BUKAN ANAK KANDUNG

Kediaman Rainer

"Terima kasih sudah mengantar Vale pulang, Bang!" Ucap Valeria yang sudah membuka sabuk pengamannya.

"Sama-sama. Jangan sedih lagi, oke!" Kyle mengusap lembut pipi Valeria yang sudah memaksa untuk tersenyum pada Kyle.

"Vale turun dulu," pamit Valeria seraya membuka pintu mobil Kyle. Valeria melambaikan tanga pada Kyle, sebelum mobil Kyle melaju meninggalkan kediaman Rainer.

"Vale, baru pulang?" Sapa Papa Theo saat Valeria baru akan menaiki tangga.

"Tadi ke kantor Abang Kyle dulu, Pa. Makanya baru pulang," jawab Valeria yang kembali berwajah sendu.

"Kau sedang ada masalah? Kenapa terlihat sedih begitu?" Tanya Papa Theo yang sepertinya sangat peka dengan kondisi Valeria.

Valeria mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai dua dan memilih duduk di sofa ruang tamu. Valeria tidak tahu apa inj waktu yang tepat untuk bertanya pada Papa Theo. Tapi Valeria hanya ingin tahu secepatnya tentang asal-usulnya.

"Valeria, ada apa?" Mama Airin yang baru datang dari arah dapur ikut-ikutan bertanya pada Valeria.

"Pa, apa benar Valeria bukan putri kandung Papa?" Tanya Valeria dengan airmata yang sudah menggenang di sudut matanya.

Papa Theo tak langsung menjawab, dan Mama Airin hanya mematung di tempatnya. Namun bisa Valeria lihat kalau mata Mama Airin juga sudah berkaca-kaca sekarang.

"Kenapa bertanya seperti itu, Vale? Kamu putri Papa," Jawab Papa Theo yang suaranya terdengar bergetar.

"Tapi bukan putri kandung?" Tebak Valeria yang airmatanya sudah jatuh di kedua pipinya. Valeria menyeka dengan cepat airmata tersebut.

Papa Theo hanya diam.

"Apa benar, Valeria anak hasil pemerkosaan?" Tanya Valeria lagi yang langsung membuat mama Airin terisak.

Wanita paruh baya itu segera berlari masuk ke kamar dan membanting pintu. Papa Theo bahkan tak kuasa untuk menghentikan langkah Mama Airin yang mungkin hatinya kembali sakit mengingat luka lama itu.

"Vale, dengarkan Papa!" Papa Theo mendekat ke arah Valeria dan merangjuk putrinya tersebut.

"Jadi benar, Vale hanya anak hasil pemerkosaan dan bukan anak kandung Papa? Vale anak haram?" Isak Valeria dengan airmata yang sudah jatuh bercucuran memenuhi wajahnya.

"Valeria, dengarkan Papa!" Papa Theo yang kini sudah ikut berkaca-kaca berusaha menenangkan Valeria.

"Vale bukan putri kandung Papa." Valeria masih terus meracau dan menangis terisak.

"Kau putri Papa, Valeria! Kau putri Papa!" Ucap Papa Theo yang sudah mendekap Valeria dan terus mencoba menenangkan gadis itu.

Sebenarnya Papa Theo sudah menduga kalau hal seperti ini pasti akan terjadi. Papa Theo seharusnya memang menjelaskan pada Valeria tentang asal-usulnya. Namun Papa Theo hanya merasa belum mendapatkan waktu yang tepat untuk menjelaskan pada Valeria. Dan sekarang Vale malah tahu entah dari siapa.

"Dengarkan Papa!" Papa Theo menghapus airmata yang memenuhi wajah Valeria dan merapikan anak rambut Valeria yang berserakan di wajahnya.

"Kau bukan putri kandung Papa, itu benar adanya," ucap Papa Theo yang langsung membuat tangis Valeria kembali pecah.

"Tapi satu hal yang harus kau tahu, Vale! Meskipun kau bukan putri kandung Papa, Papa menyayangimu sama seperti halnya Papa menyayangi Ben. Papa juga yang pettaja menggendong dan memelukmu saat kau baru lahir ke dunia ini. Papa yang memberikanmu nama Valeria, agar kau menjadi seorang gadis yang kuat dan pemberani."

"Kau adalah putri Papa sampai kapanpun, Valeria!" Tutur Papa Theo yang masih menangkup wajah Valeria.

"Kau adalah putri Papa!" Ulang papa Theo sekali lagi dengan nada yang tegas, sebelum meraup Valeria ke dalam pelukannya.

Valeria menangis tersedu-sedu di pelukan Papa Theo.

"Lalu siapa papa kandung Valeria, Pa? Apa Mama juga tidak tahu?" Tanya Valeria di sela-sela isak tangisnya.

Papa Theo menarik nafas panjang, seolah berat karena harus kembali membuka luka lama ini. Tapi apa mau dikata, cepat atau lambat Valeria juga harus rahu kebenaran tebtabg asal-usul dan tentabg siapa dirinya.

Semoga Valeria mampu berpikir dan bersikap bijak setelah gadis ini tahu yanag sebenarnya.

"Duduklah dulu! Papa akan menceritakan sejuanaya kepadamu," papa Theo membimbing Valeria untuk kembali duduk di sofa ruang tengah. Pria paruh baya itu juga memanggil Maid di rumaha untuk membawakan segelas air untuk Valeria.

Setelah Valeria cukup tenang, Papa Theo akhirnya memulai ceritanya.

"Mama menjadi korban pemerkosaan saat usianya delapan belas tahun." Baru kalimat pembuka, dan Valeria sudah terlihat shock.

Airmata gadis itu kembali jatuh berderai, meskipun tidak ada jeritan histeris.

"Pelakunya adalah tetangga Mama, yang kemudian tewas dalam sebuah kecelakaan sesaat setelah ia menolak bertanggung jawab." Lanjut Papa theo lagi menahan sesak yang menghimpit dadanya.

Masih lekat di ingatan Papa Theo, bagaimana traumanya Mama Airin setelah kejadian pemerkosaan itu. Bahkan malam-malam setelah Valeria lahir dan setelah pernikahan mereka berdua, Mama Airin masih suka menangis sendiri dan bermimpi buruk. Papa Theo sampai harus membawa istrinya itu ke psikiater, demi memulihkan rasa traumanya.

"Jadi, papa kandung Valeria menolak kehadiran Valeria dan sudah meninggal dunia?" Tanya Valeria memastikan.

Papa Theo segera mengangguk dengan yakin.

"Papa tidak mau menutupi apapun darimu, Valeria. Yang tahu jelas semua kejadian ini adalah Uncle Dev dan Aunty Belle."

"Uncle Dev yang membawa Mama ke kota ini, saat kamu sudah berusia tujuh bulan di dalam kandungan Mama-"

"Lalu apa alasan Papa mau menikahi Mama? Apa Uncle Dev yang memaksa Papa? Atau Papa punya alasan lain?" Cecar Valeria seraya menghapus sisa-sisa airmata di wajanya. Gadis itu sudah terlihat lebih tegar sekarang.

Papa Theo diam sejenak dan tak langsung menjawab pertanyaan Valeria. Dua puluh tiga tahun mengarungi rumah tangga bersama Mama Airin, nyatanya tak membuat Papa Theo melupakan begitu saja dua bidadarinya yang juga sudah berpulang.

Risha dan calon bayinya yang malang.

Apa mereka berdua sudah bahagia di surga sekarang?

Papa Theo memejamkan matanya sejenak, lalu menghapus airmata yang menggenang di sudut matanya.

"Tidak ada yang memaksa Papa untuk menikahi Mama kamu dan menjadi papa untukmu."

"Papa melakukan semuanya atas kemauan Papa sendiri, karena bagi Papa, kau dan Mama Airin adalah pengganti dua bidadari Papa yang sudah pergi untuk selamanya." Papa Theo tersenyum miris.

"Dua bidadari? Pergi untuk selamanya?" Valeria mengernyit dan merasa tak paham.

"Sebelum mengenal Mama Airin, Papa sudah pernah menikah." Papa Theo menghela nafas sejenak dan susah payah menelan ganjalan pahit di tenggorokannya.

"Namun istri Papa saat itu meninggal dalam kecelakaan saat sedang mengandung delapan bulan." Sambung Papa Theo lagi yang suaranya semakin lirih terdengar.

Valeria tentu saja kaget mendengar cerita menyedihkan dari Papa Theo.

"Papa, Vale minta maaf-"

"Tidak apa! Kau berhak tahu semuanya, Valeria! Setidaknya Tuhan begitu baik pada Papa karena mengirimkan dua bidadari cantik dalam kehidupan Papa setelah kejadian menyedihkan itu."

"Kau dan Mama Airin adalah dua bidadari Papa, yang sudah memberikan banyak kebahagiaan untuk Papa." Papa Theo berucap denagn sungguh-sungguh.

"Kau adalah putri Papa, Valeria Rainer! Jangan pernah menjadi orang asing lagi!" Tegas Papa Theo yang langsung membuat Valeria mengangguk-angguk dan menghambur ke pelukan sang Papa.

"Soal Mama-" Valeria tiba-tiba ingat pada Mama airin yang tadi langsung berlari ke kamar saat Valeria mempertanyakan trntang asal-usulnya.

"Nanti Papa yang akan bicara pada Mama."' Potong Papa Theo cepat berusaha menenangkan Valeria.

"Pertanyaan Vale tadi pasti menyakiti hati Mama. Vale benar-benar minta maaf, Pa!" Ucap Valeria penuh penyesalan.

"Mama akan baik-baik saja." Papa Theo mengusap lembut kepala Valeria.

"Sebaiknya kamu naik dan istirahat," titah Papa Theo selanjutnya dan Valeria segera mengangguk.

Valeria pun lanjut naik ke lantai dua menuju ke kamarnya.,

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Utari Tri

Utari Tri

Theo sama kyk bosnya sama2 ngurus anak dari pasangannya

2021-11-27

0

Pesek Gitank

Pesek Gitank

nyesek

2021-10-27

0

Anna Aqila 🏚️ 🌺

Anna Aqila 🏚️ 🌺

nyesek banget kalau ingat Rissa 😭😭😭

2021-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!