Pagi pagi rumah Nindi sudah digedor dari luar, ia kaget saat membukakan pintu, ternyata Ardian suaminya sudah berada didepan pintu rumahnya. Tanpa permisi Ardian masuk dan langsung duduk diruang tamu. Hai kau, apa sudah siap, aku tidak bisa lama lama disini, pekerjaanku banyak.". kata Ardian dengan ketus. Nindi hanyak mengangguk pelan dan masih mematung. " Eh kau dengar tidak, oh ta.. kita tinggal di rumahku". sambungnya lagi. kemudian Ardian berdiri dan memanggil seseorang,. datang seorang laki_ laki yang sering dilhatnya beberapa hari ini. "Maaf non mana yang bisa saya bantu angkat". katnya sopan. Nindi pun menunjukan kopernya.. setelah semuanya selesai. Nindi berpamitan dengan tetangganya, sekalian menitipkan kunci dan rumahnya. " Bi, jagain rumah saya bi, suatu saat saya kesini". kata Nindi sambil berpamitan. Buk ikwan pun memeluk Nindi, " ya datanglah kerumah bibi, pintu ini masih terbuka untuk mu nak". jawab buk Ikwan.
setelah berpamitan Nindi pun masuk ke mobil suaminya. Dia bersebelahan dengan Ardian yang sibuk dengan HPnya.
" Bos kita kemana". kata Soni memecahkan suasana. " ke rumahku" jawabnya singkat. "Bos apa kita tidak kerumah papi bos aja, nanti bos besar marah lo". " Aku sudah kirim pesan sama mami, sudahlah, kau bawa aja keapartemenku, kalau kau masih mau kerja", jawabnya santai.. terdengar desahan yang berat dari Soni, Nindi hanya diam, sambil melihat keluar jendela.
" Eh non, kita sepertinya belum kenalan, padahal sudah sering ketemu, nama saya Soni, boleh panggil mas, atau abang gitu". kata Soni mengdip dibalik kaca spion. melihat itu, Ardipun memukul punggung Soni yang diringi ringisannya, " ya, saya panggil abang saja ya", jawab Nindi. " abang becak kali" kata Ardi mengejek. "Bos kenapa sih, nggak suka lihat saya senang gitu sedikit". sela Soni
" kamu tu, makin parah aja". kesal Ardi.
" bos cemburu ya... saya nggak bakalan rebut non Nindi kok bos, saya ni tau diri, tapi kalau ada kembarannya saya mau. ha.. ha... jawab Soni sambil terpingkal... Nindi hanya tersenyum melihat pertengkaran bos dengan bawahannya.
tak lama mereka pun sampai di rumah yang cukup luas halamannya. Ardi turun dengan santai tampa membantu mengangkat barang. tak lama datang seorang wanita paroh baya sambil tergopoh gopoh. "Eh non Nindi sudah datang, sini non biar bibi bantu. " kata bi Ina lembut. " makasih bi, maaf merepotkan, jawab Nindi sungkan. "Jangan gitu non, ini sudah tugas saya, sini saya antar ke kamar".
Nindi pun mengikutinya, ia tergagum melihat rumah yang besar dan rapi, adem sekali. " ini kamarnya non, kamar den Ardian disebelahnya, kalau perlu bantuan non bisa panggil bibi, istirahatlah". kata bi Ina panjang lebar. " makasih ya bi", Nindi pun langsung memeluk bik Ina sambil menangis. bik Ina sampai kaget. " yang sabar ya non".kata bik Ina" makasih bi, saya ingin istirahat dulu". jawabnya. bik Ina pun turun dan ditutup pintu kamar pelan pelan.
baru saja Nindi ingin merebahkan tubuhnya, dia mendengar langkah kaki dan melihat pintu kamar nya dibuka dari luar.
"Hai gadis kecil, besok kamu lanjutkan sekolahmu, dan ini uang jajan mu, jika masih kurang kamu bisa pakai ini", kata Ardian kasar. dan dia pun pergi. setelah menyerahkan salah satu blakcard nya.
Nindi duduk terpaku, dia teringat dengan mimpinya, "mudah mudah an ini awal kebaikan" kata Nindi menghibur diri.
akhirnya dia pun menyusun barangnya, baju, buku dan lainnya.
Tak lama terdengar ketukan dari luar kamar,. "non, bangun, makan siang sudah siap". suara bik Ina dari luar.
" iya bi, saya barusan membereskan barang saya", jawab Nindi ramah. " Non di bawa ada tuan dan nyonya besar". kata bi Ina sambil menuntun Nindi turun
" sayang kok nggak jadi kerumah mami, mami sudah capek capek masak menyambut kedatangan mu". kata buk Ratih sambil memeluk menantunya.
"maaf mi, kak Ardian bilang, kalau dari sini, dekat dengan sekolahku". bela Nindi.
pak Nugraha mendehem diringi batuk Ardian,.
" ya mi, benar kata ga... istriku". jawab Ardian gugup.
" ya baiklah, setelah Nindi menyelesaikan sekolah, kita kembali ke Jakarta, kita tinggal disana kembali, usaha disini cukup pantau dari jauh saja". kata pak Nugraha tegas.semuanya pun diam dan mulai makan, yang terdengar hanyak dentingan sendok yang beradu dengan piring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yani
Nyimak
2021-11-22
1