"Arrgh! Lo bisa jauhan gak sehh!?" jengah Orzie yang saat itu sedang berdiri di belakang Gamaliel. Cowok tengil itu makin menjadi aja, mengangkat ketiaknya tinggi-tinggi sampai orang yang ngantri pada pengen muntah pelangi.
"Hah!! Gamaliel!" sewotnya lagi, "Buruan lo pesen!"
"Iya deh, neng. Galak banget lo, kayak Galaksi."
"Lo nyamain gue sama roh jahat itu? Kagak salah gue?!"
"Pfffttt!! Galaksi jadi Roh Jahat ahahahha!!!" tawa Gamaliel sambil memegang perut. Pasalnya hanya cewek itu yang berani memberi nama jelek ke Galaksi.
"Memang! Dia tuh roh jahat! Sejahat-jahatnya Voldemort masih jahat lagi Galaksi!" umbar Orzie dengan mata menyala, melototi tajam ke cowok yang kini duduk di sana sambil mengangkat kaki di atas meja.
"Hahahah!!" tawa semakin pecah di kantin, hingga Mang Aden memecah situasi ribut itu.
"Jadi beli kagak nih?"
"Jadi, Mang." Gamaliel menjawab santai seraya merogoh uang di saku bajunya.
"Bakso kuah apa bakso isi, Mas?"
"Mas... Mas... Emang saya ikan Mas?"
"Yah terus apaan? Abang?"
"Eh, kan tuaan Mang Aden. Masa muka muda segar gini dipanggil Abang?" protes Gamaliel ngotot, Orzie mencoba mengelus dada beberapa kali takut kebablasan malah nampol anak orang.
"Yah terus apaan deh?"
"Terserah Mang Aden ajalah..."
Mang Aden memasang tampang lama-lama-gue-tampol-muka-lu-ye!
Gamaliel memang beda dari Galaksi, dari segi kepribadian maupun prestasi. Sama sekali kebalikan dari saudaranya itu.
Hobi bolos sekolah, makan di warung depan, merokok, tawuran, balap liar, bahkan nilai ulangannya banyak yang gak tuntas. Elang sebenarnya sama memperlakukan mereka, gak ada pilih kasih yang membuat keduanya saling iri saling dengki. Cuma anaknya itu emang versi limitid edisiyen.
Disuruh mandi kembang malah mandi comberan, disuruh belajar malah nyosor adu cupang, terus kalau dipaksa jadi anak baek-baek dia malah sok ngustadz.
Ah, memang anak tengil.
Gabriel cuma bisa cekikikan melihat Elang jadi sewot sendiri sama anak tengil itu, masih umur 6 tahun aja Gamaliel udah jago nangkapin anak cebong di got Pak RT. Udah gitu satu ember pula, dibawanya ke rumah terus disembunyiin di bawah kasur.
Dan jadilah, tiap tengah malam Elang dan Gabriel merinding sendiri pas denger anaknya bicara sama mahkluk di bawah kasur yang gak mereka ketahui itu adalah kecebong.
#NoKecebongNoLife.
Sampai pernah anak kecebong itu tumbuh menjadi seekor kodok!
Bukannya senang, Gamaliel malah jejeritan sampe kejengkang.
Dia takut kodok.
Jadi bisa dipastikan, kalau udah dewasa Gamaliel gak akan kembang biak anak cebong lagi karena takut sama Mbah Kodok yang kulitnya bisa bikin jantung Gamaliel keluar lewat lobang mulut.
Selesai memesan bakso, mereka duduk di tempat tongkrongan anak Legion, sebuah perkumpulan anak geng berandal sekaligus geng motor yang diketuai oleh Gamaliel. Nama mereka udah kesohor di mana-mana dan menjadi geng yang ditakuti banyak kalangan, sering terlibat aksi tawuran membuat Gamaliel makin ditakuti anak sekolahan padahal tampangnya kagak ada sangar-sangarnya.
Tapi yakin aja, kalau udah di jalan raya dengan senjata tajam di tangan kepribadiannya berubah drastis. Menjadi seorang iblis.
Galaksi ikutan gabung dengan adiknya itu, lagipun tidak ada salahnya menjaga Gamaliel agar tidak memulai aksi brutal seperti minggu kemarin di depan SMA Taruna. Musuh bebuyutan SMA Bhakty Jaya dari tahun ke tahun.
Yah, cuma demi nama baik dan harga diri sekolah mereka siap menyerahkan nyawa saat tawuran.
Asap rokok mengepul membuat Orzie terbatuk rusuh, "Pip, lo berenti ngerokok bisa kagak sih?!"
"Lah elo ngapain di sini gue tanya?" Afif menjawab santai sambil menenggak air mineral. Pipi kirinya lebam akibat tawuran beberapa hari yang lalu. Pihak sekolah bukannya tidak memberi peringatan, namun tetap saja geng Legion merencakannya diam-diam.
Geng Legion atau yang lebih sering disebut Terminator of Palapa Street memang menjadi tempat para bajingan Bhakty Jaya menampakkan diri, mereka sangat menjunjung tinggi harga diri dan solidaritas. Tidak ada kekalahan dalam diri mereka, jika diinjak mereka akan mengamuk. Sering bentrok dengan anak SMA Taruna yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari sekolah mereka.
"Noh, noh, temen lo nih maksa gue ke sini!" protesnya sambil menunjuk Galaksi.
"Lo Gal, udah kek Raja aja bawa-bawa permaisuri. Kita lagi SMA broh bukan di kerajaan India!" timpal Mahesa yang dibalas tatapan tajam oleh cowok itu.
"Persetan sama omongan lo," ketusnya dengan dengusan kasar. "Lo Ji beliin air mineral sana!"
Orzie membuang muka mencoba memerhatikan sekitar dengan seksama ke lapangan bola di samping tongkrongan.
Anak-anak Legion yang merupakan anak buah Gamaliel sedang main sepak bola dengan gaduhnya bahkan ada yang sampe kejengkang ke depan, abistu temennya nyeret cowok itu ke dalam gawang.
Ada yang jauh lebih gabut, Orzie sampai melotot dibuatnya.
Cowok bernomor punggung 32 dengan wajah kayak suku aborigin ketimpa azab berlarian bak aktor India lagi dimabok cinta. Langkahnya tralala-trilili, di baju sepak bolanya terdapat tulisan dengan ukuran besar.
Coblos No.9! Bersama Ahmadun Taliun bebas berdemokrasi dengan pengembangan KB lebih berlanjut! Dijamin anda suka!
"Lah sianjir! Kreatipnya bukan main si entong, pen gue sleding, tampol terus jorokin ke got deh!" decak Orzie sambil menatap lama sang entong, cowok bermata hitam pekat di sampingnya menukikkan alis, marah.
"Eh, eh, eh! Ampun Mak! Ampun kagak lagi!!!" ringisnya ketika telinganya dicapit Galaksi.
"Gue ngomong dengerin."
"Iye, iye, udah kek buyut mau sakratul maut aja perlu didenger bacotnya!"
Orzie menadahkan tangan.
"Apa lo?" Galaksi menatap tangannya heran. "Duid, duid! Aku tidak bisa hidup tanpa duit~"
"Pake uang fotokopi kimia lo."
Orzie kalang kabut, bagaimana tidak? Sejak kapan Galaksi tahu cewek itu masih punya duit untuk fotokopi? Wah, bahaya!
"G-gak! Gue gak ada duit lagi, kan udah beli bakso tadi!" elaknya gugup, tangan cewek itu mengibas udara dengan panik. Tanpa aba-aba Galaksi langsung merogoh saku rok cewek itu.
"Ini apa?" tanyanya mengangkat uang tujuh ribuan di capitan jari tengah dan telunjuknya.
"Aku...."
"Hm?"
"TUH GAK BISA DIGINIIN!!!" omelnya kesal seraya merebut uang itu meninggalkan mereka dengan langkah lebar. Mulutnya gak berhenti mengumpat.
"Lucu juga hewan peliharaan lo, Gal," celutuk Gamaliel sambil memasukkan bola bakso dalam mulutnya, wajahnya kalem tanpa tahu sinar laser bergerak menyorot dari arah depan. Pas ngelirik abangnya dia langsung tersedak.
"Ah iya gue ke toilet dulu," ucapnya takut dengan wajah mengerikan itu.
Definisi Galaksi = Valak.
Versi gantengnya tapi.
<><><><>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Flying-pan
Limitid edisyin banget nih 🤣🤣🤣
2021-06-09
0
୧⍤⃝🍭
ini mah novel paling kocak🤣😅
2021-04-13
2
✓bayu™
keren banget Weh gue Ampe bengek
2021-03-31
0