Chapter 5

Titik terlemah ku adalah ketika aku harus kehilangan orang-orang yang teramat berarti dalam hidup ku, kehilangan untuk selamanya dan tidak akan pernah kembali meski aku menangis darah sekali pun

...~Lidya Anggraeni~...

***

Hari sudah mulai sore, waktu pun sudah menunjukan pukul 16:00 WIB. Seperti yang tadi siang David ucap kan bahwa mereka ada meeting sore ini dan di sini lah mereka sekarang berada di salah satu ruangan di gedung pencakar langit milik Pradipta Corp, sore ini mereka akan meeting dengan salah satu perusahaan yang tidak kalah ternama nya dengan Pradipta Corp, yaitu MH Grub di bawah kepemimpinan Beni Mahendra yang akan segera perpindahan kepada putra nya setelah lulus kuliah nya nanti. Meeting tersebut berjalan lancar karena memang ini bukan lah yang pertama kali mereka membuat kesepakatan, tetapi sudah sering mereka bekerja sama selama ini tak heran hubungan kedua perusahaan ini sangat lah baik.

"Baiklah, terima kasih tuan Beni." ucapnya seraya berjabatan tangan.

"Sama-sama tuan Angga, saya senang bisa bekerja sama dengan anda." jawabnya "Kalo begitu saya pamit, sampai bertemu lagi nanti di acara peresmian." lanjutnya.

Meeting mereka selesai pihak dari MH Grub sudah meninggal kan ruangan, dan Angga pun sudah kembali ke ruangan nya untuk menyelesaikan sedik pekerjaan nya yang tersisa, benar-benar gila kerja.

Ckelek

Pintu ruangan terbuka menampakkan David dengan seringai jahilnya, sungguh asisten gak ada akhlak masuk tanpa permisi dan tersenyum tanpa dosa. Angga yang sedang fokus pada pekerjaan nya hanya melirik sebentar lalu kembali fokus lagi, bukan apa-apa dia hanya malas jika harus meladeni asisten nya ini, sudah terlihat dari raut wajah nya, senyum jahil nya sudah tersirat bisa di pastikan dia datang bukan untuk membantu tapi untuk menambah pikiran.

"Apa yang kau mau Dav? jangan mengganggu ku, kau lihat aku masih ada pekerjaan." ucapnya. "Jika tidak ada hal penting maka pergilah" lanjutnya lagi. Angga berujar tanpa menoleh pada David pandangan nya masih fokus pada berkas-berkas di hadapan nya.

"Oh bos ku ini memang pengertian." katanya cekikikan.

"Sudah ku katakan jangan membuang-buang waktu ku cepat katakan apa mau mu!" tegasnya masih tidak menoleh kearah David.

"Aku ingin mempertemukan mu dengan jodoh mu, bagaimana apa kau mau bertemu hmm?" tanya nya yang akhirnya to the point.

"Masih belum nyerah juga kamu Dav? dikasih apa sebenernya kamu oleh orang tua ku?" tanyanya. Angga tau kenapa asisten plus sahabat nya ini begitu kekeh untuk mengenalkan nya dengan seorang gadis, tidak lain dan tidak bukan karena orang tua nya.

"Bos itu semua juga demi kebaikan mu, aku sih baik mau bantuin bos." jawabnya dengan tulus.

Ya, David tidak pernah menerima imbalan apa pun jika untuk mengenalkan Angga apa seorang gadis, karena dia melakukan itu sebagai seorang sahabat, meski orang tua Angga selalu memaksa David untuk menerima imbalan dari mereka, tapi David akan menolak terkecuali gaji nya di kantor sebagai asisten pribadi.

Angga menghela nafas berat menyandarkan kepalanya lalu memijit pelipisnya pelan, memejamkan mata nya sebentar lalu membuka nya. Dia tau orang tua nya hanya ingin yang terbaik untuk anak nya ini tetapi, Angga juga tidak bisa memaksakan hati nya dia masih butuh waktu untuk bisa melupakan semua nya dan memulai lagi, meski sebenarnya Angga sudah membuang waktu cukup lama 2 tahun tetapi dia masih belum siap jika harus memulai lagi, dia masih butuh waktu.

"Menurutmu Dav apa akan baik bagi ku jika memulai lagi sekarang?" tanyanya seraya menoleh ke arah David yang kini tengah duduk di sofa. "Apa aku tidak akan mengecewakan orang tua ku, dan dia gadis yang ingin kau kenal kan dengan ku?" lanjutnya.

"Aku tau mungkin akan sulit di awal, tapi apa susah nya di coba lebih dulu siapa tau kau akan menyukai nya setelah kau mengenal nya, karena itu temui dia sekali saja." jelas David mencoba memberi pengertian.

"Apa gadis itu juga sudah menyetujui rencana kalian?" lanjutnya kembali bertanya.

"Hmm...belum hehee." jawab David seraya menyeringai

"Terus kenapa memaksa ku seperti ini jika dia saja belum tentu mau dengan ku?" Angga tak habis pikir dengan kedua orang tuanya dan David ini.

"Karena yang terpenting adalah bos dulu, gadis itu belakangan, kan kalo bos sudah setuju tinggal di deketing aja gampang kan?" ucapnya. "lagian juga dia gadis nya baik Wellcome kesemua orang mudah berbaur dan akrab kepada orang lain so tidak perlu mengkhawatir dia." lanjutnya.

"Kalian ini kenapa seperti itu bagaiman jika dia sudah memiliki kekasih, atau dia mencintai orang lain? aku tidak mau ada paksaan baik untuk ku atau untuk nya." tutur Angga dengan tegas di kalimat nya.

"Ya gampang tinggal bos nya mau dan bos buat dia jatuh cinta pada bos tidak sulit bukan." jawabnya santai.

"Sudah lah aku tidak mau jangan memaksa ku lagi, atau aku akan mengambil alih perusahaan yang ada di Sydney dan akan menetap di sana. Katakan itu pada orang tua ku!" ancam Angga tidak main-main.

Angga selama 2 tahun belakangan ini dia memilih tinggal sendiri di Apartemen milik nya, bukan tanpa alasan dia tinggal sendiri tapi untuk nya menenangkan diri dan menghindari beberapa perjodohan yang orang tua nya buat untuk nya tanpa persetujuan nya.

"Baiklah terserah padamu, aku sudah lelah terus membujuk mu." jawab David pasrah. David sendiri sebenarnya sudah lelah, jujur saja jika bukan orang tua Angga yang terus meminta nya dia tidak akan melakukan semua ini.

Tidak ada lagi percakapan diantara mereka Angga memilih fokus kembali pada pekerjaan nya dan David memilih memejamkan matanya di sofa yang ada di sana, lelah karena pekerjaan nya seharian ini dan lelah karena mencari akal untuk bisa membujuk Angga yang pada akhirnya tidak pernah ada hasilnya.

***

Hari mulai gelap waktu pun menunjukkan pukul 18:30 WIB, Lidya baru saja selesai dengan pekerjaan nya dan kini tengah bersiap-siap untuk pulang. Setelah satu minggu kepergian bunda nya dan setelah beberapa hari istirahat karena badan nya sempat drop Lidya akhirnya bisa kembali bekerja, Lidya bekerja paruh waktu di sebuah caffe dia akan bekerja ketika jam kampusnya usai dan dia akan pulang biasanya pada saat caffe tutup pukul 20:00 WIB tetapi, karena tadi siang dia datang awal dan bekerja lebih awal dari jadwal kerjanya dia di perbolehkan pulang lebih awal.

"Lin aku pulang duluan ya." pamitnya kepada teman seprofesi nya yang bernama Lina.

"Iya hati-hati Lid!" jawabnya seraya tersenyum kearah Lidya.

"Iya."

Lidya bergegas keluar dari caffe tersebut dengan menyoren tas selempang milik nya, berjalan kearah halte yang tak jauh dari sana untuk menunggu bus di sana. Selang beberapa menit Lidya duduk di halte nampak bus yang Lidya tunggu tiba, dia segera menaiki bus tersebut dan duduk di kursi dekat jendela, Lidya menyandarkan kepalanya yang terasa berat mungkin karena lelah seharian ini, memejamkan mata nya selama perjalanan pulang gadis itu benar-benar kelelahan lihat saja dia terpejam dan langsung hanyut dengan alam bawah sadarnya.

Tepat di halte berikut nya bus tersebut berhenti Lidya pun tersadar ternyata dia sudah tiba di tujuan nya, segera turun dari sana dan langsung bergegas berjalan menyusuri jalan menuju rumah nya. Terus melangkah kan kaki nya menuju rumah sederhana peninggalan ayah bunda nya, sampai langkahnya terhenti tepat di depan rumah berpagar hitam dan ukuran rumah yang tidak begitu luas sederhana tetapi nyaman, lihat saja halaman rumah yang bersih, rapih, dan ada beberapa bunga-bunga indah kesayangan bunda nya.

Merogoh kunci rumah dalam tas selempang yang ia kenakan dan segera membuka pintu rumah, setelah pintu rumah terbuka Lidya segera melangkah masuk hal pertama yang Lidya rasakan ketika masuk kedalam rumah adalah sepi, sunyi, hampa yang biasanya ketika ia pulang akan di bukakan pintu dan di sambut dengan senyuman manis bunda nya kini itu semua tidak ada lagi, yang biasanya dia pada saat melangkah kan kaki nya menuju dapur sudah ada makanan favorit nya kini itu semua sudah tidak ada lagi, dia harus memasak sendiri melakukan apapun sendiri mulai sekarang. Lidya memang bukan gadis manja dia adalah gadis mandiri dan dewasa pemikiran nya tetapi tetap saja ada saat nya dia juga bermanja-manja terhadap bunda nya.

"Huufss....!!Sepi banget ini rumah ternyata kalo cuma di tempati satu orang." gumamnya.

"Jadi kangen sama bunda." lirihnya sambil menatap foto keluarga yang terpajang di dinding ruangan tamu.

Tidak ingin berlama-lama larut dalam lamunannya Lidya segera masuk kedalam kamar miliknya, dia bergegas untuk membersihkan tubuh nya terlebih dahulu lalu setelah itu dia akan mengistirahatkan tubuh nya yang terasa remuk ini. Setelah ritual mandi selesai dia segera bergerak menuju meja riasnya, duduk di kursi depan cermin dengan cekatan dia segera menggunakan crem perawatan kecantikan malam nya tak lupa juga body lottion nya, setelah di rasa cukup dengan perawatan malam sederhana nya dia segera naik keatas ranjang miliknya.

Merebahkan tubuhnya dengan pandangan keatas memandangi langit-langit kamar berwarna putih polos, Lidya menatap kosong kearah langit-langitnya dia menerawang jauh akan nasib dan takdir, hidup sendiri seperti itu siapa yang menginginkan semua itu tidak ada orang yang ingin hidup sendiri bukan? terlebih lagi dia hidup sendiri karena ditinggal untuk selamanya.

"Kenapa harus Lidya yang ngalamin semua ini?" pertanyaan itu lolos dari hati dan mulut Lidya begitu saja.

"Apa aku sekuat itu? kalo iya kenapa aku merasa sangat lemah dan tak berdaya setiap mengingat takdir hidup ku." Lidya terus bertanya dan berbicara pada dirinya sendiri.

"Aku hanyalah manusia biasa memiliki kelemahan dan kekurangan dalam diriku, jika bisa aku memohon maka aku hanya ingin kau menjadikan ku lebih kuat lagi dalam menghadapi ini semua, lebih sabar dan ikhlas menerima nya." Lama Lidya terus bergumam dan memohon agar lebih di kuatkan, tak terasa matanya mulai terpejam.

Tak butuh waktu lama untuk Lidya berlayar di alam bawah sadar nya, lelah bekerja dan leleh berpikir akan takdir dan hidup nya membuat Lidya cepat terhanyut dalam tidur nya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

SELAMAT DATANG DI NOVEL KU....SEMOGA SEMUANYA SUKA YA, AKU MOHON MAAF SEBELUMNYA BILA NOVEL INI BANYAK TYPO NYA DAN JUGA ALUR CERITANYA YANG MEMBOSANKAN, JUJUR AKU SENDIRI MASIH DALAM TAHAP PROSES BELAJAR JADI MOHON PENGERTIAN SEMUANYA, AKU JUGA MOHON DUKUNGAN NYA DENGAN CARA LIKE....COMENT....HADIAH...JANGAN LUPA JUGA KLIK TOMBOL FAVORIT NYA SUPAYA DAPAT NOTIF KETIAK AKAU UP LAGI, DAN AKU JUGA MINTA VOTE NYA. JANGAN MAU JADI PEMBACA GELAP YA SAYANG SAYANG NYA AKU KASIAN AKU JUGA BUTUH DUKUNGAN DAN PENYEMANGAT UNTUK UP LAGI. TERIMA KASIH 🥰🤗😍

HAPPY READING 🤗😍

FOLLOW IG:@mirnaazahra14

Terpopuler

Comments

Ratna0789

Ratna0789

Mampir disini, salam kenal kak.

Jika berkenan mampir di judul

"Cinta Devan Untuk Naya" semangat aku datang bawa like, rate dan bunga

2021-12-18

0

Dwi Alviana

Dwi Alviana

masih meraba hehe

2021-11-06

0

Vina Eerrrrr

Vina Eerrrrr

bantu like

2021-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!