Berlibur

Malam pun tiba, Anum sudah bersiap mengemas pakaiannya ke dalam tas besar untuk dibawanya berlibur ke pesantrennya kiyai Samsul. Anum sudah tidak sabar ingin cepat bermain dengan kedua keponakannya yang masih lucu lucu dan menggemaskan. Hafis yang berusia 6 tahun sementara Anabila yang baru berusia beberapa bulan.

Ustadzah Yasmin ibunya Anum pun masuk ke kamar putrinya dan ikut membantu mengepak baju.

"Maaf ya Num, Umi tidak bisa ikut bersamamu karena Umi dan Abi mu masih ada urusan disini. Nanti kalau urusan Umi sudah selesai, Umi pasti akan menyusulmu kesana" ucap Ustadzah Yasmin.

"Iya tidak apa apa Umi" jawab Anum sedikit mengangguk.

"Besok pagi kakakmu menjemput, jadi pagi pagi sekali kau harus bersiap siap. Tidak usah ada drama perpisahan dulu dengan sahabat sahabatmu, itu akan membutuhkan waktu yang lama, lagi pula Hawa dan keluarganya sudah berangkat tadi sore ke kampung halamannya Tante Aisyah. Kau juga jangan menemui Silmi dulu untuk pamitan karena sedari kemarin Silmi sedang merajuk pada Abi nya untuk pergi berlibur ke Kairo"

"Iya Mi, pagi pagi sekali aku langsung berangkat" jawab Anum. Ustadzah Yasmin pun tersenyum lalu mengelus kepala putri bungsunya itu.

"Sekarang kau istirahatlah, ini sudah malam takutnya nanti besok kau kesiangan" pinta ustadzah Yasmin. Anum pun mengangguk.

Setelah Umi nya keluar dari kamarnya, Anum pun duduk diujung ranjang sambil melamun.

"Kira kira jodohku nanti seperti apa ya, ko aku jadi penasaran. Mudah mudahan dia bukan cuma Sholeh, tapi dia yang bisa membuat tangis ku menjadi tawa" batin Anum. Tak terasa Anum pun ketiduran.

_ _ _ _ _ _

Keesokan harinya pagi pagi sekali Syakir kakaknya Anum sudah datang menjemput. Syakir sudah turun dari mobil lalu tersenyum melihat rumah orang tuanya yang penuh dengan kenangan masa kecilnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

jawab Ustadzah Yasmin yang sengaja sedari subuh sudah menunggu kedatangan putranya untuk menjemput Anum. Syakir pun mencium tangan Uminya tak lupa juga memberi pelukan hangat.

"Mana Anum sama Abi Mi?" tanya Syakir.

"Abi mu pergi ada urusan dengan ustad Soleh. Anum masih didalam, sebentar Umi panggilkan dulu"

Ustadzah Yasmin pun memanggil Anum.

"Anum, kakakmu sudah datang"

Tidak lama kemudian Anum pun keluar rumah dengan membawa tas besar berisi pakaian dan keperluan lainnya karena dia akan menginap di pesantren mbah nya selama seminggu lebih.

"Ya Allah Num, gak kebanyakan bawa barang barang nya, sudah seperti mau kabur saja" ustadzah Yasmin memprotes.

"Umi, aku kan satu Minggu lebih disana jadi harus bawa barang banyak" jawab Anum.

Sebelum berangkat Syakir dan Anum pun bertemu dengan Fadil yang sedang mendorong kereta bayi Bilqis bersama Syifa. Syakir sangat senang bisa bertemu sahabatnya itu.

"Assalamualaikum, Syakir kau kapan datang?" tanya Fadil yang langsung merangkul Syakir.

"Waalaikum salam. Aku baru saja datang mau menjemput Anum"

Mereka pun sempat mengobrol ngobrol sebentar untuk mengobati rasa rindu mereka karena sejak Syakir pindah pesantren, ia jadi jarang bertemu Fadil. Setelah selesai mengobrol, Syakir dan Anum pun pamit pergi.

"Hati hati, semoga kalian selamat sampai tujuan" ucap Fadil.

Sebelum keluar gerbang pesantren, Syakir pun membunyikan klakson mobilnya ketika melihat ustad Usman sedang berjalan bersama Silmi.

Tiiiid tiiiid tiiiid.

Anum sudah melambai lambaikan tangannya mendadahi Silmi sengaja ingin menggoda sahabatnya itu karena Silmi liburannya hanya diajak pergi ke perkebunan saja. Ketika Silmi melihat kepergian Anum, Silmi langsung cemberut.

"Abi, si Anum saja sudah pergi berlibur ke pesantren Mbah nya, masa aku harus berlibur di perkebunan saja" protes Silmi sambil sedikit merengek.

"Mimi sayang, anggap saja kita sedang pergi ke puncak, perkebunan kita kan nampak luas dan pemandangannya tidak kalah indah dari pemandangan puncak" tutur ustad Usman.

"Tapi Abi, kalau pergi ke puncak beneran kan kita bisa ke kebun stroberi dan memetiknya langsung, pasti sangat menyenangkan"

"Mimi sayang dengerin Abi, Mimi jangan mau kalah sama dunia novel yang tingkat kehaluannya setinggi langit, Mimi kan bisa menghalu metikin buah tomat dan bayangin Mimi lagi metikin buah stroberi" tutur ustad Usman kembali.

Ketika Syakir dan Anum sudah sampai di pesantrennya kiyai Samsul. Para santri sudah nampak terlihat di sekeliling pesantren. Anum pun tersenyum, ia merasa ada yang beda dari pesantren tempat ia tinggal. Dilihatnya Juwita sedang berdiri menunggunya sambil menggendong Anabila, tak lupa juga Hafis ikut menunggu. Anum segera turun dari mobil dan langsung berlari menemui keponakan keponakannya.

"Hafis, Anabila, assalamualaikum"

"Waalaikum salam, selamat datang Anum, semoga liburanmu menyenangkan disini" ucap Juwita.

"Makasih ka Juwi"

Anum sudah menggendong Anabila dan mencubit gemas pipinya Hafis. Mereka pun masuk ke rumahnya Syakir. Syakir sudah membawa tas besar milik adiknya itu.

Setelah beristirahat sejenak, Anum pun diantar ke rumahnya kiyai Samsul dan umi Fatimah yang tidak jauh dari rumahnya Syakir. Mereka pun berjalan bersama hingga bertemu dengan ustad Fajri yang tidak lain masih sodara dengan Anum dan Syakir. Ayahnya Fajri dan kiyai Samsul adalah kakak beradik. Fajri seumuran dengan Syakir namun dia belum menikah.

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Fajri pun tersenyum melihat Anum.

"Waah ini Anum ya, tidak disangka sudah besar dan cantik ya. Sudah lama baru kesini" ucap Fajri dengan ramahnya.

"Iya kak, aku mau liburan disini" jawab Anum.

"Semoga betah ya Num. Ka Fajri pergi dulu masih ada urusan, semoga liburanmu menyenangkan disini. Assalamualaikum" pamit Fajri.

"Waalaikum salam"

Setelah kepergian Fajri, Anum pun sempat berbisik pada Syakir.

"Itu kak Fajri masih belum menikah sampai sekarang?" tanya Anum. Syakir pun menggeleng.

"Kasihan sekali"

"Tidak boleh bicara seperti itu, bagaimanapun dia adalah saudaramu juga" ucap Syakir. Anum pun mengangguk ngangguk. Syakir memang pemimpin pesantren itu, tapi ia tidak mau dipanggil Gus, tidak mau dipanggil ajengan apalagi dipanggil kiyai, Syakir lebih suka dipanggil ustad.

Ketika sampai di rumahnya Kiyai Samsul, Anum langsung memeluk Umi Fatimah dan Mbah nya itu.

"Cucu Umi yang cantik sudah datang, semoga betah ya liburan disini" ucap Umi Fatimah. Anum pun mengangguk tersenyum. Setelah mengobrol dan bermanja manja pada Mbah dan nenek umi nya, Anum pun izin berkeliling bersama Hafis.

"Mbah aku izin melihat lihat suasana disini ya sama Hafis" ucap Anum.

"Iya, nanti pulang nya jangan terlalu sore" ucap kiyai Samsul.

"Hati hati Num nanti tersesat" ucap Syakir.

"Aku kan bukan si Fawwaz yang tersesat hingga menghebohkan satu pesantren" jawab Anum.

Kini Anum sudah berjalan bersama Hafis. Mereka berhenti disebuah jalan yang menghubungkan dengan pesawahan yang nampak luas.

"Waah pemandangannya indah ya Fis, masih asli gak ada polusi" ucap Anum. Anum pun mengajak Hafis berjalan mendekati pesawahan dan menjauhi pemukiman pesantren. Salah satu santri ada yang melihatnya, ia mengira Hafis mau diculik. Santri itu pun berlari mencari bantuan untuk menyelamatkan Hafis, ia bertemu dengan salah satu guru pembimbing disana dia adalah ustad Athar (25 tahun).

"Ustad Athar tolongin si Hafis" ucap santri itu sambil ngos-ngosan.

"Kenapa dengan Hafis?" tanya Athar.

"Sepertinya Hafis mau diculik seseorang, sekarang dia dibawa ke arah pesawahan ustad, ayo cepat kita tolong"

Seketika itu pula Athar dan salah satu santri itu berlari menuju ke arah pesawahan untuk menyelamatkan Hafis yang dikira mau diculik.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

this is anum's soul mate, ustad Athar

2022-11-23

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

ketemu jodoh nih keknya..

2022-09-01

1

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

selalu gak pernah kecewa sama cerita mu thor

2021-10-25

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!