"Oh iya non,gimana kalau kita terusin toko kue bu Shania?" Iin memberi ide.
Karena setelah bunda Shania masuk rumah sakit jiwa,toko kue sudah tidak buka lagi. Karena karyawan toko kue bunda Shania banyak yang mengundurkan diri.
Risa nampak berpikir sejenak. Mungkin ide mbak Iin tak salah untuk di coba,manatau masih banyak pelanggan bunda Shania yang masih setia dengan toko kue bundanya.
"Tapi apa rasanya akan sama kalau kita yang bikin?" Tanya Risa ragu.
"Yah walaupun rasanya mungkin akan berbeda,tapi kita kan bisa mencoba varian baru." Kata mbak Iin lagi.
Mbak Nunik mengangguk setuju.
"Iya non,kita pernah bantu ibu bikin kue dengan varian baru di rumah,tunggu sebentar kayaknya saya masih simpen resepnya." Mbak Nunik kemudian berlari menuju kamarnya.
Di lantai atas ruko yang sekaligus toko kue bunda Shania itu hanya memiliki tiga kamar. Satu kamar untuk Risa,satu kamar untuk mbak Nunik dan mbak Iin dan satu kamar lagi untuk sang bunda.
Setelah mengambil resep yang pernah ditulis bunda Shania,mbak Nunik pun kembali ke ruang televisi dimana Risa dan mbak Iin menunggu mereka.
"Ini non." Mbak Nunik memberikan buku resep yang pernah di tuliskan oleh majikannya.
"Sebenarnya bu Shania berencana mau buka toko lagi non,dengan jenis kue yang ada di buku resep itu,tapi karena baru lima kue yang berhasil lolos uji coba makanya bu Shania belum jadi membuka toko kue yang baru. Jadi buku resep ini bu Shania suruh saya menyimpannya dulu,takut pak Derry tau,karena bu Shania mau bikin kejutan untuk bapak sama non Risa." Mbak Nunik menjelaskan alasan buku resep ada di tangan mbak Nunik.
Risa mengangguk mengerti.
Risa pun membuka halaman per halaman buku resep itu.
"Oke,gak ada salahnya kita coba." Kata Risa sambil menghela nafasnya.
Mbak Nunik dan mbak Iin saling pandang dan tersenyum karena Risa mau meneruskan usaha sang bunda.
"Ayo kita mulai coba dari resep kue pertama. Mbak Nunik,coba kamu lihat di gudang bahan baku,apa semua bahan masih cukup.?"
Mbak Nunik mengangguk.
"Baik non."
Mereka bertiga pun turun ke lantai bawah untuk memulai aksi mereka mencoba membuat kue dengan resep yang ada di buku resep sang bunda.
🍀🍀🍀🍀🍀
Setelah satu minggu Risa,mbak Nunik dan mbak Iin melakukan percobaan membuat kue dengan resep milik sang bunda,akhirnya toko kue pun kembali di buka.
Sekarang sudah sebulan toko kue sang bunda mulai beroperasi lagi,walaupun belum terlalu ramai seperti biasanya,karena rata-rata yang datang kesana hanya ingin membeli kue atau roti yang biasanya di jual saat bunda Shania masih memegang toko itu.
Tapi itu tak melunturkan semangat Risa untuk tetap membuka toko kue sang bunda. Selain untuk mencari nafkah,Risa juga ingin toko kue sang bunda tetap di kenal masyarakat sekitar sambil menunggu kesembuhan sang bunda.
Hari ini Risa ingin berbelanja kebutuhan bahan baku toko kue nya.
Risa berjalan ke arah lemari,ia mengambil dompet milik sang ayah kemudian mengambil dompet milik sang ibu. Risa mengeluarkan kartu dua kartu debit dari dompet sang ayah serta dua kartu debit dari dompet sang ibu. Risa ingin mengecek saldo yang ada di dalam kartu debit milik orangtuanya. Bukan untuk berfoya-foya,melainkan untuk membayar gaji mbak Nunik dan mbak Iin serta membayar pengobatan sang bunda. Walaupun mbak Nunik dan mbak Iin mengatakan rela bila tak di gaji,tapi Risa merasa tidak enak kalau tidak membayarkan upah kedua art nya tersebut.
Risa pun keluar dari dalam kamarnya dan turun ke lantai bawah.
"Mbak,Risa keluar dulu yah mau beli bahan-bahan." Risa berpamitan terlebih dahulu kepada mbak Nunik dan mbak Iin.
"Iya non hati-hati."
Dengan menaikki mobil almarhum ayahnya,harta satu-satu ayahnya yang tertinggal,Risa pergi menuju supermarket.
Kini mobil yang Risa kendarai sudah sampai di parkiran supermarket. Risa turun dari dalam mobil. Dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam supermarket,namun saat melihat mesin atm yang berada di dekat pintu masuk,Risa kembali teringat pada kartu debit milik ayah dan bundanya.
Risa membelokkan langkahnya menuju mesin atm itu,dan masuk ke dalamnya.
Risa mulai mengecek dua kartu debit sang ayah,ternyata total nya masih ada sekitar delapan ratus juta. Kemudian Risa memeriksa dua kartu debit sang bunda,dan totalnya ada sekitar tiga ratus juta. Risa mulai bernafas lega karena uang yang di miliki ayah dan bunda nya masih cukup untuk membayar gaji mbak Nunik dan mbak Iin serta untuk biaya pengobatan sang bunda selama kurang lebih enam bulan,yang perbulannya mencapai tiga puluh juta perbulan. Risa pun mengambil uang secukupnya untuk membayar gaji mbak Nunik dan mbak Iin. Setelah memasukkan uang ke dalam dompet nya,Risa pun keluar dan melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam supermarket.
"Risa..!!" Panggil Alya teman sekampus Risa.
Risa pun menoleh ke arah sumber suara.
"Alya.." Risa pun mendekat ke arah Alya dengan mendorong troly.
"Kamu apa kabar Ris?" Tanya Alya karena sudah tiga minggu tak melihat Risa datang ke kampus.
"Baik Lya."
"Kata temen-temen,kamu ngambil cuti yah..?!" Alya bertanya ragu-ragu,pasalnya kabar mengenai bangkrutnya orangtua Risa setelah meninggalnya ayah Dery serta bunda Shania yang masuk RSJ sunter terdengar di penjuru kampus.
"Iya,sementara aja. Aku mau nerusin usaha bunda sekalian mau fokus dengan kesembuhan bunda."
"Yang sabar yah Ris,pasti di balik ini semua ada kebahagiaan yang sedang menanti kamu dan bunda di kemudian hari. Aku doain semoga bunda lekas sembuh,dan kamu bisa melanjutkan kuliah kamu lagi."
Risa mengangguk.
"Makasih yah Lya."
Mereka pun sedikit berbincang-bincang tentang yang terjadi di kampus selama Risa tidak masuk kampus sambil berjalan memilih bahan-bahan untuk membuat kue.
Bersambung...
LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE
KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN
VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE
HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fawaz Al ashy
raisa yang sabar nya bener kata teman mu athor udah merencanakan kebahagiaan mu semngt thor nulisnya..
2024-07-05
0
Tetty Permata Mawiney
alurnya lambat...blm terlihat pemeran utama cowok......
2023-10-20
0
gia gigin
setidaknya masih ada yg tersisa🤔
2022-05-03
0