🌹 Happy Reading 🌹
Vika dan ibunya saat ini sama-sama tengah berada di ruangan dokter OBYGN untuk memeriksakan kandungan dari Vika.
"Jadi bagaimana dok ?" tanya Veli ibu Vika yang sedang harap cemas saat ini.
Sedangkan Vika sejak tadi hanya mampu menundukan kepalanya malu sekaligus takut.
Dokter terlihat tersenyum dengan seramah mungkin, "janinya sehat bu, anda tidak perlu khawatir, hanya perlu beristirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi," seru dokter itu dengan sangat lembut.
Mendengar jawaban dokter tersebut, Veli dan Vika kini saling menatap satu sama lain, "maaf Dok, saya boleh meminta tolong satu hal tidak ya?" tanya Veli dengan wajah yang pucat dan tubuh yang terlihat gemetaran.
"Apa itu bu?" Sahut doktet itu dengan bingung.
Vila kembali gugup saat ini, dia bingung harus bagaimana cara mengatakanya, "emh,Dok bisakah saya meminta tolong untuk mengugurkan kandungan putri saya dok," pintanya dengan gugup, namun pasti.
Doktet tersebut hanya bisa membulatkan matanya mendengar permintaan dari ibu ini, "maaf bu bukanya saya tidak mau, tapi sayanlihat anak ibu ini masih berusia remaja, dan sangat rawan sekali dengan hal-hal seperti ini, takutnya itu akan sangat bahaya bagi anak ibu sendiri, dan jika memang ini adalah hasil dari hubungan bebas, maka lebih baik jangan bu, karna sudah dosa janganlah menambah dosa lagi dengan menghilangkan nyawanya dari janin yang tidak berdosa ini," ucap Dokter itu menmberikan pengertian pada Veli.
Veli terlihat menatap ke arah Vika yang sedang menangis, lalu beralih lagi pada dokter itu dengan tersenyum kecut. "Baiklah dok, terima kasih, saya permisi," pamitnya lalu menarik tangan Vika untuk pulang.
Di sepanjangan jalan pulang, tidak ada obrolan dari mereka, yang ada hanyalah sebuah keheningan dan tatapan kecewa Veli terhadap Vika.
Dia merasa sangat gagal menjadi seorang Ibu yang bisa mendidik anaknya untuk menjadi yang terbaik.
Sesampainya di Rumah, Veli langsung masuk ke dalam kamarnya, menyisahkan Vika di luar seorang diri dengan rasa penyesalan.
"Aku harus bagaimana dek, kamu bantu aku dong, Ibu udah marah sama aku sekarang.hissk,,hisskk," tangisnya sambil memegangi perutnya yang masih rata itu.
Vika memilih masuk ke dalam kamarnya untuk meratapi nasibnya.
Sedangkan Veli yang juga berada di dalam kamar kini sedang menangis menatap ke arah foto mendiang Frans suaminya.
"Maafkan Ibu Yah, Ibu gagal menjaga putri kita, ibu gagal mendidiknya agar bisa menjaga harga dirinya, ibu harus bagaimana Yah? Keadaan keluarga kita tidak sebaik dulu, apa kami bisa merawat bayi itu?" Tangisnya pevah tidak sanggup membayangkan apa pun lagi.
Meskipun berat rasanya, namun dia tidak ingin mengorbankan nyawa putrinya hanya karna mau menggurkan bayi itu, dan dengan terpaksa, mau tidak mau dia harus merawat dan membesarkan bayi itu.
Dan karna nasi sudah menjadi bubur, saat ini menangis dan menyesalpun sudah tidak berguna, Veli bangkit dan menuju dapur untuk memasak.
Tak membutuhkan waktu lama, selepas Veli memasak dia langsung memanggip putrinya yang sejak tadi tidak keluar dari kamar.
"Vik,,Vikaa,, ayo bangun Nak, makan malam sudah siap," serunya memanggil putrinya namun tidak ada sahutan.
"Tookk,,tok, Vika,,ayo makan malam dulu Nak, nanti Vika sakit," panggilnya lagi namun masih belum ada sahutan.
Karna merasa sangat khawatir dan perasaanya juga tidak enak, Veli langsung mencari kunci duplikat kamar itu dan segera cepat membukanya.
"Astaga Vikaaaaa," teriaknya melihat putrinya yang terbaring dengan tangan yang sudah berlumuran darah.
Vika mengalami depresi yang sangat berat, sehingga dengan beraninya dia memotong urat nadinya sendiri.
"Hissskkk,,nak,bangunn Vikaaaa," tangis Veli kembali pecah melihat kondisi putrinya yang seperti ini.
Veli langsung berlari keluar untuk meminta bantuan warga membawa Vika ke rumah sakit.
"Tolongg,,toolllongg, tolloongg saayaaa," tangisnya mencari bantuan agar putrinya bisa terselamatkan.
Tak lama kemudian muncul beberapa warga dengan wajah yang khawatir. "Ada apa Bu Veli?" tanya warga itu yang terlihat berbondong-bondong mendatangi rumah Vika.
"Tolongg pak, tolong putri saya, tolong bawa dia ke rumah sakit," jeritnya ketakutan jika anaknya terlambat mendapatkan pertolongan.
Di dalam kondisi seperti ini, warga tidak ingin banyak bertanya dan langsung segera masuk dan mengangkat tubuh Vika.
Dan dengan bantuan salah satu warga yang memiliki kendraan mobil, mereka membawa Vika untuk segera ke rumah sakit.
Ketika sampai di rumah sakit, ibu Veli di temanin oleh berberapa tentangga akrabnya kini menunggu dokter selesai memeriksa kondisi Vika.
Tangis Veli tidak bisa berhenti dengan tubuh yang gemetaran saat ini.
"Sabar ya Ibu Vika, semua pasti ada jalannya kok, ikhlas lah menerima semua cobaan ini bu," seru ibu bernama Santi, salah satu ibu tetangga itu.
"Iya bu, kami semua akan membantu sebisa mungkin, anggap saja bayi Vika adalah bayi kita bersama kan ibu-ibu," sambung ibu Erna yang ikut mendukung Veli saat ini.
"Biarkan saja yang akan mencela nanti, namanya dunia dan hidup bertetangga, pasti ada yang mendukung dan ada juga yang menghina seperti biasa, tapi kamu jangan khawatir Vel, tidak ada yang namanya anak Haram di dunia ini, namun mungkin benar jika dia hadir karna kesalahan, tapi setiap bayi yang terlahir itu semua bersih dan tidak ada haramnya, apa kamu mengerti Vel?" Ucap ibu Bunga, yang merupakan istri dari Pak Rt di kawasan tempat tinggalnya.
Veli tersenyum bahagia, karna dengan kondisi seperti ini, warga masih mau menerimanya karna biasa jika mengetahui ada warganya yang hamil di luar nikah pasti langsung di usir, namun berbeda dengan kawasan tempat tinggal mereka ini, di dalamnya Pak RT dan Bu RT sangat memperhatikan warganya, sehingga tidak ada yang merasa terasingkan di usir dan mengusir.
Apa lagi Veli dan Vika terkenal dengan kebaikan hatinya suka membantu, walaupun mereka hidup dengan kekurangan, tapi tak menutup kemungkinan untuk mereka bisa membantu sesama.
"Terima kasih ya, ibu semua, saya sangat berterima kasih,,hissskk,,hiksskk," tangisnya teharu melihat rasa empati dari tetangga-tetangganya itu.
Betapa beruntungnya dia mempunyai tetangga yang sudah sangat lama ini bersamanya, mereka saling mengenal sejak lama sebelum Frans Ayah Vika meninggal dunia karna sakit.
Setelah menunggu dengan cukup lama, dokter akhirnya keluar dari ruangan itu.
Dan sontak membuat Veli dan ibu-ibu lainya berdiri melangkah mendekat ke arah dokter itu.
"Dok bagaiamana keadaan anak saya dok?" tanyanya, ingin segera mengetahui keadaan putri kecilnya.
Terlihat dokter yang menarik nafasnya dengan pelan. "Kondisinya kritis bu, dan kami masih harus melakukan tahap observasi yang lebih lanjut, kami tidak bisa sembarangan melakukan tindakan karna kehamilanya yang sangat rawan sekali." ungkap dokter itu menjelaskan kondisi Vika saat ini.
Sontak tubuh Veli mendadak lemas, "oh God, selamatkan putriku,,hisskk,,hikss," tangisnya lagi-lagi pecah, mendengar keadaan putrinya yang kritis.
To be continue.
*Jangan lupa sedakah Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Zifa Zifa
di dunia nyata juga banyak kok kejadian kek gini😇😇😇😇😇😇😇🤕🤕🤕🤕🤕🤕🤕bikin pusing 🤦♂️🤦♂️🤦♂️🤦♂️kita para orang tua
2021-10-18
0
Dewi
yah namnya kslahan klo sudh trjdi mau apa lg nmya ortu pasti kcewa bgt tpi klo smpe ttep egois anak bkal dpresi smua memang hrus ikhlas dan brush mndukung anak agr bsa mnjdi pljaran ke depan nya nnti
2021-10-08
0
Riska Rere
jg termakan rayuan buaya dech...kebanyakan laki2 ya seperti itu, habis manis sepah d'buang.. 😭, mahkota wanita harus d'jaga dan d'berikan jika sudah halal...
2021-08-03
0