#1 Memulai Usaha Sendiri

Setelah lulus dan wisuda dari universitasnya, akhirnya Ical memutuskan untuk kembali ke Malang dan membangun usahanya sendiri.

"Kamu yakin mau balik ke Malang Cal ?" tanya Aca, saudara kembarnya.

"Yakin bangetlah. Aku ingin buka usaha disana." jawab Ical tanpa mengalihkan pandangannya dari gadget yang dipegangnya.

"Trus usaha kamu yang disini gimana ?" tanya Aca lagi.

"Udah aku serahin sama Irwan. Biar dia nerusin sendiri." Ical memandang sekilas Aca. Dilihatnya mata Aca sudah mulai berkaca - kaca.

"Kenapa kamu jadi sedih gitu ?" Ical menatap Aca dengan khawatir.

"Entahlah. Tapi kita kan belum pernah berpisah jauh." Aca mulai menangis.

"Ya ampun Ca. Kamu itu udah menikah, sedang hamil. Aku juga nantinya pasti akan menikah jadi cepat atau lambat kita akan hidup terpisah lah." Ical mengusap lembut punggung Aca.

"Tapi aku gak bisa kalau jauh sama kamu." kata Aca disela tangisannya.

"Harus bisa Ca. Kamu sekarang punya Kak Difan. Gak bisa selamanya bergantung sama aku. Hargai suami kamu." Ical mengangkat dagu Aca agar melihatnya.

"Tapi kamu harus janji selalu kabarin aku tiap hari ya." Aca menggenggam tangan Ical.

"Gak tiap hari juga Ca. Tapi aku akan selalu kasih kabar. Ayolah Ca. Kita udah dewasa dan punya kehidupan masing - masing. Aku juga udah tenang melepas kamu dengan Kak Difan." Ical menarik Aca dalam pelukannya.

"Makasih ya Cal. Selama ini selalu jagain aku." Bisik Aca dalam pelukan Ical.

"Itu sudah tugasku sebagai saudara laki - laki kamu." Ical membalas pelukan Aca. Kenapa jadi serasa mereka sepasang kekasih yang akan terpisah jauh.

Keesokan harinya Difan dan Aca mengantar Ical ke stasiun. Ical memilih pulang dengan naik kereta api.

"Kayaknya kereta nya udah datang. Langsung naik aja yuk." kata Ical.

"Cal, hati - hati di jalan ya." kata Difan sambil membantu Ical membawa kopernya.

"Makasih Kak. Ca, aku pergi dulu ya." Ical memeluk Aca.

"Iya. Baik - baik di Malang ya." kata Aca yang matanya sudah mulai berkaca - kaca.

"Kamu juga baik - baik disini. Jaga keponakan aku ya." Ical mengusap perut Aca yang sedikit buncit.

Tak berapa lama suara pemberitahuan bahwa kereta akan segera berangkat pun terdengar. Aca dan Difan langsung turun dari kereta. Difan merangkul bahu Aca yang masih menangis sambil menunggu kereta berangkat.

"Yuk, kita pulang." kata Difan setelah kereta jauh dari pandangan.

"Kak, aku lapar." bisik Aca malu - malu.

"Hahaha. Iya ayo kita makan dulu. Mau makan apa ?" tanya Difan sambil mengelus kepala Aca.

"Pengen yamin." kata Aca.

"Lets go." Difan menggandeng tangan Aca menuju mobil.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Keesokan harinya kereta pun tiba di stasiun kota Malang. Ical memilih untuk sarapan nasi rawon di warung favoritnya di daerah stasiun.

*kring.. kring... *

"Cal, kamu udah sampai ?" tanya Sissy.

"Udah Bun. Tapi Ical lagi makan rawon dulu nih." kata Ical.

"Kenapa jajan sih Nak ? Kan Bunda masak." protes Sissy.

"Ya mumpung disini Bun. Nanti masakan Bunda pasti akan Ical makan kok." kata Ical.

"Iya deh. Kamu pulang naik apa ?" tanya Sissy lagi.

"Gampang lah Bun. Naik taksi online aja." kata Ical.

"Nanti biar di jemput Ayah aja. Kebetulan Ayah juga mau ke cake shop." kata Sissy.

"Gak ngerepotin gitu ?" tanya Ical.

"Gaklah. Kan deket. Kamu tunggu aja disana." jawab Sissy.

"Iya Bun." Ical pun mematikan sambungan teleponnya.

Sejam kemudian Ical dan Rio sampai di rumah.

"Nih minum dulu. Kamu pasti capek." Sissy menyodorkan segelas teh tawar.

"Makasih Bun." Ical mencium tangan Sissy lalu mengambil gelasnya.

"Kamarmu udah diberesin. Mandi trus istirahat dulu." Sissy duduk di samping anaknya.

"Tau aja aku ngantuk Bun. Hehehe." Ical tersenyum menatap wanita yang telah melahirkannya.

"Ya taulah. Kan Bunda juga dulu sering traveling." Sissy mencubit lengan Ical.

"Oh iya ya. Ical ke kamar dulu ya Bun. Nanti masakan Bunda pasti aku makan setelah bangun tidur." pamit Ical.

"Oke." Sissy menjawab singkat.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sudah 2 minggu Ical di Malang. Ical sudah mulai menjalankan bisnis design nya. Berbekal promosi dari mulut ke mulut dan beberapa teman saat SMA, sudah banyak yang memakai jasa Ical untuk mendesain flyer atau media promosi.

"Perkembangan usaha kamu gimana ?" tanya Rio saat mereka sarapan.

"Alhamdulilah Yah. Banyak yang pakai jasa Ical." jawab Ical.

"Alhamdulilah kalo gitu. Kamu kerja sendiri atau join sama teman ?" tanya Rio lagi.

"Ya Ical desain dari rumah lalu cetak nya ngikut ke temen." kata Ical.

"Cal, kamu belum ada niat bikin kantor untuk usaha kamu ?" Rio menatap anak lelakinya.

"Belum Yah. Biar banyak dulu klien nya sambil nyari - nyari tempat yang cocok." jawab Ical.

"Eh kalian nih ngobrol terus. Habisin dulu makanannya." tegur Sissy melihat piring Ical yang masih penuh.

"Iya Bun. Kalo butuh bantuan bilang sama Ayah ya !" kata Rio.

"Siap Yah." Ical pun melanjutkan sarapannya.

Siang itu Ical mengantar Sissy untuk berbelanja ke toko kain.

"Bun, aku tunggu sini aja ya. Bunda jangan lama - lama." kata Ical saat mereka sudah sampai si toko kain langganan Sissy.

"Oke. Kamu jangan kemana - mana ya." kata Sissy sebelum keluar dari mobil.

"Selamat siang Bu Rissya." Sapa salah satu pegawai di toko itu.

"Siang Mbak. Koh Dio nya ada ?" tanya Sissy.

"Ada Bu. Di sebelah sana." pegawai itu menunjuk ke arah dua orang yang sedang di depan deretan kain.

"Siang Koh. Lagi sibuk ya ?" sapa Sissy.

"Hai Si. Enggak, ini cuma lagi ngajarin pegawai baru aja." Dio melirik pada perempuan berhijab panjang itu.

"Saya mau ambil pesanan kain saya Koh." kata Sissy tanpa basa - basi.

"Kok buru - buru amat ?" tanya Dio sambil mengambilkan pesanan kain yang sudah dibungkus rapi.

"Iya nih soalnya ditungguin sama anak saya." Sissy menunjuk ke arah mobil yang terparkir di depan toko.

"Avi, kamu ingat - ingat ya Bu Rissya ini pelanggan tetap toko ini. Kalo beliau kesini lagi kamu harus layani dengan baik dan sopan." kata Dio.

"Siap Koh." jawab Avi sambil mengangkat sedikit kepalanya menatap Sissy.

"Semoga kamu betah ya kerja disini sama Koh Dio. Gak usah diambil hati kalo dia marah - marah." kata Sissy mencandai Avi, sang pegawai baru.

"Iya Bu." jawab Avi singkat.

"Sejak kapan aku jadi galak. Jangan bikin hoax kamu ya." Dio pura - pura tersinggung.

"Iya.. Iya.. Koh Dio ini bos paling baik." puji Sissy tulus.

"Lebay deh. Hahaha." kata Dio.

"Ya sudah. Saya pamit dulu ya. Semangat ya kerjanya Avi." Sissy berjalan menuju mobil.

"Ayo Cal. Kita pulang." ajak Sissy.

"Udah Bun ?" tanya Ical sambil menghidupkan mesin mobilnya.

"Udah. Kita mampir cake shop dulu ya." kata Sissy.

"Siap Bun." Ical sudah menjalankan mobilnya. Tanpa sengaja matanya menangkap sosok wanita yang dicarinya dari kaca spion. Ical spontan menginjak rem mobilnya.

"Kamu apa - apaan sih Cal. Ngerem mendadak gini." omel Sissy.

"Bun, Bunda kenal sama perempuan itu ?" Ical menunjuk ke arah toko kain.

"Perempuan mana ?" Sissy tak melihat siapapun didepan toko.

"Loh kok gak ada. Ya udahlah. Mungkin aku salah lihat orang." kata Ical dengan suara pelan.

"Aneh deh kamu. Ayo cepetan jalan, udah di klakson sama mobil lain." kata Sissy.

"Maaf Bun." Ical pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan toko kain.

Hampir aja Ical ketemu sama Avi ? Apakah mereka akan berjodoh ?

Bagi vote atau Bunga atau secangkir kopi 😁😁

Jangan lupa juga baca karya Author lainnya "Geng Pelangi" yang menceritakan kehidupan Sissy, Zizi, Yoan dan Amira sebelumnya.

Bagi yang belum baca cerita tentang kisah orangtua Ical juga bisa baca "Kisah Cinta Sang Perawan Tua" atau bisa buka di bio saya ya..

Like 👍 Komen dan Vote ✌✌

ajak juga teman lain buat ikut membaca ya..

Makasih 🙏🙏🙏

Bersambung

Terpopuler

Comments

wiwik srilestari

wiwik srilestari

yaa lagi semangat2nya di gantung lagi ceritanya,padahal saya sambil nunggu cerita yg lain kelar juga,mangkanya selingkuh ke yg lain dulu

2021-07-04

0

susan

susan

mana upnya, author. sya sdh baca kisah ortunya ical dan genk pelangi. meskipun agak bingung inget2 nama anak2nya genk pelangi. tp bagus. berbeda dengan cerita yg lain. semangaat..

2021-07-03

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 #1 Memulai Usaha Sendiri
3 #2 Tentang Shavira (1)
4 #3 Tentang Shavira (2)
5 #4 Tentang Shavira (3)
6 #5 Ical dijodohkan ?
7 #6 Kantor baru Ical
8 #7 Hampir saja..
9 #8 Grand Opening
10 #9 Penyemangat Hidup
11 #10 Akhirnya dibalas
12 #11 Salah Paham
13 #12 Ku yakin itu kamu
14 #13 Menjadi Ayah
15 #14 finally found you
16 #15 Jatuh Cinta
17 #16 PeDeKaTe
18 #17 Menjadi Imam Mu
19 #18 Gak mau Pacaran
20 #19 Calon Istri
21 #20 Calon istri (2)
22 #21 Ketemu si kembar
23 #22 Gombalan Ical
24 #23 Bertemu Calon Mertua
25 #24 Dunia Begitu Sempit
26 #25 Kita Akan Nikah
27 #26 Melamarmu
28 #27 Calon Suami
29 #28 Kedatangan Keluarga Fahmi
30 #29 Makan Malam Bersama
31 #30 Kopi Spesial Buatan Calon Mantu
32 #31 Shopping
33 #32 Rumah Baru untuk Calon Pengantin
34 #33 Menata Rumah
35 #34 Dipingit
36 #35 Akad Nikah
37 #36 Resepsi Sederhana
38 #37 Malam Pertama
39 #38 HoneyMoon (1)
40 #39 Honeymoon (2)
41 #40 Honeymoon (3)
42 #41 Honeymoon (4)
43 #42 Mesra Sampai Tua
44 #43 Menempati Rumah Baru
45 #44 Calon Tetangga
46 #45 Pesta Penyambutan
47 #46 Dua garis
48 #47 Mual Muntah
49 #48 Positif +
50 #49 Triplet
51 #50 Kejutan untuk Bunda (1)
52 #51 Kejutan Untuk Bunda (2)
53 #52 Syukuran 7 Bulanan
54 #53 Pernikahan Lia & Bayu
55 #54 Aca melahirkan
56 #55 Melahirkan (juga)
57 #56 Aqiqah (1)
58 #57 Aqiqah (2)
59 #58 Kantor Baru
60 #59 Penitipan Anak
61 #60 Ulang Tahun Pertama
62 #61 Masa Lalu
63 #62 Asal Usul Avi (1)
64 #63 Asal Usul Avi (2)
65 #64 Bicara Berdua
66 #65 Ragu
67 #66 Berkunjung ke Bukittinggi
68 #67 Berkunjung ke Rumah Maktuo
69 #68 Keluarga Besar Ayah
70 #69 Last Day
71 #70 Feeling
72 #71 Positif
73 #72 Kabar Duka
74 #73 Kehilangan
75 #74 Suasana Duka
76 #75 Ikhlas
77 #76 Anggota Baru
78 #77 Time flies so fast
79 #78 Kepergian Oma Sissy
80 #79 Selamat Tinggal
81 #80 Happy Ending
82 # 81 Ending
83 Just Info
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
#1 Memulai Usaha Sendiri
3
#2 Tentang Shavira (1)
4
#3 Tentang Shavira (2)
5
#4 Tentang Shavira (3)
6
#5 Ical dijodohkan ?
7
#6 Kantor baru Ical
8
#7 Hampir saja..
9
#8 Grand Opening
10
#9 Penyemangat Hidup
11
#10 Akhirnya dibalas
12
#11 Salah Paham
13
#12 Ku yakin itu kamu
14
#13 Menjadi Ayah
15
#14 finally found you
16
#15 Jatuh Cinta
17
#16 PeDeKaTe
18
#17 Menjadi Imam Mu
19
#18 Gak mau Pacaran
20
#19 Calon Istri
21
#20 Calon istri (2)
22
#21 Ketemu si kembar
23
#22 Gombalan Ical
24
#23 Bertemu Calon Mertua
25
#24 Dunia Begitu Sempit
26
#25 Kita Akan Nikah
27
#26 Melamarmu
28
#27 Calon Suami
29
#28 Kedatangan Keluarga Fahmi
30
#29 Makan Malam Bersama
31
#30 Kopi Spesial Buatan Calon Mantu
32
#31 Shopping
33
#32 Rumah Baru untuk Calon Pengantin
34
#33 Menata Rumah
35
#34 Dipingit
36
#35 Akad Nikah
37
#36 Resepsi Sederhana
38
#37 Malam Pertama
39
#38 HoneyMoon (1)
40
#39 Honeymoon (2)
41
#40 Honeymoon (3)
42
#41 Honeymoon (4)
43
#42 Mesra Sampai Tua
44
#43 Menempati Rumah Baru
45
#44 Calon Tetangga
46
#45 Pesta Penyambutan
47
#46 Dua garis
48
#47 Mual Muntah
49
#48 Positif +
50
#49 Triplet
51
#50 Kejutan untuk Bunda (1)
52
#51 Kejutan Untuk Bunda (2)
53
#52 Syukuran 7 Bulanan
54
#53 Pernikahan Lia & Bayu
55
#54 Aca melahirkan
56
#55 Melahirkan (juga)
57
#56 Aqiqah (1)
58
#57 Aqiqah (2)
59
#58 Kantor Baru
60
#59 Penitipan Anak
61
#60 Ulang Tahun Pertama
62
#61 Masa Lalu
63
#62 Asal Usul Avi (1)
64
#63 Asal Usul Avi (2)
65
#64 Bicara Berdua
66
#65 Ragu
67
#66 Berkunjung ke Bukittinggi
68
#67 Berkunjung ke Rumah Maktuo
69
#68 Keluarga Besar Ayah
70
#69 Last Day
71
#70 Feeling
72
#71 Positif
73
#72 Kabar Duka
74
#73 Kehilangan
75
#74 Suasana Duka
76
#75 Ikhlas
77
#76 Anggota Baru
78
#77 Time flies so fast
79
#78 Kepergian Oma Sissy
80
#79 Selamat Tinggal
81
#80 Happy Ending
82
# 81 Ending
83
Just Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!