Risa mendekati ranjang bunda Shania dan mengelus pipi sang bunda.
"Maafin Risa bun,bukannya Risa mau jadi anak durhaka dengan memasukkan bunda ke rumah sakit jiwa,tapi ini semua Risa lakukan demi kebaikan dan kesembuhan bunda. Hanya bunda yang Risa punya sekarang,jadi Risa akan melakukan segala cara agar bunda tetap sehat dan terus berada di sisi Risa. Risa sayang banget sama bunda,bunda pokoknya bunda harus sembuh,harus!!" Risa menangis sambil memeluk bundanya. Tanpa disadari air mata juga mengalir dari mata bunda Shania,mungkin di alam bawah sadarnya,bunda Shania bisa mendengar dan ikut merasakan penderitaan Risa.
🍀🍀🍀🍀🍀
Pagi ini Risa sudah berada di rumah keluarganya,rumah sudah kembali ramai dengan para pelayat yang akan ikut membantu mengantar ayah Risa ke tempat peristirahatan terakhir. Dengan tegar Risa berdiri di samping jenasah ayahnya untuk ikut mengantar sang ayah.
Prosesi pemakaman pun berlangsung haru. Setelah memakamkan sang ayah,Risa kembali pulang ke rumahnya. Ia masuk ke dalam kamar orangtuanya. Aroma parfume sang ayah masih tercium jelas saat Risa memasuki kamar itu. Ia memandang sekeliling kamar orangtuanya. Air mata pun kembali pecah saat Risa melihat foto kebersamaannya dengan kedua orangtuanya di atas nakas. Ia memeluk foto itu dan menangis tersedu-sedu.
"Ayah...Risa kenapa harus secepat ini???!!! Risa masih butuh ayah..." lirih Risa pilu.
Lama ia menangis di kamar orangtuanya hingga ia tertidur.
Ceklek. Nunik membuka pintu kamar majikannya.
Hampir tiga jam Risa tidak keluar dari kamar orangtuanya membuat Nunik khawatir akan kondisi Risa. Jadi ia memutuskan untuk memeriksa keadaan Risa.
Melihat Risa yang tertidur sangat pulas,Nunik tidak enak hati untuk membangunkannya. Namun mengingat Risa terakhir makan nasi adalah malam sebelum kejadian itu menimpa keluarga Risa. Bahkan pagi tadi pun Risa hanya meminum teh manis dan sepotong roti.
Nunik pun membangunkan Risa yang tertidur sambil memeluk erat foto kedua orangtuanya.
"Non Risa..bangun non.." Nunik menepuk lengan Risa.
"Eugh.." Risa mengerjapkan matanya.
"Kenapa mbak?" Tanya Risa dengan suara khas orang bangun tidur.
"Bangun non,makan dulu."
"Risa gak lapar mbak. Mbak Nunik sama mbak Iin makan aja duluan."
"Gak laper gimana sih non,dari pagi gak ada makan nasi kok bilang gak laper??!! Ayo dong non,kita makan bareng. Kalau non sakit,siapa nanti yang ngurus ibu."
Kata-kata Nunik berhasil membuatnya sadar masih ada sang bunda yang sekarang menjadi prioritasnya.
Risa pun bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari dalam kamar menuju ruang makan.
Saat berjalan menuju ruang makan,Risa melihat sekeliling rumahnya. Sudah tidak ada lagi keluarga dari ayah Derry dirumah itu.
"Om Deny sama tante Desy udah pada pulang mbak?"
"Iya non."
Risa menghela nafasnya. Dari dulu hubungan ayah Dery dan kedua adiknya itu memang tak pernah baik. Dulu keluarga ayah Dery menentang keras pernikahan ayah nya dan bundanya karena bunda Shania adalah anak yatim piatu yang besar di panti asuhan. Namun karena cinta ayah Dery yang begitu besar pada bunda Shania,ayah Dery rela menentang keluarganya. Dan mulai saat itu hubungan ayah Dery dan keluarganya merenggang.
Tapi kenapa hubungan yang tidak baik itu harus di bawa sampai ayah Dery meninggal?? Risa tak habis pikir dengan pemikiran keluarga ayahnya.
Kini Risa sudah duduk di ruang makan.
"Mbak Nunik,mbak Iin,kita makan bareng disini yah. Risa masih belum terbiasa makan sendirian." Lirih Risa.
"Iya non." Jawab Nunik dan Iin.
Mereka bertiga pun makan bersama di meja makan.
Selesai makan,Risa kembali ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Ia ingin ke rumah sakit menengok kondisi bundanya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Satu minggu berlalu setelah kematian ayah Dery. Risa sudah mulai bangkit dari keterpurukan,bunda Shania juga sudah dirawat di rumah sakit jiwa. Risa mulai merangkai mimpi-mimpinya setelah musibah datang menimpa keluarganya,namun baru saja Risa ingin kembali bermimpi langsung diruntuhkan oleh kabar yang dibawa pihak bank.
Pihak bank mengatakan kalau ayah Dery telah menjaminkan rumah yang Risa tinggali untuk pinjaman yang di ambil oleh kedua adik ayah Dery,om Deny dan tante Desy. Namun sayangnya om dan tantenya sudah tiga bulan tidak membayar pinjaman beserta bunganya,dan terpaksa rumah orangtua Risa harus di sita oleh pihak bank.
Bukan hanya rumah,gudang bekas kebakaran dan toko meubel milik ayah Dery juga harus di jual untuk membayarkan gaji para pegawai yang belum sempat dibayar ayah Dery dan menutupi pinjaman ke bank yang pernah ayah Dery ambil untuk modal usahanya.
Bagai bak petir di siang bolong,siang hari itu Risa dengan terpaksa keluar dari rumah yang begitu memiliki banyak kenangan dengan kedua orangtua Risa. Namun beruntungnya masih ada toko kue sang bunda yang tersisa yang bisa di jadikan tempat tinggal dan tempat usaha. Karena toko kue sang bunda yang berbentuk ruko,jadi di lantai bawah di jadikan toko kue dan di lantai atas menjadi tempat tinggal.
"Mbak Nunik sama mbak Iin,kalau mbak mau cari kerja di tempat lain boleh kok mbak,Risa gak maksa. Karena Risa juga gak tau apa Risa bisa menggaji mbak Nunik sama mbak Iin." Kata Risa setelah mereka sampai di toko kue bunda Shania.
"Kita berdua gak masalah kok non kalau kita gak di gaji,kita ikhlas. Karena kita udah hampir sepuluh tahun kerja sama orangtua non Risa."
"Gak bisa gitu lah mbak,keluarga mbak kan juga butuh makan di kampung."
"Iya sih memang,tapi menemani non Risa sampai bu Shania sembuh itu lebih penting buat kami."
"Mungkin bunda bakalan lama sembuhnya mbak,mungkin bisa lebih dari setahun."
"Gak pa-pa non,kita ikhlas nunggu selama apapun."
Risa menghela nafasnya,kedua art nya itu sungguh sangat setia kepada keluarganya.
"Ya udah terserah mbak Nunik sama mbak Iin aja,tapi kalau memang kalian mau pergi,pergi aja gak pa-pa jangan karena rasa kasihan sama Risa,kalian jadi menelantarkan keluarga kalian di kampung." Kata Risa yang sudah pasrah.
Mbak Nunik dan mbak Iin mengangguk paham.
Bersambung...
LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE LIKE
KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN KOMEN
VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE
HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH HADIAH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fawaz Al ashy
lebih sedih dari cerita Amalia.. 😭😭
2024-07-05
0
gia gigin
Asli ke banyakan bawang😭😭😭😭
2022-05-03
0
mama yuhu
kasian.. tega jg ya sodara sodara.. katax gak suka tp meminjam pake nama kakaknya... sabarrrr
2022-04-08
1