2 hari kemudian, Bianca akhirnya terbebas dari masa percobaan itu. Kini ia dan Oscar berjalan-jalan keluar istana.
Kerajaan Aspendia, kerajaan di benua utara yang dipenuhi oleh salju dan suhu yang mencapai kurang dari 0 derajat.
Rakyat yang bertinggal di kerajaan ini kebanyakan dari suku Snowisia, suku asli di benua utara. Kulit mereka lebih putih layaknya mayat hidup dan tahan dengan cuaca yang super dingin.
Namun, tidak semua penduduk kuat menahan dingin. Oleh sebab itu mereka mengambil kayu di hutan utara sebagai bahan bakar.
Selain suku Snowisia, ada beberapa penduduk dari luar yang menetap di kerajaan ini.
Ada dari Kerajaan Hilman, kerajaan yang penuh dengan nuansa alam, Kerajaan Skotavia, dan Kerajaan Arabella.
Alasan mereka menetap di kerajaan ini yang suhunya minus derajat adalah karena ada jenis pekerjaan yang unik dan gajinya cukup untuk membeli rumah dan keperluan hidup lainnya.
Penduduk dari 4 kerajaan ini dikategorikan sebagai penduduk minoritas.
Selanjutnya, Suku Lirta dan Suku Ortaz. 2 suku ini sangat unik.
Suku Lirta merupakan suku yang memiliki ciri-ciri layaknya beruang kutub, tetapi mereka bisa bicara layaknya manusia.
Keunikan dari Suku Lirta adalah, jika mereka keluar dari wilayah salju dan masuk ke wilayah lain, contohnya Kerajaan Hilman, mereka akan berubah menjadi manusia biasa.
Suku Lirta dikenal memiliki kekuatan yang sangat besar kedua setelah kekuatan dari Suku Ortaz. Suku ini termasuk langka dari 3 suku lokal dari Kerajaan Aspendia karena jumlah populasinya tiap tahun menurun.
Yang terakhir adalah Suku Ortaz, suku yang paling terkuat dari suku Lirta. Suku Ortaz memiliki ciri-ciri seperti manusia patung es yang bergerak.
Jika kamu menusuk memakai pedang atau menghancurkan menggunakan kapak, tubuh mereka tidak bisa hancur karena badannya keras.
Berbeda dengan Suku Lirta yang bisa pergi keluar dari wilayah mereka, suku Ortaz tidak bisa. Karena jika keluar dari wilayah dingin, mereka akan langsung meleleh menjadi cair.
Itulah kenapa mereka tidak pernah pergi keluar dari kerajaan ini. Jika ada panggilan diplomasi, maka Suku Snowisia dan Suku Lirta yang akan pergi ke kerajaan lain.
Bianca yang mendengar penjelasan Oscar sambil berkeliling kota hanya bisa mengangguk paham.
Ternyata tempat ini tidak seburuk yang dia pikirkan. Tetapi saat dirinya berjalan, semua rakyat yang berjumpa atau melihat kehadiran sang ratu memberi hormat kepadanya.
Saking hormatnya sama sang ratu, Vina bisa memberi kesimpulan kalau Ratu Bianca merupakan pemimpin yang paling berkuasa dan menakutkan bagi rakyat.
Tetapi, walaupun sang ratu adalah orang yang jahat, aktivitas para rakyat berjalan normal.
Dan Vina a.k.a Bianca tersenyum lega. Yahh... Setidaknya dirinya tidak perlu repot-repot ngurusin tentang politik.
Karena...
Dia paling benci dengan begituan.
"Kalau begitu aku akan pergi sendiri."
"Kemana, yang mulia?" tanya Oscar bingung dan khawatir takut sang ratu dibiarkan pergi sendiri malah ngelunjak.
"Tidak perlu kamu khawatirkan kepadaku. Aku hanya jalan-jalan sendirian. Sudah lama aku tidak keluar dari istana."
Oscar hanya bisa menuruti perkataan majikannya dan kembali ke istana.
Kini, Bianca akan pergi dari wilayah kekuasaannya.
Mencari keberadaan Kay dan Greda.
...****************...
"Apakah ini rumah mereka?" tanya Bianca saat tiba di sebuah desa yang damai dan indah. Berbeda dengan daerahnya yang serba putih salju, di desa ini dipenuhi langit biru bersih dan tanaman hijau yang menyegarkan.
Bianca memakai tudung yang berukuran besar menutupi wajahnya. Tujuannya mengecek apakah mereka berdua ada atau tidak.
Untung saja dirinya bisa beradaptasi diluar wilayahnya.
Ia melihat sekelilingnya. Tampak normal dan biasa bagi penduduk desa. Para tetang sedang mengobrol, anak-anak sedang main bersama teman, ada pekerja yang sibuk bekerja.
"Kay!! Kamu ngapain di situ?! Bukannya kamu sudah dikasih tau sama nenek?"
Bianca menoleh ke arah suara tersebut. Suara gadis kecil. Ia segera mencari arah suara itu dan menemukan seorang gadis kecil berdiri di depan anak laki-laki yang tampaknya terjebak di lubang tanah.
"Gredaa... Tolong aku..." ucap bocah laki-laki bernama Kay itu.
Tampaknya mereka dalam kesulitan. Bianca berjalan mendekati mereka berdua dan menanyakan kepada gadis kecil itu.
"Ada apa? Tampaknya kalian kesulitan?"
Greda menoleh dan menunjuk ke arah Kay yang terjebak di dalam lubang tanah.
"Temanku terjebak di sana. Dia tidak bisa keluar sendiri."
Langsung saja Bianca mendekati Kay dan berusaha menarik badan Kay dengan kuat. Tanpa perlu banyak waktu, Kay akhirnya bisa keluar dari lubang tanah itu.
"Kamu habis ngapain sampai jatuh ke sana?" tanya Bianca sambil membersihkan pakaian Kay.
Entah kenapa Kay mengingatkan kepada ponakan Vina, Kayla.
"Tadi habis main sama teman...." Bianca menatap wajah Kay dengan kagum.
Apakah dia Kay? Dia benar-benar imut dan tampan. Pantesan saja ratu salju menyukai-
Bianca menggeleng-gelengkan kepalanya.
Astaga... Ia bahkan lupa dengan rencana awalnya.
Seorang gadis kecil bernama Greda menghampiri mereka berdua.
"Terima kasih sudah menolong teman saya," ucap Greda berterima kasih dengan sopan.
Apakah ini Greda? Ya ampunnn imut bangett!!
Rasanya ingin Vina culik mereka berdu-
VINNAAA, SADARKAN DARI PIKIRAN YANG JAHAT!!
Bianca bangkit dan hendak pamit kepada mereka berdua.
"Kakak tidak ingin bermain bersama kam- Aaww!!" tiba-tiba Kay meringis kesakitan karena cubitan dari Greda.
"Kay! Kakak itu mau pergi," balas Greda memberitahu.
"Kapan-kapan kita akan bermain bersama."
"Benarkah?!" tanya mereka berdua kompak.
Bianca mengangguk pelan.
Gak janji sih...
"Kalau begitu, kakak pamit dulu," Bianca melambaikan tangannya kepada dua bocah yang juga membalas melambaikan tangannya kepada Bianca.
...****************...
Bianca menjatuhkan di di atas kasurnya. Seharusnya dirinya tidak mengunjungi rumah mereka, akhirnya menjadi begini.
Di kepala wanita cantik itu ia melihat senyum dan gembira dari wajah Kay dan Greda.
Bianca bangkit dari rebahannya dan mengacak rambut panjangnya itu.
GUE BISA GILA KALAU SERING KETEMU SAMA MEREKA!!
Calius mengetuk pintunya dan Bianca akhirnya berhenti.
"Masuklah..." Calius masuk ke dalam dan melaporkan kepada Bianca.
"Yang mulia... Ada kabar buruk."
"Ada apa?" perasaan dirinya tidak enak.
"Pohon-pohon di hutan utara semakin menipis, dan tentu saja suhu di wilayah ini semakin dingin. Masyarakat pasti kedinginan jika batang pohon yang dijual mahal."
"Apa kita tidak bisa menanam lagi?"
Calius menelan ludahnya perlahan.
"Kalau menanam lagi, itu akan membutuhkan waktu 3-5 tahun lagi, yang mulia."
Bianca memasang wajah terkejutnya.
Mampuss... Bagaimana ini?!
"Apa kita sebaiknya mengimpor dari kerajaan lain sementara waktu?"
"Tidak... Tidak... Itu akan mengurangi anggaran kerajaan. Bukannya waktu itu kita masih fokus membangun tembok pertahanan?"
"I-iya, yang mulia."
Bianca menggigit jari tangannya. Kemarin ia sempat melihat anggaran kerajaan saat ini. Masih ada dan banyak, tetapi dalam waktu jangka panjang, pasti kerajaan ini akan hutang.
Belum lagi pembangunan tembok pertahanan yang masih dalam pengerjaan.
"Terus... Kita harus bagaimana, yang mulia?"
Bianca berpikir keras. Menjadi pemimpin susah sekali sih!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
senja
jadi pemimpin jelas susah, kaum rebahan juga susah kok, butuh utk sehari ada rebahan nya
2021-12-27
1