Chapter 3. Aku Benci Kepadamu

Sejak kejadian itu Anna membenci pimpinannya. Malas dan kehilangan semangat untuk berangkat ke kantor. Selalu teringat pertengkaran antara dirinya dan Pak Edwing. Sangat membekas dan menyakitkan. Lebih baik ia  menghindar dan membolos ke kantor.

Bagaimana tidak? selama tiga belas tahun  bekerja di perusahaan itu, baru kali ini ada yang mengusik. Dan dia adalah pria muda yang mungkin saja pengalamannya kurang. Hanya saja keberuntungan berpihak kepadanya. Menjadi pimpinan! itu saja. Anna yakin belum tentu pria itu bisa bekerja sepertinya.

"Lihat saja nanti bahwa anda membutuhkan saya!"

Anna menghapus air mata yang sempat mengalir jatuh ke pipinya. Jiwanya berontak terhadap perlakuan arrogan serta semena-mena dari bos baru itu.

"Anda pikir mudah membina sebuah team dari sejumlah orang-orang yang berbeda? Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali saya. Tidak ibu Juliana, Niki, Rosa, Betty, Cila bahkan juga ibu Arnolfine!. Mereka hanya bisa bekerja sendirian. Tidak dengan team. Hanya saya yang melakukannya."

"Anda tidak tahu, saya telah bekerja siang dan malam membina dan membimbing anggota team. Banyak yang telah saya korbanlan. Waktu, tenaga, pikiran bahkan uang. Saya berusaha membina mereka bukan hitungan hari dan bulan bahkan bertahun-tahun. Dan anda begitu saja membubarkan team saya dalam hitungan menit! arrrgh!"

Anna sangat marah dan terluka. Ia menghentikan mobilnya di tepi jalan menuju ke puncak. Ia menyandarkan kepalanya pada setir. Ia berusaha tak menangis. Namun tetap saja air mata membanjiri kelopak mata hingga tak bisa menampung dan mengalir ke pipi.

"Keterlaluan Dia!"

Anna memukulkan kepalan tangannya pada tembok pembatas jalan.  Menimbulkan bekas kemerahan yang perih.

"Seenaknya mengusirku dari perusahaan setelah aku memberikan hidupku di sana."

Anna  menunduk, kelopak matanya kembali  digenangi air mata. Ia membenci pak Edwing yang baru saja

datang ke perusahaan itu.

"Ya Tuhan aku membencinya!"

Tak ada yang perlu dikerjakan di sana, ia sudah kehilangan kursinya dan orang-orang yang dipimpinnya.

Meski sebenarnya pak pimpinan hanya menghapus devisi saja, ia toh masih bisa bekerja di bagian lain di perusahaan itu.

"Tidak! aku tak akan ke kantor lagi!"

Anna gemas sekali pada laki-laki yang semula membuatnya kagum, namun berakhir dengan kebencian

Sekarang ia merasa tidak memiliki ikatan apa pun. Ia hanya akan menyuruh mba Ratna Dumilah untuk

mengurusi administrasinya.

Biasanya pagi-pagi Anna telah berangkat ke kantor. Tapi kali ini ia terbengong dikesunyian rumah. Kedua anaknya yakni Jessika dan Januareza baru saja berangkat ke sekolah mereka dengan mobil jemputan. Anna sangat menyukai pekerjaannya, itu adalah salah satu kebahagian juga kebanggaan baginya. Sejak remaja ia sudah merencanakan bahwa ia akan bekerja di perkantoran. Mengenakan kemeja-kemeja yang bagus. Rok berbagai model, blazer, jas serta pasmina yang membuatnya tampak gaya serta keren. Tas kerja hingga sepatu-sepatu tinggi yang memberi kesan seksi.

Anna tidak mau berdiam diri di rumah, menunggu suami pulang, mengurus rumah dan anak-anak. Pakaiannya hanya daster atau gamis. Ia takut membayangkan dirinya hanya menjadi ibu rumah tangga, melayani suami, melahirkan, menjadi tua dan akhirnya meninggal dunia.

Sebab itu Anna mencari pekerjaan yang bisa ia atur sendiri waktunya. Beberapa tahun lalu setelah ia menyelesaikan akademiknya, ia mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginanannya. Ia menjadi mitra sebuah perusahaan multi nasional dan dengan tekun serta bekerja keras hingga akhirnya bisa menjadi seperti sekarang.

Sudah  banyak yang ia dapatkan. Rumah mungil minimalis, mobil, motor serta perabot rumah yang beli satu demi satu dari komisi serta bonus tahunan. Meski begitu anak-anaknya masih kecil, ia masih ingin bekerja di perusahaan yang sudah memberinya banyak. Hanya saja pria menyebalkan itu telah mematahkan dirinya.

Anna berusaha melupakan problem yang  menerpa dirinya. Ia membereskan rumah, memeriksa isi kulkas dan berencana  ke swalayan. Hanya belanja dan memasak yang bisa mengalihkan dia  dari ingatan pada  pria arrogan yang merubah hidupnya. Ia bisa melupakan kebencian pada pria di kantor.

Setelah berbelanja mungkin ia bisa ke salon, memotong rambutnya yang mulai panjang, spa menikmati pijatan-pijatan dengan aroma therapi yang membuat tenang gejola jiwanya. Anna tak mau membuang waktu dengan memikirkan kantor dan pria muda yang bernama Edwing Leonardo Pierre,Dipl.Ing. Persetan dengannya!

Anna gemas sendiri.

Satu hari, dua, hingga seminggu Anna tak menampakkan hidungnya di kantor. Teman-temannya mulai bertanya-tanya. Bukankah biasanya Anna paling rajin ke kantor. Ada juga mereka mendengar selentingan itu. Niki dan Juliana berinisiatif  menelpon Anna. Mereka bertiga janjian bertemu untuk membahas apa yang terjadi.

"Jeng, kita ketemuan ya. Sambil makan malam di strowberry restoran,ok."

Semula Anna menolak. Tapi Juliana meyakinkan bahwa mereka tidak akan ikut campur, hanya berbincang-bincang saja sebagai teman yang dekat.

"Baiklah."

Putus Anna. Bagaimana pun seseorang memerlukan tempat berbagi masalah. Bukankah Niki juga menelponnya ketika membutuhkan teman. Begitu juga Juliana, mereka bertukar  pikiran tentang masalah yang mereka hadapi.

"Ya begitu Jeng, masak si pak tamhar itu membubarkan team blessing sapphire milikku."

Kata Anna berapi-api saat ketiganya telah bertemu dan tengah menunggu menu yang telah dipesan.

"Pak tamhar tuh siapa? kayaknya nggak ada loh di perusahaan nama itu."

Sambar Juliana.

"Ih itu, pak Edwing si tampang harimau!"

Niki dan Juliana tergelak mendengarnya. Jika marah memang begitulah, ia memberikan julukan sesuka hatinya.

"Nggak bisa begitu. Pak Edwing salah. Karena kita bukan karyawan melainkan mitra, nggak berhak dia menghapus kebijakkan agency."

"Nah benarkan? aku juga udah berdebat dengan si tamhar itu. Tapi tetap saja ia bilang bahwa sekarang kantor berada di bawah kendalinya, ia bisa berlaku sesukanya."

"Bagaimana menurutmu jeng?"

Juliana menolehi Niki yang sedang membalas pesan.

"I-ya jeng sebentar ya, ini anak saya mau pamit keluar."

"Menurut saya mending bicarakan dengan bu Ofin, nanti dia yang bicara sama pak Edwing jeng. Ibu Ofin bagaimana pun adalah pimpinan kita, pimpinan agency."

"Iya, bener jeng. Daripada didiamkan begini, kan yang rugi jeng Anna sendiri,"

Mereka bertiga panjang lebar membicarakan masalah yang terjadi pada Anna. Sekiranya penyelesaian yang terbaik. Anna setuju saja ketika Niki dan Juliana membicarakan masalah Anna pada ibu Ofin pimpinan agency di perusahaan itu. Setelah puas menikmati makan malam, ketiganya pulang.

Setelah pembicaraan Anna dengan Niki dan Juliana tidak ada yang terjadi. Agaknya mereka mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan ibu Ofin. Sebagai seorang wanita pebisnis tak mudah menemuinya. Waktunya padat dengan berbagai agenda. Selain ia harus mendampingi ibu walikota mengurus berbagai program. Ia juga harus terbang ke berbagai kota untuk berpresentasi. Pokoknya sulit bertemu dengan ibu Ofin.

Dua minggu berlalu. Sampai ia terkejut saat ia memeriksa ada panggilang dari kantor sebanyak 20 kali. Anna juga takjub melihat ada pesan masuk dari nomer tak dikenal.

"Selamat siang bu Anna, ada hal penting yang perlu dibicarakan, saya menunggu ibu Anna hari ini,"

Anna melihat profile yang ternyata di sana tertulis, Edwing. Buru-buru Anna menutup handphone. Ia tak berminat membalas. Malah ia menyambar kunci mobilnya dan bersiap pergi menjemput Jessy di tempat kursus."

"Loh, Mama kok jemput Jessy? Biasanya mama super sibuk,"

Gadis kecilnya terheran-heran.

"Ah! kamu ini bikin mama serba salah, mama menyempatkan waktu salah, tidak sempat juga salah."

Anna cemberut.

Ha ha ha, gadis kecil itu tertawa melihat wajah mamanya merajuk jelek sekali.

"Mam, mampir ke gramedia ya sebentar," Jessy menolehi  Anna."

"Bukannya baru beli buku Doraemon minggu lalu?"

Jessy memajukan bibirnya, pertanda bakal merajuk jika tak dituruti. Sedikit terpaksa akhinrya Anna menuruti putri kecilnya itu. Lagi pula Jessy rajin membaca meski baca komik. Biarlah saat ini sekedar latihan membaca dan hiburan bagi putrinya. Nanti  sedikit demi dikit ia akan  mengarahkan bacaan yang lebih bagus.

"Ayo lah, mama juga mau cari buku."

"Asyik, beli buku baru."

"Hem, dari pada beli boneka barbie."

Anna membatin, ia menipiskan bibir dan menyipitkan matanya.

Jessy segera berlari ke tempat biasa ia mendapatkan komik kesukaannya Doraemon. Gadis kecil itu mencari-cari nomer yang belum ia miliki.

Anna mengikuti dan berdiri tak jauh dari Jessy, ia memilih-milih buku motivasi.

Beberapa menit ia asyik memilih-milih. Sampai ia mendengar suara Jessy yang bicara dengan seseorang.

"I-ini buku Aku Om!"

Ia setengah berteriak, pada seorang laki-laki yang tiba-tiba mengambil bukunya.

"Coba kamu cari lagi, kan banyak. Om buru-buru."

"Om aja yang cari! aku juga buru-buru, mamaaa!"

Anna serta merta berbalik dan jantungnya gemuruh melihat laki-laki yang sangat ia benci.

Ia mendatangi Jessy dan membesarkan matanya.

"Mama, om itu mengambil buku yang sudah kupilih! Dia seenaknya Ma!"

Anna menatap pria tinggi menjulang di depan Jessy. Ia membesarkan matanya, lantas seperti seekor burung walet ia menyambar buku di tangan pria itu, lalu menarik lengan Jessy pergi.

Edwing tercekat. Ia tak menduga kalau gadis kecil yang ia ambil bukunya adalah putri Anna, sebab ia jelas sekali mendengar anak kecil itu memanggil Anna dengan Mama.

"Ibu Anna tunggu!"

Pria itu bergegas mengejar Anna dan anaknya. Terlihat Anna sudah maju ke meja kasir dan membayar. Lalu dengan cepat pergi membawa jessy.

Edwing melihat kemarahan di mata perempuan itu. Bahkan ia tak mengangkat telepon dan membalas pesan darinya. Pria itu putus asa. Ia harus membicarakan tentang bisnis mereka. Bagaimana pun ia mesti bisa bicara dengan Anna. Maka ia terus mengikuti Anna, setengah mengejarnya. Sesekali ia lihat putri kecil Anna menolehinya dengan mata terheran-heran.

"Pak satpam tolong hentikan mereka!"

Tiba-tiba Edwing berteriak, membuat satpam di pintu gerbang menghentikan Anna dan anaknya. Pria muda itu terengah-engah menghampiri Anna. Ia tak bisa melewati pintu yang dijaga dengan tali rantai yang terpasang.

"Bu, kita harus bicara."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan pak! saya bisa mencari pekerjaan lain kok, silahkan hapus saja blessing Sapphire dari perusahaan. Saya nggak masalah."

Edwing menghela napas.

"Iya, ibu harus menanda tangani beberapa dokumen mengenai penghapusan itu."

"Anda saja yang menanda tanganinya, toh itu kemauan anda."

"Bu Anna, jangan keras kepala. Besok saya tunggu ibu di kantor. Hargai saya ya Bu."

Suara laki-laki itu menggelegar membuat beberapa orang memperhatikan mereka. Anna menjadi malu menjadi tontonan. Bahkan ada yang sudah mengarahkan handphone ke mereka.

"Pak, tolong buka! biar kami bicara di luar."

Anna setengah memaksa. Akhirnya pak satpam menyingkirkan penghalang. Anna buru-buru pergi.

Edwing merasa ia tak bisa memaksa perempuan itu. Terlihat kalau Anna perempuan yang keras kepala dan pembangkang. Ia hanya menatap sosok ramping berisi yang tergesa menghindar darinya.

 

 

 

 

Bersambung

 

Hello, jangan lupa beri like, komen, bintang lima, vote juga ya. Author sangat berterima kasih.

 

 

Terpopuler

Comments

Dessy Rahayu

Dessy Rahayu

aku baru mampir...gaya bahasanya bagus ceritanya jg enak dibaca.yg like kok sedikit ya

2021-08-21

0

Nofi Kahza

Nofi Kahza

dr benci lama2 pling jd bucin😆

2021-08-15

0

Mommy Gyo

Mommy Gyo

3 like hadir thor mampir di karyaku cantik tapi berbahaya

2021-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter I. Perkenalan
2 Chapter 2. Pertengkaran
3 Chapter 3. Aku Benci Kepadamu
4 Chapter 4. Akhir Dari Gencetan Senjata
5 Chapter 5. Apa Maksudnya Pak Edwing Berlaku Begitu
6 Chapter 6. Mengejar Target
7 Chapter 7. Bertemu Client Besar
8 Chapter 8. Meeting Bisnis Akhir Tahun
9 Chapter 9. Bisnis Dan Jatuh Cinta
10 Chapter 10. Malam Penuh Makna
11 Chapter 11. Malam Penuh Makna 2
12 Chapter 12. Malam Penuh Makna 4
13 Chapter 13. Ajaran Moral Mama
14 Chapter 14. Selalu Ingin Bersama
15 Chapter 15. Risau
16 chapter 16. Pertemuan di Kereta
17 Chapter 17. Pria Dari Masa Lalu
18 chapter 18.Putus lah Sudah
19 Chapter 19. Teringat Masa Lalu
20 Chapter 20.Weekend
21 Chapter 21. Berusaha Lebih Keras
22 Chapter 22.Daddy Edwing
23 Chapter 23.Pinangan Edwing
24 Chapter 24. Selamat Tinggal
25 Chapter 25. Luka
26 Chapter 26. Saat Berpisah
27 Chapter 27. Tanpa Edwing
28 Chapter 28. Berlibur Bersama Bos Barbie
29 Chapter 29. Kebersamaan
30 Chapter 30. Sekuntum Mawar Merah Untuk Niki
31 Chapter 31. Niki, Kamu Ketahuan
32 Chapter 32. Niki, Anna dan Juliana
33 Chapter 33. Masalah Yang Melilit
34 Chapter 34. Edwing Kembali
35 Chapter 35. Edelweis
36 Chapter 36. Pantai Pangandaran
37 Chapter 37. Edwing Dan Cintanya
38 Chapter 38.Mengoyahkan Anna
39 Chapter 39. Mari Menikah
40 Chapter 40. Bram Menginginkan Rujuk Kembali
41 Chapter 41. Kesadaran Yang Terlambat
42 Episode 42. Galau
43 chapter 43. Drama pertengkaran
44 chapter 44. Drama Pertengkaran 2
45 Chapter 45. Bercumbu
46 Chapter 46. Melawan Bos Berbie
47 Chapter 47. Termotivasi
48 Chapter 48. Memikirkanmu
49 Chapter 49. Kedatangan Pria Royal
50 Chater 50. Pria Yang Meyakinkan
51 Chapter 51. Terulang Kembali
52 Chapter 52. Datang Kemudian Pergi
53 Chapter 53. Lega
54 Chapter 54. Bersama
55 Chapter 55. Hari Yang Indah
56 Chapter 56. Client Kakap
57 Chapter 57. Veronika si Pencuri
58 Chapter 58. Penjahat Cinta
59 Chapter 59. Abhi berakhir
60 Chapter 60. Percakapan Dua Sahabat
61 Chapter 61. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
62 Chapter 62. Mengantar Dia
63 Chapter 63.Pisah
64 Chapter 64. Pilihan Yang Berat
65 Chapter 65. Sambil Menunggu
66 Bertemu Ibu Ghita
67 Episode 67.Zona Nyaman
68 Chapter 68.Grup Mama Muda
69 Chapter 69. Mantan Anna
70 Chapter 70. Kerjasama
71 Chapter 71. Sikap Pak Edwing Yang Menjengkelkan
72 Chapter 72. Biarkan Dulu
73 Chapter 73. Cinta Lama
74 Chapter 174. Satria Atau Edwing
75 Chapter 175. Pesona Edwing
76 Chapter 176.Kejutan
77 chapter 77. Anna Dan Edwing Menikah Dan Hidup Bahagia
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Chapter I. Perkenalan
2
Chapter 2. Pertengkaran
3
Chapter 3. Aku Benci Kepadamu
4
Chapter 4. Akhir Dari Gencetan Senjata
5
Chapter 5. Apa Maksudnya Pak Edwing Berlaku Begitu
6
Chapter 6. Mengejar Target
7
Chapter 7. Bertemu Client Besar
8
Chapter 8. Meeting Bisnis Akhir Tahun
9
Chapter 9. Bisnis Dan Jatuh Cinta
10
Chapter 10. Malam Penuh Makna
11
Chapter 11. Malam Penuh Makna 2
12
Chapter 12. Malam Penuh Makna 4
13
Chapter 13. Ajaran Moral Mama
14
Chapter 14. Selalu Ingin Bersama
15
Chapter 15. Risau
16
chapter 16. Pertemuan di Kereta
17
Chapter 17. Pria Dari Masa Lalu
18
chapter 18.Putus lah Sudah
19
Chapter 19. Teringat Masa Lalu
20
Chapter 20.Weekend
21
Chapter 21. Berusaha Lebih Keras
22
Chapter 22.Daddy Edwing
23
Chapter 23.Pinangan Edwing
24
Chapter 24. Selamat Tinggal
25
Chapter 25. Luka
26
Chapter 26. Saat Berpisah
27
Chapter 27. Tanpa Edwing
28
Chapter 28. Berlibur Bersama Bos Barbie
29
Chapter 29. Kebersamaan
30
Chapter 30. Sekuntum Mawar Merah Untuk Niki
31
Chapter 31. Niki, Kamu Ketahuan
32
Chapter 32. Niki, Anna dan Juliana
33
Chapter 33. Masalah Yang Melilit
34
Chapter 34. Edwing Kembali
35
Chapter 35. Edelweis
36
Chapter 36. Pantai Pangandaran
37
Chapter 37. Edwing Dan Cintanya
38
Chapter 38.Mengoyahkan Anna
39
Chapter 39. Mari Menikah
40
Chapter 40. Bram Menginginkan Rujuk Kembali
41
Chapter 41. Kesadaran Yang Terlambat
42
Episode 42. Galau
43
chapter 43. Drama pertengkaran
44
chapter 44. Drama Pertengkaran 2
45
Chapter 45. Bercumbu
46
Chapter 46. Melawan Bos Berbie
47
Chapter 47. Termotivasi
48
Chapter 48. Memikirkanmu
49
Chapter 49. Kedatangan Pria Royal
50
Chater 50. Pria Yang Meyakinkan
51
Chapter 51. Terulang Kembali
52
Chapter 52. Datang Kemudian Pergi
53
Chapter 53. Lega
54
Chapter 54. Bersama
55
Chapter 55. Hari Yang Indah
56
Chapter 56. Client Kakap
57
Chapter 57. Veronika si Pencuri
58
Chapter 58. Penjahat Cinta
59
Chapter 59. Abhi berakhir
60
Chapter 60. Percakapan Dua Sahabat
61
Chapter 61. Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
62
Chapter 62. Mengantar Dia
63
Chapter 63.Pisah
64
Chapter 64. Pilihan Yang Berat
65
Chapter 65. Sambil Menunggu
66
Bertemu Ibu Ghita
67
Episode 67.Zona Nyaman
68
Chapter 68.Grup Mama Muda
69
Chapter 69. Mantan Anna
70
Chapter 70. Kerjasama
71
Chapter 71. Sikap Pak Edwing Yang Menjengkelkan
72
Chapter 72. Biarkan Dulu
73
Chapter 73. Cinta Lama
74
Chapter 174. Satria Atau Edwing
75
Chapter 175. Pesona Edwing
76
Chapter 176.Kejutan
77
chapter 77. Anna Dan Edwing Menikah Dan Hidup Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!