🌹 Happy Reading 🌹
Sebulan kemudian.
Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan sekolah Vika.
Dan terlihat saat ini Vika sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, namun beberapa hari ini dia merasa kepalanya suka pusing dan merasakan mual.
Hingga kemarin dia memberanikan diri untuk membeli testpack kehamilan. Dan menggunakanya hari ini.
Dia merasakan jantungnya berpacu dengan sangat kencang menunggu hasil dari test itu, dan kemudian kakinya mendadak lemas ketika melihat ada dua garis di dalamnya.
"Bagaimana ini, aku harus apa,,hisskk,,hisskk aku takut ya tuhan," lirihnya ketakutan, bahkan dia sampai menggunakan lima testpack untuk meyakinkan dirinya bahwa hasil itu tidak salah.
"Aku harus memintanya untuk bertanggung jawab, ya itu harus." Yakinnya lalu segera bersiap-siap pergi ke sekolah.
Tidak ingin berlama-lama, Vika mempercepat gerakanya agar segera sampai di sekolah.
Sesampainya di sekolah, Vika melihat Jendra yang tengah asik bercanda riang dengan teman-temannya.
Vika segera melangkah menghampirinya. "Ada yang mau aku bicarakan ini penting," serunya menatap tajam ke arah Jendra. Membuat suasana canggung seketika.
Jendra yang melihat tatapan itu, langsung menarik tangan Vika menjauh dari keramaian.
Hingga mereka berada di lantai paling atas sekolah ini, "katakan ada apa," serunya di saat merasa jika ini adalah tempat paling aman.
Vika langsung mengeluarkan alat testpack yang tadi dia gunakanan dan melemparnya ke arah Jendra. "Aku hamil, dan ini adalah hasil dari perbuatan kamu, aku mau kamu tanggung jawab," ucapnya dengan penekanan di setiap katanya.
Jendra tersenyum sinis menatap ke arah tespack itu, "kenapa harus? Bukankah kita sama-sama melakukanya atas dasar suka sama suka, dan tidak ada kewajibanku untuk tanggung jawab di dalamnya," balas Jendra dengan santai seperti tidak pernah melakukan dosa.
"Jendra apa maksud kamu, ini anak kamu dan kamu harus tanggung jawab," teriak Vika yang merasa marah mendengar jawaban seenaknya dari Jendra.
Jendra melangkah mendekat ke arah Vika dan menatapnya dengan tajam, "siapa yang bisa menjamin jika setelah bersama ku, kamu tidak melakukanya dengan orang lain? Aku saja ragu jika itu adalah bayi ku,"
Plaaaakkkkkk satu tamparan berhasil di daratkan oleh Vika di pipi Jendra, dia benar-benar merasa terhina dengan ucapan Jendra yang menanggap dirinya begitu murah hingga mau berhubungan dengan banyak pria.
"Kamu yang menghilangkan Virgin ku lalu sekarang kamu menghina seolah-olah aku adalah wanita murahan ha, kamu yang meminta agar aku mau berhubungan sama kamu dengan janji kamu akan membalas perasaanku, tapi sekarang apa? Bahkan untuk mengakui bayi ini saja kamu tidak mau, padahal kamu jelas tau jika kamulah ayah dari bayi ini," teriak Vika dengan sangat keras, dia benar-benar merasakan sakit yang teramat mendengar ucapan Jendra itu.
Jendra memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari Vika. "Dasar wanita murahan, harusnya kamu ngaca siapa dirimu, hanya seorang gadis miskin jangan pernah bermimpi untuk menikah denganku, ingat siapa dirimu, dan lagi jika kamu merasa ini adalah bayi ku, maka ini-" serunya sambil mengambil beberapa lembar uang merah di dompetnya.
"Ambil ini," sambungnya lagi melemparkan uang itu tepat di wajah Vika.
"Ambil uang ini, bunuh dan gugurkan saya bayi itu, aku tidak menginginkanya, aku tidak akan pernah sudi menerima bayi yang di lahirkan dari perempuan murahan dan miskin seperti kamu, karna itu akan merusak nama baik keluarga ku, ingat itu, bunuh dan hilangkan saja bayi ini, jangan pernah membuatku susah nantinya,apa kamu mengerti," bentaknya pada Vika yang hanya bisa terdiam menatap ke arah Jendra dengan tajam.
Dan Jendra langsung meninggalkan Vika dengan begitu saja, sedangkan Vika yang melihat kepergian Jendra serta uang-uang yang berserakan kini hanya bisa menangis dengan sangat kencang.
"Kenapa kamu bodoh Vik, kamu sudah jelas tau dia pasti akan hanya menanggapmu sampah, lalu kenapa kamu melakukanya,,hisskk,,hisskk, aku harus apa ya Tuhan, aku takut ibu pasti akan kecewa berat." Ucapnya di dalam tangis penyesalaanya.
Namun saat ini menyesalpun benar-benar sudah tidak berguna, dia merasa sangat hancur dan kehilangan arah saat ini.
"Apa iya aku harus melenyapkanya, tapi itu dosa," lirihnya lagi bingung langkah apa yang harus dia ambil.
Vika segera mengumpulkan uang-uang itu, dan merapikan bajunya, setelah itu baru dia pergi dan kembali bergabung untuk mendengarkan hasil kelulusan.
Nama Vika masuk ke dalam nama siswa dengan peringkat nomor satu di sekolahnya, membuatnya menjadi kebanggaan dari pihak sekolah.
Namun Vika sama sekali tidak merasa bahagia, dia malah merasa kecewa karna sudah menghancurkan nama baik sekolahnya dengan hamil di luar nikah seperti ini.
Dan bahkan kepala yayasan memberikan pengumuman yang sangat lantang jika dirinya akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.
Jendra menatap ke arah Vika dengan tatapan yang sulit di artikan, namun Vika memilih menatap ke arah lain, Jendra sudah benar-benar menghancurkan, harga diri,kehormatan serta hatinya, membuatnya merasa depresi saat ini.
Namun Vika merasakan jika tatapan Jendra itu tidak beralih darinya, sehingga dia memilih untuk pergi dan segera pulang.
Sesampainya di rumah, dengan keadaan lesuh dia melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Seperti biasa jam seperti ini ibunya tidak ada di rumah, namun saat ini tatapanya membulat dan tubuhnya membeku melihat ibunya yang berdiri dengan memegang alat testpack kehamilanya.
"Iiibbbuuu-iibbuu gak kerja?" tanyanya dengan gugup, bahkan keringat dingin saat ini mulai membasahi tubuhnya.
Plaaaaaaakkkkkkkk tanpa aba-aba ibunya langsung menampar wajah putri kesayanganya itu, lalu menangis dengan histeris.
"Ibu gagal, ibu gagal mendidikmu Vika,,hisskk, ibu gagal," tangisnya pecah mengingat jika putrinya ini hamil di luar nikah.
Tadinya dia ingin membersihkan rumah dan mengambil sampah dari kamar Vika, namun betapa terkejutnya dia melihat alat test kehamilan yang begitu banyak di kamar putrinya, hingga dia mencari tau lewat buku harian Vika yang terletak di atas meja, lalu dia membaca dan menemukan jawabanya.
"Iiiibbbu maafin Vika buuu,,vika Khilaf bu,, maaf." Tangisnya bersujud memohon ampun di kaki ibunya.
Vika mencium kaki ibunya untuk mendapatkan pengampunan dari kesalahanya yang akan membawa petaka bagi hidupnya.
"Apa kata orang nanti Vik, kamu belum nikah tapi sudah mengandung, cepat kita pergi ke laki-laki itu dan meminta pertanggung jawaba darinya," seru ibu menarik tangan Vika untuk pergi menghampiri ayah bayi itu.
"Iiibbbuuu,,iiibbbuu sudah bu, Vika gak mau menemunianya, dia gak mau tanggung jawab bu, dan dia malah menyuruh Vika untuk membunuh bayi ini,hisskkk,,hisskkk," ucap Vika yang semakin membuat kaki Ibunya lemas tak mampu menopang lagi.
"Ya Tuhan, apa kesalahanku hingga ini semua terjadi pada putriku," tangis ibunya merasakan sakit di dadanya melihat anak putrinya di hamili lalu di campakan begitu saja.
Hati ibu mana yang tidak terluka ketika anak perempuan yang begitu dia sayangi dan di jaga, kini harus merasakan pahit dan di hina seperti ini.
Bagiakan melempar kotoran di wajahnya, Jendra benar-benar sosok yang tidak memiliki prikemanusiaan karna begitu tega menyakiti dua sosok wanita yang hancur akibat ulah mulut manisnya.
To be continue.
*Jangan lupa sedakah Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Zaenal Abidin
org tua mana yg takkan terpukul hatinya saat mengetahui anaknya hamil diluar nikah, apalagi pelakunya tdk mau bertanggung jawab..
2022-11-12
0
Devi Handayani
hmm sepertinya aku mulai suka nih ama ceritanya😌☺😄
2022-11-08
0
Zifa Zifa
sumpah pengen tonjok 👊👊👊👊 nih buaya 🐊🐊 nya sampai 💀💀💀💀💀💀
2021-10-18
0