...~Jangan lupa saling menghargai😉...
🌹🌹🌹
Ruangan serba putih mendominasi area sekitar Tara saat ini. Zehn segera ditangani, lain dengan Tara yang gugup dengan tatapan sang ayah. Oh ya kalian perlu tahu bahwa Faris ginanjar ayah Tara adalah seorang TNI angkatan darat. Beliau selalu tegas terhadap anak anaknya. Tidak ada yang berani membantah setiap perkataan yang keluar dari seorang Faris ginanjar.
"Kamu kenal sama dia?."
"Tidak yah," sahut Tara menatap manik sang ayah, dari kecil Tara dan Dirgo diajarkan untuk menatap lawan bicaranya sampai hal sepele apapun itu selalu diperhatikan Fariz dalam mendidik anak anaknya.
"Kamu suka sama dia?."
Tetap dengan nada santai tapi terdengar tegas Fariz mengintimidasi Tara. " Tidak yah," kali ini Tara tidak melihat manik mata Fariz. Dia takut Fariz akan bisa menebaknya bahwa dia berbohong.
"Tara bohong!."
"Ta...tara tidak bohong kok yah," semakin menunudukkan pandangannya membuat Fariz tersenyum. Tingkah anaknya ini sangat mirip dengannya waktu masih remaja.
"Dasar anak muda."
Ceklekk
"Permisi wali dari pasien Zehn arialdo?."
"Oh iya dok saya yang mengantarnya, bagaimana keadaannya sekarang apa ada luka yang serius?."
"Oh tidak pak, syukurlah hanya cedera dikaki paling lama satu bulan gipsnya bisa dilepas."
"Syukurlah, boleh saya jenguk dok?."
"Boleh boleh pak silahkan!."
"Terimakasih dok."
Didalam terlihat Zehn dengan kaki sebelah kanan diperban. Kedua manik mata itu menatap lekat Tara dari atas sampai bawah. Entah apa yang ada dipikirannya.
"Masih terasa sakit nak?."
"Agak mendingan om."
"Syukurlah kalau begitu, oh ya kamu satu sekolahkan dengan anak saya....kelas berapa nak?."
"Kelas 11 Ipa om," sahut Zehn ramah, bahkan saat tersenyum lesung pipinya terlihat begitu manis. Tanpa sadar Tara terus mengamati wajah sempurna didepannya sampai lupa mengedipkan mata.
Zehn menyadari itu dan membalas dengan tatapan tajam membuat Tara salah tingkah."Oh ya, tadi motor kamu sudah di antar kebengkel jadi beberapa hari ini kalau kamu ada apa-apa atau butuh sesuatu telpon anak om aja sebagai perminta maaf dari saya."
"Tidak perlu om saya baik baik aja kok."
"Kaki kamu aja kalau jalan harus pakai tongkat gimana baiknya coba...udah mana nomor kamu biar gampang hubunginya nanti!."
*W*ahh kayaknya ayah setuju nih yesss, love you dad
"Ini om," Zehn menyerahkan HP nya, segera Fariz mencatat nomor Zehn.
"Emm... kamu tinggal didaerah mana?."
"Di apartemen Sirlangga om."
"Apartemen? Sama siapa?."
"Sendiri," lirih Zehn
"Ayah udah dong Zehn butuh istirahat bukan pertanyaan nggak jelas," sahut Tara.
"Nggak jelas buat ayah tapi jelas buat kamu kaann?," Fariz tersenyum menggoda Tara, didalam hati anaknya ingin dia melakban mulut sang ayah tapi mana berani Tara melakukanya.
"Okey, sudah om tinggal dulu ya bayar administrasinya....kamu jagain Zehn ya Tar."
Sebelum pergi Fariz berbisik "Harusnya kamu berterimakasih lo sama ayah"
"Ayaahhhh..."
Fariz meninggalkan mereka berdua dalam aura kecanggungan. Wajah Tara yang masih memerah bak kepiting rebus membuat Zehn menahan tawanya.
"Lo kenal sama Ziro?," suara Zehn membuyarkan kegugupan Tara. Kenapa Zehn bertanya seperti itu? Tara harus jawab iya atau tidak?.
"Cuma kenal dari cerita teman teman sih."
"Ohh..."
"Maaf ya kak, kakak jadi kayak gini gara-gara ayah Tara."
"Bukan salah ayah lo."
"Masih mau ikut olim?," lanjut Zehn.
"Masih kak," sahut Tara antusisas, entah kenapa setiap melihat ekspresi Tara Zehn selalu menerbitkan bulan diwajahnya.
Bagi Zehn Tara berbeda dengan gadis lain yang ia temui. Zehn merasa sudah lama mengenal Tara, tak tahu hanya karena perasaannya saja atau apa. Entah.
"Hmm okey gue kabarin lagi nanti, terhubung gerak gue terbatas lo harus bantuin gue kalau ada urusan tentang pelaksanaan olim."
"Siap kak!," senyum lebar dari keduannya pun menghiasi wajah.
Zehn bukanlah tipe cowok badboy, coolboy, atau apalah itu. Zehn hanya seorang cowok biasa yang tak terlalu terkenal disekolah. Dia terkenal disalah satu organisasi PMR mungkin karena dia ketuanya. Tapi Zehn mempunyai beribu teka teki yang membuat gadis seperti Tara tertarik. Hatinya menarik untuk mengenal lebih jauh seorang Zehn arialdo.
🌹🌹🌹
Keesokan paginya Tara mengirim sarapan ke apartemen Zehn, siapa lagi kalau bukan sang ayah yang memaksanya. Senang sih senang ayah Tara seperti menyukai Zehn tapi dia masih malu jika keadaan akward menemuinya dikala bersama Zehn.
Pukul enam Tara sudah sampai didepan pintu apart Zehn, dengan ragu dia menekan bel. Tak lama pintu terbuka menampangkan seorang Zehn arialdo bak Dewa yunani keluar dengan muka bantalnya. Rambut acak acakan, memakai kaos oblong, celana pendek selutut bukan menambah kejelekan, tapi malah terlihat tampan dimata Tara.
Dengan bodohnya Tara masih terbengong menikmati situasi yang langka seperti ini, oohhh haruskan Tara berterimakasih banyak dengan sang ayah karena menyuruhnya kesini?.
*O*mg keren bangett
"Hello?!," lambaian tangan Zehn membuyarkan kenikmatan surga dunia Tara. "Ehh selamat pagi kak! Ini ayah suruh anter makanan."
"Yaudah masuk!," dengan bantuan Tara Zehn berjalan pincang menuju sofa.
"Bentar ya kak Tara siapin dulu."
Menurut Tara Zehn itu ramah tapi tidak kesemua orang yang dianggapnya baik, hanya orang tertentu yang dapat menghargainya pasti Zehn akan membalas. Seperti kemarin diperjalanan pulang dengan ayah Tara, dia tidak pernah kehabisan kata untuk menjawab pertanyaan Fariz yang sudah kelewat jalur.
"Ini kak!."
"Thanks, besok besok nggak usah antar makanan lagi gue bisa pesen."
"Daripada pesan makanan buang buang uang kenapa enggak kalau ada yang gratis?," sahut Tara.
"Hmm," Zehn terus menyantap makanan rumahan yang sudah lama tidak pernah ia rasakan. Selama ini hanya masakan mahal yang dia beli di apartemennya. Rasanya beda jauh dari makanan rumahan.
"Enak ya kak?."
"Hmmm....siapa yang masak?."
"Bunda Tara kak, kalau kakak suka besok boleh kok kakak request mau makan apa. Asal kak Zehn tahu bunda Ratih itu chef terkenal dirumah bapak Fariz loh!," Zehn tertawa ringan mendengar celotehan Tara yang mirip seperti anak kecil.
"Tara jujur loh kak...kak Zehn mau dimasakin apa?."
"Emm terserah, tapi nggak ngerepotin kan?."
"Kalau Tara menawarkan berarti Tara siap direpotkan, itu kata andalan ayah."
"Hmm, kok ayah?."
"Iya ayah suka bilang gitu kalau menawarkan sesuatu."
"Dasar anak bokap."
"Kan Tara-"
"Udah stop! Gue mau lanjut makan, emang lo nggak takut telat apa?," potong Zehn.
"Ya ampun udah jam setengah tujuh...Oh iya kak makanannya cuma cukup buat nanti siang aja nanti malam Tara kesini lagi, daaahh kak..."
"Eh nggak usah gue bisa beli!," ucapan Zehn sudah tak didengar Tara.
"Ck, kenapa gue ngerasa seneng ya setiap lihat dia, bawaanya enjoy aja."
🌹🌹🌹
Sekolah Adi Bangsa hari ini sangat ramai dikarenakan para guru sedang rapat dinas. Disini lah Empat semprul berada, tempat yang paling strategis untuk merumpi. Taman belakang sekolah.
"Tar kata bokap lo tadi pergi kerumah temen ya, siapa?," tanya Chika
"Oh itu cuma mau kasih makanan dan jangan tanya kenapa, ceritanya panjang banget."
"Halah lo aja kali yang males cerita."
"Bukan gitu Ger ihh!."
"Oh ya Tar emang bener ya yang dibilang Chika kalau kita gagal paham tentang si ganteng?."
"Iya May, kalian itu gimana sih masa nggak tahu yang gue maksud."
"Bukannya kita yang nggak tahu Tar, tapi lo nya aja yang nggak ding dong kalau diajak ngomong," sahut Gery.
"Bukan itu yang penting sekarang siapa si ganteng itu?."
"Bener tuh kata Maya...siapa Tar ngaku!."
"Ntar aja deh lo juga tau sendiri lama-lama."
"Nggak asik nih Tara."
Langkah derap kaki membuat ke empatnya menoleh kebelakang. Maya yang sedang memegang es ditangannya tiba-tiba terjatuh. Chika menjatuhkan buku dari genggamannya, begitupun Gery yang sedang mengunyah permen dengan spontan keluar dari mulut. Lain dengan Tara langsung membalikkan badannya kembali.
*M*ati lo Tar
Chika, Maya, dan Gery ditarik ketiga cowok dengan santai dan tanpa penolakan, mereka hanya menurut entah mau dibawa kemana. Bahkan pikirannya masih tak bisa fokus.
Tara yang tak tahu ketiga temannya menghilang masih diam membeku ditempat. Apa yang akan dilakukan gadis ini sekarang?.
"Tara saendria putri!."
"Siap menerima hukuman?!."
"Gu...gue nggak salah kenapa harus dihukum?," tanya Tara masih diposisi membelakangi.
"Ohh nggak salah ya?!," suaranya terdengar mencekam ditelinga Tara.
"Gue tunggu dilapangan basket. Sekarang!."
🌹🌹🌹
JANGAN LUPA JEMPOLL!
MAMPIR DI NEW STORY ' YOUNG MASTER MAFIA '... ANGKATAN HEROS SELANJUTNYA....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
indahkusuma
semangat kk
2021-11-18
0
Ainur Cutee
sort by ada cinta segi3 nih 🤭🤭🤭
2021-09-16
3
Conny Radiansyah
kenapa Tara dibilang gadis broken home Thor. bukannya Zehn yang broken home 🤗
2021-08-06
6