Saat ini Reva dan Adam tengah berkunjung kerumah orang tua Adam, karena ibu Adam terus saja menelpon seharian meminta mereka untuk datang.
Saat makan malam pun tiba, seperti biasa Adam selalu berprilaku baik layaknya suami jika di depan ibunya. Dari pertama datang Adam terus menempel pada reva.
"Kapan kalian akan memberikan ibu cucu?," Tanya venty.
Sontak Adam tersedak, karena tak menyangka ibunya akan menanyakan hal itu. Reva segera memberikannya minum.
"umm..Reva belum siap Bu." Jawab Reva membuat Adam menarik napas lega.
"tapi.. jika mas Adam mau, Reva pasti siap." Sambung nya lagi, membuat Adam melirik nya dengan tajam. Kaki kirinya menginjak kaki kanan Reva dengan kuat, membuat reva tersentak.
"ada apa Reva?" Tanya venty saat melihat wajah Reva yang meringis seperti menahan sakit.
"ga..kok Bu. cuma sedikit pusing." Jawab Reva dengan cepat.
Sebenarnya dia sudah ingin menangis sekarang, bukan karena sakit di kakinya tapi sakit yang menusuk hatinya, perlakuan Adam begitu kejam padanya.
"ya..sudah. malam ini kalian menginap saja."
"tidak, aku harus pulang" Jawab Adam.
Venty melirik Reva yang diam.
"ya sudah. kau pulang saja. biarkan reva menginap."
"mm.... kau mau pulang apa menginap di sini Reva?" Tanya Adam dengan senyum begitu manis. Reva menggigit bibirnya, Adam yang pura-pura baik seperti ini justru membuat nya sangat takut.
"aku..." Reva melihat Venty.
Tak ada salahnya jika malam ini dia menginap disini dan menenangkan hatinya untuk sementara.
"akan tetap disini."
Adam mengelus lembut pipi Reva. "baiklah."
Setelah makan malam usai, Adam langsung pamit untuk pulang karena tak mau kemalaman di jalan. Dia mengecup kening Reva di depan Venty, supaya ibunya tak curiga dengan sikapnya yang selalu menyakiti Reva saat di belakang.
Reva mengantar kan Adam sampai ke mobil. Dia melihat dengan jelas di dalam mobil Adam mengambil tisu lalu mengelap bibir juga tangannya.
"menjijikan" Desisnya cukup terdengar jelas oleh Reva.
"apa aku begitu kotor mas. seberapa besar rasa bencimu pada ku..mas."
Lagi, airmata itu selalu ingin menerobos keluar. Tapi dengan kuat Reva tahan. Dia tak mau jika mertuanya melihat.
Adam melajukan mobilnya dengan cepat, bukannya pulang kerumah dia malah pergi ke sebuah club malam. Meminta Calvin untuk datang menemani nya, ini memang kebiasaan Adam dari dulu. Bersenang-senang di club lalu pulang dengan ke adaan mabuk. Sudah lama semenjak dia menikah dengan Reva tak menginjakan kakinya di sini membuatnya begitu merindukan suasana yang bising juga bau alkohol.
"sudah lama kau tak pernah kesini." Sapa seorang bartender di sana. Semua pekerja di sana sudah mengenal Adam. Karena dirinya merupakan pelanggan VIP.
"aku sibuk." Jawab Adam lalu duduk. Dia menggerakkan kepalanya saat mendengar musik.
"berikan aku sebotol anggur."
Adam terus menikmati dentuman musiknya dengan menghentakkan kakinya kelantai.
"kau memulainya tanpa menunggu ku." Calvin menuangkan anggur pada gelas Adam. Adam menerima nya dengan senang hati.
"kau sendiri yang terlambat."
"dasar."
Adam dan Calvin memang akrab jika di luar kantor. Mereka teman yang saling mendukung satu sama lain. Tapi beda halnya jika sudah berurusan dengan pekerjaan, Calvin selalu menyesuaikan caranya bicara dengan Adam. di kantor Adam mungkin atasannya tapi di luar dia tetap lah teman yang butuh bahunya untuk menyandar.
"istrimu sendirian di rumah, kau malah bersenang senang disini." Calvin meneguk gelas ketiganya.
"apa peduliku. dia hanya lah gadis bodoh. aku tak suka."
Calvin tersenyum, dia tak melihat kalau Reva gadis yang seperti itu. Di lihat dari cara bicaranya kemarin saat di kantor dia lebih seperti wanita yang kuat dan pintar.
"tapi aku suka masakannya. lain kali ajak aku makan malam di rumah mu."
"umm..tidak hanya masakannya yang boleh kau makan. orang nya pun dengan senang hati ku berikan padamu." Ucapan Adam membuat Calvin terkejut.
Apa Adam sebegitu tak menyukai nya?
"kau mabuk Adam." Calvin menahan tangan Adam yang akan meneguk kembali minumannya.
"hanya 5 gelas anggur tak akan membuat ku mabuk."
Memang benar yang di ucapkannya. Dia tak akan mabuk hanya meminum segitu, toleran terhadap alkohol nya lumayan tinggi. Adam sangat kuat minum. Dia bisa menghabiskan sebotol penuh dan tak akan terjadi apapun pada tubuhnya. Tapi tetap saja jika terus di biarkan dia bisa mabuk juga nanti.
"kenapa kau menikahi nya jika kau tak menyukainya?"
"karena ibuku. dia sangat menyukai nya."
"umm.. mungkin karena dia baik. dan kau belum melihat nya saja." Tebak Calvin.
Adam menyeringai, dia rasa Calvin terus membela Reva.
"kau menyukai nya?" Tanya adam yang dijawab kekehan kecil oleh Calvin.
"aku serius Calvin."
Calvin mengerutkan keningnya menatap Adam.
"buat dia jatuh cinta padamu, maka kau boleh memiliki nya." Sebuah perkataan yang begitu gila terlontar dari mulut Adam. Calvin diam tak percaya, sebenci apapun Adam pada reva, tak sepantasnya kalimat itu keluar dari mulutnya yang masih merupakan suaminya. Sama saja Adam menghina harga diri istrinya secara tak langsung.
"jika nanti dia berpaling darimu, apa kau tak akan menyesal?" Tanya Calvin.
"menyesal? kau bodoh. aku tak akan pernah mencintainya. hanya Jessy.. ya.. cuma Jessy yang pantas mendapatkan cinta ku."
Calvin tersenyum, dia tertarik dengan penawaran Adam. Lagipula Reva wanita yang cantik tak ada salahnya jika dia mendekati nya. Calvin bisa memutuskan semua wanita yang dekat dengan nya jika Reva memang wanita yang baik seperti tebakannya.
"oke. tapi, ingat jika nanti aku berhasil kau harus menceraikannya.?"
"hal yang mudah. kuberi kau waktu satu bulan untuk dekat dengannya."
"kau meragukan ku. lihat saja dalam sehari aku akan sangat akrab dengan nya."
Calvin begitu percaya diri. Dia memang tak pernah gagal dalam hal mendekati gadis. Dalam sehari dia bisa mendapatkan tiga gadis yang begitu cantik, menurut nya Reva pun tak akan sulit di dekati.
Sementara itu Reva tengah bingung karena mertuanya terus saja memohon agar secepatnya memberikan cucu.
"hahh.. bagaimana mau punya anak, mas Adam aja ga pernah menyentuh ku. sekali nya bersentuhan saja sudah seperti menginjak kotoran."
Reva lalu membanting tubuhnya ke atas kasur.
"apa aku salah ya, menerima perjodohan ini."
Mata nya menerawang menatap langit-langit kamar. Reva sangat yakin saat pertama bertemu kembali dengan Adam, kalau pria itu juga menyukai nya. Tapi rupanya dia salah besar.
"apa yang harus aku lakukan sekarang? meminta bercerai dengan nya atau bertahan..."
Pilihan yang sulit baginya, jika bercerai kedua orangtuanya dan juga mertuanya pasti akan sangat terluka, Karena mereka begitu mengharapkan hubungan ini. Jika tetap bertahan, hatinya pasti akan terus tersakiti oleh sikap Adam. Saat makan malam saja Adam menginjak kakinya dengan tanpa perasaan.
"humm... sampai biru seperti ini." Reva melihat kakinya yang tadi di injak Adam. Sedikit lebam dan sakit jika di sentuh.
"dasar lelaki tak punya hati.." Umpatnya. "mulai saat ini aku akan mengubur cinta ku dalam, sangat dalam.." Ocehnya.
Reva terdiam sejenak, "tapi, tetap saja hati bodoh ini selalu terpikat olehnya. dasar kau.. Reva bodoh.. idiot." Umpat nya pada dirinya sendiri.
💋💋💋
"Ck.. dasar kau sialan. Tak akan mabuk apanya.." Calvin menyeret tubuh Adam dengan susah menuju mobilnya.
Brak..
Membanting pintunya begitu Adam sudah duduk di kursi samping kemudi. Dia terpaksa harus mengantarkannya pulang, meninggalkan mobil di club seperti biasanya.
Adam tertidur pulas di kursinya sementara Calvin terus menggerutu dan sesekali mengumpat.
"sialan, kenapa juga aku harus repot-repot mengantarnya pulang. oh.. ayolah.. Calvin, sesekali kau biarkan dia tidur semalaman penuh di tempat laknat itu." Calvin memukul setirnya dengan kuat. Dia kesal tapi juga tak tega jika meninggalkan Adam begitu saja.
Begitu sampai di rumah Adam pun Calvin harus kembali bersusah payah membopong tubuh Adam yang begitu berat.
Tok..tok...
Calvin mengetuk pintu dengan tak sabaran. Tubuhnya sudah benar-benar tak kuat lagi menahan berat badan Adam.
Bruk..
Calvin terpaksa menjatuhkan tubuhnya ke lantai, meregangkan otot-ototnya lalu kembali mengetuk pintunya.
"Ck.. apa dia sudah tidur." Gerutunya.
Terpaksa Calvin harus menggeledah setiap saku celana Adam untuk mencari kunci, siapa tahu pria itu memiliki kunci cadangan.
"ah.. ketemu." Serunya. lalu segera membuka pintunya dan kembali mengangkat Adam yang kini benar-benar telah hilang kesadarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
A⃟🍏Z¥NNIA🌺🌺🖋️R⃟😎🐊
udah Reva nya sama Calvin aja
2020-12-26
0
Riyanti
Kau akan menyesal, Adam 😖
2020-12-25
0
Siti Asmaulhusna
haris nya pergi jauuhh tinggalnoan dari pada tersiksa bgtu
2020-11-24
0