Valeria mengakhiri ceritanya pada Kyle dengan air mata yang masih berderai dan memenuhi wajahnya. Kyle yang sedari tadi hanya diam dan menyimak cerita Valeria, segera mendekap gadis itu dan berusaha menenangkannya.
"Vale anak haram, Bang!" Cicit Valeria yang masih sesenggukan.
"Sssttt! Tidak ada yang namanya anak haram, Vale!" Kyle masih berusaha menenangkan Valeria.
"Tapi bagaimana kalau Mom dan Dad-nya Abang tahu? Mereka pasti akan-"
"Ini tak akan jadi masalah besar untuk Mom dan Dad, oke!" Kyle memotong kalimat Valeria dengan cepat.
"Asal-usulmu dan masalalu Tante Airin bukanlah hal yang harus dibesar-besarkan!" Kyle menangkup wajah Valeria dan terus berusaha meyakinkan calon istrinya tersebut.
"Kau mungkin bukan putri kandung Om Theo. Tapi lihatlah bagaimana Om Theo begitu menyayangimu dan menjagamu. Statusmu tak penting, Vale! Kau punya papa yang paling baik di dunia ini!" Kyle berucap dengan sungguh-sungguh.
"Dan aku tetap akan menikah denganmu. Aku tak akan peduli dengan ini semua. Aku menyayangimu, Valeria!" Kyle sudah menyatukan dahinya dengan dahi Valeria.
Tangan Kyle juga sudah menyeka airmata yang masih turun di kedua pipi Valeria.
Valeria kini mengangguk-angguk membenarkan ucapan Kyle tentang papa paling baik di dunia. Selama ini, Papa Theo memang menyayangi Valeria sama seperti ia menyayangi Ben. Papa Theo tak pernah membedakan Valeria dan Ben.
Dari masalah pendidikan hingga urusan percintaan, Papa Theo tak sedikitpun memaksakan kehendaknya pada Valeria maupun Ben.
Saat dulu Valeria mulai menjalin hubhngan dengan Kyle, Papa Theo juga menyambutnya dengan baik. Apalagi Papa Theo dan Uncle Nick yang ternyata adalah teman lama, membuat hubungan Valeria dan Kyle seolah menemukan lampu hijau.
"Jangan sedih lagi, oke!" Kyle menarik kedua sudut bibir Valeria dan memaksa gadis itu untuk tersenyum.
Mau tak mau, Valeria akhirnya tersenyum meskipun masih sedikit sesenggukan.
Ponsel Valeria berbunyi.
Segera gadis itu mengangkat telepon dan berbicara srbentar pada seseorang di seberang telepon. Sepertinya ada hal penting.
"Ada apa?" Tanya Kyle setelah Valeria mengakhiri pembicaraannya ditelepon.
"Ada sedikit masalah di Resto yang harus aku tangani," jawab Valdria seraya meraih tas tangannya dan menyimpan ponselnya ke dalam tas.
"Aku tidak bisa mengantarmu. Aku harus mee-"
Tok tok tok!
Pintu ruangan dibuka. Daniel melongokkan kepalanya ke dalam ruangan.
"Boss, meeting sepuluh menit lagi! Aku ke ruang meeting duluan!" Ujar Daniel mengingatkan sebelum asisten Kyle itu kembali menutup pintu.
"Lihat! Si bawel itu selalu tepat waktu jika mengingatkan jam meeting," Kyle sedikit terkekeh pada Valeria.
"Aku akan naik taksi saja," ujar Valeria memberikan jalan tengah.
"Baiklah, ayo kita turun bersama!" Kyle sudah beranjak dari dudukmya dan segera membuka pintu ruangannya.
Pasangan kekasih itupun turun bersama dari lantai paling atas gedung. Kyle menuju ruang rapat, dan Valeria menuju ke lobby untuk selanjutnya naik taksi menuju ke Rainer's Resto.
Sejak lulus kuliah, Valeria memang langsung bekerja di Rainer's Resto menggantikan Uncle Devan yang awalnya memegang kendali setrlah Kakek Owen meninggal.
Papa Theo masih sibuk mengurus Halley Development bersama Liam, sementara Ben belum lulus kuliah. Jadilah sementara waktu Valeria yang mengurus Rainer's Resto sambil menunggu Ben menamatkan kuliahnya.
Dan beruntung, Kyle tidak keberatan dengan pekerjaan Valeria ini. Kyle selalu mendukung apapun yang Valeria lakukkan, selama itu tidak membuat Valeria tertekan.
Valeria sudah mendapatkan taksi, dan gadis itu segera menuju ke Rainer's Resto.
Valeria memilih untuk turun di pinggir jalan tepat di depan Rainer's Resto dan tidak masuk ke halaman parkir.
Baru saja Valeria turun dari taksi, pundaknya ditepuk oleh seorang wanita tua yang ia temui di halaman parkir tempo hari. Wanita yang sama yang memberi tahu Valeria kalau dirinya bukan putri kandung Papa Theo dan hanyalah anak hasil pemerkosaan.
Dan wanita tua itu tak datang sendirian, melainkan datang bersama seorang pria tua yang sepertinya seusia juga.
"Sudah menemukan jawaban tentang asal-usulmu, Valeria?" Tanya Wanita tua itu yang sontak membuat Valeria terkejut.
Bagaimana dia bisa tahu nama Valeria?
Valeria baru saja akan kabur, saat tiba-tiba pria tua tadi sudah membekapkan sapu tangan ke mulut Valeria hingga Valeria tak sempat berteriak dan langsung hilang kesadaran. Dan seperti sudah direncanakan, sebuah mobil warna hitam berhenti di dekat mereka. Dua orang tua tadi segera memasukkan Valeria ke dalam mobil dan membawa gadis itu pergi entah kemana
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yuli Silvy
ihh pengganggu saja ne nenek lampir
2023-09-09
0
Sulaiman Efendy
KLUARGA SIANJING DIO, DLU GK MAU TANGGUNG JAWAB DN TK MAU MNGAKUI, SDH DEWASA INGIN DI AKUI
2023-05-14
0
DPuspita
Ada sich ya orang tua kayak gitu. Gak tau malu... Udah kepepet baru ingat sm cucu. Ngaku2 kakek neneknya Vale.
2021-12-30
0