White Love In You
Reva terdiam sejenak melihat suaminya yang lagi-lagi menolak untuk tidur bersamanya. Ini hari ke 18 mereka menjadi sepasang suami istri, tapi Reva masih saja perawan belum terjamah seinci pun. Karena suaminya sama sekali tak mau tidur bersama, untuk sekedar menyentuh tangan saja seperti menyentuh kotoran.
Bersentuhan secara tak sengaja saja suaminya pasti akan mencuci tangannya atau melapnya dengan tisu.
"mas, aku istri mu sekarang. kenapa mas selalu tidur di kamar tamu sih." Protes Reva dengan wajah yang kesal. Dia merasa suaminya tak pernah menganggap ke beradaannya.
"haaaa...haaa...." Pria berambut gondrong itu tertawa keras mendengar pertanyaan Reva.
"dengar, kita hanya menikah karena keluarga ku yang menginginkan nya. bukan aku. OKE."
Matanya menyala penuh kebencian, dan rahang nya mengeras menahan emosi. Menekankan kata oke.
Reva yang melihatnya hanya menelan ludah, ia merasa takut jika pria di hadapannya ini sudah marah. Dia selalu mengeluarkan kata kasar yang begitu menyakiti nya.
"ingat baik-baik. kau hanya istri di atas kertas."
"tapi..."
"aku muak melihat wajah murahan ini. pergi atau ku usir kau kejalanan." Desisnya.
Reva langsung berlari ke kamarnya. Menangisi nasibnya yang begitu menderita. Dia tak berpikir kalau nasib pernikahan nya akan begitu buruk seperti ini. Ia ingat saat pertama keluarga Ariestia datang ke rumahnya, melamarnya untuk menikah dengan Adam Ariestia, putra tunggal mereka.
Adam adalah pria muda yang berbakat. Di usia yang baru 20 tahun dia sudah mampu menjalankan bisnisnya dengan sangat pesat. Bahkan penghasilan perbulannya saja melebihi penghasilan ayahnya, Itulah yang dia dengar dari cerita ibu Adam.
Reva menyukai nya dari zaman sekolah. Mereka selalu bersama karena kedua orang tua mereka yang merupakan sahabat sejak kecil.
Tapi, semenjak Reva pergi ke luar negeri selama 3 tahun, Adam dan Reva pun tak saling berkomunikasi. Bahkan Adam memiliki kekasih hati yang merupakan sekretaris nya di kantor. Saat Reva pulang terjadilah perjodohan ini, mereka pun menikah atas paksaan keluarga. Reva sangat senang karena dia mencintai Adam dari dulu. Sementara Adam, dia ingin sekali rasanya pergi meninggalkan semuanya jika saja dia tak menyayangi venty, ibunya.
Adam melonggarkan dasinya, lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Selalu saja emosinya terpancing jika berhadapan dengan Reva. Dulu mungkin dia menyukai Reva, tapi hanya sebagai teman. Tapi sekarang dia begitu membenci nya karena meskipun Reva tahu dia sudah punya pacar, bukannya menolak gadis itu malah dengan sendirinya menentukan tanggal pernikahan.
Drt.... Drt...
Ponsel Adam berdering.
Jessy calling..
Senyumnya tersungging saat melihat siapa yang menelepon nya malam-malam.
"halo sayang.." Suara Adam begitu lembut berbeda jika sedang bicara dengan Reva.
"aku kangen.. "
"apa waktu seharian penuh di kantor tak cukup, honey.."
"tidak akan pernah cukup. aku ingin tidur dengan mu.."
Rengekan di sebrang telpon membuat Adam ingin sekali menemuinya. Jessy begitu manis dan manja, Adam suka itu. Berbeda dengan Reva yang membosankan tak ada manis-manisnya sama sekali.
"kau tahukan, aku sudah menikah. jika ibu tahu aku masih datang ke apartemen mu, dia akan marah."
"uumm.. kenapa harus seperti ini sih. padahal kau kan bisa mengatakan pada semuanya kalau kau tak menyukai nya."
"maaf beib. aku janji saat ada waktu yang pas aku akan membawamu ke rumah, mempertemukan mu dengan orang tuaku. kita berjuang bersama demi hubungan kita."
"eummm.. Baiklah. aku ngantuk.."
"ya, sudah. tidurlah, besok aku mau kau memakai baju yang seksi. biar aku semangat bekerja."
"aahh.. dasar mesum."
"ya sudah..muaahh.. sayang. mimpi indah."
"mmuaahhhhh..."
Telpon pun terputus dengan di akhiri ciuman panjang Jessy. Adam kembali bersemangat setelah mendapat telpon dari Jessy. Dia segera menuju kamar mandi dan membersihkan diri sebelum tidur.
```
💋💋💋
```
Tak..tak..tak...
Adam mendengar suara seseorang yang sedang masak di dapur. dia segera berjalan mendekati pintu melihat siapa yang memasak. Rupanya Reva, pertama baginya melihat Reva berkutat dengan peralatan dapur. Karena biasanya gadis itu selalu memakai jasa food delivery untuk sarapan ataupun makan malam. Adam yakin masakan yang Reva buat akan sangat tak enak.
Adam pergi meninggalkan dapur, lebih baik dia sarapan di kantin kantor dari pada nanti perutnya sakit gara-gara masakan Reva.
"mas.., sarapannya sudah siap." Teriak Reva.
"kemana sih mas Adam. kok tumben belum turun."
Reva mengecek kamar tamu juga ruang tamu. Semuanya terlihat sepi tak ada tanda-tanda orang di sana.
"apa mas Adam sudah berangkat kerja ya.?"
Desahnya kecewa.
Reva memandangi semua masakan yang dia buat. Rasanya sakit saat sudah susah payah membuat nya tapi malah di biarkan seperti ini.
"mungkin, mas Adam buru-buru kali ya. jadi cepat berangkat. baiklah.. aku antarkan saja ke kantor." Monolog nya.
Reva memang tak pernah menyerah dengan Adam. Dia menjadi sangat tak tahu malu, bahkan melupakan rasa sakit di hatinya setiap kali Adam membentak nya. Apa karena dia bodoh atau memang cinta mati sama pria itu. Entahlah...
"kenapa, kau tak sarapan pagi ini?" Jessy bergelayut manja di lengan Adam, sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulut Adam.
Karyawan yang tak sengaja melihat langsung memalingkan wajahnya. Mereka tak mau jika atasannya itu melihat nya tengah memperhatikan mereka yang bermesraan di kantin.
"kasian ya, istri pak Adam."
"iya, dia di rumah tak tahu betapa bejatnya suaminya itu."
Beberapa karyawan bergosip saat Adam dan Jessy telah meninggalkan kantin. Mereka tahu kalau selama ini CEO dan sekretaris nya itu menjalin hubungan tapi mereka tak tahu kalau pernikahan CEO dan istrinya adalah karena perjodohan. Mereka hanya berasumsi sendiri, mungkin Adam memang menjalin cinta dengan dua wanita sekaligus, yang satu sebagai hiburan dan satunya lagi sebagai istri yang akan melahirkan anak-anak nya.
Reva turun dari taxi lalu mengeluarkan uang kertas satu lembar.
"kegedean mbak, apa ga ada uang pas. saya baru keluar, tak ada kembalian."
"ambil saja semuanya. aku ga ada uang pas."
"makasih mbak."
Taxi kuning itu pun pergi. Reva berjalan dengan cepat masuk ke dalam bangunan yang begitu besar itu. Semua karyawannya menyapanya saat melihat Reva datang. mereka saling berbisik, ini pertama kalinya Reva datang ke kantor.
"hei.. pasti nyonya Reva sudah tahu tentang hubungan suami nya,"
"ya.. baguslah. biar si Jessy itu tak sombong lagi."
Reva menggigit bibirnya saat mendengar beberapa karyawan menyebut nama Jessy, dia tahu siapa wanita itu dan dia juga tahu posisi gadis itu di dalam hati Adam. Tapi, dengan tak pedulinya Reva tetap berjalan menuju ruangan Adam. Sampai seorang lelaki muda menghalangi nya untuk masuk.
"aku istrinya." Ucap Reva.
Lelaki itu tahu kalau gadis yang berdiri di hadapan nya ini adalah nyonya Reva istri dari CEO nya. Bahkan dia saja ikut datang saat pernikahan mereka.
"tapi, pak Adam sedang sibuk sekarang."
Reva melihat wajah lelaki itu lekat. Matanya bergerak gelisah dan bibirnya sedikit mengatup. Rupanya dia sedang menutupi sesuatu darinya.
"umm.. baiklah. siapa namamu? kau asistennya?" Tanya Reva kemudian.
"saya Calvin, asisten pak Adam."
"ya sudah, kamu ambil ini. berikan padanya dan katakan aku ke sini mengantarkannya." Reva menghela napas nya.
"dan tanyakan apa aku boleh masuk?" Lanjutnya kemudian.
Calvin segera mengambil paper bag yang di serahkan Reva, lalu segera masuk.
"Adam, istrimu ada di luar. dan dia.."
"bawa lagi. dan bilang padanya aku tak butuh." Seolah tahu apa yang akan di sampaikan Calvin, Adam langsung menolaknya. Jessy yang melihat itu tersenyum puas.
gadis bodoh.
Ejeknya. Dia senang karena Adam begitu membencinya.
Calvin kembali dengan menyesal. Dia tak bisa memaksa Adam menerima ini.
"maaf nyonya, ini..."
"buatmu saja. aku pulang." Reva langsung memutar tubuhnya meninggalkan Calvin yang menatapnya penuh iba.
Airmata menetes membasahi pipi Reva, dengan cepat dia menghapusnya. Dia tak mau jika dirinya terlihat begitu lemah. Dia gadis kuat dan mandiri. Tak boleh menangis hanya karena Adam menolak makanan yang dia bawa.
Calvin kembali keruangan Adam. Meletakkan paper bag itu ke atas mejanya, lalu duduk dengan kaki menyilang.
"aku sudah bilang bukan, kembali kan pada nya." Adam melihat tak suka pada Calvin.
Calvin mengeluarkan isinya lalu membuka penutup kotak nasi itu dengan cepat.
"dia memberikan nya pada ku." Ujar Calvin santai.
"oh.. apa dia tertarik padamu Calvin.?" Ucap Jessy. Adam tersenyum sinis mendengar nya, merasa kalau Reva ternyata pintar menggoda pria juga.
"jika pacarmu itu mengijinkan." Calvin melirik Adam melalui ujung matanya. Adam terkekeh.
"itu akan sangat bagus untuk ku." Ucap Adam.
Calvin menyendok makanannya lalu memakannya, mulutnya berhenti mengunyah saat merasakan rasa yang begitu asing. Adam yang melihat ekspresi Calvin langsung tertawa.
"hhaaaa.. dia menaruh racun tikus sepertinya."
"tidak, ini sangat enak. aku baru merasakan masakan yang begitu lezat seperti ini."
Adam mengeryit saat melihat Calvin yang begitu lahap memakan semuanya hingga hampir habis tak tersisa.
"enak apa lapar?" Ejek Jessy.
Adam yakin pasti sangat enak, dilihat dari cara makan Calvin yang seperti itu. Dia seorang pemilih makanan tak mudah membuat nya menyukai sesuatu.
apa seenak itu.. Pikir Adam tak percaya.
Di lihat dari wajahnya, sikapnya bahkan cara nya berpakaian tak menjamin kalau Reva seorang gadis yang pintar memasak. Dia lebih pantas di juluki gadis barbar karena penampilan nya tak bisa feminim.
Adam terus memperhatikan Calvin dengan kening mengeryit, selahap itu sampai hampir habis.
"apa beneran enak?" Tanyanya ragu. Calvin mengangguk sambil terus sibuk mengunyah.
Adam menelan ludahnya, bagaimana juga dia merasa tergoda oleh baunya yang begitu harum menggugah selera.
"ish.. Adam, kau mau makan juga?" Decak Jessy kesal. Adam menggaruk tengkuknya tak gatal.
"tidak-tidak. dari bentuknya saja sudah terlihat kalau itu tak enak." Ujarnya.
"ini.. wenak.. bewnewan..." Calvin berujar dengan mulut penuh. Menelannya bulat-bulat saat Adam menatapnya.
"ini enak beneran." Ulangnya.
Adam memilih abai, memfokuskan kembali dirinya dengan pekerjaan. Mencoba tak mempedulikan Calvin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
Erna Yunita
Hmmm
2020-12-28
0
A⃟🍏Z¥NNIA🌺🌺🖋️R⃟😎🐊
mf aq zy baru mampir kak karena juga baru tau karya ny kk ,,,, knp sudah d taruh bnyak bawang di part awal kak 😭😭😭😭😭
2020-12-26
0
🍇annoura naura ☀︎(hiatus)
aq datang...masuk fav qu😊
2020-12-26
0