Aku pulang dari Minimarket untuk membeli minuman dan beberapa snack. Karena, persedian di rumah sudah habis, aku sangat suka ngemil di tengah malam sambil membaca beberapa buku komik.
"Sudah beli makanannya?" Tanya Daniel.
"Sudah. Kamu mau barbequean? Mumpung ada bahannya loh." Aku menjawab lalu berbalik bertanya.
"Em, mari jika kau memang mengajak hahaha. Aku suka itu, ah iya kamu punya lalap? atau semacam daun selada?" Ujar Daniel bertanya padaku.
"Tentu punya aku sambil beli itu barusan. Mereka berdua memang sangat enak apabila di makan bersama hahaha." Aku pun mulai memindahkan kompor portabelku dan alat pemanggangnya ke tengah meja.
Setelah itu aku siapkan semua bahannya. Aku iris tipis-tipis daging sapi lalu, aku panggang satu-satu. Tidak lupa seladanya di bersihkan. Setelah selesai pun kami mulai makan bersama.
"Rumahmu dimana?" Aku bertanya kepada Daniel yang tengah sibuk menikmati daging sapi bersama lalap tersebut.
"Ah rumahku. Tidak jauh dari sini kok," Jawab Daniel sambil menyuap.
"Ah, udah jam 1 kapan kamu pulang?," Aku bertanya kembali.
"Nanti setelah selesai makan, aku merasa seperti diusir ya hahaha," Jawab Daniel sembari tertawa.
Setelah selesai makan aku membereskan piring-piring dan Daniel membantuku mencuci piring namun, dia tak sengaja menjatuhkan salah satu gelas kesayanganku.
"Maaf, aku akan mengganti!" Seru Daniel, aku hanya bisa melongo.
"Gak semua hal di dunia ini bisa diganti tau." Ucapku. Untungnya aku punya lebih dari satu gelas seperti ini.
"Aku pulang dulu ya hahha, besok ketemu lagi. Maaf soal gelasmu," Ujarnya dia langsung menunduk dan keluar dari pintu rumahku.
Aku mengintip di jendela "Orang pertama yang kukenal disini ya, kenapa aku merasa tak sopan padanya?"
Setelah itu aku membuka laptopku dan memutar musik di playlist yang kubuat sendiri berjudul "Rasa". Namun, tiba-tiba "PUTRI!!!! PUTRI!!".
Seseorang berteriak-teriak di luar rumah. Aku pun terkejut lalu, membuka pintu. Ternyata itu adalah Daniel, lagi.
"Aku lupa kalo hari ini aku punya banyak waktu senggang. Bagaimana kalau kita jalan-jalan?" Ucap Daniel di bawah tangga.
"Hah? Kau balik lagi kesini? Ngapain? Istirahat sana!" Teriakku. Lalu memutar badan siap untuk menutup pintu rumah.
Namun, Daniel memukulku dengan segumpal daun?
"Hei! Serius?"
Pada akhirnya aku pun berjalan-jalan bersama Daniel.
"Gimana kalo nanti malam kita ke pasar malam? Em, di negara kita sih namanya pasar malam." Daniel dan aku sedang berjalan di pinggir jalan.
"Pasar malam? udah lama juga gak pernah ke pasar malam. Boleh deh." Tak sengaja aku melihat gerobak eskrim di depan sana.
Aku berlari lalu, memesan eskrim varian coklat.
"Kamu suka coklat?" Daniel bertanya.
"Suka! kecuali biji coklat yang belum di olah." Aku pun ikut memesankan Daniel eskrim yang sama.
"Kamu pasti suka coklat kan?" Ucapku.
"Kok tau?" Daniel bertanya.
"Soalnya waktu pertama kali kita ketemu kamu lagi makan coklat. Coklat kamu juga ikut jatoh kan, anggap aja ini bayarannya," Aku pun mengajak Daniel duduk di bangku jalan.
Beberapa saat kita terdiam. Lalu, Daniel mulai membuka percakapan kembali.
"Gatau kenapa aku merasa ada yang aneh deh sejak aku beliin kamu roti," Ucap Daniel.
"Aneh gimana? Kamu gak ikhlas ya?" Tanyaku.
"Bukan gitu!" Jawabnya.
Beberapa saat kemudian, aku berjalan untuk membeli beberapa permen. Aku bilang pada Daniel "Daniel aku beli permen di sana dulu ya bentar,"
"Oke jangan lama," Jawab Daniel
Ada beberapa orang di dalam sana yang sedang membicarakan sesuatu. Dan aku tak sengaja mendengarnya.
"You went that way earlier? Yes, it is close to a bakery. He said there was an accident"
("Kamu tadi lewat jalan itu? Iya yang dekat dengan toko roti. Katanya ada kecelakaan") Ucap salah seorang diantaranya.
"Yeah, I just heard it. But sorry he said his head was very badly injured. Moreover, he broke his leg,"
("Iya, aku hanya mendengarnya sih. Tapi kasihan katanya luka dikepalanya sangat parah. Apalagi kakinya patah ihh,") Jawab temannya yang lain.
Mendengar hal tersebut aku jadi merinding. Setelah membeli beberapa permen, aku pun kembali pada Daniel lalu memberinya beberapa.
"Permen susunya enak bukan?" Tanya Daniel padaku.
"Iya enak, kamu udah biasa beli ya?" Aku bertanya balik.
"Iya aku suka beli. Aku udah tinggal sekitar 2 tahun lah ya di US," Jawabnya.
"2 tahun lama banget," Aku melirik jam tangan dan jarum pendeknya tepat berapa pada angka 4.
"Udah jam 4 kita berangkat sekarang?" Ucapku pada Daniel.
Daniel tadi bilang kalau pasarnya bukan dari jam 4.
"Yaudah Yu. Jalan aja," Ujar Daniel kami pun berjalan sambil bercakap-cakap ringan.
"Kenapa benua bisa terbentuk?" Aku ingin memulai sebuah gurauan pada Daniel.
"Karena pergerakan divergen dari lempeng tektonik yang ada di kerak bumi," Jawab Daniel.
"Salah," Ucapku.
"Terus apa? Kamu kayaknya bolos pas mata pelajaran IPS deh Put," Ujar Daniel.
"Benua itu bisa kebentuk diakibatkan oleh tupai yang gak sengaja terbang dan menghempaskan dataran." Setelah menjawab seperti itu aku berlari sambil cengengesan.
"Tar itu bukannya film apa ya? Eh jangan lari! Emang kamu tau jalannya?" Teriak Daniel.
"Tau lah!" Jawabku sambil menoleh kearah Daniel dan berteriak.
"Kemana coba?" Tanya Daniel lagi.
"Kehatimu hahaha. Bercanda!" Ucapku lalu, berlari lagi.
"Kayaknya otak Putri sedang tidak steril. Tunggu!!" Daniel pun ikut mengejarku.
"Bercanda Daniel gak usah anggap serius!" Teriakku lagi.
"Bercanda tar jadi berencana-" Ucap Daniel yang membuatku berhenti berlari.
"Wa, wait. Hemmm, not bad"
("Tu, tunggu. Hemmm, tidak buruk") Ujarku.
Kami pun sampai di pasar malam akhirnya. Jauh juga, tapi kalo datangnya terlalu siang namanya pasar sore.
"Nanti kita naik banyak permainan ya! Ah iya aku mau masuk ke rumah hantu disana!" Ucapku sambil menunjuk.
"Oke! pertama naik bianglala!" Ujar Daniel.
"Tapi, mending beli gula kapas dulu!" Tambah Daniel. Kami pun pergi untuk membeli gula kapas terlebih dulu.
"One ticket?"
("Satu karcis?") Ucap seorang penjual karcis.
"Ah, two tickets Sir I happened to come to this friend of mine,"
("Ah, dua karcis Kak, aku kebetulan dateng sama temen ku ini,") Ujarku sambil menunjuk Daniel.
"Ah friend?"
("Ah teman?") Ucap penjual karcis tersebut seperti kebingungan.
Aku hanya menggangguk dan penjual karcis tersebut memberiku 2 karcis.
"Ah, be careful maybe you are a little sick"
("Ah, hati-hati mungkin anda sedang sedikit sakit") Ucap penjual karcis tersebut sebelum aku pergi.
"Ah okay. Thanks Sir"
("Ah baik. Terimakasih Pak") Aku pun pergi bersama Daniel untuk naik wahana pertama kami "Bianglala".
"Wah gede banget bianglalanya. Ati-ati deh masuknya" Ucapku pada Daniel.
"Aku juga baru pertama sih naik beginian disini. Soalnya biasanya cuma lewat doang," Ujar Daniel.
"Yaudah ayo masuk" Tambah Daniel sembari menarik tangan kananku.
"Ah, oke" Ucapku yang merasa canggung. Karena tanganku dipegang olehnya tentu saja.
Kami pun duduk di dalam bianglala tersebut sambil masing-masing memegang gula kapas yang manis. Ini masih jam 5 lebih, dengan pemandangan sinar matahari yang sebentar lagi akan terbenam.
...●●●...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments