke sawah hingga baju dan tubuhnya dipenuhi lumpur.

"Astaghfirullah alazim"

Athar pun ikut terkejut.

"Umiiiiiiii, aku mau pulang, aku gak mau liburan disini" teriak Anum.

Athar pun membantu Anum untuk bangun. Anum sudah merasa kesal bukan main, tiba tiba ia terdiam ketika melihat Athar.

"Sepertinya aku pernah melihat laki laki ini sebelumnya, tapi dimana ya" batin Anum mengingat ngingat.

Tiba tiba Anum pun mengingat siapa laki laki yang kini berdiri dihadapannya itu.

"Laki laki inikan yang dulu pernah secara tidak langsung menyumpahi ku bintitan waktu aku mencari Fawwaz yang hilang dulu" batin Anum. Anum semakin mengerucutkan bibirnya.

"Dulu menyumpahi ku bintitan, sekarang malah menuduhku sebagai penculik. Aku tandai kau pake spidol warna hitam sebagai laki laki paling menyebalkan yang pernah kutemui disini" batin Anum.

Pada akhirnya Anum dibawa ke aula untuk diintrogasi dengan keadaan penuh lumpur. Ditengah jalan mereka bertemu dengan Fajri. Fajri nampak terkejut melihat Anum kotor dipenuhi lumpur.

"Astaghfirullah alazim Anum kau kenapa?" tanya Fajri heran. Anum sudah mengerucutkan bibirnya.

"Ustad Fajri mengenal perempuan ini?" tanya Athar.

"Dia Anum adiknya Ustad Syakir" ucap Fajri. Athar dan santri itu pun terkejut mendengarnya.

"Astaghfirullah alazim, jadi kau adiknya ustad Syakir dan kau bukan penculik?" tanya Athar memastikan.

"Hhmmm"

jawab Anum dengan kesalnya.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Rijal yang belum mengerti.

"Maaf ustad Rijal, sepertinya aku salah paham. Aku pikir perempuan ini mau menculik Hafis, hingga kami ribut dan dia terpeleset ke sawah" tutur Athar merasa malu.

Tiba tiba Syakir datang menghampiri, ia pun ikut terkejut melihat penampilan adik perempuannya itu yang kini sudah kotor terbaluri lumpur.

"Assalamualaikum, Anum kau kenapa?" tanya Syakir cemas. Anum semakin cemberut.

"Aku malas bercerita, tuh tanyakan saja pada dia" tunjuk Anum pada Athar. Syakir pun langsung menatap Athar.

"Ustad Athar, ada apa ini sebenarnya?" tanya Syakir. Athar pun sudah merasa malu sendiri.

"Maaf ustad Syakir. Ini salahku, yang tidak mencari informasi yang jelas dulu hingga aku menuduh mba Anom mau menculik Hafis" tutur Athar.

"Anum ya bukan Anom" gerutu Anum kesal.

Syakir sudah menahan tawanya merasa lucu melihat Anum berbalut lumpur.

"Maaf mba Anum, aku minta maaf atas kesalah pahaman ini" ucap Athar. Anum hanya diam saja sambil cemberut.

"Anum itu ustad Athar minta maaf padamu" ucap Syakir.

"Iya aku maafin, tapi lain kali harus hati hati jangan sampai menuduh orang tanpa bukti" tegas Anum. Athar pun mengangguk.

"Sekali lagi aku minta maaf mba Anum" ucap Athar kembali. Anum masih mengerucutkan bibirnya.

"Num sebaiknya kau pulang, bersihkan badanmu" pinta Syakir. Syakir pun menatap Athar yang kini sudah menunduk, sementara Anum bergegas pulang sambil cemberut. Fajri sudah menahan tawanya melihat penampilannya Anum.

"Ustad Athar, lain kali hati hati, jangan terlalu berprasangka buruk sebelum mencari tau kebenaran nya. Jadikan kejadian ini sebuah pelajaran biar kedepannya lebih hati hati" tutur Syakir. Athar pun mengangguk.

"Aku permisi dulu asalamualaikum" pamit Syakir yang kini sudah menyusul Anum pulang bersama Hafis.

Fajri pun sempat melirik Athar lalu pergi meninggalkan Athar dan santri itu tanpa mengucap salam. Athar pun merasa heran dengan sikap Fajri terhadap nya selama ini yang seolah tidak menyukainya tanpa alasan. Setelah kepergian Fajri dan Syakir, Athar pun melirik sambil memicingkan matanya pada santri yang sedang bersamanya itu.

"Maaf Ustad Athar, aku permisi dulu mendadak laper"

Saat santri itu mau kabur, Athar langsung menarik sorbannya hingga santri itu hampir kecekik.

"Lain kali cari tau dulu kebenarannya, kau membuatku malu karena telah menuduh si Anom sebagai penculik" gerutu Athar.

"Anum ustad, namanya Anum bukan Anom" ucap santri itu mengingatkan. Dan pada akhirnya mereka pun berjalan pulang bersama. Ada rasa tak enak dan malu, apalagi ketika tau kalau Anum adalah cucunya kiyai Samsul.

"Duuh kalau Anum mengadu pada Mbah nya terus kiyai Samsul marah lalu memecat ku bagaimana ya" batin Athar takut.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

but it's okay

2022-11-23

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

santrinya itu yg manas manasin d hukum aja..🤣🤣🤣

2022-09-01

1

Bahria Sirajuddin

Bahria Sirajuddin

semangat Thor bagaimana pun aku seorang santri mendapat pelajaran dari cerita ini🥰🥰🥰

2022-01-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!