🌹 Happy Reading 🌹
"Astaaaagggaaa,, aku ketiduraan." ucap Vika terkejut di saat melihat jam yang menunjukan waktu malam hari.
Jendra yang berada di sebelahnya kini akhirnya juga ikut membuka matanya, "ada apa sih sayang ? Kamu tiba-tiba kaget gitu," tanyanya dengan mata yang masih terpejamkan.
Vika yang melihat Jendra masih ingin tertidur, kini berusaha untuk bangkit dari tempat tidur untuk membersihkan dirinya, "awwwww,,sssatt," rintihnya merasakan perih di apomnya.
Jendra langsung membuka matanya sempurna ketika mendengar rintihan dari Vika, "kamu mau kemana?" tanya Jendra yang melihat Vika sedang berusaha bangkit dan berjalan.
"Jendra ini tuh udah malam, aku takut Ibu khawatir nyariin aku, apa lagi kamu tau kan jika tadi aku lupa menelpon ibu," jawabnya sambil menutupi tubuhnya yang masih polos.
Jendra juga ikut bangkit dari tidurnya, dan melangkah mendekat ke arah Vika, lalu menggendongnya. "Aaahhhh Jendra lepasin, aku bisa jalan sendiri," seru Vika di saat Jendra menggendong tubuh polosnya bagaikan anak koala.
"Apanya yang mau jalan sendiri kalo kamu masih merasa sakit," balas Jendra dengan lembut, lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Seseampainya di kamar mandi, Jendra menyalakan keran dengan menggunakan tangan kananya untuk mengsi bathtub, agar memudahkan Vika untuk berendam sejenak, sedangkan tangan kirinya digunakan untuk menahan tubuh Vika yang berada di gendonganya, maklum lah sangking kekarnya tubuh Jendra dan mungilnya tubuh Vika sehingga untuk menjadikan gadis itu seorang balita sangatlah mudah baginya.
Sambil menunggu bathtub nya terisi penuh, Jendra mendudukan tubuhnya di pinggiran bathtub yang cukup luas, Jendra kembali menatap wajah Vika yang sangat imut itu.
Dia mulai kembali mengendus leher Vika karna tidak tahan dengan godaan yang ada. Membuat Vika sedikit merasa risih dengan tindakan Jendra. "Jen,udah ya ini udah malam aku harus buru-buru pulang," ucapnya dengan lembut, ingin bangkit dari pangkuan Jendra itu. Namun Jendra tidak memperdulikanya, dia malah menyusu di gunung kembar milik Vika, dan membuat si empunyanya kembali teransang.
"Jen,,ssshhttt, udah ya, tadi kan udah dua kali, aku capek Jen, aku pengen pulang," serunya berusaha melepaskan kepala Jendra dari gunungnya.
"Kamu tidak boleh pulang, sebelum aku mengizinkanya," balas Jendra lalu membawa tubuh Vika masuk ke dalam bathtub yang sudah penuh, dan kembali merangsang tubuh Vika agar mau malayaninya.
Setelah beberapa menit, Jendra berhasil menaikan kembali nafsu dari Vika, dan melakukan penyatuanya kembali hingga satu jam kemudian mereka baru selesai dengan adegan pennyatua serta mandi mereka.
"Gue antar ya," ucap Jendra sambil memeluk tubuh Vika yang sedang merapikan rambutnya itu dari belakang.
Vika menganggukan kepalanya lemah, dia tidak bisa menolak karna ini sudah malam dan dia takut jika tidak mendapatkan kendaraan umum yang lain.
"Ya udah ayo, aku takut ibu bakal khawatir kalo aku pulang kemalaman," ajaknya sambil melepaskan tangan Jendra yang berada di pinggangnya, lalu dia melangkah keluar untuk mengambil tas dan memakai sepatunya kembali dan kemudian mereka pergi mengantar Vika pulang.
Tak membutuhkan waktu yang lama, saat ini mereka sudah sampai di depan gang rumah Vika, "loe yakin gak mau gue antar sampai dalam?" tanya Jendra meyakinkan lagi.
"Iya, sampai sini aja, udah malam kamu pulang gih," balas Vika sambil merapikan barangnya dan ingin melangkah keluar.
"Aku pergi ya," pamit Vika pada Jendra.
Dan Jendra langsung melum**at kembali bibir Vika yang sudah menjadi candu baginya, "thanks ya Vik, dan Soory soal-." serunya tiba-tiba merasa canggung dengan apa yang ingin di sampaikan.
Vika yang malu kini hanya menanggukan kepalanya saja, lalu membuka pintu mobil kemudian melangkah keluar.
Setelah itu dia menunggu sampai mobil Jendra menghilang baru dia berjalan masuk ke dalam gangnya.
"Iibbbuuu, Vika pulang," serunya mencari keberadaan ibunya.
Namun tiba-tiba dari arah belakang, ada seseorang yang mendekat ke arahnya. "Aaadddduuhhh awwwww sakkkiitttt," bentaknya ingin memberikan pelajaran untuk orang itu karna berani menjewer telingnya.
Lalu dia melihat sosok ibunya yang sedang berdiri dengan sorot mata yang tajam. "Eehhhh,iiibbbu, Vviikka pulang bu," jawabnya dengan canggung.
"Jam berapa ini?"Bentak ibunya yang sangat marah saat ini, karna ini merupakan pertama kalinya Vika pulang hingga selarut ini tanpa mengabari terlebih dahulu.
"Maaf bu, tadi Vika ada kerja kelompok, terus Vika capek dan ketiduran di rumah teman," jawab Vika dengan rasa takut.
Dia takut jika ibunya itu tau kalo dia sedang berbohong saat ini, karna itu bukanlah keahlianya.
Ibu terlihat menatapnya dengan tatapan penuh selidik, "Benarkah begitu," tanya ibu kurang yakin dengan jawaban anaknya.
Vika terlihat semakin gugup saat ini, "iiyyaaa bu, Vika udah bener kok," jawabnya dengan tersenyum canggung.
Ibu mengduskan nafasnya kasar, "Vika, ibu tidak bodoh untuk membedakan mana parfum laki-laki dan wanita, apa lagi kamu tidak pernah pake parfum selain minyak telon, jadi sangat tidak mungkin jika parfum pria ini menmpel begitu saja di tubuhmu, kamu jangan buat ibu kecewa Vik, kamu boleh pacaran tapi harus tau batasan," seru ibunya yang semakin membuat Vika merasakan bersalah akan hal ini.
Dan tak banyak bicara lagi, ibunya langsung melangkah masuk menuju dapur, untuk mempersiapkan makanan yang tadi sudah dia masak agar memanaskanya kembali untuk Vika.
Sedangkan Vika kini terlihat berdiri mematung mendengar perkataan dari ibunya. "Maafkan Vika bu, Vika gagal menjaga kehormatan Vika sendiri," lirihnya dengan air mata yang sudah terjatuh.
Dia tau ini adalah perbuatan yang salah, dan sangat salah, jika di pikir lagi, dirinya memang begitu bodoh hingga mau menyerahkan mahkotanya untuk pria yang masih menggantung harapanya.
Karna tidak ingin larut, Vika segera masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaianya, lalu dia bersama dengan ibunya melakukan makan malam bersama.
Keesokan harinya, Vika kembali ke sekolah seperti biasa, namun dia sama sekali tidak melihat sosok Jendra sedari tadi, hingga saat ini jam pulang pun tiba.
"Kemana dia? Apa dia sengaja menghindariku?" tanya Vika sedari tadi yang tidak melihat kemana laki-laki yang telah memghancurkan harga dirinya kini terlihat seperti menghindar.
Hingga hari-hari berikutnya, di masa-masa ujian, Jendra muncul namun malah terlihat seperti tidak mengenal Vika, membuat Vika tersenyum sinis melihat reaksi dan tatapan Jendra kepadanya. "Bodoh kamu Vik, kamu menyerahkan kehormatanmu dan berharap dia akan membalas persaanmu, tapi kamu lupa siapa diri mu yang hanya butiran debu baginya," gumamnya dalam hati melihat Jendra yang seperti tidak merasa bersalah dengan kejadian waktu itu.
Dan tiba-tiba saja ada sosok wanita cantik yang berjalan menghampirinya dan duduk di pangkuan Jendra. "Sayang, kamu jadikan antar aku nanti," ucap wanita itu dengan jelas.
Membuat Vika semakin merasakan sakit di hatinya, merasa sudah di permaikan oleh pria bajingan ini.
Dan karna tidak tahan lagi, dia memilih untuk pergi dari kelas dan berjalan ke arah luar.
Sedangkan Jendra hanya diam dan menatap kepergian Vika, tanpa sama sekali ada rasa ingin menjelaskan atau hanya sekedar menyapa saja.
To be continue.
*Jangan lupa sedakah Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya**😘😘 *
Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh 😭😭😭
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
Follow IG Author @Andrieta_Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Miftea
kalau mau ngebuktik.in cinta nggak gitu lah caranya...
2023-01-12
0
Miftea
cowok tu emang mau enaknya aja....
2023-01-12
0
Zifa Zifa
tuh kan Vika kadal kok di percaya omongan nya 🤕🤕🤕🤕🙉🙉🙉😜😜😜😜😜😜ya gini nih end nya😭😭😭😭😭😭😭😭
2021-10-18
0