Seperti biasanya setelah makan malam, Zevin dan yang lainnya berkumpul di ruang keluarga. Beruntung desa tempat Zevin membeli rumah tidak terlalu tertinggal. Lampu listrik dan jaringan internet sudah masuk di sana. Jadi, mereka dengan mudah memantau pekerjaan yang ditinggalkan di kota. Seperti Erik mengecek kondisi kantor dari tempatnya duduk saat ini.
"Kamu kenapa sayang ?" Tanya Nazia.
Sejak sore suaminya itu hanya diam dengan wajah masam.
"Aku cemburu banyak mata melihat mu hari ini."
Nazia tersenyum.
"Kamu sendiri yang memilihkan baju untukku pakai sore tadi." Ujarnya lembut.
Zevin merebahkan kepalanya di pundak istrinya dan berkata.
"Itu yang aku sesalkan sayang."
Jari mungil Zayyan menempel di pipi papanya. Bayi itu sepertinya tidak senang jika Zevin menempel pada mamanya. Erik dan Ivan tidak kuasa menahan tawa. Sifat cemburu Zevin menurun pada sang putra. Namun, berbeda versi. Jika Zevin cemburunya cantik maka tidak pada putranya. Zayyan cemburunya terlihat, buktinya bayi laki-laki itu langsung memukul papanya.
"Nak, kamu marah ya papa nempel sama mama?" Nazia tersenyum.
Baby Zayyan tertawa menampilkan deretan giginya yang ada empat. Zevin menjadi gemas pada putranya lalu mengambil alih baby Zayyan dari pangkuan Nazia.
"Kamu cemburu sama papa? Dengar ya, Mama itu milik Papa." Seru Zevin mencium pipi baby Zayyan.
Zevin dan baby Zayyan asik bercanda. Namun, tidak pada Erik ingatannya kembali pada pagi tadi. Ia yakin telah melihat sosok yang dikenalnya selama ini. Sosok yang mengalihkan perhatiannya beberapa tahun lalu.
"Kamu kenapa, Rik?"
"Aaa, tidak kenapa-kenapa.Kak ! Tadi pagi aku seperti melihat wanita yang mirip Della disini." Jawab Erik.
"Kamu yakin? Bukankah ? Della sudah meninggal tiga tahun lalu."
"Itu yang aku bingungkan." Balas Erik.
"Mungkin, hanya orang mirip jangan terlalu di pikirkan. Ayo kita istirahat." Seru Nazia.
"Zi benar, Kak ! Ayo kita istirahat." Sambung Ivan.
"Semoga saja "
...****************...
Sesuai agenda yang telah disusun kini, Erik dan Zevin siap untuk pergi memancing. Sementara Ivan akan menemani Nazia pergi ke kota terdekat.
"Rik, apa semua sudah siap?"
"Sudah, Kak." Jawab Erik sembari merapikan peralatan memancing.
Zevin mencari keberadaan istrinya. Ternyata Nazia sedang berbincang dengan ibu tetangga mereka di halaman belakang.
"Feby mainlah ke rumah kami."
Wanita bernama Feby itu tersenyum sambil memegang jari-jari baby Zayyan
"Iya, Kak. Aku pasti main ."
Dada Erik bergemuruh hebat langkahnya terhenti menyusul Zevin saat mendengar suara yang begitu dirindukannya. Erik semakin yakin dengan perasaannya kemarin pagi, jika yang di lihatnya itu adalah Della bukan halusinasinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Erik belum memahami kematian Della tiga tahun lalu. Jika memang wanita itu telah tiada, kenapa ia mendengar suaranya hari ini? Dan seolah melihat Della kemarin pagi.
"Sayang, aku berangkat dulu ya. Hati-hati nanti ke kota. Ada pengawal mengikuti mu dan Ivan." Pamit Zevin seraya mencium kening Nazia dan Baby Zayyan.
"Iya sayang, kamu dan Erik juga hati-hati."
"Bu, titip istri saya ya. Jika ada apa-apa cepat telpon saya." Ujar Zevin pada ibu tetangga.
"Iya dokter, Zev. "
Tak jauh dari sana Erik sadar dari lamunannya, kini ikut bergabung bersama Zevin. Sambil berpamitan Erik mengamati sekitar mencari tahu pemilik suara yang didengarnya tadi.
"Kamu mencari siapa, Rik ?" Tanya Nazia.
"Tadi aku mendengar kakak bicara dengan seseorang."
"Itu Feby putrinya ibu Weni. Dia sudah masuk dan akan mengantar makanan untuk ayah nya di sawah." Jelas Nazia.
"Nanti saja berkenalannya, sekarang kita berangkat." Seru Zevin. Di balas anggukan Erik.
Sepanjang perjalanan Erik terdiam masih memikirkan suara yang didengarnya tadi. Zevin mengambil alih kemudi karena Erik tidak hafal daerah itu.
"Kamu kenapa? Ayo cerita jangan di pendam sendiri." Zevin memecahkan keheningan mereka berdua.
"Tadi aku mendengar suara Della bicara pada Kak, Zi."
Zevin tersenyum dan berkata.
"Namanya Feby, putri angkatnya ibu Weni."
Erik menghela nafas panjang.
"Kemarin pagi saat lari pagi bersama Ivan, aku melihat wanita mirip dengan Della. Hari ini aku mendengar suaranya lagi. Aku jadi meragukan kematiannya tiga tahun lalu. Apa Della benar sudah meninggal?" Ungkapnya panjang lebar.
"Nanti setelah pulang kita bertamu ke rumah bu Weni. Kita pastikan suara itu milik Feby atau milik Della. Mungkin juga, mereka satu orang tapi memakai dua nama. Kalau memang Della masih hidup, makam siapa yang kamu kunjungi satu tahun belakangan ini ? Bukankah ? Keluarganya mengatakan Della meninggal karena kecelakaan." Tutur Zevin.
Erik terdiam benar kata Zevin jika Della masih hidup, lalu makam siapa yang selalu di kunjunginya setahun ini? jika benar Della telah meninggal, siapa Feby ? kenapa suaranya mirip sekali dengan Della ? Dan wanita yang dilihat itu, kenapa mirip Della juga? Erik harus bekerja keras untuk memastikan cerita sesungguhnya. Jika benar Della masih hidup.
...****************...
Tempat lain...
Maura selesai merapikan rumahnya, sang ibu mulai pulih seperti semula. Maura terpaksa berhenti dari pekerjaannya di kantor pusat Jaya Group. Karena ibunya yang jatuh sakit.
Sudah enam bulan Maura berdiam di rumah tidak berkerja. Waktunya dihabiskan merawat ibunya saja. Ada keinginannya untuk kembali bekerja kantoran lagi. Tapi Maura bimbang, apa dia melamar di kantor perusahaan yang ada di kotanya ? Atau kembali melamar di kantor Jaya Group. Maura duduk di atas kasurnya menatap lembaran fotocopy ijazah dan surat lamaran kerja.
"Kamu merindukan pekerjaan mu?" Pintu kamar Maura terbuka. Ibunya yang bernama Sila bertanya dengan lembut.
"Sejuju nya, iya Ma." Jawab Maura. Merapikan kertas-kertas itu.
Ibu Sila duduk di tepi kasur dan berkata.
"Maafkan mama, Nak. Karena mama sakit kamu harus berhenti bekerja." Beliau mengurai rambut panjang Maura.
"Mama bicara apa ? Sudah kewajiban ku merawat mama." Tutur Maura menggenggam tangan ibu Sila.
"Mama mengijinkan kamu melamar pekerjaan lagi. Mama juga siap ikut kamu kemana saja." Ungkap ibu Sila lembut.
Mata Maura berbinar
"Benarkah? Terimakasih, Ma." Ucapnya senang. Ibu Sila mengangguk meyakinkan.
Erik kita akan bertemu lagi. Tunggu aku pria dingin ! Aku akan menaklukan mu
Maura tersenyum penuh rindu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
flora sweet
maura dengan 🤔🤔🤔" pria menuju tua" ops🙊,bang jimmy maksutnya....hihihihi
jdi kangen.... 😍😍😍
2021-06-11
1
Esti. W
masih penasaran ya rik ... kok bisa suara ya juga mirip della. berarti yang kamu lihat dari kemarin itu di sawah dan lapangan voli si feby.... apa mereka irang yang sama....
waduh baby ziyyan main gaplok aja si papa, hahaaa.... sukurin lu zivan... wkwkwk...
2021-06-01
2
Ayuwidia
Mmm ... sebenarnya apa yang terjadi ya Rik? Apakah Febby itu Della? Jika iya, siapa yang telah meninggal? Atau mungkin ... Febby hanya mirip dengan Della??? Teka-teki yang kelak semoga dapat terpecahkan 😌
Maura semangat 45 untuk menakhlukan hati seorang Erik. Akankah cinta Maura kelak bersmbut?? Hanya waktu yg akan menjawabnya 😁😁😁
2021-05-31
1