Menjadi obat nyamuk saat pergi bertiga bersama Sean dan Emily mungkin sudah menjadi rutinitas Rachel selama hampir empat tahun ini.
Sebenarnya Rachel sudah berusaha untuk menolak setiap kali Emily mengajaknya jalan ke mall, nonton, atau sekedar makan di kafe. Namun tetap saja, sifat Emily yang pemaksa membuat Rachel selalu gagal menolak ajakan sahabatnya tersebut.
Tanpa terasa, Emily dan Rachel sudah masuk semester akhir. Sementara Sean yang satu tingkat di atas Emily dan Rachel sudah lulus dan wisuda terlebih dahulu.
Sean juga sudah mulai belajar untuk meneruskan bisnis property milik Dad Nick.
Jika Abang Kyle mewarisi bisnis milik Kakek Arian Arthur, maka Sean adalah pewaris Kyler Realty milik Dad Nick. Benar-benar kakak beradik yang tajir.
****
Rachel baru keluar dari sebuah kafe setelah menghadiri undangan acara ulang tahun salah satu temannya yang entah mengapa bisa sampai malam begini.
Malam ini seharusnya Rachel menghadiri acara ulang tahun bersama Emily. Tapi Emily mengatakan kalau ia sedang tidak enak badan dan menitipkan kado saja pada Rachel.
Jadilah, Rachel terpaksa datang sendirian ke acara ulang tahun ini.
Rachel baru saja akan mencari taksi karena malam ini Mama Eve dan Papa Steve sedang ada acara di luar kota.
Namun sebuah pemandangan di seberang jalan, membuat Rachel mengurungkan niatnya untuk menyetop taksi.
Rachel melihat Sean yang tengah berdebat dengan dua orang dan sepertinya ada yang tidak beres dengan pacar Emily tersebut. Bergegas Rachel menghampiri Sean yang terlihat sempoyongan dan masih berdebat tak jelas dengan dua orang asing.
"Sean! Apa yang terjadi?" Tanya Rachel mencari tahu.
"Kau kenal pemuda mabuk ini, Nona?" Tanya seorang pria yang tadi berdebat Sean.
"Iya, saya temannya. Memang apa yang dia lakukan, Mas?" Jawab Rachel cepat.
"Dia hampir menabrak saya dan pacar saya!"
"Saya sudah mengerem dan kalian baik-baik saja! Jadi berhentilah marah-marah!" Gertak Sean dengan mata yang memerah dan mulut bau alkohol.
Ya ampun!
Apa pacar Emily ini sedang mabuk?
"Saya benar-benar minta maaf atas nama teman saya, Mas, Mbak!" Ucap Rachel sopan seolah mewakili Sean.
"Baiklah! Lain kali beritahu temannya untuk tidak mengemudisaat mabuk!" Pasangan kekasoh yang hampir ditabrak oleh Sean tadi memperingatkan sekali lagi.
Rachel hanya mengangguk paham dan segera memapah Sean yang sempoyongan.
Berapa banyak pria ini minum hingga mabuk seperti ini?
Rachel segera menyetop taksi dan membawa Sean naik taksi.
Urusan mobil Sean besok saja kalau Sean sudah tidak mabuk.
"Aku antar pulang ke rumahmu, Sean?" Tawar Rachel mi ta persetujuan Sean.
"Jangan!" Sergah Sean cepat.
"Antar saja aku ke apartemenku!" Titah Sean selanjutnya.
Rachel memang pernah beberapa kali datang ke apartemen Sean karena diajak Emily. Jadi Rachel cukup hafal alamat lengkap apartemen Sean. Segera Rachel menyebutkan alamat apartemen Sean pada supir taksi.
Setelah menempuh petjalanan selama dua puluh menit, taksi yang mmembawa Rachel dan Sean akhirnya tiba di gedung apartemen Sean.
Rachel kembali memapah Sean masuk ke lobby gedung. Sempat terbersit di kepala Rachel untuk meninggalkan Sean di lobby saja. Pasti nanti ada security yang akan mengantar Sean ke unit apartemennya.
Namun yang terjadi, Rachel tak sampai hati melakukan hal tersebut dan malah mengantar Sean naik sekalian ke lantai sembilan, tempat unit apartemen Sean berada. Mungkin nanti Rachel akan menelepon Emily saja dan memberitahu pada pacar Sean itu tentang kondisi Sean.
"Sean, passwordnya berapa?" Tanya Rachel saat ia dan Sean sudah tiba di depan unit apartemen milik Sean.
Sean tak menjawab dan hanya menempelkan jarinya di akses kontrol. Pintu apartemen sudah terbuka, Rachel memapah Sean masuk ke dalam dan menutup pintu kembali. Namun detik berikutnya, Sean seakan hilang kontrol dan langsung mendorong tubuh Rachel hingga menabrak dinding.
Sean menghimpit tubuh ramping Rachel dengan tubub kekarnya hingga gadis itu ketakutan.
"Kau menginap malam ini kan, Em?" Tanya Sean meracau.
"Sean, aku bukan Em-" protes Rachel segera dibungkam oleh bibir Sean yang langsunb mencecap bibir Rachel dengan sedikit kasar.
"Kau tahu, Em! Aku sudah lama menahan hal ini." Sean menanggalkan kausnya dan mengendurkan sabuk celananya masih sambil menghimpit Rachel.
"Sean, aku Rachel! Aku bukan Emily!" Cicit Rachel yang wajahnya sudah dipenuhi airmata.
"Diam!" Bentak Sean galak yang sepertinya efek dari alkohol.
Sean menarik tubuh ringan Rachel dan membantingnya ke atas sofa. Dengan gerakan tergesa Sean melucuti baju Rachel mengabaikan tangisan meraung-raung dari gadis itu.
"Kau akan menikmatinya, Sayang! Kau mencintaiku, kan?" Sean yang mabuk kembali mencecap bibir merekah Rachel dan menyentakkan miliknya masuk ke dalam milik Rachel dengan getakan yang kasar, hingga airmata Rachel jatuh bercucuran.
"Kita akan segera menikah setelah ini, Em! Aku mencintaimu, Emily!" Teriakan Sean menggema di srluruh apartemennya.
"Kamu jahat, Sean! Kamu jahat!" Rachel memukul-mukul dada Sean dan airmatanya masih tak berhenti mengalir.
Rachel merutuki kebodohannya sendiri karena sudah mengumpankan dirinya masuk ke dalam kandang singa.
Seharusnya Rachel tidak perlu menolong Sran, sekalipun Rachel masih memdndam perasaan pada pacar Emily ini.
Seharusnya Rachel tak perlu mengantar Sean ke apartemennya.
Seharusnya ini semua tidak terjadi pada Rachel.
Hal paling berharga milik Rachel sudah direnggut olrh kekasih sahabatnya sendiri.
Rachel tidak tahu dirinya akan bagaimana setelah ini.
Rachel terus menangis hingga pagi menjelang.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
susi 2020
🤭🤭🤭🤭
2023-02-26
0
susi 2020
🥰🥰😔
2023-02-26
0
Manggu Manggu
semangat cerita bagus👍
2022-11-10
0