Bab 05

Sinar mentari pagi menyambut hari yang baru, sinarnya menerangi alam dengan sangat terik, seakan - akan ingin menunjukan kekuasaannya.

Lamat - lamat Aisha membuka matanya yang terasa lengket, seluruh badannya terasa sangat sakit. bagaimana tak sakit ia tidur hanya beralaskan sebuah kardus bekas.

"Ya allah, sampai kapan aku berada di sini" gumam Aisha dalam hatinya. tiba - tiba perutnya bunyi menandakan bahwa ia sedang lamar, namun di dalam ruangan tersebut tak ada makanan apapun yang bisa mengganjal perutnya, walau hanya air pun tak ada.

Hari - hari terus berlalu, Aisha di kurung di dalam gudang selama berhari - hari. ia hanya mendapat jatah makan sehari sekali. bahkan Aisha tidak di izinkan untuk mengganti pakaiannya, bahkan yang lebih parah kadang Aisha mendapat pukulan atau pun jambakan dari kedua istri Tuan Rico.

Sedangkan tuan Rico mempercayakan Aisha kepada dua istrinya, karena dirinya sibuk dengan pekerjaannya sebagai pemilik beberapa hotel dan juga perusahaan. di sela - sela waktu bekerjanya tuan Rico pun selalu menyempatkan untuk menawarkan sang istri kepada beberapa teman kerjanya.

...🌾🌾...

Sudah Setahun lebih Aisha menjadi seorang istri dari tuan Rico, namun selama itu Aisha dan Tuan Rico tidak pernah tidur bersama dalam satu kamar, dan selama itu juga Aisha sudah berkali - kali di sewakan kepada lelaki hidung belakang. dan berkali - kali juga Aisha berhasil kabur dengan berbagai cara, namun salahnya Aisha kembali lagi kerumah milik sang suami hingga ia pun kembali mendapat hukuman.

Suatu hari Aisha sedang menjalani hukuman, ia di sekap di gudang belakang rumah, tubuhnya sudah pucat karena sudah dua hari tidak mendapat makanan, hanya air putih sebagai penghilang rasa laparnya.

Semilir angin malam tak di rasakan lagi. Aisha berusaha mencari jalan untuk keluar, tekadnya sudah bulat untuk melarikan diri, ia sudah tak peduli dengan resiko yang akan di terima jika ia ketahuan melarikan diri.

Sebuah jendela yang telah usang yang langsung menghadap ke bagian belakang rumah, menjadi jalan satu - satunya Aisha melarikan dirinya. dengan sekuat tenaga yang tersisa dan juga peralatan yang seadanya, Aisha mencoba membuka jendela tersebut.

Keadaan saat itu sangatlah sepi, ia yakin jika malam telah larut, para penghuni rumah sudah tertidur nyenyak, dan kini saatnya Aisha melarikan diri.

Nasib baik sedang berpihak kepadanya, untuk memanjat sebuah pagar tembok Aisha menggunakan sebuah tangga dan langsung loncat ke lahan kosong yang berada tepat di samping rumah tuan Rico.

"Aisha kamu pasti bisa" batin Aisha.

Dengan langkah yang gontai ia menyusuri sebuah jalan gang menuju sebuah jalan raya.

"Alhamdulilah, akhirnya aku bisa bebas" ucap Aisha senang.

Ia memberhentikan sebuah taksi. "Pak antar saya ke jalan Ab nomor 12" ucap Aisha pada supit taksi tersebut.

Saat baru setengah perjalanan tiba - tiba taksi yang di tumpangi Aisha berhenti, hal itu membuat Aisha panik seketik.

"Pak kenapa berhenti ?" tanya Aisha.

"Saya juga gak tau, saya mau cek dulu ya" jawab sang sopir.

Sopir keluar dari dalam mobil dan mengecek kondisi mobil. "Mesin baik - baik saja, tapi kenapa tiba - tiba mati ini mobil" gumam pak sopir ke bingungan.

"Kenapa pak ?" tanya Aisha yang melihat raut wajah sang sopir yang kebingungan.

"Mesinnya baik - baik saja tapi kenapa mobilnya mati ya" jawab pak sopir.

"Bensinnya masih ada gak pak ?" tanya Aisha.

Pak sopir kembali masuk ke dalam mobil untuk mengecek keberadaan bahan bakar. "Atagfirullah bener non, bensinnya habis" ucap pak sopir seraya menepuk jidatnya.

"Gimana dong pak, pom bensin sepertinya masih jauh".

"Lebih baik non cari taksi lain saja" saran supir taksi.

"Tapi bagaimana dengan bapak ?".

"Saya akan baik - baik saja, sepertinya nona sedang buru - buru" ujar sopir tersebut.

Aisha berpikir sejenak, jika ia harus berada di sana lalu bagaimana jika tuan Rico menemukannya.

"Baiklah pak, saya carai taksi yang lain, tapi maaf sebelumnya saya tidak bawa uang, niatnya nanti saya bayar di rumah" ucap Aisha jujur.

"Tidak apa - apa non" ujar supir taksi tersebut.

"Tapi saya jadi gak enak loh pak, begini saja, bapak tulis di kertas nomor ponsel bapak, besok saya hubungi bapak untuk membayar ongkosnya" usul Aisha.

"Baiklah" sopir taksi tersebut menuliskan nomor ponselnya di sebuah kertas. "Ini nomor saya non" ujar sopir tersebut seraya menyerahkan kertas yang bertuliskan nomor ponselnya.

"Maaf kalau boleh tau nama bapak siap ya ?" tanya Aisha.

"Nama saya Budiman, orang sering memanggil saya dengan sebutan pak budi".

"Perkenalkan nama saya Aiyra". Aisha sengaja tidak menyebutkan nama panggilannya. keduanya pun saling berjabat tangan.

"Terima kasih atas kebaikan bapak"

"Sama - sama, non juga hati - hati di jalan karena ini sudah dini hari".

Aisha pun melangkahkan kakinya untuk mencari taksi lainnya, sudah berjalan sepuluh menit namun belum ada taksi yang lewat, ketika ada yang lewat ternyata taksi tersebut sudah ada penumpangnya.

Kakinya sudah tak kuat lagi untuk berjalan hingga akhirnya ia memutuskan duduk di sebuah halte seraya menunggu taksi yang lewat.

Tiba - tiba pandangan Aisha tertuju pada dua orang yang sedang berjalan di sebrang jalan, namun karena kurangnya pencahayaan membuat Aisha tidak bisa melihat dengan jelas kedua orang tersebut.

Karena rasa penasaran terhadap kedua orang tersebut, Aisha mencoba menyebrang jalan untuk memastikan kedua orang tersebut. secara diam - diam Aisha mengikuti kedua orang tersebut.

"Ko sepertinya ada yang mengikuti kita deh" ujar salah satu orang yang di ikuti Aisha.

"Ah masa sih, itu perasaan kamu saja mungkin".

"Iya bener ko".

Mereka berdua dengan kompak membalikan badanyanya.

"Lihat tidak ada siapa - siapa kan ?".

"Tapi aku ngerasa ada yang ngikutin".

"Sudahlah lebih baik kita cepat pulang".

Keduanya pun melanjutakan perjalanannya menuju mobil mereka yang sengaja di parkir di pinggir jalan.

Sementara Aisha masih bersembunyi di sebuah mobil, dan untung saja dengan cepat Aisha bisa bersembunyi sehingga ia tidak ketahuan.

"Mata ku tidak salah lihat kan ?" tanya Aisha kepada dirinya sendiri. " tapi siapa lelaki itu, kenapa mereka mesra sekali" gumam Aisha.

"Mungkin aku salah lihat saja, mana mungkin dia seperti itu" batin Aisha, ia masih terus mengawasi langkah keduanya.

"Astagfirullah, kenapa aku mengikuti mereka, aku harus segera pergi, bisa - bisa nanti anak buah tuan Rico menenukan aku". Aisha pun kembali menyebrang jalan untuk mencari taksi dan melupakan kejadian barusan.

Kedua orang yang tadi di ikuti Aisha pun langsung berlalu menggunakan mobil mereka meninggalkan lokasi tersebut.

"Bentar deh, sepertinya aku kenal dengan wanita yang sedang menghentikan taksi tersebut" ujar seseorang yang tadi merasa tadi dirinya ada yang ngikutin.

"Emang menurut kamu itu siapa ?" tanya yang satunya lagi

"Itu seperti Aisha".

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Jangan lupa baca juga karya author yang lainnya.

📍Aku Memilih_Mu

📍Bertemu Jodoh Di pesantren

📍Hujan Kemarin

Jangan Lupa Like dan Vote juga agar author semakin semangat dalam melanjutkan cerita ini. berikan juga saran dan kritikannya juga di kolom komentar.

Terpopuler

Comments

Emma The@

Emma The@

5 like dari Cinta CEO untuk Gadis Butik.Nyicil ya kak...

2021-07-09

0

𝕗𝕚𝕥𝕣𝕚 𝕤𝕠𝕗𝕚𝕒𝕟

𝕗𝕚𝕥𝕣𝕚 𝕤𝕠𝕗𝕚𝕒𝕟

lanjut

2021-06-09

1

Rahmalia Nurodin

Rahmalia Nurodin

tersiksa sekali hidup Aisha....

2021-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!