Chapter 5 | Angkot Bikin Sewot

Sepulang sekolah Orzie gak punya pilihan lain selain naik bus sekolah yang harganya jauh lebih murah daripada naik angkot, dengan syarat ia harus cepat-cepat ke halte bus.

Di depan ada Mike!

Orzie girang sendiri melihatnya, beberapa kali cowok itu tersenyum membalas sapaan orang-orang lalu bertos ria dengan teman-temannya.

"Ah, calon imamku..."

"Alay."

Orzie berpaling muka menatap Galaksi–yang entah sejak kapan berada di belakangnya, cowok itu sibuk memerhatikan jam hitam di pergelangan tangan yang nampak kontras pada kulit putihnya.

"Gaya-gayaan liatin jam, udah kek orang sibuk lo."

"Daripada lo liatin kulit," ketus Galaksi sukses membuat Orzie melotot kesal. Tangannya jadi panas pengen lemparin buku berat dalam di tasnya agar mengenai wajah menyebalkan itu.

"Alah, tau lah yang jamnya sejuta!" sindir Orzie membuat Galaksi mengangkat wajah tampannya perlahan.

"Lima puluh enam juta lebih tepatnya." Galaksi menjawab lempeng, sedangkan Orzie hanya ternganga. "H-hah? Lima enam jete? Kagak salah gue?"

Padahal dia tahu kalau jam tangan cowok itu bermerek Gucci yang terkenal harganya bikin meriang, tapi gak tahu bakal semahal itu.

"Oi."

Orzie mendongak malas, "Apaan?"

"Tungguin gue pulang."

"W-what? Oi kagak salah denger gue? Lo bilang apa tadi?"

"Tungguin.gue.pulang." cowok itu menggumam ketus dengan wajah gak bersalah. "Enak aja lo! Lo tuh pulangnya pake mobil, ngapain suruh gue nungguin lo? Orang gue pulang naek angkot atau gak busway!"

"Mobil gue dibengkel."

"Gamaliel rusakin?"

"Hm," jawabnya mendengus, rambut hitam pekatnya terembus angin pelan dengan tatapan mata bak lorong gak berujung membuat Orzie jadi gelagapan menanggapi cowok itu.

"I-iya.... Wat te fuk?! Oi! Lo yang ngajak bicara elo yang pergi duluan yah? Okeh! Ngajak war elo ternyata."

Galaksi menulikan telinganya, Orzie semakin mengomel-ngomel di belakang dengan kaki menghentak beberapa kali.

Hingga dari kejauhan cewek itu berteriak kesal.

"Terus gue di sini ngapain woooi!!!!!!"

Sepersekian detik sudut bibir cowok itu tertarik melengkung hingga kemudian menghilang saat Gisel menghampirinya. Si Waketos yang bodinya super perfect depan belakang, wajah pun cantik. Prestasi? Jangan ditanya lagi.

Senyum Gisel mengembang menyapa Galaksi hangat, "Anggota Osis udah ngumpul semua," ujarnya dengan nada lembut bak putri Keraton.

Hanya angin.

Gisel merasa menjelma jadi angin aja, cowok itu gak menjawab konon lagi meliriknya. Ia mendengus dongkol dengan iris mata menatap Orzie tajam.

Dan yang ditatapnya tertawa menyembur dengan wajah dibuat ngenes-ngenesin. Lagi-lagi Gisel mencebik kesal melongos pergi.

"Partnernya roh jahat! Nenek lampir! Hahahhahahhahahahahah!!!!" Orzie tertawa panjang kayak orang gila di tengah halaman sekolah yang mulai ramai.

Lalu ia terdiam dan menutupi mukanya dengan tas.

Malu-maluin anjenk!

.

.

.

Hampir jam setengah lima, Galaksi keluar dari ruang Osis dengan wajah kalemnya, matanya menatap lurus sekali-kali bergerak mencari seseorang. Mungkin Orzie udah pulang duluan?

Tidak mungkin Orzie mau menunggunya sampai sore begini, jadi Galaksi tidak perlu merasa bersalah membuat cewek itu menunggu sampai berjam-jam.

Sesampainya di depan pagar ternyata yang dicari Galaksi lagi bermain dengan kucing di depan halte menggunakan tali jaketnya. Wajah Orzie menunduk tersenyum kadang menjerit ketika kucing liar itu menggaruk punggung tangannya.

Bayangan seseorang yang menutupinya membuat Orzie mendongakkan kepala. Ekspresi cemberut plus dongkol tercetak jelas di wajahnya dengan helaan napas kasar.

Galaksi hanya menatapnya lama membuat Orzie harus terpaksa senyum, "Udah pulang?"

"Hm."

Galaksi pergi meninggalkan Orzie.

"Woe kampret! Gue capek daritadi nungguin elo yah!"

"Emang gue maksa?"

"Arrrghhh Galaksi kampret! Dasar manusia mainstream! Ibu tiri! Gak berperasaan!!! umpatnya kesal setengah mati sampai sesak napas. Yang diteriaki hanya cuek dan menjauh dari sekitarnya.

Hingga umpatan Orzie berhenti ketika angkot yang akan mereka tumpangi berhenti.

Naik angkot merupakan kali pertamanya bagi Galaksi dan itu cukup membuatnya misuh-misuh menjauhkan dari dari Mak Emak ganjen yang terus mengomentarinya, belum lagi berbagai aroma dengan varian bau ketek lepas, jenggot kebakaran, ikan sambel terasi dan kaus kaki naga membuat hidungnya gatal. Cowok itu tidak terbiasa dengan udara kotor yang dihirupnya kali ini, Orzie tertawa puas.

"Besok-besok lo pulang pergi sekolah sama gue aja deh, hahah!" ejeknya tertawa iblis. Mata cowok itu mendelik datar.

"Besok gue tunggu di depan lorong," gumamnya sembari memijit pelipisnya pelan.

"H-ha? A-apa lo bilang?!" jeritnya kaget, sumpah dia cuma bercanda doang! Kalau cowok itu ngikut terus kedamaiannya selama datang sampe pulang sekolah bakal terancam bahaya.

"Tadi lo ngajak."

"Gue gak serius Bambang Suharjo!"

"Gue serius."

Ia menarik napas pelan-pelan, mengembus berat. "Masalahnya gue gak mau lo ikut gue naik angkot, paham? Mobil lo paling besok udah beres dibengkelin okeh? Lagian lo gak baik naik angkot Gal... Ntar sakit, kena tetanus, sekarat, bangkotan, berjenggot masuk rumah sakit, meninggal terus dead end. Dan gue baru bisa tenang."

"Gue gentayangin elo nanti," jawab Galaksi sambil menggaruk hidungnya gatal, mencoba bernapas.

"Terjun aja gue dari Everest sekarang juga." Orzie dongkol setengah mati.

"Ngapain dari Everest? Di balkon rumah gue sekarang boleh juga. Gue temenin."

Orzie makin gondok dibuatnya, ia mencoba sabar berulang kali. Udara pengap dengan aroma gak enak membuat suasana semakin menjengkelkan, berkali-kali pula Orzie mengatur posisi duduknya karena Ibu-ibu di sebelahnya punya bokong super bohay yang bikin pantatnya kempes di tempat.

Alamahoy! Bohay! Gue kalah duel!

"Bisa jangan ngedempetin gue terus gak?"  cibir Galaksi sewot, hidungnya tambah memerah gatal.

"Ck, makanya gak usah naek angkot kalo didempet dikit sewot!" caci Orzie marah-marah.

Galaksi membalas dengan tatapan gak kalah sengit.

"Apa lo?"

"Ongkosnya," kata cowok itu datar.

"Jangan bilang gue yang bayarin?" cewek itu panik, bahaya juga nih roh jahat. Udah ngeselin, bikin cepat tua, tukang porotin uang lagi!

Udah kek tuyul, asli!

"Emang udah kodratnya gitu."  

"Tau ah!" serunya memutuskan kontak dengan cowok beriris mata hitam pekat itu. Merogoh isi tas dan mengambil uang lima belas ribuan, gak habis di situ uang kesayangannya direbut oleh tuan Crab–Galaksi.

"Apa-apaan sih lo?" hardik Orzie mencoba merebut uangnya kembali. Galaksi menjulurkan tangannya—lagi.

"Mau minta uang lagi ama gue? Kagak! Kagak akan gue kasih!" marahnya sewot abis.

<><><><>

<><><><>

Terpopuler

Comments

Flying-pan

Flying-pan

Ga kuadd🤣🤣🤣

2021-06-09

0

Nunuy

Nunuy

hahahahaha ...... kampret bener2 bikin ngakak

2021-01-24

0

Ayuokik

Ayuokik

Si galaksi ini emg kampret🤣🤣 dan si orzie lebih kamvrettt😅😂

2020-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Singa Galak(si)
2 Chapter 2 | Roh Jahat
3 Chapter 3 | Gamaliel Legion
4 Chapter 4 | Mahkluk Kampret
5 Chapter 5 | Angkot Bikin Sewot
6 Chapter 6 | Kemarahan Orzie
7 Chapter 7 | Pop Mie
8 Chapter 8 | Tetangga Baru
9 Chapter 9 | Kerusuhan di Kelas
10 Chapter 10 | Hari Senin!
11 Chapter 11 | Puisi Untuk Galaksi
12 Chapter 12 | Nasehat Sang Kawan
13 Chapter 13 | Pembalasan Bhakty Jaya!
14 Chapter 14 | Murka
15 Chapter 15 | Perseteruan Ipa 1
16 Chapter 16 | Terlibat Masalah
17 Chapter 17 | Tawuran
18 Chapter 18 | Tinggal Pergi...
19 Chapter 19 | Dilema Seorang Missqueen
20 Chapter 20 | Kepsek Mengamuk!
21 Episode 21 Chapter 21 | Shark Boys!
22 Episode 22 Chapter 22 | Pedang Berdarah
23 Episode 23 Chapter 23 | Kembali Buas
24 Episode 24 Chapter 24 | Perkelahian
25 Episode 25 Chapter 25 | Musuh bergerak!
26 Episode 26 Chapter 26 | New Style!
27 Episode 27 Chapter 27 | Makan hati
28 Episode 28 Chapter 28 | Mimpi-mimpi berandalan
29 Episode 32 Chapter 29 | Diburu musuh
30 Episode 30 Chapter 30 | Cepat Sembuh, Ji
31 Episode 31 Chapter 31 | Masa muda!!
32 Episode 32 Chapter 32 | Kost
33 Episode 33 Chapter 33 | Pak Boss
34 Episode 34 Chapter 34 | Membingungkan
35 Episode 35 Chapter 34 | Amarah Guntur
36 Episode 36 Chapter 36 | Benua
37 Episode 37 Chapter 37 | Galaksi
38 Episode 38 Chapter 38 | Pernyataan Audrey
39 Episode 39 Chapter 39 | Memudar
40 Episode 40 Chapter 40 | Sang Sahabat
41 Episode 41 Chapter 41 | Mimpi-Mimpi Kita
42 Episode 42 Chapter 42 | Ziarah
43 Episode 43 Chapter 43 | Walk Beside Me
44 Episode 44 Chapter 44 | Remuk Redam
45 Episode 45 Chapter 45 | Jalan Yang Benar
46 Episode 46 Chapter 46 | Maaf, Galaksi
47 Episode 47 Chapter 47 | Gusar
48 Episode 48 Chapter 48 | Hari Perpisahan
49 Episode 49 Chapter 49 | Kata yang Terlewatkan
50 Episode 50 Chapter 50 | Tawuran Terakhir
51 Episode 51 Chapter 51 | Napas di Ujung Mulut
52 Penutup
53 Ex-part 1 : Cerita Seram No#1
54 Extra Part 2 : Cerita Seram No#2
55 Extra Part 2 : Cerita Seram No#3
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Chapter 1 | Singa Galak(si)
2
Chapter 2 | Roh Jahat
3
Chapter 3 | Gamaliel Legion
4
Chapter 4 | Mahkluk Kampret
5
Chapter 5 | Angkot Bikin Sewot
6
Chapter 6 | Kemarahan Orzie
7
Chapter 7 | Pop Mie
8
Chapter 8 | Tetangga Baru
9
Chapter 9 | Kerusuhan di Kelas
10
Chapter 10 | Hari Senin!
11
Chapter 11 | Puisi Untuk Galaksi
12
Chapter 12 | Nasehat Sang Kawan
13
Chapter 13 | Pembalasan Bhakty Jaya!
14
Chapter 14 | Murka
15
Chapter 15 | Perseteruan Ipa 1
16
Chapter 16 | Terlibat Masalah
17
Chapter 17 | Tawuran
18
Chapter 18 | Tinggal Pergi...
19
Chapter 19 | Dilema Seorang Missqueen
20
Chapter 20 | Kepsek Mengamuk!
21
Episode 21 Chapter 21 | Shark Boys!
22
Episode 22 Chapter 22 | Pedang Berdarah
23
Episode 23 Chapter 23 | Kembali Buas
24
Episode 24 Chapter 24 | Perkelahian
25
Episode 25 Chapter 25 | Musuh bergerak!
26
Episode 26 Chapter 26 | New Style!
27
Episode 27 Chapter 27 | Makan hati
28
Episode 28 Chapter 28 | Mimpi-mimpi berandalan
29
Episode 32 Chapter 29 | Diburu musuh
30
Episode 30 Chapter 30 | Cepat Sembuh, Ji
31
Episode 31 Chapter 31 | Masa muda!!
32
Episode 32 Chapter 32 | Kost
33
Episode 33 Chapter 33 | Pak Boss
34
Episode 34 Chapter 34 | Membingungkan
35
Episode 35 Chapter 34 | Amarah Guntur
36
Episode 36 Chapter 36 | Benua
37
Episode 37 Chapter 37 | Galaksi
38
Episode 38 Chapter 38 | Pernyataan Audrey
39
Episode 39 Chapter 39 | Memudar
40
Episode 40 Chapter 40 | Sang Sahabat
41
Episode 41 Chapter 41 | Mimpi-Mimpi Kita
42
Episode 42 Chapter 42 | Ziarah
43
Episode 43 Chapter 43 | Walk Beside Me
44
Episode 44 Chapter 44 | Remuk Redam
45
Episode 45 Chapter 45 | Jalan Yang Benar
46
Episode 46 Chapter 46 | Maaf, Galaksi
47
Episode 47 Chapter 47 | Gusar
48
Episode 48 Chapter 48 | Hari Perpisahan
49
Episode 49 Chapter 49 | Kata yang Terlewatkan
50
Episode 50 Chapter 50 | Tawuran Terakhir
51
Episode 51 Chapter 51 | Napas di Ujung Mulut
52
Penutup
53
Ex-part 1 : Cerita Seram No#1
54
Extra Part 2 : Cerita Seram No#2
55
Extra Part 2 : Cerita Seram No#3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!