“Max.. jangan..” Yana menjerit pelan ketika dia merasakan tangan Max yang telah masuk ke dalam piyama yang dia gunakan.
Yana mencoba untuk menahan suaranya agar tidak keluar ketika tangan Max telah masuk kedalam celana tidurnya. Namun nalurinya berkata lain, suara desahannya lolos begitu saja dari mulutnya. Suara desahan pelan itu yang membuat Max semakin terbakar hawa nafsu.
“Buat aku tenang sayang.. aku butuh kamu..” Bisik Max di telinga Yana. Kini posisi wajahnya berada di depan Yana, hanya berjarak satu jengkal. Matanya bisa menatap mata coklat Yana, mata yang teduh, mata itulah yang membuatnya jatuh pada pesona Yana untuk pertama kalinya.
Yana mengangguk tanda pengiyakan permintaan Max. Menolakpun percuma, berkali-kali dia mencoba untuk menghindari, namun semakin kesini dia semakin terperangkap dalam hidup Max. Entah sejak kapan, bahkan mereka berdua tidak memiliki hubungan apa-apa, suami-istri bukan, tunangan bukan, pacaran juga bukan.
Jadi apa yang pantas untuk hubungan mereka? Simbiosis mutualisme? Hubungan saling menguntungkan? Ah.. Hati Yana terasa sakit jika memikirkannya. Sesungguhnya, hatinya sangat mencintai Max. Dirinya sangat takut hanya untuk sekedar bertanya bagaimana perasaan Max padanya. Yana takut jawaban Max tidak sesuai dengan harapan Yana, yaitu menjadi kekasih Max.
“Max..” Yana kembali berteriak ketika tangan Max berhasil mengoyak piyama yang dia kenakan. Kancing berhamburan dan piyama itu telah tergelatak di lantai.
“Mau disini apa di ranjang?” Ucapnya disela-sela gigitannya di payudara Yana, gigitan yang meninggalkan kissmark, tanda kebiruan miliknya.
“Terserah.. ” Jawab Yana terbata-bata. Tubuhnya tak mampu lagi dia kendalikan. Sentuhan Max membuatnya mabuk kepayang.
Max mengangkat tubuh Yana, kakinya melangkah menuju kasur Yana dibelakang sana. Bibirnya terus saja menciumi setiap jengkal tubuh Yana. Max meraup semua keharuman tubuh Yana, Max tidak ingin meninggalkan sekecil apapun. Bibir Max sekarang berpindah ke area bibir merah Yana, bibir ini juga salah satu bagian yang disukai Max. Bibir yang terasa manis ketika dilumat. Lilitan, hisapan dan ciumannya membuat Yana kehabisan nafas, tidak mampu mengimbangi Max.
“Sayang kamu keluar banyak.. bahkan aku belum apa-apa..” Ucap Max menggoda Yana.
Yana menutup wajahnya karena malu, dia yang selalu kalah duluan. Bahkan sebelum Max memulai permainan, Yana sudah mencapai pelepasannya.
“Jangan tutup wajahmu.. aku suka melihat rona merah diwajahmu..” Titah Max.
“Sayang...”
Max akan memanggil Yana ‘sayang’ ketika diatas ranjang. Ucapan-ucapan sayang itu membuat gairahnya terbakar. Apalagi jika Yana memanggil namanya, gairah Max pasti akan berkobar-kobar.
“Max pelan.. sakit..” Yana merasakan nyeri di inti bawahnya. Tidak biasanya Max bermain kasar seperti ini, walaupun ini bukan yang pertama mereka lakukan, namun permainan kali ini Yana merasa kesakitan.
“Sebut namaku sayang.. panggil namaku..”
“Jungwoo..” Aluna menggumamkan nama asli Max, Jungwoo, Han Jungwoo. Max suka jika Yana menyebut nama aslinya ketika bercinta.
“Yana!” Pekik Max ketika cairannya menyembur memenuhi rahim Yana. Tubuhnya langsung terkulai diatas tubuh Yana. Nafasnya tidak beraturan, peluh bercucuran dari tubuhnya.
Air mata mengalir dari sudut mata Yana. Yana selalu menangis setelah dia menyerahkan tubuhnya pada Max. Max lah orang pertama untuk Yana, semuanya. Max adalah pria yang pertama memeluknya selain ayah atau adiknya, Max lah ciuman pertama Yana, bahkan Max orang yang pertama untuk segala-galanya.
Sedangkan Max? Mungkin Yana bukanlah yang pertama. Seorang Max yang digilai hampir seluruh anak gadis di seluruh dunia tidak mungkin melakukan pertama kali dengan Yana, pasti Max sudah biasa melakukannya dengan gadis manapun yang diinginkannya. Sebenarnya Yana tidak pernah bertanya pada Max. Entahlah. Yana takut menanyakannya, Yana takut jika dia bertanya macam-macam kepada Max, Max akan meninggalkannya.
Sinar matahari masuk menerobos jendela yang sedikit terbuka. Mata Yana mengerjap pelan, pandangannya masih kabur. Bola matanya sedang menyesuaikan cahaya di ruangannya. Tubuhnya menggeliat pelan, rasanya sangat lelah sekali. Dia ingat jika semalam bukan hanya sekali, namun beberapa kali Max mengganggu tidurnya. Max menyerangnya tanpa ampun. Tubuhnya remuk redam karena ditindih Max semalaman. Dengan segala kekuatannya Yana mencoba untuk bangun dan duduk diatas kasurnya. Matanya menyapu pemandangan sekitar. Seperti biasanya, Max sudah pergi sebelum dia bangun.
Mata Yana menatap tajam pada secarik kertas di atas meja riasnya. Perlahan kakinya turun dari kasur dan berjalan mendekati kertas putih tersebut.
Aku akan ke Jepang beberapa hari untuk rekaman MV soloku. Aku tinggalkan kartu ATM untukmu. Belilah makanan enak dan pakaian yang bagus. Aku lihat tubuhnya tambah kurus, aku tidak mau kamu sampai sakit. Sampai bertemu lagi.
Max.
Di belakang secarik kertas itu ada kartu ATM berwarna black dengan tulisan No Limit. Semacam iniah hubungan Yana dengan Max. Hubungan saling menguntungkan. Namun sepeserpun uang pemberian Max tidak pernah disentuh oleh Yana. Yana tulus mencintai Max. Hatinya sakit ketika Max tidak menyadari perasaan Yana. Yana tak ubahnya seorang pelacur, wanita jalang. Wanita pelampiasan Max kemudian ditinggal pergi dengan segunung uang. Semiskin-miskinnya Yana, dia tidak pernah berniat menjual tubuhnya pada Max. Yang dia berikan pada Max adalah bukti cintanya. Namun, sudahlah.. Yana tidak ingin terlalu berharap pada Max. Bisa melihat Max saja Yana sudah bahagia.
“Kapan kamu akan menyadari perasaanku Max? Aku mencintaimu..” Gumam Yana dengan air mata bercucuran.
Pandangan Yana menerawang jauh pada saat pertemuan pertama kali dia dengan Max, idol yang disukai oleh seluruh gadis di Korea.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Gita Risnawati
ko aku kasian ya sama yana
2022-12-24
0
Erfin Magdalena Murti
dari tahun awal ini novel muncul udah suka baca, ampe sekarang masih aku ulang-ulang bacanya❤. ngak bosenin thor🙏🙏🙏
2022-11-26
0
Apendi Pendi
mungkin kamu memang bukan yang pertama Yana. tapi kamu adalah yang ter akhir untuk max
2022-06-18
0