Erik menatap pantulan tubuhnya yang mulai meredup di atas air. Ia menengadahkan kepalanya ke atas. Terik matahari mulai berkurang hanya ada pancaran ke emasan di atas sana. Sebentar lagi sunset akan muncul. Erik menggulung kail nya begitu juga dengan Zevin. Di tempat pemancingan orang-orang mulai menyepi.
"Sudah sore, Kak."
"Bersiaplah kita pulang. Ikannya biar kita minta orang sini saja membersihkannya sebentar." Balas Zevin dan Erik mengangguk menyetujui.
Mereka kembali diam mengumpul peralatan memancing. Cukup puas perjalanan hari ini mendapatkan hasil lumayan banyak. Usai ikan dibersihkan, Erik dan Zevin meninggalkan area pemancingan.
Di mobil hanya kesunyian yang dirasa. Erik dan Zevin larut dalam pemikiran masing-masing. Meski begitu, Zevin tetap fokus mengemudi hingga tanpa terasa mereka tiba di halaman rumah.
Erik tertegun saat membuka pintu mobil. Sosok yang kemarin dilihatnya kembali muncul hari ini. Semua sangat nyata wanita itu sedang bercanda dengan baby Zayyan di halaman rumah ibu Weni.
Erik tanpa sadar berlari cepat dan memeluk wanita itu. Ia memeluknya sangat erat, tak menghiraukan rotan wanita di pelukannya.
"Lepaskan ! Anda siapa? Memeluk saya !!"
Pekik wanita itu. Erik tak menggubrisnya, ia masih memeluknya. Meluapkan rasa rindunya.
"Lepaskan saya ! Di mana sopan santun anda sebagai pria ?!" Ujar wanita itu lagi. Ia meronta agar terlepas dari pelukan Erik.
Erik meregangkan pelukannya lalu menangkup kedua pundak wanita itu.
"Kamu Della, 'kan? Kamu lupa padaku?" Suara Erik berat dan parau. Matanya memerah dan berkaca-kaca.
"Anda salah orang tuan ! Saya Feby bukan Della." Wanita itu adalah Feby putri ibu Weni.
Erik menggeleng cepat.
"Tidak- tidak ! Kamu Della bukan Feby. Aku sangat mengenal mu."
"Tuan, sekali ini saya maafkan anda karena berani nya memeluk saya. Tapi tidak untuk kedua kalinya."
Erik terdiam tangannya terlepas dari pundak Feby. Tubuhnya kaku dan lemah tak bergerak. Dadanya sesak mendengar kata-kata Feby. Erik yakin Feby adalah Della, tapi kenapa wanita ini tidak mengenalnya? Ada tanda tanya yang besar di benak Erik.
Zevin sejak tadi memperhatikan dari mobil nya. Melangkah menghampiri Erik dan Feby.
"Maaf Nona Feby atas kecerobohan adik saya. Kenalkan dia Erik, wajah anda mirip dengan seseorang makanya dia refleks memeluk anda." Jelasnya pelan.
Feby mengangguk.
"Tidak masalah dokter, Zev. Saya mengerti sekarang, tuan Erik maafkan sikap kasar saya tadi."
Erik diam mematung. Mata nya hanya menatap lekat pada wajah wanita itu.
Feby beralih melihat pada stroller bayi di sampingnya. "Ini baby Zayyan, tadi dokter, Zi. Menitipkan nya pada saya karena beliau di panggil ke puskesmas." Sambungnya lagi.
"Terimakasih sudah menjaga putra saya."
Tak lama Ivan keluar membawa air minum baby Zayyan. "Kalian sudah pulang? Terimakasih Feby sudah membantu ku menjaga baby Z." Ucapnya senang
"Iya, kalau begitu saya masuk dulu."
Zevin meminta Ivan membawa baby Zayyan masuk. Sementara itu dirinya mengajak Erik.
"Masuklah, kita bahas di dalam saja." Kata Zevin di balas anggukan Erik.
Feby mengintip di balik jendela rumahnya. Dalam hatinya seperti pernah mendengar suara Erik. Tapi ia tak tahu kapan itu terjadi. Jantungnya juga berdebar-debar saat Erik memeluknya. Hawa tubuh yang dirasanya tidak begitu asing.
...----------------...
Beberapa menit kemudian deru mobil berhenti di depan rumah. Nazia pulang dari puskesmas.
"Kalian sudah datang ? Bagaimana hasil memancingnya." Tanya Nazia
"Memuaskan sayang, sini peluk aku. Seharian aku tidak melihat mu, aku rindu." Zevin manja memeluk istrinya.
"Aku mandi dulu, tadi bidan puskesmas minta bantuan ku secara pribadi menolong proses lahiran." Jelas Nazia atas tujuannya ke puskesmas.
"Benarkah ? apa semuanya lancar ?" Zevin kembali berbaring bersama putranya di atas kasur.
"Iya, semuanya selamat dan sehat."
Ivan mengolah ikan hasil pancingan Erik dan Zevin. Sejak kejadian sore tadi Erik terlihat murung tak bersemangat, banyak pertanyaan bermunculan di kepalanya.
Nazia yang tidak tahu langsung bertanya pada suaminya. "Sayang, Erik kenapa?" Tanyanya.
Zevin memperhatikan Erik sebelum menjawab. Pria itu duduk termenung di kursi meja makan. Raut wajah Erik kentara sekali jika dia sedang bersedih. " Erik memeluk Feby. Dia yakin Feby adalah Della."
"Tapi , Della sudah meninggal. Erik bahkan selalu mengunjungi makamnya." Ujar Nazia.
Zevin menghela nafas panjang.
"Itulah pertanyaannya sayang, jika Della masih hidup. Lalu siapa yang di makamkan keluarganya ? Erik harus memecahkan teka - teki ini." Ujar Zevin.
"Makan malam sudah siap." Seru Ivan dari dapur.
Keluarga kecil itu makan malam bersama, menikmati ikan hasil pancingan Zevin dan Erik. Baby Zayyan pun ikut merasakan ikan hasil pancingan sang papa. Usai makan malam Zevin meminta mereka berkumpul di ruang keluarga membahas perihal sore tadi. Zevin tidak mau meninggalkan kesan yang kurang baik saat kembali pulang ke kota.
"Rik, kamu yakin dia Della?" Tanya Zevin. Ia menyandarkan tubuhnya di dinding sofa
"Iya kak, aku yakin dia Della."
"Sepenggal kisah dari ibu Weni, Feby bukan putri kandungnya. Kemungkinan besar dugaan mu benar. Sekarang kita ke rumah sebelah." Ujar Zevin. Semua orang melihat pada suami Nazia itu.
"Maksud kak, Zev?" Tanya Ivan diangguki Nazia.
"Begini, Erik minta maaflah atas kejadian sore tadi. Buat Feby tidak membenci mu karena ulah mu tadi sore. Setelah itu, perlahan kamu dekati dan cari tahu tentangnya. Aku akan mencari informasi pada ibu Weni." Jelas Zevin.
Erik tersenyum dan berkata
"Terimakasih, Kak ! Aku mengerti sekarang." Ujarnya berhamburan memeluk Zevin.
"Aku mau di peluk juga." Ivan tanpa aba-aba memeluk Zevin dan Erik.
"Lepaskan aku !" Pekik Zevin risih. Nazia terkekeh melihat wajah panik suaminya itu.
Wajah Zevin menjadi masam karena dua lelaki itu memeluknya. Sekarang ia memelas pada Nazia agar memeluknya. "Sayang peluk aku." Ucapnya manja.
"Baiklah, bayi besar ku. Sini !" Nazia merentangkan tangannya.
Dengan wajah berbinar Zevin memeluk Istrinya penuh cinta. "Aaa" jeritnya sedikit nyaring.
Baby Zayyan tersenyum puas telah menggigit tangan papanya. Erik dan Ivan terbahak melihat penderitaan Zevin. Baby Zayyan cemburu saat sang papa memeluk mamanya.
Zevin gemas langsung menghujani bayi laki-lakinya itu dengan banyak ciuman. Zayyan tumbuh dengan sehat, ia menggigit papanya dengan giginya yang baru tumbuh. Bahkan Zevin tidak merasakan terlalu sakit saat gigi mungil itu menyentuh kulitnya.
...****************...
Erik dan yang lainnya tengah bertamu di rumah ibu Weni tetangga mereka. Tak lupa membawa sedikit ikan hasil memancing siang tadi.
"Terimakasih ikannya dokter, Zi." Ucap ibu Weni menerima ikan yang dimasukan Nazia kedalam toples
"Sama-sama, Bu."
Di sana ada Ibu Weni dan suaminya serta Feby duduk di sofa terpisah. Erik sejak tadi merasakan debaran yang hebat di dadanya. Sekarang dirinya sangat yakin wanita rambut sebahu itu adalah Della. Meski wanita itu mengaku namanya Feby, tapi Erik tetap bisa mengenalnya sebagai Della.
"Pak, Bu. Kedatangan kami kesini ingin meluruskan permasalahan sore tadi. Nona Feby pasti sudah bercerita pada anda berdua " Kata Zevin memulai pembicaraan
Ibu Weni mengangguk bersama suaminya.
"Iya dokter, Zev. Kami bisa memakluminya." Balasnya lembut.
"Nona Feby, maafkan saya atas kejadian sore tadi. Saya refleks memeluk anda." Erik meminta maaf dengan tulus.
"Iya, tuan Erik. Saya juga minta maaf karena sikap kasar saya tadi." Balas Feby tersenyum lembut.
"Boleh kita bicara berdua?"
Feby meminta persetujuan dari kedua orang tua angkatnya melalui sorot matanya. Ibu Weni dan suaminya mengangguk menyetujui.
"Baiklah tuan, Mari ! " Ajak Feby kembali tersenyum.
Jantung Erik semakin berdegup kencang melihat seulas senyum di bibir Feby. Ivan yang tak mengerti hanya sebagai penonton sesekali ia bermain bersama Baby Zayyan.
"Dokter, Zev. Jangan sungkan pada kami." Ujar suami ibu Weni.
"Aa, iya. Begini... Dulu ibu Weni sempat bercerita ditelpon, jika ibu memiliki putri angkat." Kata Zevin mulai mengorek informasi.
Ibu Weni menghela nafas panjang sebelum bercerita. "Iya, putri angkat kami benar adalah Feby. Tiga tahun lalu suami saya menemukan Feby di pinggir jalan raya dekat desa ini dengan luka parah. Sepertinya dia mengalami kecelakaan. Namun, belum di temukan orang. suami saya membawanya ke rumah sakit terdekat . Setelah sepuluh hari di rawat akhirnya dia di perbolehkan pulang. Feby adalah nama pemberian kami. Karena dia lupa siapa dirinya dan keluarganya."
Zevin tersentak, sesaat kemudian dia tersenyum dan berkata.
"Terimakasih sudah menceritakannya, boleh saya melihat hasil pemeriksaannya dari rumah sakit?" Tanyanya dengan hati-hati.
"Boleh dokter, Zev. Saya akan ambilkan." Ibu Weni beranjak masuk ke kamar nya.
Zevin membaca hasil pemeriksaan kesehatan Feby. Bergantian dengan Nazia, lembar demi lembar mereka membacanya dengan teliti.
"Dia Amnesia ." Seru Zevin. Nazia mengangguk setuju.
Sementara di luar, Erik dan Feby duduk di teras rumah. Keduanya nampak canggung.
"Ehm, boleh aku panggil kamu Feby saja?" Tanya Erik. Ia juga merubah gaya bahasanya.
"Ya, sangat boleh tuan."
Erik tersenyum lembut. Pertama kalinya pria dingin ini tersenyum pada wanita.
"Panggil nama ku saja. Apa kamu mau bekerja?" Tanyanya lembut.
Feby beralih memandang wajah Erik, mata mereka bertemu dan saling mengunci. Jantung Feby berdegup kencang, darahnya ber-desir menatap dalam bola mata Erik.
Kenapa ini ? Matanya aku seperti pernah melihat ? Siapa sebenarnya Erik ?
"A—aku mau. Tapi, ibu tidak mengijinkan ku pergi jauh. Aku juga tidak memiliki ijazah. Aku tidak tahu asal usulku. Menurut cerita ibu, mereka menemukan ku di pinggir jalan raya. Tepatnya, di semak-semak mereka merawat ku sejak tiga tahun lalu." Cerita Feby.
Tubuh Erik lemas, pertanyaan di otaknya kini terjawab sudah. Ingin rasanya ia menceritakan siapa dirinya pada Feby. Tapi Erik tidak mau gegabah sebelum tahu riwayat kesehatan Feby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
flora sweet
aaaaahhhhh senengnya...akhirnya penantian erick nggk sia2,menutup hatinya,hnya menunggu della,smoga saja della nya baik ya....😍😍😍😍
2021-06-11
2
Ayuwidia
What? Jadi Feby amnesia ... ??? Feby, andai kamu tau bahwa Erik itu .... Ach, semoga kelak Erik dapat memilih satu di antara yang terbaik ❤❤❤
2021-06-03
1
Ria Diana Santi
Tetap semangat ya Thor!
Mari saling dukung! 🤗
2021-06-03
1