Valeria membuka matanya yang terasa berkunang-kunang dan kepalanya yang terasa sangat sakit. Gadis itu mendapati pemandangan yang asing saat baru membuka matanya.
Ini bukan kamar Valeria di rumah Papa Theo.
Lalu dimana Valeria?
Kilas kejadian saat dua orang tua asing menyapanya di depan Rainer's Resto kembali berkelebat di benak Valeria.
Siapa orang tua asing itu?
Valeria hendak bangun, namun tangannya tidak bisa bergerak dan terikat di sisi ranjanng tempat Valeria berbaring.
Apa?
Valeria menarik-narik tangannya namun sia-sia saja. Ikatan itu begitu erat dan membuat Valeria tak bisa kemana-mana.
"Kau sudah bangun, Valeria?" Ibu tua yang kemarin menegur Valeria sudah muncul dan masuk ke ruangan tersebut.
"Kau siapa?" Tanya Vale arah tegas.
"Aku nenek kamu, Valeria. Apa mama kamu tidak pernah menceritakannya?" Jawab wanita tua tersebut.
"Anda bukan nenek saya!" Ujar Valeria tegas.
"Dan lepaskan saya!" Perintah Valeria lagi berusaha melepaskan tangannya yang masih terikat erat ke ranjang.
"Tentu saja kau akan aku lepaskan, Valeria! Setelah kau resmi menikah dengan calon suamimu nanti," wanita tua itu tersenyum licik.
"Ca-calon suami?" Valeria tergagap.
Calon suami Valeria adalah Kyle.
Lalu apa maksud wanita tua ini dengan kalimat menikah dengan calon suami?
Apa dia akan menikahkan Valeria denagn seorang pria?
Tapi kenapa?
"Karena kau!" Wanita tua itu mrnuding ke arah Valeria.
"Karena kau keluarga ini selalu ditimpa kesialan! Dio meninggal karena kecelakaan, lalu adiknya Dio tak kunjung diberi keturunan, dan sekarang usaha kami bangkrut!" Wanita tua itu berbicara dengan nada yang berapi-api.
"Dan sekarang kau yang harus menebus semuanya! Kau yang akan menjadi penebus hutang di keluarga ini. Karena kau cucu satu-satunya di keluarga ini!"
"Kau akan menikah dengan Pak Teguh, lalu semua hutang keluarga ini akan lunas, dan usaha yang bangkrut akan pulih lagi." Wanita tua itu menggumamkan semua rencananya
"Tidak sia-sia aku mencari tahu kehidupan Airin selama beberapa bulan ini. Kau yang akan menjadi penyelamat keluarga ini, Valeria! Pernikahanmu malam ini, jadi siapkan dirimu!" Wanita tua itu kembali tersenyum licik.
"Kenapa anda jahat sekali!" Teriak Valeria merasa tak terima.
"Anda bukan nenek saya! Saya tidak mungkin bagian dari keluarga jahat anda!" Airmata Valeria sudah jatuh bercucuran.
"Terus saja berteriak! Terus saja menyangkal! Tapi kau bagian dari keluarga ini! Hanya saja, kau itu pembawa sial di keluarga ini! Jadi sekarang kau akan menjadi penebus semua kesialan yang terjadi pada keluarga ini!" Tegas wanita tua itu sekali lagi sebelum keluar dari kamar.
Pintu dibanting keras setelahnya, dan Valeria mulai merasa putus asa. Tapi Valeria tidak mau dinikahkan dengan seorang pria asing dan menjadi penebus hutang. Jadi Valeria harus kabur dari tempat ini.
Susah payah, Valeria mencoba untuk bangun dan duduk masih dengan tangan yang terikat di kedua sisi ranjang. Sedikit merasa beruntung saat Valeria mendapati yang mrngikat tangannya hanyalah seutas tali dari kain dan bukan tali tambang.
Masih dengan mata yang menatap awas ke arah pintu, Valeria sekuat tenaga berusaha mengendurkan tali yang mengikat kuat tangannya, meskipun kini tangan Valeria terasa begitu sakit. Tapi Valeria benar-benar ingin kabur dari rumah terkutuk dan dari keluarga penjahat ini.
Tali mulai mengendur setelah usaha keras Valeria, dan pergelangan tangan Valeria yag sudah berubah biru.
Valeria menarik perlahan tangannya agar bisa keluar.
Berhasil!
Tangan kanan Valeria berhasil keluar, meskipun kini watnanya sudah berubah kebiruan. Tapi Valeria harus bergerak cepat. Valeria segera melepas ikatan di tangan yag sebelah kiri dan di kefua kakinya.
Mata gadis itu masih menatap awas ke pintu yang tertutup rapat.
Sejauh ini masih aman.
Valeria segera turun dari ranjang perlahan. Dengan langkah tersaruk, Valeria mendekati jendela tanpa teralis yang ada disisi ruangan.
Mekipun sedikit gemetar, Valeria berusaha untuk memanjat meja dan melihat suasana di luar jendela.
Ada beberapa rumah penduduk dan pepohonan lebat, dan jalan beraspal yang entah entah menuju kemana. Setidaknya, Valeria disekap di sebuah pemukiman dan bukan di tengah hutan. Jadi ia bisa kabur dengan mudah, karena pasti banyak warga yang berlalu lalang.
Valeria memanjat jendela perlahan, membuka kuncinya, dan melompat keluar. Dengan langkah mengendap-endap tanpa alas kaki, Valeria menyusuri tanah basah dan bersembunyi dibalik pepohonan lebat tak tahu hendak kemana.
Yang Valeria tahu, ia hanya ingin kabur sejauh mungkin dari rumah terkutuk itu.
Valeria masih terus berjalan, dan sesekali menengok ke arah belakang memastikan tak ada yang membuntutinya. Langkah Valeria membawa gadis itu ke jalanan beraspal dimana banyak kendaraan berlalu lalang.
Valeria melambaikan tangannya secara serampangan pada kendaraan yang melintas, berharap salah satu dari mereka akan berhenti dan menolong Valeria yang malang. Hingga akhirnya saat Valeria nyaris putus asa, sebuah bus berukuran tanggung, berhenti di dekatnya.
Valeria naik begitu saja ke dalam bus dan tak peduli bus ini akan membawanya kemana. Valeria hanya ingin kabur dan pergi sejauh mungkin.
*****
Bus yang ditumpangi Valeria masih terus melaju menyusuri jalanan beraspal yang berkelok-kelok. Dan Valeria yang masih duduk meringkuk di salah satu kursi bus tak berani menyapa siapapun yang berada di dalam bus tersebut, atau sekedar bertanya kemana tujuan bus ini.
Seorang pria muda menghampiri kursi Valeria dan menengadahkan tangannya ke arah Valeria meminta uang untuk membayar bus.
Tapi Valeria sedang tak membawa uang sekarang. Bagaimana Valeria akan membayar?
"Pak, saya tidak punya uang," cicit Valeria meminta pengertian sang kernet bus.
"Kalau tidak punya uang kenapa naik bus!" Kernet bus itu memukul kursi di depan Valeria dengan cukup keras hingga membuat Valeria berjenggit ketakutan.
"Turun!" Usir kernet bus itu selanjutnya.
"Ta-tapi-"
Bus tiba-tiba oleng dan hilang kendali. Valeria berpegangan pada apapun di dekatnya saat merasakan bus keluar dari jalur dan dari jalanan beraspal. Menerjang pepohonan lebat disisi jalan seakan tak mau berhenti.
Valeria memejamkan matanya karena ketakutan.
Apakan ini akan jadi akhir hidup seorang Valeria?
Apa Valeria akan mati setelah ini.
Maaf, Mama!
Maaf, Papa!
Maaf, Kyle!
Mungkin Valeria tak akan pernah pulang setelah ini.
Teriakan dari para penumpang bus yang ketakutan menggema di telinga Valeria. Hingga tiba-tiba bus berhenti dan suasana mendadak hening.
Valeria yang merasakan remuk redam di sekujur tubuhnya karena terbentur bagian dalam bus, berusaha bangkit berdiri dengan susah payah untuk melihat bus berhenti dimana sekarang.
Jurang!
Valeria melihat jurang dengan sungai kecil di dasarnya tepat didepan bus yang mulai miring ke depan.
Tidak!
Valeria melihat ke arah belakang tempat duduknya, tempat pintu keluar berada tak jauh dari kursi Valeria. Hanya perlu beberapa langkah untuk mrncapai pintu tersebut.
Sedikit tertatih dan dengan langkah yang terseok, Valeria berusaha mencapai pintu itu sebelum bus terjun bebas ke dasar jurang.
Valeria berhasil berpegangan pada bibir pintu bus yang terbuka tersebut. Dan disaat bersamaan, Valeria merasakan badan bus yang merosot ke depan.
Tidak!
Valeria harus keluar sekarang!
Valeria berhasil melompat keluar dari bus sedetik sebelum bus itu meluncur dengan cepat menuruni jurang dan jatuh ke sungai kecil dibawahnya.
Tubuh Valeria berguling-guling menembus semak-semak dan kepalanya terantuk bebatuan di tanah miring.
Semua kejadian itu berlangsung dengan sangat cepat hingga akhirnya tubuh Valeria berhenti berguling saat menabrak sebuah pohon besar.
Valeria masih bisa merasakan tanah basah di sekitarnya dan melihat rimbunnya daun hijau di atas wajahnya, sebelum semuanya menjadi gelap sama sekali.
Tubuh Valeria yang penuh luka, tergeletak di sebuah tempat asing.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PASTI SI DIO KLAKUAN ANJING, TRNYATA ORTUNYA JUGA MNUSIA IBLIS ANJING
2023-05-14
0
DPuspita
Akhir bisa kabur juga ya Vale... Semangat Vale...
2021-12-30
0
Pesek Gitank
moga ada yang nolong vale
2021-10-27
0