Lama Risa menangisi jenasah ayah Dery. Kemudian ia teringat dengan sang bunda yang tak kalah shock dengan dirinya. Risa keluar dari kamar tempat jenasah ayah Dery berada. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar rawat sang bunda.
Ceklek. Risa membuka pintu kamar rawat sang bunda.
Risa melihat wajah sang bunda yang sedang tertidur karena suntikan obat penenang. Karena sesaat setelah dibawa ke kamar rawat,bunda Shania tersadar dan kembali histeris seperti orang gila. Jadi terpaksa tim medis memberikan suntikan penenang untuk bunda Shania.
Risa duduk di kursi samping ranjang rumah sakit dimana bunda nya sedang tertidur.
Ia memegang erat tangan sang bunda.
"Bund,yang kuat yah. Kita pasti bisa ngelewatin ini semua,masih ada Risa yang akan menjaga bunda." Risa menumpahkan air matanya.
Tak lama perawat masuk di ruang rawat bunda Shania untuk memberitahu kalau jenasah ayah Derry sudah siap di pulangkan.
Risa pun keluar dari kamar rawat sang bunda. Baru saja Risa keluar dari ruang rawat sang bunda, ia melihat Nunik berjalan ke arah kamar rawat bunda Shania.
"Mbak Nunik.." Risa langsung memeluk Nunik dan menangis di dalam pelukan sang art.
"Yang sabar yah non,yang kuat.." kata Nunik sambil mengusap-usap punggung anak majikannya.
Risa melepaskan pelukannya.
"Tolong jaga bunda disini yah mbak,Risa mau nganter jenasah ayah pulang ke rumah. Nanti kalau bunda udah sadar dan lebih tenang,kalian langsung pulang aja kerumah."
"Iya non."
"Kabarin kalau ada apa-apa sama bunda."
"Pasti non."
Risa pun meninggalkan Nunik di depan kamar rawat bundanya dan melangkahkan kakinya menuju tempat jenasah ayahnya berada.
🍀🍀🍀🍀🍀
Kini jenasah ayah Dery sudah berada di rumah,para tetangga dan kerabat sudah ramai berkumpul untuk memberi doa kepada almarhum.
Tangis Risa tak henti-hentinya pecah saat para kerabat dan tetangga menghampirinya untuk memberi semangat.
Hari semakin larut para pelayat pun mulai berpulangan,hanya menyisakan beberapa kerabat dari keluarga ayah Dery dan bunda Shania.
"Non..istirahat dulu di kamar." Kata Iin sang asisten rumah tangga.
Risa menggeleng.
"Risa mau nemenin ayah disini,hari ini hari terakhir Risa nemenin ayah,besok-besok raga ayah udah gak ada lagi." Jawab Risa sambil menatap sendu sang ayah.
"Tapi non Risa juga harus istirahat malam ini,biar bisa mengantar jenasah bapak ke peristirahatan terakhirnya besok."
"Risa kuat mbak. Mbak Iin aja yang istirahat,kan kerjaan mbak Iin lebih banyak."
Iin pun mengalah,dia pun pergi meninggalkan Risa disamping jenasah ayah Dery.
Baru lima menit Iin pergi,Iin kembali lagi menghampiri Risa dengan setengah berlari.
"Non Risa..Nunik telpon dari rumah sakit,katanya ibu mau bunuh diri.."
"Apa....aaaa!!!!" Teriak Risa yang membuat om Deny,adik dari ayah Dery ikut menghampirinya.
"Kenapa Sa??"
"Bunda mau bunuh diri om. Om,Risa titip ayah,Risa mau ke rumah sakit dulu lihat keadaan bunda " kata Risa kemudian meninggalkan om Deny.
Risa berlari menuju mobil ayahnya,mengendarai mobil itu dengan kecepatan penuh. Jalanan yang sudah sepi membuat mobil yang Risa kendarai menjadi lebih cepat sampai.
Sampai di parkiran rumah sakit,Risa langsung keluar dari mobilnya. Berlari menuju kamar rawat bunda Shania.
Risa melihat mbak Nunik sedang duduk di kursi didepan kamar rawat bunda Shania.
"Mbak Nunik.." panggil Risa.
Nunik menoleh. Melihat Risa yang berjalan menghampirinya,Nunik pun berdiri dari duduknya.
"Non Risa."
"Bunda gimana mbak?" Tanya Risa dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Sudah di suntik penenang lagi non."
Risa pun masuk ke kamar rawat bunda Shania.
Ceklek. Risa membuka pintu kamar rawat bundanya.
Terlihat sang bunda sedang tertidur pulas dengan tangan yang terikat dua-duanya. Melihat itu hati Risa begitu sakit seperti teriris sembilu. Cobaan bertubi-tubi datang dalam semalam.
Perawat masuk ke dalam kamar rawat bunda Shania.
"Apa anda anak dari ibu Shania?" Tanya perawat pada Risa.
"Iya sus."
"Anda di panggil dokter ke ruangannya."
"Baik sus."
Risa mengikuti perawat itu menuju ruangan dokter.
Ceklek. Perawat membuka pintu untuk Risa masuk.
"Silahkan masuk bu."
"Terimakasih sus."
Risa pun masuk ke dalam.
"Selamat malam dok."
"Malam. Dengan wali bu Shania? Tanya dokter jaga malam itu.
"Iya dok,saya anaknya."
"Silahkan duduk dulu bu."
Risa pun duduk di kursi di depan meja kerja sang dokter.
"Sebelumnya saya turut berduka cita atas meninggalnya ayah anda,suami dari bu Shania. Saya sudah mendengar cerita dari asisten rumah tangga bu Shania."
"Terimakasih dok."
"Jadi begini,kondisi psikologis bu Shania sepertinya terguncang karena suaminya meninggal mendadak dan musibah kebakaran yang terjadi. Jadi bu Shania harus mendapat penanganan khusus di rumah sakit khusus untuk mengobati sakit psikologis nya."
"Maksud dokter."
"Maksud saya bu Shania harus di pindah ke rumah sakit yang khusus menangani orang-orang yang mempunyai gangguan psikis."
"Rumah sakit jiwa maksud dokter?" Tanya Risa.
Dengan berat hati dokter mengangguk.
Risa menutup wajahnya dengan kedua tangannya,menumpahkan air mata yang sudah tak sanggup ia bendung. Dokter memberikan waktu untuk Risa menumpahkan kesedihannya.
Dokter memberikan kotak tissue untuk Risa.
Risa menerima kotak tissue itu.
"Makasih dok." Lalu mengelap air matanya.
"Apa tidak ada cara lain selain merawat bunda saya di rumah sakit jiwa?" Tanya Risa setelah sedikit lebih tenang.
"Bisa saja ibu Shania dirawat di rumah tapi harus dengan pengawasan yang ketat dan therapy yang tepat,karena kalau tidak di awasi takutnya bu Shania akan melakukan percobaan bunuh diri lagi."
Lama Risa memikirkan yang terbaik untuk perawatan sang bunda. Dan Risa pun memutuskan untuk menyetujui saran dokter untuk membawa bunda Shania ke rumah sakit jiwa.
Setelah selesai berbicara dengan dokter,Risa keluar dari ruangan dokter dan kembali ke kamar rawat bunda Shania.
Ceklek. Risa membuka pintu.
Terlihat Nunik tertidur pulas di atas sofa.
Risa mendekati ranjang bunda Shania dan mengelus pipi sang bunda.
Bersambung...
Jangan lupa jadiin AKHIR PENDERITAAN CLARISA sebagai FAVORITE,dan tinggalkan jejak kalian dengan kasih LIKE,KOMEN,VOTE dan HADIAH. 🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
gia gigin
Cobaan yg bertubi tubi😭tapi kurasa clarisa bisa melewati semua kesedihannya💪
2022-05-03
0
mama yuhu
sabar yah risa.... cobaan dtng bertubi tubi sapa yg gak down🥺🥺sll berpikir positif dlm tiap peristiwa yg terjadi
2022-04-08
2
канف
akibat dr kebakaran gudang, jd merembet..
eh penyebab kebakaran apa ya
2022-03-20
1