Nindi, merasakan kehangatan dikeluarga mertuanya, walau ada cek coknya. Namun mereka masih saling menghargai. papi Nugraha hebat, wibawanya membuat anggota keluarganya tidak bisa berkutik, ketika ia sedang marah.!
Nindi duduk di samping suaminya, papi Nugraha asik bercerita, yang tidak diketahui nya.
" sayang, besok kamu sekolah kan Nin.?, oh ya, kapan ujian akhirnya nak", kata papi Nugraha. " "saya ujian akhir 1 bulan lagi pi, dan kelulusannua mungkin 2 minggu sesudahnya". jawab Nindi.
"oh gitu, baiklah rajin belajar ya moga lulus dengan nilai baik". kata papi Nugraha.
" amin. makasih do'anya".
" sudah larut, yok kita istrahat lagi, besok mami sama papi sudah kembali ke Jakarta", jaga diri kalian baik baik". kata Buk Ratih pada anak mantunya. Nindipun mengikuti suaminya ke kamar.
Dia langsung ke kamar mandi untuk wudhuk dan sholat Isya. Ardian nampak sibuk dengan letopnya. setelah sholat Nindi langsung tidur, dia tidak mau mengganggu suaminya.
Namun Ardian merasa canggung, dia tidak menyangka, kalau dia menikahi gadis ingusan..
Ardian kemudian istirahat, ia merebahkan diri disamping istrinya.
Ardian memperhatikan istrinya yang sedang pulas,. " cantik dan imut". bisiknya dalam hati.
dibelainya rambut," harum.... ah..... apaan sih, kok aku jadinya sensitif gini" Ardian membuang nafasnya dalam dalam. Ardian pun memandangi istrinya, sampai tertidur.
Nindi merasakan berat di perutnya. " ow... " teruskan Nindi membuat Ardian terjatuh, buk..... " aduh.. kamu gila ya, menendangku, kalau terjadi apa2, awas ya".. sungut Ardian sambil memegangi pantatnya yang sakit. " maaf kak, aku tidak tau, dan ndak ingat kalau ada kakak". kata Nindi mrmlas minta maaf.
" sini bantuin aku". teriaknya. Nindi berusaha menarik tangan suaminya, namun Ardian menahannya, sehingga Nindi terjatuh keperut Ardian. lama mereka saling pandang..
Tampa mereka sadari mami Ratih sudah ada didepan pintu" hm!.. kok sampai ke bawah kasur segala mainnya". ledek mami Ratih, dengan wajah merah Nindi berdiri dan langsung lari kekamar mandi. Ardian senyum senyum sendiri. " ada apa sih mi, pagi pagi ganggu aja". kata Ardian menutupi salah tingkahnya. " mami kira tadi ada apa, kenapa kamu yang teriak". sanggah mami Ratih.
" oh, tadi tu Nindi menendang ku, karena kaget ya terjatuh lah".. bela Ardian.
" ah,.. mami pusing lihat kalian". udah mami mau siap siap.. " kata mami berlalu sambil ngomel.
" Hai gadis kecil tu kebiasaan mandi lupa bawa handuk,.. awas aku kerjain aja sekalian ". kata Ardian.
emang benar, tak lama Nindi pun berteriak minta tolong ambilkan handuk... " waduh... kok sekarang aku jadi pelupa ya, waduh gimana nih".. kata Nindi resah. Ardian mengambilkan handuk untuk istrinya. " buka pintunya, gimana cara memberikannya".. usil Ardian. terdengar pintu di buka pelan pelan. " mana kak, tutup matanya". kayanya berharap. " idih akuh sudah lihat semuanya, untuk apa disembunyiin, megangnya aja yang belum". ucap Ardian santai. Nindi terdiam, tampa disadari, dia membuka pintu lambat lambat. Ardian memasukkan satu kakinya kedalam, dan Pura Pura terjepit. "aduh.. kakiku".. tanpa sadar Nindi membuka pintu lebar lebar. " kenapa kak, maaf." spontanitas Nindi pun langsung melihat nya. Ardian pun tersenyum puas karena berhasil ngerjain istrinya... Nindi baru menyadari kalau dia belum pakai apapun, untuk menutupi tubuhnya... selang berapa lama baru disadarinya kalau ia berdiri dengan tubuh yang polos. " Hai, kamu jangan buat sepi ini di luar ya, nanti aku yang malu sebagai suamimu". ucap Ardian puas. dengan wajah memerah Nindi kembali masuk ke kamar mandi. " uh... sial, kenapa aku ini, kok kacau begini"..ucapnya malu. Ardian senyum sendiri ketika mengingat nya. " istri kecilku, kenapa ya, aku jadi ketagihan ngerjainnya, rasanya ada yang kurang puas kalau aku nggak ngerjain nya, baiknya aku cari teh hangat dulu ah". langkah Ardian enjoy.
dari kejauhan mami Ratih memperhatikan anaknya yang masih senyum sendiri.
" mami jadi takut ninggalin kalian berdua". goda mami. " apain sih mi". bantah Ardian.
" emang nya kenapa mi, mami nggak jadi ikut pulang sama papi ke Jakarta" ucap papi yang tiba-tiba memotong pembicaraan mereka.
" bukan begitu pi, ini anakmu senyum senyum sendiri, mami takut anak kita gila pi". goda Ratih.
" mami.... ". Ardian mencubit pipi maminya.
papi Nugraha pun baru mengerti ucapan istri nya. " mami kayak nggak pernah ngalamin nya. "karena itu pi, mami gemes lihat mereka, maco pi". Ardian hanya merenggut manja pada maminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Cakra Henhen
terus lnjut tor
2022-02-24
0
Yani
Lama"juga Ardian cinta 😊😊😊
2021-11-22
0