RAIMIRA
Pagi hari yang begitu cerah di hiasi suasana yang begitu indah dengan suara yang menenangkan dari kicauan - kicauan burung dan embun pagi yang menetes dari daun. Sinar matahari masuk ke sebuah kamar melalui celah - celah yang terbuka. Di dalam kamar tersebut terlihat Amira dan Raihan yang sedang tertidur dengan sangat pulas.
Suara jam alarm yang tiba - tiba berbunyi dengan keras membangunkan Amira dari tidurnya.
"Whoaa....Whoaaa....," Amira bangun dari tidurnya dan merenggangkan otot - otot tubuhnya.
"Astaga kenapa Raihan bisa ada di sini," Amira terlihat terkejut melihat Raihan yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidurnya di samping dirinya.
Amira pun langsung melihat ke arah tubuhnya yang ia kira sudah di nodai oleh Raihan. Amira yang kesal dengan Raihan pun langsung menendang tubuh Raihan hingga terjatuh ke lantai. Akibat dari tendangan Amira itulah Raihan menjadi terbangun dari tidurnya.
"Amira kamu ini apa - apaan sih," Raihan pun terduduk di lantai dengan rasa sakit yang terasa di sekitar pinggangnya.
"Kamu yang apa - apaan Raihan ngapain juga kamu ada di sini,"
"Pakai acara tidur di sampingku lagi,"
"Kamu udah apain aja aku, jujur kamu Raihan,"
"Ih dasar mesum," Amira mengambil sebuah bantal dan melemparkannya ke arah Raihan.
"Kamu kenapa sih, Amira kalau kamu tanya aku udah apain aja kamu ya aku udah lihat semuanya,"
"Kamu udah lihat semuanya Raihan," Amira terlonjak kaget mendengar perkataan Raihan.
"Ih dasar mesum," Amira melemparkan semua bantal ke arah Raihan.
"Amira stop, stop Amira," Teriak Raihan.
"Kamu ini kenapa sih ya wajar aja kan kalau aku apa - apain kamu kan kamu itu adalah istriku sekarang,"
"Istri?,"
"Jangan bilang kamu lupa kalau kamu itu adalah istriku,"
"Ah enggak kok Raihan,"
Amira yang merasa tidak enak dengan Raihan pun langsung berlari menghampiri Raihan yang masih terduduk di lantai.
"Sini aku bantu ya suamiku,"
"Aduh gimana sih kamu Amira masa sama suami sendiri bisa lupa sih," Pinta Amira dalam hatinya.
Amira pun membantu Raihan untuk berdiri.
"Kamu gak apa - apa kan Raihan," Ucap Amira sambil tersenyum dan Raihan pun hanya menjawab pertanyaan dari Amira dengan tatapan tajam.
"Ah, sakit ya. Apanya yang sakit Raihan sini biar aku pijitin,"
"Aduh kamu benar - benar keterlaluan Amira suami sendiri kamu tendang kayak gitu,"
"Ya maaf, Raihan soalnya aku lupa,"
"Lupa apa, lupa kalau aku ini suami kamu,"
Amira pun hanya tersenyum manis kepada Raihan.
"Aku tebak pasti jawabannya iya,"
"Aduh sakitnya Amira," Ucap Raihan sambil memegang pinggangnya
"Maaf ya, Raihan,"
"Terus sekarang aku kerjanya gimana cobalah, Amira,"
"Kamu istirahat aja di rumah hari ini, Raihan,"
"Ya gak bisa lah, Amira,"
"Hari ini itu kerjaanku banyak banget,"
"Yauda nanti aku suruh Michael buat bantuin kamu ya, Raihan,"
"Terserah kamu deh, Amira,"
Raihan pun berjalan perlahan menuju ke kamar mandi. Rasa sakit di pinggangnya membuat Raihan tidak bisa berjalan dengan baik. Amira yang merasa bersalah kepada Raihan pun terus berjalan mengikuti Raihan sambil mencoba untuk menawarkan bantuan kepada Raihan.
"Raihan, kamu gak perlu bantuan gitu,"
"Enggak,"
"Aku bantuin ya, Raihan,"
"Gak perlu,"
"Kamu marah ya, Raihan,"
Raihan yang sudah masuk ke dalam kamar mandi pun langsung menutup pintunya dan tidak membiarkan Amira untuk masuk.
"Yah, dia kayaknya marah nih,"
"Aduh kamu ini gimana sih Amira masa sama suami sendiri bisanya kamu lupa,"
"Ih dasar kamu bodoh banget sih Amira,"
Amira pun langsung berjalan keluar dari kamarnya.
...******************...
Di dapur terlihat Monica yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan di bantu oleh beberapa pelayan wanita. Amira yang baru saja turun dari lantai atas pun langsung bergegas menghampiri Monica.
"Mama,"
"Eh, Amira sayang,"
"Kamu udah bangun, Raihan mana,"
"Dia lagi mandi, Ma,"
"Mama masak apa pagi ini,"
"Ya masak kayak biasa aja Amira soalnya Mama bingung mau masak apa,"
"Mau Amira bantuin gak, Ma,"
"Gak usah, Amira. Kamu urusin aja keperluan Raihan untuk berangkat ke kantor,"
"Semua keperluan Raihan sudah Amira siapkan, kok, Ma. Udah Amira bantuin aja ya,"
"Yauda deh kalau kamu maksa, Amira,"
"Kamu potong bawang ini aja ya,"
"Tapi ingat jangan sampai tangan kamu terluka karena Raihan nanti pasti bakalan marah besar,"
"Iya, Ma," Jawab Amira sambil tersenyum.
"Yauda kalau begitu Mama mau ngurus yang lain dulu ya,"
"Iya, Ma,"
Amira pun membantu Monica memasak makanan untuk sarapan.
...******************...
Raihan terlihat baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan sebuah handuk. Raihan yang terlihat masih merasakan sakit di sekitar pinggangnya pun membuatnya masih belum bisa berjalan dengan baik.
"Sepertinya aku menyesal memasukkan Amira ke kelas beladiri,"
"Ya tuhan, sakit sekali pinggangku,"
Raihan melihat pakaiannya sudah di sediakan oleh Amira di atas tempat tidur dengan secarik kertas di atasnya. Raihan pun mengambil secarik kertas tersebut dan membacanya.
"Maafin aku ya sayang," Baca Raihan.
"Amira memang benar - benar satu - satunya wanita yang tidak bisa membuatku marah," Ucap Raihan sambil tersenyum.
...******************...
Ketika seluruh anggota keluarga sudah duduk di meja makan dengan Amira yang di bantu oleh beberapa pelayan wanita sedang menghidangkan makanan, Raihan turun dari lantai atas berjalan secara perlahan menuju ke arah ruang makan.
Clara yang melihat Raihan tidak berjalan dengan baik pun langsung menanyakannya pada Raihan.
"Kak, kakak kenapa kok jalannya kayak gitu,"
Seluruh anggota keluarga dan beberapa pelayan wanita yang ada di ruang makan pun langsung melihat ke arah Raihan. Amira yang melihat Raihan kesusahan dalam berjalan pun langsung bergegas berlari mendekati Raihan untuk membantunya.
"Biar aku bantu ya, Raihan,"
"Amira aku mohon sama kamu besok pagi jangan kamu tendang aku lagi ya,"
"Iya, Raihan maaf ya sayang," Ucap Amira dengan ekspresi wajah yang sangat menggemaskan.
Raihan pun hanya menghela nafasnya dan tersenyum kepada Amira. Amira pun membalas senyuman dari Raihan dan setelah itu, ia pun membantu Raihan untuk menuju ke meja makan. Sesampainya di meja makan, Amira pun membantu Raihan untuk duduk di kursi.
"Pelan - pelan ya, Raihan,"
"Iya sayang,"
Setelah Amira membantu Raihan untuk duduk sekarang ia pun duduk di kursi yang berada tepat di sebelah Raihan.
"Wina, makanan yang ada di dapur udah di hidangkan semua di atas meja makan kan,"
"Sudah semua Nyonya muda,"
"Yauda kalau begitu kalian semua sudah boleh kembali ke dapur sekarang,"
"Baik, Nyonya Muda,"
Semua pelayan wanita pun pergi kembali ke dapur.
"Raihan, kamu kenapa kok jalannya seperti itu tadi,"
"Iya, Kak. Kakak kenapa sih kok bisa sampai jalannya seperti itu tadi. Kakak gak apa - apa kan,"
"Gak apa - apa kok,"
"Monica sayang, kamu seperti tidak tahu saja Raihan dan Amira kan masih pengantin baru jadi wajar aja kalau misalnya Raihan tiba - tiba menjadi seperti itu,"
"Ah, maksud kamu Mas,"
"Ah masa kamu gak tau sih sayang,"
"Oh, astaga aku sampai gak terfikirkan sampai kesitu ternyata Amira sangat agresif sekali ya,"
"Mama sama Papa bicarain tentang apa sih kok Clara gak ngerti,"
"Kamu juga akan mengerti apa yang sedang Mama dan Papa bicarakan suatu hari nanti Clara, ya kan Pa,"
"Iya, Ma,"
"Ah, malas banget kalau aku jadi anak kecil di tengah - tengah orang dewasa begini,"
"Amira, kamu gak boleh terlalu agresif seperti itu kasihan kan Raihan sampai dia susah berjalan begitu,"
Amira dan Raihan pun hanya bisa saling bertatapan dan mulai merasa bingung dengan apa yang dipikirkan oleh Monica dan Ryan.
"Hmmmm....sebentar Ma ini pasti ada sedikit kesalahpahaman ini itu gak seperti yang Mama dan Papa pikirkan,"
"Udah Amira kamu gak perlu merasa malu seperti itu,"
"Sekarang kan kita semua udah jadi keluarga jadi terbuka saja,"
"Ma, Pa, udah ya sekarang lebih baik kita makan aja ya,"
"Lihat itu, Pa. Wajah Raihan dia terlihat malu - malu,"
Amira dan Raihan pun mulai merasa malu sehingga mereka memutuskan mengabaikan perkataan Monica dan Ryan dan lebih memilih untuk menikmati sarapan mereka saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Salma Suku
Hadir thor
2022-12-19
0
Syarah
Amira lebay
2021-06-18
2