"Mau ke mana lo?" Galaksi berjalan mendekati Orzie.
"Mau ke kali Ciliwung, nyuci sempak teros basahin di muka biar glowing kek pake faer en lopely braiknes fesiel fom, dengan multivitamin pantat glowing seketika! So girls glowiiing!!!!"
Galaksi memicingkan matanya tajam, kebiasaannya kalau Orzie lagi kumat. Tatapan cowok itu berbeda, tajamnya gak cuma menakutkan sekaligus menembus ke mata.
"Apa lo liat-liat hah?!"
"Teriak lagi gue jemur lo di lapangan kayak kemaren," ancamnya kemudian.
"Meninggal gue lama-lama sama lo, Gal."
"Bagus." Galaksi menyahut lempeng dengan dua tangan di saku celana, seragamnya hanya dikancing setengah. Khas seorang Galaksi, walaupun kelihatan bandel dia tetap dengan prestasi dan otak encernya.
"Gal, lo tahu? Ntar kalo gue meninggal gue bakal nunggu lo di depan surga," curhat Orzie sambil mendongakkan kepalanya. Galaksi membalas dengan tatapan sengit. "Ngapain lo?"
"Gue mau mastiin kalo lo dikirim Tuhan ke neraka, agar gue bisa mendapat ketenangan dan kebahagiaan selama di surga."
Sekarang poni cewek itu ditarik ke depan hingga dia terjungkal. "Wey! Selow bang, gue nyungsep nih!"
"Habis ini lo yang beliin makanan."
Orzie ternganga dengan wajah gak terima. Galaksi bergegas pergi.
"Weets, tahan langkah Bapak!"
"Apaan sih?!"
"Seenak jenong lu aje nyuruh gue bayarin makan elo! Makan gue aja masih susah, broh!"
"Kan ada uang angkot lo?"
"Cuma sepuluh rebu!"
"Tambah uang jajan lo?"
"Lima belas rebu! Terus gue makan apa? Pulang naek apa?!"
"Gue tanya, uang itu punya siapa?"
"Yah gue!"
"Terus ngapain nanya nasib lo ke gue?!"
"Aaarrrghhh!!! Dasar gak berperasaan! Kampreeeet!"
Cowok itu meninggalkan Orzie yang kini marah dengan hidung kembang kempis di belakangnya.
👿
Audrey nampak makin rusuh saat melihat Orzie memasuki kelas, ingin menanyakan hubungan cewek itu dengan Galaksi yang katanya—hanya sebatas babu itu semakin mencurigakan. Cowok itu gak segan mengelus kepala Orzie saat latihan basket kemarin siang.
"Woi, Ji! Kemaren anak sekolahan pada heboh ngeliat Galaksi elusin pala lo, sumpah! Gue iri banget!!"
Orzie menggelosor malas dengan tampang mengkeret.
"Udah gitu tiap mau latihan basket dia gak akan senang kalo gak ada lo, ihhh! Guemez beud gue ama kalian berdua pengen langsung gue kawinin aja sumpah!"
"Nikah, oy! Main kawin-kawin aja!" cela Oxy sewot.
"Kemaren itu dia barusan cuci tangan, di lap ke kepala gue supaya kering. Memang dasar manusia gak berperasaan."
Orzie bangun dengan mata menatap lurus ke temannya itu. Audrey mendekat kek mau mendiskusikan masalah kehamilan kucingnya yang kini bunting sebulan.
"Lo gak ada rasa sama Galaksi gitu?"
"Hih! Amit-amit gue!"
"Amaca?" tanya Audrey dan Oxy berbarengan.
"Asal lo tahu, Rey. Sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam lagi Galaksi!"
"Beneran?" timpal Audrey dan Oxy antusias.
"Beneran! Dan... seseram-seramnya Al-Valakun, lebih seram lagi Koh Galaksi!"
"Wah yang bener lo?!" kini Audrey dan Oxy semakin tertarik dengan bahasan gosipan mereka.
"Seriusan?" kini seseorang menyahut di belakang.
"Beneran! Asal lo tahu, dia tuh udah kayak bencana bagi gue! Kesel gue asli, dari kelas satu dibabuin mulu, dia bukan lagi Ibu tiri atau Al-Valakun lagi. Tapi Galaksi udah kayak roh jahat! Iya, roh jahat!"
Audrey dan Oxy melotot seakan menyuruh Orzie berhenti bicara.
"Udah puas ngomongin gue?!"
Bibirnya kelu, matanya sepet-sepet udah kayak ayam ngedenger lagu qosidah.
Galaksi berdiri dengan sebelah kaki menginjak kursi, tepat di samping Orzie yang sedang menggosip hot pagi hari.
"Maapkeun! Yah, gue khilap!"
"Khilaf lo keterusan!"
"Wad to the daw, wadidaw!" pekiknya memegangi hidungnya yang kena jentik jemari Galaksi. Sakitnya kerasa sampai lambung, beneran.
"Mana?"
"A-apanya?"
"Uang lo, gue mau beli makanan."
Audrey dan Oxy memasang tampang semakin curiga, sedangkan Orzie berjengkit kesal dengan wajah 'sumpeh lu!'.
Sedangkan Galaksi masih dengan sifat biasanya, galak.
"Cepetan!"
"Woe! Jajan lo sehari aja seratus ribu, gue yang orang kaum duafa gini lo minta jajan? Kagak salah denger gue?!"
"Telinga lo congean."
"Bused, kagak mau gue. Kemaren jajan gue lo rampas di tas," kilah Orzie yang dibalas ekspresi super dingin dari cowok itu.
"Jajan lo, uang gue beli makanan." Galaksi menjawab datar, membuat Orzie mencak-mencak di tempat. Napasnya bengek asal ketemu Galaksi, bukan cuma nyebelin tapi cowok itu juga bikin kanker. Alias kantong kering.
"Plislah... Gue belom makan tadi pagi..."
"Bukan.urusan.gue." Galaksi menggumam ketus, berkali-kali Orzie menelan ludah mencoba mencari jalan keluar.
"Minta sama Oxy aja! Dia banyak uang jajan!"
"Dih, gue kena getahnya!"
Wajah Galaksi mengelam, memancarkan aura membunuh di sekitar mereka.
"Iya deh, iya! Ini hah, lo mamam tuh sampe berbusa!"
"Lo."
"Apalagi?"
"Lo yang beliin."
"GALAKSI KAMPREEEETTT!!!!!!!" lolong Orzie yang kini ditarik lengan kanannya menuju kantin.
"Hari ini lo teriak lagi, ntar jemur diri di lapangan."
"H-hah?! La-lagi?! Kagak gue mahhh!!!"
"Atau bayar jaket gue yang lo muntahin dulu?"
"ITU JUGA KAGAK!"
"Makanya nurut."
"Iya, iya, dasar Ibu tiri," ketus Orzie sewot. Menepis tangan Galaksi yang dari tadi menyeretnya. Cewek itu misuh-misuh dengan tampang dongkol.
"Gue bukan Ibu tiri lo."
"Lo sejenis Al-Valakun!"
"Ngatain gue, lo?!" nada bicaranya naik beberapa oktaf.
"Kagak. Gue ngatain almarhum buyut lo. Yah elo lah!!! Lo tahu Gal? Lo itu sejenis roh jahat! Iya, roh jahat! Gue sampe baca-baca surah An-Nas saking ngerinya sama lo!"
Galaksi tidak menanggapi lagi, wajahnya cuek bebek sambil memandang lurus ke depan di tempat para siswi berkerumun sambil berbisik ria. Ada yang memanggil tapi tidak digubris sebagian lainnya senyam-senyum, cengangas-cengenges, ada yang teriak melengking kayak suara mba kunti nyangkut di pohon sawo. Bahkan ada yang suaranya menyerupai gajah, jerapah, monyet dan bebek congek. Orzie jadi bingung sendiri, dia lagi di kantin atau di kebun binatang.
"Ngantri sana," perintah Galaksi sambil bergabung dengan anak Legion. Mahesa, Doni dan Afif sedang menunggu santai di sana.
"Gama mana?"
"Tuh, ngantri dia." Mahesa menunjuk ke cowok berambut cokelat acak itu dengan malas, yang ditunjuk menyengir lebar sambil melambai-lambaikan tangan.
Kayak orang gila.
Galaksi jadi bingung sendiri, antara malu sama pengen membuang saudaranya itu.
Nampak di sebelahnya Orzie sewot sendiri sambil mendorong punggung Gamaliel.
Sekarang Galaksi tambah pusing melihat mereka.
<><><><>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
putra adeeva
Anyiinggg ngakak so hard gw 🤣🤣
2023-04-26
0
•~🐊🔫✓
kanker, kantong kering😭🤣
2021-06-10
1
Flying-pan
Aku juga bakal meninggal kalau sama elu Gal 🤣🤣🤣
2021-06-09
0