Chapter 3

Melupakan mu yang telah hadir dan bertahta sangat sulit untuk ku, haruskah aku menyalahkan diriku sendiri telah mencintai orang yang salah ataukah menyalah kan cinta yang hadir tanpa perduli pada siapa dia berlabuh.

...~Anggara Pradipta~...

***

Di dalam ruangan yang berada di salah satu gedung pencakar langit, ruangan yang besar dengan interior yang berbeda dengan ruangan kerja lainnya, berada di lantai atas dengan ruangan yang langsung menghadap pemandangan kota. Direktur utama itu lah tulisan yang terpampang jelas di depan ruangan itu, pantas saja berbeda dengan ruangan yang lain ternyata ruangan direktur utama Pradipta Corp, putra tunggal sekaligus pewaris tunggal Pradipta Corp.

Seorang lelaki tampan berwibawa, tubuh atletis memiliki sifat dingin, tegas dan juga terkenal akan kedisiplinan nya dalam bekerja, menambah karisma seorang pewaris tunggal Pradipta Corp Anggara Pradipta putra tunggal Hardi Pradipta dan Winda Kusuma. Memiliki keluarga yang harmonis, tidak pernah membeda-bedakan kasta, perusahaan yang maju dan tersohor di kota itu, beruntung bukan takdir yang dia dapat tapi siapa sangka ternyata itu semua tidak bisa menjaminkan dia dalam perihal cinta.

Duduk di kursi kebesaran nya, dengan mata yang fokus menatap layar laptop di hadapan dia berkutat beberapa saat sampai terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok...

Tok...

Tok...

Terdengar suara ketukan pintu dari luar sana setelah orang di dalam ruangan itu menekan sebuah tombol pintu ruangan itu terbuka.

Ckelek

Suara pintu di buka menampakan seorang lelaki gagah dan tak kalah tampan dari nya, berjalan ke arah nya membungkuk kan badan nya memberi hormat kepada sang atasan. "Maaf bos, ini dokumen yang harus anda pelajari untuk meeting sore nanti." Kata nya.

Dan di balas deheman oleh Angga."Hmm."

"Bos jam istirahat nih ke kafe yuk!" ajak nya.

Kenapa dia berani berkata demikian kepada sang atasan? padahal dia adalah asisten pribadi nya. Davidson Haeri asisten pribadi Anggara Pradipta sekaligus sahabat baik nya, David dan Angga bersahabat sejak masih SMA dulu karena itu mereka sangat dekat dan tak heran bila David seberani itu, tapi jangan salah David akan bersikap profesional dalam bekerja dan akan bersikap seperti sekarang ketika jam Istirahat atau di luar jam kerja lain nya.

"Bos ayo lah asisten mu ini perlu asupan makanan." lanjut nya. Tetapi Angga hanya memutar bola matanya malas, dan beranjak dengan malas nya.

"Bawel banget sih punya asisten." ujar Angga.

David hanya cengar-cengir saja tidak maslah meski di sebut bawel toh itu memang benar pikiran nya. Angga berlalu lebih dulu meninggalkan David yang masih di ruangan nya.

"Lah bos tadi di ajak malas-malasan, sekarang malah jalan duluan." David menggerutu bos sekaligus sahabat nya itu.

"Heran gw punya bos gini amat." lanjutnya.David segera berlari mengejar Angga masuk ke dalam lift.

"Lelet banget, tadi ngajakin sekarang diri nya sendiri yang malas-malasan." Angga berucap menyindir David.

"Bukan malas-malasan bos, tapi gw tadi cuma speckles liat lo jalan duluan." jawabnya asal.

Angga mengerutkan keningnya bingung asisten plus sahabat nya ini suka sekali memberi jawaban yang susah di mengerti oleh nya. "Speckles liat gw jalan duluan? memang nya ada yang aneh dengan gw jalan duluan." tanya nya heran.

"Ah sudah lah, bos tidak akan mengerti." jawabnya santai.

"Ck gw bos nya, dan asisten yang bersikap semaunya."Angga berdecak. Dia heran kenapa asisten nya ini selalu punya cara untuk membuat nya kesal.

"Hhaa.... itu karena asisten mu ini jauh lebih pintar dari mu bos." jawab nya lagi dengan membanggakan diri.

Angga hanya memutar bola mata malas tidak berniat menjawab David lagi karena dia tau tidak akan ada habis nya menjawab setiap perkataan David. Samapi pintu lift terbuka mereka segera berjalan ke luar dan menuju cafe yang ada di depan gedung kantor tersebut.

"Bos gw punya kenalan cewek cantik banget temen nya adek gw." David memulai pembicaraan. Mereka kini sudah berada di cafe dan sudah duduk di meja pojok sana.

"CK gak berselera gw sama bocah." jawab Angga. Dia tau jika yang di maksud oleh David adalah teman dari adik nya sudah pasti dia masih kuliah.

"GK usah bawa-bawa umur bos, dia itu beda lebih dewasa dari yang lain. Meski umur nya muda gw akui itu." ini sudah kesekian kalinya David mencoba mengenlkan Angga dengan seorang gadis tapi dia selalu menolak alasannya karena dia masih belum bisa melupakan mantan kekasih nya, lebih tepat nya belum lupa pengkhianatan nya.

"Sedewasa apa dia hah? adek lo aja masih sering manja manjaan sama lo." jawab Angga tak mau kalah. Angga yakin pasti gadis yang di maksud David tidak akan jauh berbeda dengan adik nya.

"Haiss,,,serah lo dah. Tapi, lain kali gw kenalin kalian berdua pasti cocok." Imbuh David tidak menyerah. David masih tak menyerah karena dia yakin gadis ini sangat cocok dengan Angga.

Angga tak menjawab David, dia sudah terlalu malas jika membahas perihal perempuan yang dulu saja masih mengganggu pikiran dan hati nya. Menghela nafas nya panjang menerawang jauh dengan pandangan yang lurus ke depan.

'Bahkan setelah 2 tahun berlalu tapi aku masih saja tidak bisa menerima gadis lain setelah pengkhianatan mu. Entah karena aku takut untuk di khianati lagi atau aku yang tak mampu melupakan mu.' Gumam nya dalam hati.

Angga masih menatap kedepan samapi mata nya tak sengaja melihat seorang gadis yang berlari kecil menuju cafe tersebut tak terasa bibir atas nya terangkat keatas melihat entah apa yang dia pikir kan melihat gadis yang tengah berlari kecil ke arah cafe itu seakan mampu menarik atensi seorang Anggara Pradipta.

Tak berapa lama gadis itu masuk kedalam cafe dan berjalan kearah belakang cafe, Angga semakin di buat penasaran yang tadi nya Angga pikir gadis itu mungkin memiliki janji dengan kekasih nya tapi ini dia malah masuk ke belakang cafe.

"Bos lo liatin apa sih anteng bener." David berkata sambil menepuk pundak Angga. Heran, oh tentu David heran pasalnya Angga tak bergeming sedikit pun dan masih anteng dengan tatapan nya.

"Asisten gak ada akhlak, maen tepuk-tepuk aja nih pundak." cibir Angga kesal. Bagi mana tidak dia tengah menerawang jauh dan David malah mengganggu nya.

"Bos lo yakin gak mau gw kenalin sama gadis yang gw maksud." tanya David memastikan.

"Gak!" jawabnya singkat sambil menyeruput Capuccino milik nya.

"Huuffhh." David menghela nafas nya panjang tak habis pikir dengan bos nya ini.

Angga tak mau lagi beradu argumem dengan David dia lebih memilih mengedarkan pandangannya mencari-cari keberadaan gadis tadi, dia juga tidak lupa bahwa gadis tadi masuk kedalam caffe dan berjalan kearah belakang caffe pasti salah satu pegawai caffe ini pikirnya. Dan benar saja gadis itu keluar dia sudah mengenakan apron kebanggaan caffe tersebut dan segera berjalan kearah meja kasir.

'Oh benar kan dugaan ku, dia bekerja di sini.' Angga berbicara dalam hati.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Next<<

Happy reading 🥰🥰

Mohon dukungan semua nya....❤️🤗🤗

Like..... Coment.... Hadiah nya jangan lupa❤️🤗😍🥰

Follow Ig:@mirnaazahra14

Terpopuler

Comments

Aprilianana

Aprilianana

uhuyyy cemungut thorrr

2021-11-07

0

EroSenpai

EroSenpai

semangat auhtor!

2021-08-08

1

coco

coco

semangat up kk.

jgn lupa mampir

2021-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!