“Hyung* aku akan pulang sendiri, tidak perlu mengantarku..” Ucap Max pada manajernya, Seo Woon.
Sesi terakhir pemotretan telah selesai 10 menit yang lalu. Max ingin pulang sendiri ke apartementnya, dia tidak mau merepotkan manajer pribadinya karena harus mengantarnya pulang. Jalan pulang Max dan manajernya Seo berlainan arah, itulah alasan Max tidak memilih pulang sendiri.
“Kamu yakin? Langsung pulang dan jangan mampir.. ok?” Ucap manajer Seo dengan nada agak ragu melepaskan Max pulang sendirian. Max sudah dianggap adik sendiri oleh Seo Woon. Selain sudah lama bekerja dengan Max, bahkan sebelum Max debut sebagai boygrup, Seo Woon sudah menjadi manajer pribadi Max. Maka tak ayal jika Seo Woon sangat perhatian pada Max.
“Ok.. Hyung hati-hati juga..” Max pamit pada manajer Seo. Secepat kilat mobil sport putih miliknya melaju membelah jalanan kota Seoul yang tak pernah tidur meski langit telah menjadi gelap.
-----
Yana sangat sulit sekali menggerakkan tubuhnya, seluruh tulangnya serasa remuk. Matanya perlahan terbuka, remang-remang. Pandangan Yana samar-samar melihat ada seorang pria tengah berdiri dengan ponsel di telinganya. Yana sama sekali tak bisa mendengar suara pria itu, seolah semua inderanya sedang mati rasa. Airmata mengalir satu demi satu dari sudut mata Yana, dia merasa sangat tidak berdaya, tubuhnya tak bisa merespon permintaan Yana untuk bergerak.
“Hyung aku menabrak orang..” Ucap Max pada manajer Seo melalui telpon
“Kamu dimana?” Tanya manajer Seo dengan suara panik.
“Aku dirumah.. aku membawanya pulang kerumah. Aku rasa dia tidak apa-apa, tapi dia tidak sadarkan diri..” Jelas Max.
“Ok jangan beri tahu siapapun, aku akan segera kesana” Tut tut tut.. sambungan telpon diputus sepihak.
Max menghelas nafas panjang, matanya menatap pada gadis yang ditabraknya tadi. Sekilas tidak nampak ada bekas luka luar darinya, tapi kenapa dia tidak mau bangun, matanya terpejam kuat. Mata Max membulat tiba-tiba ketika melihat gadis itu membuka matanya dan sedang menatapnya. Bola mata gadis itu sayu, seoalah ingin mengatakan sesuatu. Entah apa yang menggerakan hati Max, tubuhnya dengan sendiri mendekati gadis itu.
Max memperhatikan gerakan bibir gadis itu. Tak terdengar. Max mencoba mendekatkan telinganya ke bibir gadis itu.
“Help..” Suara yang pelan sekali, namun Max mendengarnya.
Max terkesiap, dia ingin membalas ucapan gadis itu namun tiba-tiba tangan gadis itu mengejutkannya. Dingin, tangannya terasa dingin.
Yana mengumpulkan sisa tenaganya untuk meminta tolong pada pria itu. Tangan kanannya coba dia gerakkan dan berhasil. Yana menyentuh pipi pria itu berusaha meminta bantuan “Help.. help me..” Pekik Yana dalam hati. Suaranya terlalu lemah untuk meminta bantuan pada Max.
Tubuh Max masih mematung ketika tangan Yana menyentuh pipinya. Hatinya berdesir, hawa dingin dari tangan Yana mengalir ke seluruh tubuhnya. Gadis itu seolah sedang berusaha melepaskan diri dari sangkarnya namun tidak bisa, tubuhnya terlalu lemah. Maka dari itu dia meminta bantuan Max. Belum sempat Max menjawab, mata gadis itu sudah terpejam lagi. Max sedikit panik. Untung saja ditengah kepanikannya, manajer Seo datang membawa dokter.
“Nona ini tidak apa-apa Tuan, dia hanya butuh istirahat. Sepertinya Nona tidak tidur beberapa hari dan makan teratur. Saya sudah memberikan obat lewat infusnya, besok Nona akan segera sadar dan pulih kembali..” Manajer Seo mengangguk mendengar penuturan dokter. Sedangkan Max terdiam menatap wajah
pucat Yana.
“Saya permisi Tuan.. semoga Nona cepat sembuh..” Sang dokter pamit.
“Mari saya antar dok..” Ucap manajer Seo mengantar dokter ke pintu.
Max menempelkan tangannya ke pipi Yana, terasa sangat dingin. Apa yang terjadi pada gadis ini? Tanyanya dalam hati. Berarti buka dia yang menabrak gadis itu, namun gadis itu sendiri yang pingsan didepan mobil Max. Syukurlah.. Max sempat takut jika dia membahayakan nyawa orang lain.
“Jungwoo-ya* apa yang terjadi?” Suara manajer Seo mengagetkan Max. Cepat-cepat dia tarik kembali tangannya dari pipi gadis itu.
“Aku tidak tahu hyung.. berdasarkan apa kata dokter, aku tidak menabraknya kan? Dia jatuh pingsan sendiri di depan mobilku..” Jawab Max.
“Tadi aku sempat khawatir kamu pulang sendiri. Ternyata perasaanku benar.. untung saja Nona ini tidak apa-apa.. bisa masuk headline berita kamu jika Nona ini sampai kenapa-napa..” Tutur manajer Seo duduk disalah satu kursi
kamar Max.
“Sepertinya dia bukan salah satu fansku, atau fans DAMN!.. tadi dia sempat sadar kemudian meminta bantuan padaku.. belum sempat aku menjawab dia sudah tertidur lagi..”
“Siapa yang tahu.. fans sekarang punya 1001 cara untuk mencuri perhatian idolanya.. sebaiknya kita tanyakan padanya besok jika dia sudah sadar..”
“Aku yakin bukan hyung.. lihatlah wajahnya, jika dilihat dia tidak seperti orang Korea.. dia mungkin orang Asia Tenggara..” Max mengamati wajah Yana. Wajah Yana memang orang Indonesia banget, walaupun dia memiliki kulit putih. Namun mata dan bentuk wajahnya khas orang Indonesia.
“Kita akan lihat besok.. aku akan menginap disini untuk menemanimu..” Ucap manajer Seo.
“Ok...” Jawab Max.
-----
Mata Yana silau terkena pantulan cahaya matahari dari kaca jendela. Matanya mengerjap pelan, mencoba untuk menyesuaikan. Tubuh Yana terasa sangat ringan sekali, tubuh itu juga menggeliat kecil. Namun pergerakannya terhenti karena selang infus yang masih menempel di tangannya. Yana terkesiap, matanya terbuka lebar saat melihat selang infus. Sontak saja dia terbangun dari posisi tidurnya. “Ya Tuhan... dimana aku..” Gumamnya dalam hati. Dia tidak mampu mengingat kejadian apapun malam kemarin. Pagi ini dia mendapati dirinya berada diruangan yang entah dimana dengan tangan terpasang selang infus.
“Sudah bangun?” Suara seorang pria mengagetkan Yana, sontak dia menoleh.
Mata Yana mencoba mengenali pria yang tengah duduk di salah satu kursi seolah sedang menunggunya bangun.
“OMG!” Yana mengenalinya. Dia adalah DAMN! Max, leader boygrup yang tengah bersinar di Korea. Siapapun mengenal mereka.
“Sudah bangun hmm?” Max mengulangi pertanyaannya seraya berdiri mendekati Yana. Tangan Max menyentuh pipi Yana, mengecek keadaan gadis itu. Pipinya hangat, berarti kondisi gadis ini sudah membaik.
“Apa yang kamu lakukan?” Yana sontak menghindar, namu gagal. Max sudah menyentuh pipinya.
“Mengecek keadaanmu..” Jawab Max tanpa basa-basi.
“Kenapa aku bisa disini?” Tanya Yana lagi.
“Ingat-ingat sendiri kenapa kamu bisa sampai berada disini..” Jawab Max acuh.
“Kalau aku ingat tidak mungkin aku tidak bertanya padamu..” Celoteh Yana sedikit ketus.
“Aku ada jadwal pemotretan hari ini.. kamu masih butuh istirahat, tetaplah disini sampai aku nanti pulang. Kalau kamu lapar kamu bisa mencari makanan di kulkas, dan jangan coba-coba melepaskan ini..” Titah Max dengan menunjuk selang infus.
Setelah memastikan gadis itu baik-baik saja, Max kemudian berjalan keluar kamar untuk siap-siap berangkat ke tempat pemotretan. Manajer Seo sudah berangkat duluan pagi tadi, dia harus mengecek lokasi pemotretan.
“Tunggu sebentar.. apakah kamu Max dari DAMN!?” Yana sedikit ragu bertanya. Namun jika tidak, dia akan mati penasaran. Walaupun sekilas wajah pria itu nampak seperti Max, namun apa salahnya memastikan.
“Ya..” Jawab Max sambil lalu.
“Hah? OMG! Kenapa aku bisa disini..” Pekik Yana dalam hati.
Bersambung...
Catatan:
Hyung : kakak laki-laki
-ya, -a, -i, dst : biasanya ditambahkan dibelakang nama panggilan. bisa diartika sebagai panggilan akrab atau panggilan sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Artati Sukreni
aq baca bolak balik tp bab yg aq suka ajaahhh....🤣🤣🤣
2023-05-14
0
Mia MeilanDa
yang suka drakor pasti tau
yanayaaa
2022-09-29
0
Iqoh Rofiqoh
mau liat wajah pemain ny dong kk🙏
2021-12-22
0