Chapter 5. Apa Maksudnya Pak Edwing Berlaku Begitu

Anna sebenarnya engan, tetapi ia mengikuti juga laki-laki muda itu.  Dia menuggu di depan pintu, dengan wajah dinginnya. Rasanya sangat aneh saat dia membukakan pintu untuknya.

"Silahkan masuk Bu Anna."

Sambil mendorong pintu hingga terkuak lebar, setelah Anna melewati pintu barulah ia melepaskannya.

Anna  berusaha bersikap biasa saja, di dalam hatinya ia tanamkan bahwa pak Edwing  bersikap sesuai kapasitasnya sebagai pimpinan perusahaan.

Tidak mungkin pak Edwing yang tampan dan muda itu tertarik padanya, wanita menjelang usia 32 tahun, dan memiliki dua anak. Pemikiran itu membuat Anna   tenang dan menatap laki-laki itu sebagai pertanda ia menunggu dan ingin tau apa yang akan mereka bicarakan.

“Begini Bu."

Pak Edwing  menatap ke dalam matanya.

Anna duduk tak jauh dari hadapan pak Donny yang berdiri dekat blackbourd. Kursi-kursi sedang tidak di taro mengelilingi meja melainkan berbaris menghadap ke blackbourd, agaknya setiap hari ada pembelajaran untuk setiap devisi di sini.

Begitulah kesan yang tertangkap oleh Anna. Banyak perubahan-perubahan baru di kantor tersebut.

Mulai dari baju kerja, kalau dulu bebas berpakaian apa saja yang terpenting rapi dan bersih.

Tetapi belum lama ini pak Donny meminta semua karyawan serta mitra mengenakan kemeja ungu setiap

senin dan selasa, disediakan oleh perusahaan. Lalu Rabu dan kamis mengenakan seragam batik bercorak ungu pula. Hari jum’at mengenakan baju muslim untuk yang beragama islam.

Setiap sabtu akan diadakan kegiatan senam kesegaran jasmani di halaman kantor. Bebas saja, boleh ikut dan juga boleh berlibur di rumah. Itu adalah hal pertama yang disampaikan pak Edwing.  Karena Anaa beberapa kali tidak pernah ikut morning call.

Selanjutnya mata pak Edwing menatap lebih dalam lagi ke mata Anna, dan mengembangan senyum.

Mau tak mau Anna  balas menatap, tapi tak kuat berlama-lama ia mengalihan matanya ke tas di  dekapannya.

Pak Donny lantas menulis sesuatu di papan tulis.

“Bu Anna, ini adalah target perusahaan cabang kita di kota ini.  Ibu Ofin, Julie, Niki, Rosa, juga Cila dan yang lain-lain sudah optimis dan berani mengambil keputusan untuk target setahunan ini, bagaiman dengan bu Anna!"

Menyebalkan! laki-laki itu tiba-tiba menghadapkannya pada pilihan yang berat. Ia tak menyangka, pak Edwing yang sudah membuatnya kesal memberikannya angka-angka untuk dipilih.

“Saya tidak mau memilihnya pak!"

Anna  mengelak.

“Ibu harus memilih salah satu dari yang saya tawarkan, agar ibu lebih terencana dalam bekerja,

lebih punya tujuan yang jelas,bersemangat dan fokus."

“Bagaimana mungkin? Bapak sudah menghancurkan semuanya.”

Sambar Anna.

Tiba-tiba laki-laki itu berhenti dan bergerak cepat ke bangku Anna hingga perempuan itu tercekat, kedua tangannya bertumpu pada pegangan kursi di kiri dan kanan. Replek Anna memundurkan tubuhnya.

“Saya merasa bersalah atas keputusan yang saya ambil karena ternyata berakibat kurang baik, saya minta maaf."

Pria muda itu menggigit bibirnya dan tertawa kecil. Ya Tuhan, baru sekali ini  Anna menatap pria muda yang sangat tampan dan gentle secara dekat. Biasanya ia  menatap pria tampan di televisi. Anan menyentuh dadanya. Mengingatkan lagi dirinya. Pak Donny hanyalah seorang pimpinan yang sedang mengharapkan sebuah kerja keras dan keberhasilan darinya.

Anna meleleh.

"Team ibu sebenarnya sangat potensial untuk memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan.

Hanya kurang digerakkan saja.  Saran saya bertemulah untuk sharing dan tanyakan apakah  mereka masih bersedia menjadi bagian dari team. Kalau masih ingin berada di perusahaan ya harus berkontribusi, bekerja. Tidak ada kesuksesan tanpa aktivitas!"

“Team? Team apa? bapak sudah membubarkan team saya.”

Anna memiringkan tubuhnya menjauhi tubuh lelaki  muda itu yang masih mengurung dengan tubuhnya yang merunduk di depan kursi. Tetapi ia tak mau menyentuh bosnya itu untuk mendorong tubuhnya. Pak Edwing menangkap kekecewaan, tetapi sudah mulai mereda.

“Iya, tapi itu bukan akhir segalanya.  Untuk apa Ibu memiliki orang-orang yang tidak berkontribusi pada team?”

"Apa bapak pikir mudah menemukan orang yang mau bermitra dengan kita? Semudah membalikkan telapak tangan?”

"Oh iya, tolong menjauh ya pak, saya merasa sesak."

Anna meringis masih memiringkan tubuhnya. Laki-laki itu hanya mesem.

“Ibu jangan emosi seperti itu dong, saya di sini untuk membantu ibu dan yang lainnya.”

 

Bukannya menjauh tiba-tiba ia kian  mendekatkan wajahnyahingga   tinggal beberapa inci saja. Kedua tangannya menyentuh kedua lengan atasnya. Perbuatan yang mengejutkan dan membuat  Anna menahan napas.

"Pak Edwing!"

Anna setengah hesteris. Laki-laki itu menarik tubuhnya dan menolehi sekitarnya. Ia takut ada yang mendengar suara Anna.

"Ah suara ibu mengagetkan saya."

"Pak Edwing mau mencium saya tadi!"

"Saya mau menggigit ibu, habis membuat saya gemas sekali."

Pak Edwing  menarik tubuhnya dan menoleh pada papan tulis.

“Ibu harus memilih, silahkan.”

Pak Edwing bergerak ke jendela, menatap ke luar. Agak mendung.

“Tentang team saya bagaimana?”

Edwing menoleh dan bergerak ke arahnya.

“Ibu ini keras kepala, saya menyuruh memilih target,  ibu malah menanyakan team yang rapuh itu.”

“Kalau bukan dengan team kenapa sebesar itu?”

“Jadi ibu hanya mau yang kecil?, tidak punya impian misalnya mengganti mobil baru? membeli rumah? Saving

dan pergi jalan-jalan ke luar negeri, kalau ibu meminta kecil, ibu akan dapat yang kecil.”

 

"Berubah Bu! Mintalah yang besar, harapkan yang jumlahnya dengan nol yang banyak, bukan hanya nol enam,

masa ibu kalah dengan ibu Alina mitra baru kita, ingat bu Anna  seorang senior manager!"

“Saya bukan Alina, dan saya tidak ingin yang muluk-muluk."

Anna tersinggung, meski pak Edwing mengingatkan bahwa dia masih senior manager.

“Jadi dari tiga pilihan yang saya ajukan, ibu berpikir tidak ada yang bisa ibu capai?”

Mata pak  Edwing membesar ke arah Anna.

“Pak Edwing!  target team saya lima ratus juta selama satu tahun, sekarang bapak memberi satu milyar sendirian? Bapak sudah gila ya?”

Ups!

Ingin Florin menarik kata-kata yang paling akhir, tapi sudah terlanjur dan pak Edwing menolehinya dengan cepat.

“Ibu menyetujui salah satu dari angka yang saya tawarkan jika bersama team?”

Mata yang menatap tajam dan serius.

“I-iya!"

"Ibu lupa, tadi ibu sudah mendapatkan lima puluh juta,  itu sudah saya masukkan kedalam target."

"Ya iya lah, masa tak dihitung! mau saya mengamuk?"

Edwing tersenyum tipis.

“Ibu buat team baru, saya akan membantu menyeleksi dengan ketat."

“Team baru? Memulai dari nol? gila apa!"

Mata yang membesar dan suara yang ditekan.

"Iya, Karena ibu merasa berat menanggung target sebesar itu sendirian, padahal selama ini ibu juga bekerja sendirian, team ibu tidak jalan.”

“Mencari agen dan juga harus memikirkan target? Oh, pak Edwing ingin membuat saya gila apah?"

“Lalu apa yang ibu inginkan?”

Anna  menggigit bibir dan menghembuskan napas.

“Bapak carikan saya mitra baru, dan saya mengejar  target?”

Laki-laki itu terperanjat, "Ibu menyuruh saya mencarikan ibu mitra?"

Mereka saling memandang. "Adil kan? pak  Edwing membubarkan team saya, wajar jika bapak mencarikan pengantinya."

Laki-laki itu geleng-geleng kepala, Ia menggigit-gigit pulpennya. Ia berpikir keras.

"Tak mudah mendapatkan team yang solid pak, saya membina mereka selama sepuluh tahun."

"Tapi saya melihat ada perusuh di dalam team ibu."

Anna  membesarkan matanya, bisa-bisanya pak Edwing  bilang begitu! padahal dia baru tiga bulan

di perusahaan.

"Siapa? kok bapak bisa menuduh seperti itu."

"Untung sudah saya bubarkan, dia hanya menyusahkan ibu Anna."

Laki-laki itu tidak mau menyebut namanya. Ia kembali pada pembicaraan mereka.

"Ok, satu milyar dikurangi 50 juta."

"Bapak setuju mencarikan saya mitra baru?"

Laki-laki muda yang tampan itu menghela napas, "Ok baiklah, saya setuju."

Kembali dia bergerak kedekat Anna  untuk berjabat tangan,

Terpaksa Anna  menerima jabat tangan itu. Edwing menggenggam jemari Anna dengan hangat.

Menarik bibirnya ke samping hingga timbul lekuk yang indah di pipinya.

"Good! Kita deal!

Edwing terus saja menggenggam erat jemari Anna, rasanya hampir remuk.

Tapi itu adalah genggaman yang optimis dan kesuksesan, mereka saling tatap lantas menyunggingkan senyum.

“Ibu tidak marah lagikan?”

Anna  tak menjawab, sehingga pak Edwing  tetap menggenggam jemarinya, “ya, tidak lagi.”

“Sungguh?”

Mereka begitu dekat dan saling menatap.

Hemmm, sembari menarik jemarinya dari genggaman Edwing

"Kalau sudah selesai saya duluan ya Pak Edwing.”

"Ok Bu, good lukky."

"Makasih pak,"

Anna  membuka pintu dan bergegas turun, tak lama Edwing  menyusul.

Di dalam kenderaan rekaman kejadian di ruang meeting terulang. Dahi  Anna  berkerut, apakah pak Edwing  juga bersikap seperti itu pada teman-teman lain? Bersikap amat dekat, meledak-ledak serta memaksakan kehendak?

Apakah juga menggenggam kuat yang sama, pandangan mata nakal? Anna  menggigit bibir. Napas pak Edwing tadi berdesir di dekatnya saat jemarinya bertumpu di lengan kursi, harum tubuhnya menerpa nyaris membuatnya terbuai.

Oh! kenapa perasaanku berdebar seperti ini? Anna  teramat gelisah hingga tidurnya tak nyenyak.

 

 

 

Bersambung

Terpopuler

Comments

Devi Handayani

Devi Handayani

kenapa jadi doni..... typo ya🤨🤨🤨

2023-02-13

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

jangan bikin Anna menyerah duluan kak

2022-11-05

0

Yukity

Yukity

like😍😍😍


Saling dukung yuk
salam dari
GADIS TIGA KARAKTER

2021-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter I. Perkenalan
2 Chapter 2. Pertengkaran
3 Chapter 3. Aku Benci Kepadamu
4 Chapter 4. Akhir Dari Gencetan Senjata
5 Chapter 5. Apa Maksudnya Pak Edwing Berlaku Begitu
6 Chapter 6. Mengejar Target
7 Chapter 7. Bertemu Client Besar
8 Chapter 8. Meeting Bisnis Akhir Tahun
9 Chapter 9. Bisnis Dan Jatuh Cinta
10 Chapter 10. Malam Penuh Makna
11 Chapter 11. Malam Penuh Makna 2
12 Chapter 12. Malam Penuh Makna 4
13 Chapter 13. Ajaran Moral Mama
14 Chapter 14. Selalu Ingin Bersama
15 Chapter 15. Risau
16 chapter 16. Pertemuan di Kereta
17 Chapter 17. Pria Dari Masa Lalu
18 chapter 18.Putus lah Sudah
19 Chapter 19. Teringat Masa Lalu
20 Chapter 20.Weekend
21 Chapter 21. Berusaha Lebih Keras
22 Chapter 22.Daddy Edwing
23 Chapter 23.Pinangan Edwing
24 Chapter 24. Selamat Tinggal
25 Chapter 25. Luka
26 Chapter 26. Saat Berpisah
27 Chapter 27. Tanpa Edwing
28 Chapter 28. Berlibur Bersama Bos Barbie
29 Chapter 29. Kebersamaan
30 Chapter 30. Sekuntum Mawar Merah Untuk Niki
31 Chapter 31. Niki, Kamu Ketahuan
32 Chapter 32. Niki, Anna dan Juliana
33 Chapter 33. Masalah Yang Melilit
34 Chapter 34. Edwing Kembali
35 Chapter 35. Edelweis
36 Chapter 36. Pantai Pangandaran
37 Chapter 37. Edwing Dan Cintanya
38 Chapter 38.Mengoyahkan Anna
39 Chapter 39. Mari Menikah
40 Chapter 40. Bram Menginginkan Rujuk Kembali
41 Chapter 41. Kesadaran Yang Terlambat
42 Episode 42. Galau
43 chapter 43. Drama pertengkaran
44 chapter 44. Drama Pertengkaran 2
45 Chapter 45. Bercumbu
46 Chapter 46. Melawan Bos Berbie
47 Chapter 47. Termotivasi
48 Chapter 48. Memikirkanmu
49 Chapter 49. Kedatangan Pria Royal
50 Chater 50. Pria Yang Meyakinkan
51 Chapter 51. Terulang Kembali
52 Chapter 52. Datang Kemudian Pergi
53 Chapter 53. Lega
54 Chapter 54. Bersama
55 Chapter 55. Hari Yang Indah
56 Chapter 56. Client Kakap
57 Chapter 57. Veronika si Pencuri
58 Chapter 58. Penjahat Cinta
59 Chapter 59. Abhi berakhir
60 Chapter 60. Percakapan Dua Sahabat
61 Chapter 61. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
62 Chapter 62. Mengantar Dia
63 Chapter 63.Pisah
64 Chapter 64. Pilihan Yang Berat
65 Chapter 65. Sambil Menunggu
66 Bertemu Ibu Ghita
67 Episode 67.Zona Nyaman
68 Chapter 68.Grup Mama Muda
69 Chapter 69. Mantan Anna
70 Chapter 70. Kerjasama
71 Chapter 71. Sikap Pak Edwing Yang Menjengkelkan
72 Chapter 72. Biarkan Dulu
73 Chapter 73. Cinta Lama
74 Chapter 174. Satria Atau Edwing
75 Chapter 175. Pesona Edwing
76 Chapter 176.Kejutan
77 chapter 77. Anna Dan Edwing Menikah Dan Hidup Bahagia
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Chapter I. Perkenalan
2
Chapter 2. Pertengkaran
3
Chapter 3. Aku Benci Kepadamu
4
Chapter 4. Akhir Dari Gencetan Senjata
5
Chapter 5. Apa Maksudnya Pak Edwing Berlaku Begitu
6
Chapter 6. Mengejar Target
7
Chapter 7. Bertemu Client Besar
8
Chapter 8. Meeting Bisnis Akhir Tahun
9
Chapter 9. Bisnis Dan Jatuh Cinta
10
Chapter 10. Malam Penuh Makna
11
Chapter 11. Malam Penuh Makna 2
12
Chapter 12. Malam Penuh Makna 4
13
Chapter 13. Ajaran Moral Mama
14
Chapter 14. Selalu Ingin Bersama
15
Chapter 15. Risau
16
chapter 16. Pertemuan di Kereta
17
Chapter 17. Pria Dari Masa Lalu
18
chapter 18.Putus lah Sudah
19
Chapter 19. Teringat Masa Lalu
20
Chapter 20.Weekend
21
Chapter 21. Berusaha Lebih Keras
22
Chapter 22.Daddy Edwing
23
Chapter 23.Pinangan Edwing
24
Chapter 24. Selamat Tinggal
25
Chapter 25. Luka
26
Chapter 26. Saat Berpisah
27
Chapter 27. Tanpa Edwing
28
Chapter 28. Berlibur Bersama Bos Barbie
29
Chapter 29. Kebersamaan
30
Chapter 30. Sekuntum Mawar Merah Untuk Niki
31
Chapter 31. Niki, Kamu Ketahuan
32
Chapter 32. Niki, Anna dan Juliana
33
Chapter 33. Masalah Yang Melilit
34
Chapter 34. Edwing Kembali
35
Chapter 35. Edelweis
36
Chapter 36. Pantai Pangandaran
37
Chapter 37. Edwing Dan Cintanya
38
Chapter 38.Mengoyahkan Anna
39
Chapter 39. Mari Menikah
40
Chapter 40. Bram Menginginkan Rujuk Kembali
41
Chapter 41. Kesadaran Yang Terlambat
42
Episode 42. Galau
43
chapter 43. Drama pertengkaran
44
chapter 44. Drama Pertengkaran 2
45
Chapter 45. Bercumbu
46
Chapter 46. Melawan Bos Berbie
47
Chapter 47. Termotivasi
48
Chapter 48. Memikirkanmu
49
Chapter 49. Kedatangan Pria Royal
50
Chater 50. Pria Yang Meyakinkan
51
Chapter 51. Terulang Kembali
52
Chapter 52. Datang Kemudian Pergi
53
Chapter 53. Lega
54
Chapter 54. Bersama
55
Chapter 55. Hari Yang Indah
56
Chapter 56. Client Kakap
57
Chapter 57. Veronika si Pencuri
58
Chapter 58. Penjahat Cinta
59
Chapter 59. Abhi berakhir
60
Chapter 60. Percakapan Dua Sahabat
61
Chapter 61. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
62
Chapter 62. Mengantar Dia
63
Chapter 63.Pisah
64
Chapter 64. Pilihan Yang Berat
65
Chapter 65. Sambil Menunggu
66
Bertemu Ibu Ghita
67
Episode 67.Zona Nyaman
68
Chapter 68.Grup Mama Muda
69
Chapter 69. Mantan Anna
70
Chapter 70. Kerjasama
71
Chapter 71. Sikap Pak Edwing Yang Menjengkelkan
72
Chapter 72. Biarkan Dulu
73
Chapter 73. Cinta Lama
74
Chapter 174. Satria Atau Edwing
75
Chapter 175. Pesona Edwing
76
Chapter 176.Kejutan
77
chapter 77. Anna Dan Edwing Menikah Dan Hidup Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!