Tiga bulan berlalu,toko kue sang bunda yang Risa,mbak Nunik dan mbak Iin kelola pun mulai mengalami peningkatan. Seiring dengan berkembangnya kembali toko sang bunda,makin banyak juga orang yang tahu kalau bunda Shania mengalami gangguan mental karena stress akan kematian suaminya dan kebangkrutan keluarganya. Gosip simpang siur pun merajalela.
Awalnya Risa mampu bertahan dengan gosip yang berseliweran di masyarakat di daerahnya,namun lama kelamaan dirinya pun tak sanggup mendengar berita simpang siur yang beredar,yang mengatakan kalau sang bunda 'gila' karena mereka bangkrut,bahkan ada gosip yang mengatakan kalau bunda Shania adalah biang kesialan keluarga ayah Dery karena bunda Shania adalah anak yang tidak jelas asal-usul keluarganya.
"Non Risa beneran mau pergi dari kota ini." Tanya mbak Iin melihat Risa sedang mengemas barang-barangnya.
Risa memilih untuk pergi dari kota itu,ia sudah tidak tahan dengan desas desus yang sampai ke telinganya.
"Iya mbak,Risa titip bunda yah sama titip toko. Risa percayakan mbak Iin sama mbak Nunik untuk mengelola toko kue bunda sampai bunda sehat."
"Tapi non..."
"Risa mohon mbak. Kalau Risa disini terus,Risa takut kalau Risa jadi orang jahat. Karena Risa bener-bener pengen ngejahit mulut orang-orang yang udah ngomong sembarangan tentang keluarga Risa. Tapi kalau Risa diem aja,Risa takut nanti mental Risa yang ngedown. Dan ujung-ujungnya Risa harus berakhir di RSJ bersama bunda. Sukur-sukur kalau Risa berakhir di RSJ,kalau Risa memilih bunuh diri,Risa malah berakhir di liang lahat.
Mbak Iin pun mengerti maksud kepergian Risa.
"Baik lah non,kalau non Risa memang mau pergi. Mbak harap non bisa selalu jaga diri dan kehormatan non Risa di kota besar." Mbak Iin memberi nasihat pada Risa.
Risa pun mengangguk.
"Oh iya mbak,ini kartu debit punya bunda. Pake aja untuk biaya pengobatan bunda. Kalau hasil dari toko,mbak Iin sama mbak Nunik pake aja untuk keperluan mbak Iin sama mbak Nunik." Risa memberikan kartu debit bunda Shania pada mbak Iin dan memberikan kode pass kartu debit sang bunda.
"Terus untuk kebutuhan non Risa gimana?"
"Risa pegang kartu debit ayah,tapi Risa usahain Risa gak akan pake kartu debit ayah. Risa juga mau cari kerja disana. Paling gak untuk menghidupi diri Risa sendiri."
Mbak Iin pun mengangguk.
"Non Risa,mobil jemputannya udah dateng non." Panggil mbak Nunik dari lantai bawah.
"Iya mbak." Risa pun mengambil salah satu koper yang akan ia bawa pergi merantau ke kota besar. Sedangkan mbak Iin mengikuti Risa dari belakang dan membantu membawakan koper Risa yang lain.
"Risa pergi yah mbak. Titip bunda. Tolong sering-sering jengukin bunda. Jangan bilang sama bunda kalau Risa merantau ke kota,bilang aja Risa sibuk kuliah. Risa janji,sebulan sekali akan datang jenguk bunda dan mbak Iin dan mbak Nunik." Risa pun memeluk mbak Iin dan mbak Nunik.
Mbak Iin dan mbak Nunik membalas pelukan Risa,tak terasa air mata membasahi pipi ketiganya.
Risa melepaskan pelukannya,kemudian melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam mobil yang akan membawanya menuju bandara.
Setelah memakan waktu kurang lebih satu setengah jam di udara. Akhirnya Risa sampai juga di kota besar. Karena tidak memiliki sabak saudara di kota besar,Risa pun memilih untuk menginap di hotel sementara ia mendapat kos-kosan. Ia pun menaikki taksi bandara yang akan membawanya menuju hotel terdekat.
Sampai lah taksi itu di depan lobi hotel. Supir taksi membantu Risa menurunkan barang-barangnya. Risa pun masuk ke dalam hotel dan memesan kamar. Setelah me dapat kunci kamar,Risa pun melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke lantai dimana unit kamarnya berada.
Ceklek. Risa membuka pintu unit kamarnya.
Ia memasukkan barang-barangnya ke dalam kamar.
Tak ingin berdiam diri terlalu lama,Risa pun mengambil hp nya dan mencari lowongan pekerjaan melalui sosial media.
Risa melihat ada lowongan pekerjaan di salah satu restoran cepat saji. Tak ingin membuang waktu,Risa langsung mengeluarkan laptopnya dan mengetikkan surat lamaran,dan menyimpan file itu ke dalam flashdisk. Risa pun keluar dari kamarnya,menuju tempat pengeprintnan.
Setelah surat lamaran dan berkas-berkas yang dibutuhkan lengkap,Risa pun berangkat menggunakan ojek online untuk menuju restoran cepat saji.
Setengah jam waktu yang dibutuhkan Risa untuk sampai restoran cepat saji tersebut. Risa pun langsung menemui manajer restoran dan menyerahkan lamaran pekerjaannya. Ternyata,lamaran pekerjaan Risa tidak langsung di proses,Risa harus menunggu telpon dari pihak HRD,baru lah Risa akan di wawancara.
"Akh...ternyata mencari pekerjaan di kota tidak semudah yang aku bayangkan." Keluh Risa setelah keluar dari restoran cepat saji tersebut.
Ia melangkah gontai menyusuri trotoar,sampai ia harus menabrak orang yang ada di hadapannya.
"Ekh..maaf mbak." Risa menunduk meminta maaf pada wanita yang ia tabrak.
"Loh...kamu Clarisa kan?" Tanya wanita tersebut.
Risa pun mengangkat wajahnya untuk melihat wanita yang ia tabrak,karena si wanita seperti mengenal dirinya.
"Ayu" Risa kaget melihat tetangganya di kota M ada di kota besar.
"Kamu kok ada disini?" Tanya Ayu,sepertinya Ayu belum tau tentang kondisi keluarga Risa.
Risa pun menceritakan kejadian demi kejadian yang menimpa keluarganya.
"Astaga Risa...aku gak nyangka nasib mu jadi seperti ini. Padahal om Dery dan tante Shania adalah orang baik,kok ada yah orang yang tega bikin fitnah keji seperti itu."
Risa menggedikkan bahunya.
"Jadi kamu datang ke kota ini untuk cari pekerjaan?"
Risa mengangguk.
"Udah dapet?"
Risa menggeleng.
"Belum. Aku baru masukin lamaran di restoran itu." Risa menunjuk restoran cepat saji tempat ia memasukkan lamarannya.
"Kayaknya bakalan lama prosesnya,apalagi kamu gak punya orang dalam. Gimana kalau kamu kerja di tempat ku?"
"Memangnya di tempat mu ada lowongan?"
"Nanti aku tanya sama bos ku. Aku rasa nambah satu karyawan lagi gak jadi masalah,apalagi kamu cantik."
"Memangnya apa kerjaannya?"
"Caddy golf."
"Apa itu caddy golf?" Tanya Risa yang baru pertama kali mendengar pekerjaan itu.
"Itu loh,orang yang bawain peralatan buat main golf. Sekalian mengajari pemain golf yang masih amatir."
"Tapi aku gak ngerti main golf Yu."
"Kan ada training nya Sa. Mau gak?"
"Gaji nya berapa?"
"Sekitar lima jutaan,tapi itu cuma gaji aja. Belum termasuk bonus. Biasanya kalau kita ngelayanin tamu VIP bonus kita bisa lebih besar dari gaji kita."
Risa mencerna kata-kata Ayu sebelum memutuskan untuk mau atau tidak nya menerima tawaran Ayu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
gak apa2lah jadi candy golf yg pting dpt kerjaan,sambil nunggu kerja yg lain trus lanjutkan kuliah.
2022-04-09
0
mama yuhu
awal muka bertemu alex
2022-04-08
0
Lovesekebon
Awal mula😌
2021-12-10
0