"Jadi, kamu bisa masuk ke tubuh orang?" Aku bertanya dengan penuh tanda tanya.
"Iya, mungkin. Soalnya tadi aku lari terus tutup mata dan tiba-tiba ada di tubuh Kakek ini!" Jawab Daniel.
"Wah, hebat banget! Kayak di film drakor!" Seruku.
"Hebat sih hebat. Tapi, sekarang aku jadi arwah gentayangan gitu?" Ujar Daniel bersedih.
"Kamu udah pulang kerumah?" Aku bertanya.
"Udah tapi di sana gak ada siapa-siapa," Jawabnya.
"Ah mungkin, kamu harus nunggu salah satu keluarga kamu pulang. Terus ikutin mereka!" Saranku padanya.
"Iya, tapi mereka gak pulang-pulang" Daniel menunduk.
"Aku bakal bantuin kamu kok! Buat cari tau dimana tubuh kamu!" Seruku kembali kepada Daniel.
"Beneran?" Daniel mengangkat kepalanya.
"Iya," Ucapku.
Aku pun menyuruh Daniel untuk keluar dari tubuh sang Kakek.
"Caranya gimana?" Ujar Daniel kebingungan.
"Tadi waktu kamu masuk kamu kan tutup mata. Coba kamu tutup mata kamu lagi deh" Saranku.
Daniel sudah menutup matanya. Namun, dia tidak kunjung keluar dari tubuh sang Kakek lalu, dia mencoba menutup matanya lebih lama. Dan alhasil dia pun berhasil keluar. Seusainya sang Kakek sadar ia kebingungan. Namun, aku dan Daniel langsung pergi begitu saja saat Kakek tersebut tadi masih belum tersadar.
Aku merasa aku bukan anak indigo. Karena, anehnya aku tak melihat makhluk halus apapun. Hanya Daniel, aku dan Daniel pergi menuju tempat dimana kemungkinan ia tertabrak oleh mobil.
"Aku rasa disini, tapi aku gak inget kejadiannya. Aneh," Ujar Daniel tangannya menyentuh aspal tersebut.
"Sabar. Ah iya, gimana kalo kita beli cctv! Biar kita tau kalo keluarga kamu udah pulang!" Seruku pada Daniel.
Tak kusangka orang-orang saling melirikku. Mungkin, karena aku berbicara sendirian? Malunya. Mana sekarang banyak sekali pejalan kaki. Aku pun pergi dan memesan cctv lewat olshop. Ya, itu lebih mudah dari pada beli langsung ke tempat penjual cctv. Lagi pula sampainya paling 3-4 jam. Karena, aku menggunakan jasa kurir cepat walau, biayanya lebih mahal sedikit.
Kami menunggu tukang paket itu dirumahku. Tentu saja mau dimana lagi? Karena bosan aku mengajak Daniel untuk menonton tv. Beberapa jam kemudian akhirnya paket tersebut pun datang. Aku dan Daniel segera memasang cctv itu di depan pintu masuk namun karena cctv ini kecil jadi tidak terlihat dari luar maupun dalam rumah. Dan untungnya rumah ini memiliki wifi. Ada seorang pejalan kaki yang tak sengaja melihatku aku langsung berbalik arah berpura-pura sedang membuka kunci pintu.
"Nah sekarang kita bisa cek di hp aku nih," Kami pun kembali kerumahku.
Sesampainya di rumah aku menyiapkan makanan untuk dimakan bersama. Namun, aku lupa bahwa Daniel sekarang adalah arwah?
"Gimana kalo kamu pergi cari orang terus rasukin dia supaya bisa makan!" Ucapku.
"Gak sopan kalo kaya gitu Put," Ujar Daniel.
Aku pun makan sendiri. Dan Daniel tengah sibuk mengawasi cctv. Namun, setelah beberapa saat berlalu.
"Put! Sini-sini. Ini kayaknya Adik aku deh. Dia ke US? Ha dia pasti tau keberadaan aku dimanakan!" Teriak Daniel ia langsung bangkit dari duduknya dan berlari keluar.
"Wey! Tunggu dong," Aku pun cepat-cepat minum dan ikut berlari menyusul Daniel.
Saat sudah berada tepat di belakang Daniel aku lupa untuk mengunci pintu. Jadi terpaksa aku berlari dan kembali ke rumah. Ketika rumah sudah kukunci aku berlari lagi menuju rumah Daniel.
Nampaknya Daniel sudah masuk ke rumahnya. Nafasku tersengal. Aku menarik nafas panjang lalu, melihat seorang pemuda keluar dari pintu rumah Daniel. Belum sempat aku kabur dia sudah memanggilku.
"Hey!" Ujarnya.
Aku pun membalas "Em, hai"
"Kamu temannya Kakakku?" Tanya dia padaku.
"E a-" Aku ingin menjawab tapi,
"Sorry you may not understand"
("Maaf kamu mungkin tak mengerti") Tambah pemuda tersebut memotong perkataanku.
"Saya bisa berbahasa Indonesia kok," Ucapku padanya.
"Oh, bagus lah. Anda temannya Daniel?" Tanya pemuda tersebut yang tidak lain tidak bukan adalah Adiknya Daniel.
"Y, ya saya temannya," Jawabku lalu, melihat Daniel keluar dari rumah tersebut.
"Sayangnya Kakak saya sedang berada di rumah sakit. Jadi anda tidak bisa menemuinya untuk saat ini," Ujar pemuda tersebut.
Daniel memberiku kode agar ikut ke rumah sakit bersama Adiknya itu.
"Boleh kah saya ikut ke rumah sakit tersebut?" Aku bertanya.
"Tentu saja boleh. Mari naik taxi bersama saya," Jawab pemuda tersebut.
Kami pun menaiki taxi dan sampai di rumah sakit tersebut. Tak lupa Daniel juga ikut menumpang. Aku dan Daniel juga Adiknya berjalan menuju ruangan tempat rawat inap Daniel.
"Ini dia ruangannya. Silahkan masuk nanti saya menyusul," Ucap Adik Daniel tersebut.
Aku mengangguk kemudian masuk. Entah mau kemana Adik Daniel tersebut pergi. Yang jelas di ruangan ini tidak ada siapa pun.
"Daniel! Cepat masuk ke dalam tubuhmu!" Seruku.
Tak lama Daniel naik keatas ranjangnya dimana tubuhnya berada lalu, berbaring diatas raganya dan ia menutup mata. Namun, saat Daniel menutup mata aku melihat ke arah layar Monitor. Dan anehnya saat Daniel akan masuk ke raganya Monitor tersebut menunjukan angka yang rendah padahal tadinya stabil. Aku segera berteriak pada Daniel.
"Daniel! Keluar cepat!" Teriakku.
Daniel terkejut sehingga ia membuka lagi matanya dan tak jadi masuk ke dalam raganya tersebut.
"Kenapa?" Daniel yang terkejut bertanya padaku.
Aku melihat ke layar Monitor ternyata sekarang angkanya sudah stabil kembali.
"Saat kamu akan masuk ke dalam tubuhmu Monitor itu menunjukan angka yang sangat rendah," Ujarku.
"Jadi magsudnya kalau aku memaksa untuk masuk nyawaku akan?" Ucap Daniel.
"Iya!" Ucapku.
Tiba-tiba ada suara langkah kaki. Sepertinya itu Adik Daniel, ia pun masuk kedalam kamar rawat inap tersebut.
"Maaf ya menunggu. Silahkan duduk," Ujar pemuda tersebut.
Aku pun duduk.
"Kakak saya mengalami kecelakaan. Dan saya di telepon untuk kemari, karena Papah saya sibuk mengurusi pekerjaannya saat ini" Ucapnya.
"Oh, begitu" Jawabku.
"Kakak saya sedang koma. Tapi syukurnya keadaannya sekarang sudah stabil," Ujarnya.
"Kenalin nama saya Dayu. Nama anda siapa? Sudah berteman lama dengan Kakak saya?" Dayu Adiknya Daniel bertanya padaku.
"Putri. Em, baru beberapa hari yang lalu," Jawabku.
"Beberapa hari?" Tanya Dayu keheranan.
"Ah magsudnya beberapa minggu yang lalu. Iya jadi saya tau rumahnya soalnya dekat juga sama rumah saya," Jawabku berbohong.
"Ah baiklah. Ini minum dulu airnya tadi saya pergi untuk membeli air," Ucap Dayu memberiku sebotol air minum.
"Terimakasih. Maaf merepotkan" Jawabku mengambil sebotol air minum tersebut.
"Sama-sama," Jawabnya.
Aku melihat Daniel yang tengah ada di ambang pintu dia menyuruhku untuk kembali.
"Maaf ya menganggu saya mau pulang sekarang. Sampaikan salam saya kepada Papah kalian," Ujarku lalu pamit dan pergi.
"Lain kali datang lagi" Jawab Dayu.
'Kenapa namanya seperti tidak asing ya?' Ucapku dalam hati.
...●●●...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Q Dleva
ceritanya bguss thorr sering" promosi biar bayak pembacanyaa 😊
2021-06-13
1
要钱💸
5 like thor ❤️
2021-05-31
1