Akhir Penderitaan Clarisa
Nama ku Clarisa Nadiva orang-orang di di daerah ku biasa memanggil ku Risa,namun saat aku merantau ke kota dan bekerja sebagai caddy golf teman-teman ku ditempat ku bekerja memanggil ku Clara.
Aku adalah anak tunggal dari pasangan Dery Suhendra dan Shania Sari. Kami tinggal di kota M,dan kehidupan kami tergolong keluarga mampu atau orang kaya,istilah yang orang-orang katakan. Ayah ku seorang pengusaha kayu dan meubel,sedangkan bunda ku memiliki toko kue kecil-kecilan disebuah ruko.
Sebelum sebuah musibah terjadi di keluarga kecil kami,aku adalah terdaftar sebagai seorang mahasiswi di salah satu universitas swasta bergengsi di kota M. Namun saat musibah itu terjadi aku harus rela berhenti kuliah dan menjadi tulang punggung untuk keluarga ku.
🍀🍀🍀🍀🍀
Malam saat musibah itu datang.
"Risa ayo makan dulu.." panggil bunda Shania dari depan pintu kamar Risa.
"Iya bun." Jawab Risa. Lalu membereskan buku-buku yang ada di meja belajarnya.
Sedangkan bunda Shania melangkahkan kakinya menapaki anak tangga untuk kembali turun ke ruang makan,dimana ayah Dery sudah menunggu Risa untuk makan malam bersama.
Tak lama Risa pun turun dan masuk ke dalam ruang makan,bergabung bersama kedua orangtuanya.
"Kamu tuh Ris,kebiasaan kalau gak dipanggil gak inget buat makan." Kata ayah Dery menasehati putri semata wayangnya.
"Maaf yah,abisnya kan nanggung yah.." jawab Risa.
"Udah..udah ayo makan dulu." Kata bunda Shania menengahi perdebatan ringan antara anak dan suaminya itu.
Makanan dipiring mereka pun telah tandas. Ayah Dery beranjak dari duduknya,melangkahkan kakinya ke ruang keluarga. Sedangkan bunda Shania dan Risa membersihkan ruang makan. Risa membantu mbak Iin mencuci piring sedangkan bunda Shania menyusul sang suami di ruang keluarga dengan membawa teh hijau untuk sang suami.
Baru saja bunda Shania duduk,bel rumah berbunyi. Bunda Shania pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke pintu depan.
Ceklek. Pintu terbuka.
"Malam buk Shania." Sapa pak Ojib dengan nafas terengah-engah.
"Iya malam pak Ojib. Ada apa? Kok ngos-ngosan gitu?"
"Anu...itu buk..." kata pak Ojib terbata-bata.
"Siapa bun?" Tanya ayah Dery dari belakang,ia menyusul sang istri karena juga penasaran dengan tamu yang datang.
"Malam pak Dery.." sapa pak Ojib pada ayah Dery.
"Malam Jib. Ada apa malem-malem kesini.?"
"Anu...itu pak.." pak Ojib terbata-bata,ragu untuk mengatakan sesuatu yang membuatnya mendatangi rumah keluarga Suhendra.
"Ada apa sih?? Ngomong yang jelas Jib.." tegas ayah Dery.
"Gudang kebakaran pak.." jawab pak Ojib cepat.
Mata bunda Shania dan ayah Dery membulat seketika.
"Aaappaaaaaaa??.....!!!" Teriak ayah dan bunda.
"Jadi bagaimana dengan barang-barang yang ada di dalam gudang? Apa masih ada yang bisa diselamatkan?" Tanya bunda Shania.
"Maaf buk tidak ada. Kejadiannya sangat cepat sekali,ditambah lagi barang-barang di gudang berbahan kayu. Semua habis terbakar." Pak Ojib menjelaskan.
"Aaarrrrgghhh" teriak ayah Dery sambil memegangi dadanya,tak lama kemudian ayah Dery pingsan.
Untung saja pak Ojib dengan cepat menangkap tubuh ayah Dery,sehingga ayah Dery tidak sempat terjatuh ke lantai.
"Risa.....Risa..Iin..Iin..Nunik..Nunik.." teriak bunda Shania dari ruang tamu memanggil anaknya dan kedua art nya yang ada di dapur.
Risa,Iin dan Nunik pun berlarian dari dapur setelah mendengar teriakan bunda Shania.
"Ayaaaah!!!" Teriak Risa melihat ayahnya yang sudah pingsan di pangkuan pak Ojib.
"Ayo kita bawa ayah ke rumah sakit." Kata bunda Shania pada Risa.
Risa pun membantu pak Ojib menggotong ayah Dery menuju mobil ayah Dery.
"Pak Ojib balik aja ke gudang,urus masalah disana. Biar saya sama Risa yang antar bapak kerumah sakit." Kata bunda Shania.
Pak Ojib pun menurut.
Setelah membaringkan sang ayah di pangkuan sang bunda di kursi belakang,Risa pun mengendarai mobil ayah Dery menuju rumah sakit terdekat.
Dua puluh menit kemudian mereka pun sampai di rumah sakit itu.
Risa memarkirkan mobilnya di depan UGD.
"Suster...dokter..tolong ayah saya...!!" Teriak Risa pada suster maupun dokter yang sedang berjaga malam itu.
Suster pun berlarian. Perawat laki-laki membantu menggotong ayah Dery keluar dari dalam mobil,dan membaringkan ayah Dery di brankar.
Perawat-perawat itu pun kembali berlarian membawa ayah Dery ke ruang periksa.
Bunda Shania dan Risa mondar-mandir didepan ruang periksa. Tak lama kemudian dokter yang memeriksa ayah Dery pun keluar.
"Bagaimana kondisi suami saya Dok?" Tanya bunda Shania cemas.
Dokter menunduk sejenak dan menghela nafasnya.
"Maaf buk,suami anda tidak dapat tertolong. Sepertinya beliau menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan kesini." Kata sang Dokter.
Bak tersambar petir di siang bolong. Begitulah kabar kematian ayah Dery yang begitu mengejutkan,pasalnya belum ada satu jam yang lalu mereka bertiga berkumpul di ruang makan,tapi sekarang ayah Dery harus berpulang pada sang Pencipta.
Bunda Shania berteriak histeris mendengar kabar yang dokter katakan,bahkan bunda Shania sampai pingsan dan terpaksa di bawa ke dalam kamar rawat.
Risa terduduk lemas di lantai rumah sakit,entah bagaimana nasib ia dan bundanya tanpa sosok ayah nya.
Risa pun mengurus administrasi biaya pemulangan jenasah ayahnya. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamar jenasah.
"Ayaaaah..kenapa ayah pergi secepat ini??? Ayah belum memenuhi janji ayah sama Risa,janji untuk liat Risa wisuda,janji untuk liat Risa menikah,janji untuk bermain bersama cucu-cucu ayah kelak. Tapi kenapa sekarang ayah malah pergi ninggalin Risa dan Bunda yah???!! Gimana nasib kami tanpa ayah nanti??? Bangun yah...bangun..." isak tangis Risa begitu terdengar pilu bagi siapa saja yang mendengarnya.
Kehilangan ayah sekaligus cinta pertama Risa adalah hal yang sangat berat dan menyakitkan. Bukan hanya Risa,mungkin untuk semua anak perempuan yang ada di muka bumi ini.
Bersambung...
Jangan lupa jadiin FAVORITE,terus kasih LIKE,KOMEN,VOTE dan HADIAH. TERIMAKASIH 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fawaz Al ashy
kaya nya seru ni cerita nya.. penasaran..
2024-07-05
0
Sumawita
Hadir kak
2023-09-26
0
Mhyta
mampir yah thor
2023-08-13
0