"Bi saya harus segera menyelesaikan kerjaan saya" ujar Aisha, dengan sisa tenaga yang ada ia berusaha bangkit dari posisi tidurnya.
"Pekerjaan Nyonya sedang di kerjakan oleh yang lain, lebih baik nyonya istirahat saja" jelas Bi Ijah.
Ia, Bi Ijah telah memerintahkan beberapa orang rekan kerjanya agar menyelesaikan kerjaan milik Aisha.
Seorang pelayan datang masuk dengan membawa semangkuk bubur dan juga sop iga.
"Nyonya ini makanannya saya taro sini" ujar pelayan tersebut dengan sopan, sedangkan Aisha hanya mengangguk pelan, kemudian pelayan tersebut berlalu dari kamar Aisha.
"Biar bibi suapin ya" ujar Bi Ijah.
"Tapi Bi . . ".
"Tenang tadi tuan yang menyuruh agar ketika nyonya siuman langsung di kasih makan". jelas Bi Ijah, dengan sangat telaten Bi Ijah menyuapi Aisha.
"Ukhhh enak sekali yah, tiduran terus udah berasa jadi nyonya !!" suara bariton dari arah pintu masuk kamar membuat Aisha langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Siapa yang nyuruh membawa makanan ke kamar ini ?" tanya Mika dengan nada yang sangat tinggi. kemudian merebut mangkuk dari tangan Bi Ijah dan di lemparnya ke atas lantai.
"Prankkk . . ".
Suara pecahan mangkuk berserakan di lantai dan begitu pun dengan isinya.
"Kamu mau saya pecat, lancang sekali kamu ini, di sini aku nyonya nya bukan dia" Ujar Mika seraya menuding bi Ijah.
"Ada apa ini ?" Tiba - tiba tuan Rico masuk le kamar Aisha karena mendeng sesuatu yang pecah dari kamar tersebut.
"Pelayan ini minta di pecat, dia sudah lancang membawa makanan tanpa komando dari aku" bentak Mika seraya menunjuk ke arah Bi Ijah yang seketika menjadi ketakutan.
"Itu aku yang menyuruh, aku tak ingin menjadi seorang pembunuh" ujar Tuan Rico dengan santainya.
"Kenapa kamu tidak memberi tahu aku ?".
"Sudahlah tak perlu di perdebatkan lagi, biarkan dia makan dan juga beristirahat, karena nanti malam dia sudah mulai bekerja" ujar Tuan Rico.
Mika pun menoleh ke arah suaminya, ia meminta penjelasan tentang apa yang di ucapkan suaminya barusan.
"Nanti akan ku jelaskan" ujar Tuan Rico yang mengerti akan arti tatapan sang istri. "Bi kasih dia makan yang banyak habis itu kasih obat, dan pastikan nanti malam dia sudah benar - benar sembuh" Tuan Rico berlalu di ikuti oleh sang istri.
Setelah majikannya berlalu, Bi Ijah membersihkan pecahan mangkuk dan juga bubur yang berserakan di lantai, kemudian beliau mengambil makanan yang baru untuk Aisha.
Pikiran Aisha melanglang buana, ia belum bisa mencerna apa yang di maksud oleh suaminya tadi, pekerjaan berarti nanti malam suaminya akan memberikan setumpuk kerjaan yang menjadi teka - teki untuk Aisha.
"Sekarang nyonya Istirahat" perintah Bi Ijah.
"Bi, apa bibi tau kerjaan apa yang di maksud oleh suami saya tadi ?" tanya Aisha penasaran, dan bi Ijah pun hanya menggelengkan kepalanya. "Ya sudah kalau gitu, terima kasih bi" ucap Aisha.
Malam pun tiba, kondisi Aisha sudah mulai membaik, rasa sakit di kepalanya pun sudah menghilang. Tiba - tiba pintu kamarnya di buka.
"Cepat bangun, jangan malas - malasan" ujar Sari seraya menarik Aisha agar terbangun dari posisi tidurnya.
"Ganti pakaian mu dengan yang ini" Mika melemparkan sebuah pakaian ke arah Aisha. "Waktunya hanya lima menit !" bentak Mika.
"Tapi aku tidak terbiasa dengan baju seperti ini" Aisha menolak menggunakan pakaian yang di berikan oleh Mika.
"Saya tidak menerima penolakan, atau saya akan panggilkan suami kita, ia bisa saja lebih kejam dari kami" ujar Mika dengan tatapan sinisnya.
Sari yang geram langsung menarik Aisha agar segera mengganti bajunya. karena Aisha tak biasa memakai pakaian mini dress membuat ia sangat merasa dengan pakaian tersebut.
"Cepat keluar atau tak kami beri makan satu minggu" ancam Mika.
Dengan perasaan yang sangat ragu, Aisha keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan pakaian Mini dress yang tadi di berikan oleh Mika.
"Mbak, saya pakai pakaian milik saya saja, ini terlalu kecil untuk saya" ujar Aisha seraya menutup dada dan juga bagian pahanya.
"Jangan banyak protes, apa kamu ingin mempermalukan suami kamu nanti" ucap Sari.
"Maksud mba apa ya ?" tanya Aisha bingung.
"Malam ini kamu mendapat tugas untuk mendampingi Suami kita untuk datang ke acara pesta" jelas Mika.
"Kenapa harus aku ?".
"Gak usah banyak tanya, cepat duduk !".
Mika dan Sari mulai make over Aisha, mereka mengubah seluruh penampilan Aisha.
"Beres" ucap Mika seraya merapihkan peralatan make up nya.
Tak selang berapa lama tuan Rico mendatangi Aisha yang sudah rapih di dalam kamarnya.
"Ayo kita berangkat, nanti kita telat" ujar Tuan Rico pada Aisha.
"Tapi kita mau ke mana ?" tanya Aisha penasaran.
"Ikut saja, gak usah banyak tanya !" bentak Tuan Rico.
Aisha berjalan mengikuti suaminya menuju di mana mobil tuan Rico berada, selama berjalan Aisha terus menutupi dadanya, ia bener - bener risih dengan penampilannya yang sekarang ini, karena biasanya ia selalu berpakaian tertutup.
Mobil yang di kendarai tuan Rico terus melaju membelah ramainya jalan raya, hingga mobil tersebut berbelok pada sebuah club malam.
"Kata mba Mika kita menghadiri pesta, tapi kenapa ke sini ?".
"Pestanya memang di sini" jawab Tuan Rico dengan santainya. ia memarkirkan mobilnya.
"Ayo cepat turun !".
Aisha sangat ragu untuk turun, karena ini adalah kali pertamanya ia mendatangi sebuah club malam.
"Cepat Turun atau . . ".
Aisha segera turun dari dalam mobil sebelum tuan Rico menyelesaikan perkataanya.
"Jalannya biasa saja, di dalam sana masih banyak yang berpakaian lebih seksi dari kamu" ujar Tuan Rico saat melihat Aisha berjalan seraya menutup bagaian dadanya.
"Tapi saya tidak biasa berpakaian seperti ini apalagi datang ke tempat seperti ini" jelas Aisha.
"Karena sekarang kamu istri saya, maka mulai saat ini harus terbiasa dengan tempat ini" ujar Tuan Rico, ia menggandeng tangan Aisha agar tangan tersebut tak di gunakan untuk menutup bagian dadanya.
Kedatangan Tuan Rico pun di sambut oleh para teman - temannya yang sudah menunggu kedatangannya. Suara musik yang keras membuat Aisha tak begitu jelas mendengar percakapan antara suaminya dan teman - tamannya.
"Bagaimana yang gue bawa oke gak ?" tanya tuan Rico kepada teman - temannya.
"Oke sih, tapi sepertinya polos banget" ujar salah satu teman tuan Rico.
"Ehh jangan salah dia masih perawan" ujar Tuan Rico.
"Serius lo ? kenapa gak kamu garap saja" ujar yang lainnya.
"Gue gak doyan".
"Gak doyan tapi lo nikahi".
"Ahh itu bukan urusan lo, yang penting bisa menghasilkan uang" ujar tuan Rico seraya meneguk segelas minuman yang mengandung alkhohol.
Seorang Pria datang menghampiri tuan Rico, ia langsung memberikan sebuah amplop berwarna coklat pada tuan Rico.
"Boleh gue bawa sekarang ?".
"Bawa saja, terserah lo mau apain aja bebas !" ucap tuan Rico seraya tertawa, sedangkan Aisha masih kebingungan, karena di dalam club malam tersebut tidak ada sebuah pesta.
...🌾🌾🌾🌾🌾🌾...
Jangan lupa baca juga karya author yang lainnya.
📍Aku Memilih_Mu
📍Bertemu Jodoh Di pesantren
📍Hujan Kemarin
Jangan Lupa Like dan Vote juga agar author semakin semangat dalam melanjutkan cerita ini. berikan juga saran dan kritikannya juga di kolom komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Emma The@
Miris banget nasib Aisha kak 😢🙏🏻
2021-07-09
1
𝕗𝕚𝕥𝕣𝕚 𝕤𝕠𝕗𝕚𝕒𝕟
next
2021-06-06
1
Yulianti
lanjut thor
2021-06-06
1