TCSD 4 : Menyusun Rencana

Tubuh wanita itu menggeliat tatkala merasakan ada sesuatu yang menyentuh pipinya. Matanya mengerjab dan sedikit memincing ketika sinar matahari mulai menerobos masuk melalui celah-celah jendela kamar yang terasa begitu menusuk kornea matanya.

"Selamat pagi Sayang!"

Ucapan selamat pagi dari seorang lelaki terdengar begitu lembut di telinga Dita. Siapa lagi lelaki itu jika bukan Dewa, suaminya. Dita mengulas sedikit senyumnya dan mulai menggeser tubuhnya untuk bersandar di head board ranjang sembari mengikat rambutnya asal.

"Pagi juga Sayang. Kamu sudah siap ke kantor?"

Dewa tersenyum simpul. "Iya Sayang, hari ini aku ada meeting pagi bersama relasi." Dewa mengusap pipi Dita dengan lembut. "Tubuh kamu nampak kelelahan Sayang, apakah di rumah ini kamu selalu melakukan aktivitas yang berat?"

Dewa sedikit penasaran dengan tubuh sang istri yang sering kali terlihat begitu lelah di saat sedang bangun tidur. Layaknya seseorang yang tenaganya begitu terforsir. Bahkan ia sering mendengar sang istri mengeluh tubuhnya terasa lelah tiada terkira.

Dita hanya tersenyum kecut. Di dalam hati ia membenarkan sebagian yang dikatakan oleh suaminya ini.

Jelas saja aku terlihat lelah karena hampir tiap malam sebelum kamu pulang, aku selalu berolahraga malam dengan Damar. Lelaki itu sungguh perkasa sampai-sampai membuatku kelelahan.

"Aaahhhh... Mungkin itu semua hanya perasaanmu saja Sayang. Aku baik-baik saja."

Dahi Dewa sedikit mengerut. "Benarkah seperti itu Sayang? Aku merasa tubuh kamu begitu kelelahan, namun raut wajahmu nampak berseri-seri. Apakah saat ini kamu sedang berbahagia?"

Dita tergelak. Ia kemudian merapatkan tubuhnya di dekapan sang suami. "Jelas aku sangat bahagia Sayang. Mendapatkan seorang suami seperti kamu yang tampan, kaya, dan pastinya sangat mencintaiku. Aku sangat bahagia Sayang."

Mendengar ucapan sang istri membuat hati Dewa berbunga-bunga. Ia teramat bahagia melihat Dita yang bisa bertahan di sisinya meskipun saat ini keadaannya tidak lagi sempurna. Ia mengecup pucuk kepala Dita dengan penuh kasih. "Aku juga berbahagia mendapatkan seorang istri seperti kamu, Sayang. Terimakasih karena kamu masih bertahan di sisiku meskipun aku belum bisa sepenuhnya membahagiakan kamu."

Dita tersenyum miring.

Dasar lelaki bo*doh. Siapa juga yang mau bertahan di sisimu? Aku bertahan di sisimu karena kamu adalah sumber uangku. Sedangkan untuk urusan ranjang, kamu salah besar jika menganggapku setia kepadamu. Aku sudah memiliki partner bercinta yang bisa selalu memuaskanku. Jadi berapa lama kamu terkena impoten itu, aku sama sekali tidak perduli karena Damar sudah memberikan apa yang aku butuhkan.

"Sayang, rasa-rasanya aku ingin tidur seharian, kamu turun sendiri ya. Aku masih ingin berada di dalam kamar."

Dewa mengusap kepala Dita sembari tersenyum manis. "Baiklah Sayang, nanti aku akan meminta bibi untuk membawakanmu sarapan pagi."

"Terimakasih banyak suamiku!"

"Sama-sama istriku!"

Dewa melenggang pergi meninggalkan kamar untuk menuju ruang makan yang pastinya sudah ada oma Widuri yang menunggunya.

"Selamat pagi Oma!"

Oma Widuri menoleh ke arah samping dan menyambut kehadiran sang cucu dengan senyum yang merekah. "Selamat pagi cucuku yang paling tampan. Ayo duduk! Kita sarapan bersama."

Dewa mengangguk perlahan dan mulai mendaratkan bokongnya di atas kursi makan. Oma Widuri sedikit keheranan melihat sang cucu yang sendirian menuju ruang makan.

"Istri kamu di mana Wa? Kok tidak ikut sarapan?"

Dewa mengambil dua centong nasi untuk mengisi piringnya. Ia tambahkan semur daging dan juga tumis kangkung dan perlahan mulai ia masukkan ke dalam mulutnya. "Dita sedang malas keluar kamar, Oma. Katanya, dia ingin seharian berada di dalam kamar."

Oma Widuri yang sedang menikmati sarapan paginya sedikit terperangah. "Istrimu sakit Wa?"

"Tidak Oma. Dita tidak sakit. Dia hanya sedang merasa malas keluar kamar."

Oma Widuri mengangguk-anggukkan kepalanya mencoba memahami apa yang diucapkan oleh Dewa. "Oma lihat akhir-akhir ini istri kamu sedikit lebih aneh Wa."

Kini giliran dahi Dewa yang sedikit mengernyit. "Aneh? Aneh bagaimana maksud Oma?"

"Ya, istri kamu itu jadi sering nampak malas-malasan di kamar. Bahkan lebih sering tidur. Seperti wanita yang sedang hamil."

Oma Widuri sengaja menekankan kalimat hamil untuk memancing rasa penasaran Dewa. Ia berharap sang cucu akan bertanya hal yang lebih jauh lagi.

Dewa tergelak. "Oma bicara apa? Bagaimana mungkin Dita hamil, Oma. Bahkan sejak satu minggu dari hari pernikahan Dewa dan Dita sampai sekarang, Dewa tidak pernah berhubungan dengan Dita, lalu bagaimana bisa Dita hamil?"

Oma Widuri menghela nafas dalam. "Ya itu hanya pikiran Oma saja Wa. Oma hanya merasa Dita seperti wanita yang tengah hamil muda."

Dewa terkekeh kecil. "Oma ini ada-ada saja." Dewa meneguk air putih yang ada di hadapannya. Ia beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah oma Widuri. Ia peluk erat tubuh sang nenek dan mencium pipinya. "Oma, Dewa berangkat terlebih dahulu ya. Mumpung masih pagi, kalau sedikit lebih siang, jalanan sering macet."

"Baiklah. Hati-hati di jalan Wa. Semoga hari-harimu selalu menyenangkan."

"Terimakasih banyak Oma sayang."

Lelaki berusia tiga puluh tujuh tahun itu perlahan melenggang pergi meninggalkan ruang makan dan menuju mobil yang sudah siap di depan garasi.

"Selamat pagi pak Dewa. Mau berangkat?"

Damar, security rumah oma Widuri dengan senyum sumringah menyambut kehadiran sang cucu majikan. Lelaki berusia empat puluh lima tahun, namun masih terlihat begitu gagah dan tampan. Segala pesona di dalam dirinya lah yang mungkin membuat istri dari majikannya ini mudah untuk ia taklukkan.

Dewa sedikit mengulas senyum. Di mata Dewa, Damar merupakan salah satu pekerja di yang memiliki kinerja yang sangat baik. Sejauh ini, pekerjaan Damar selalu memuaskan.

"Pagi juga pak Damar. Bagaimana keadaan rumah belakangan ini? Cukup aman bukan? Karena saya sering mendengar, akhir-akhir ini sedang marak kasus perampokan."

Dewa tersenyum simpul. "Saya pastikan keadaan rumah tetap aman Pak. Saya akan selalu mengerahkan tenaga dan keahlian saya untuk memastikan bahwa rumah pak Dewa selalu aman."

"Bagus kalau begitu Pak. Pertahankan agar tetap seperti ini."

"Baik pak Dewa!"

Dewa mulai masuk ke dalam mobil. Ia duduk di bangku kemudi dan mulai melajukan mobilnya. Mobil yang dikemudikan oleh Dewa bergerak pelan dan mulai menghilang dari pandangan mata Damar.

Damar tersenyum simpul melihat bayangan mobil sang majikan dari tempatnya berdiri. Dari raut wajah lelaki itu seperti mengisyaratkan bahwa ia begitu menikmati perannya saat ini. Seorang security yang sekaligus menjadi simpanan istri sang majikan.

Di atas buku nikah, Dita memang milikmu, namun di atas ranjang, sepenuhnya Dita adalah milikku. Kasihan sekali kamu pak Dewa, ketika keadaanmu kembali pulih, kamu hanya akan menikmati sisaku. Karena selama ini, akulah yang menikmati sepenuhnya tubuh istrimu.

***

"Nyonya besar sedang memikirkan apa? Mengapa saya lihat, Nyonya besar begitu gelisah?"

Mbok Darmi, yang merupakan asisten rumah tangga yang sudah sepuluh tahun ikut bersama oma Widuri, nampak sedikit keheranan melihat sang majikan yang sedikit gelisah. Sedari tadi mbok Darmi melihat oma Widuri mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas meja.

"Darmi, di mana Kasim? Aku ingin meminta bantuan kepadanya."

"Sebentar ya Nyah, saya panggilkan Kasim terlebih dahulu."

Mbok Darmi menjalankan perintah sang majikan untuk memanggil Kasim yang merupakan tukang kebun di rumah ini. Tak selang lama, mbok Darmi kembali menemui oma Widuri bersama Kasim.

"Nyonya memanggil saya?"

"Sim, aku ingin meminta tolong kepadamu."

"Apa itu Nyah?"

"Tolong pasang CCTV di kamar yang berada di dekat gudang."

Pak Kasim hanya bisa terperangah. Ia sedikit terkejut karena tidak biasanya sang majikan meminta tolong kepadanya untuk hal-hal seperti ini. "Maaf jika saya lancang, Nyah. Namun kalau boleh tahu, untuk apa CCTV di kamar itu Nyah?"

Oma membuang nafas sedikit kasar. "Sudah, lakukan saja apa yang menjadi kemauanku ini Sim. Dan ingat, pasang CCTV itu di tempat yang tersembunyi. Dan pastikan tidak ada seorang pun yang tahu."

"Baiklah Nyah. Saya akan melakukannya."

"Bagus Sim, untuk pekerjaan ini, aku akan memberikan bonus untukmu. Dan aku akan me......"

Hoekkk... Hoekkk.... Hoeekkkk...

Ucapan oma Widuri terpangkas tatkala mendengar suara seorang wanita yang sedang muntah-muntah. Dahi oma Widuri sedikit mengernyit. "Darmi, kamu mendengar suara itu juga bukan? Siapa yang muntah-muntah di pagi hari ini?"

Mbok Darmi mulai menajamkan indera pendengarannya. "Sepertinya dari kamar tuan Dewa, Nyah."

Senyum manis tetiba terbit di bibir oma Widuri. Ia merasa sangat bahagia mendengar Dita muntah-muntah. Ini bisa menjadi satu jalan untuk membuktikan bahwa saat ini Dita sedang berbadan dua.

Bagus, aku pastikan sebentar lagi kamu akan menerima balasannya Ta. Namun aku akan tetap memasang CCTV di dalam kamar itu. Aku harap hal itu dapat memperkuat bukti yang aku punya, untuk menyingkirkanmu dari kehidupan cucuku. Dewa, meskipun nantinya hal itu akan sangat menyakiti hatimu, Oma harap kamu bisa kuat dalam menghadapinya. Dan untuk kamu Ta, kamulah yang sudah bermain api, maka bersiaplah jika sampai api itu akan membakar tubuhmu dengan sendirinya.

.

.

. bersambung....

Terpopuler

Comments

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

semangat oma

2024-03-02

0

Ferra Yhanti

Ferra Yhanti

hebat Oma 👍💪 selamat menikmati Dita 🤭

2023-01-29

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

bagus Oma.

2022-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 TCSD 1 : Sebuah Ancaman
2 TCSD 2 : Main Belakang
3 TCSD 3 : Ibu
4 TCSD 4 : Menyusun Rencana
5 TCSD 5 : Ayah
6 TCSD 6 : Menjalankan Rencana
7 TCSD 7 : Terbongkar
8 TCSD 8 : Kita Bercerai Saja
9 TCSD 9 : Kedatangan Juragan Karta
10 TCSD 10 : Berpisah
11 TCSD 11 : Mbak Kunti
12 TCSD 12 : Turn On
13 TCSD 13 : Melarikan Diri Lagi
14 TCSD 14 : Di Dalam Gua
15 TCSD 15 : Basah
16 TCSD 16 : Bisikan Malaikat VS Bisikan Setan
17 TCSD 17 : Perjanjian Dengan Juragan Karta
18 TCSD 18 : Hal Aneh
19 TCSD 19 : Upaya Pencarian
20 TCSD 20 : Ular
21 TCSD 21 : Perkenalan Kita
22 TCSD 22 : Apakah Ini Cinta?
23 TCSD 23 : Dinner
24 TCSD 24 : Di Bawah Purnama
25 TCSD 25 : Khayalan Tingkat Tinggi
26 TCSD 26 : Kue Ulang Tahun
27 TCSD 27 : Hangat
28 TCSD 28 : Berpayung Langit
29 TCSD 29 : Mendadak Viral
30 TCSD 30 : Shopping
31 TCSD 31 : Makam dan Pasar Malam
32 TCSD 32 : Chemistry di Dalam Cotton Candy
33 TCSD 33 : Jejak Mara
34 TCSD 34 : Ulalaalaaaa
35 TCSD 35 : 40 B
36 TCSD 36 : Tanda Bahaya
37 TCSD 37 : Gagalnya Rencana Pertama
38 TCSD 38 : Jahil
39 TCSD 39: Tanggung Jawab
40 TCSD 40 : Manja
41 TCSD 41 : Rencana Kedua
42 TCSD 42 : Menyelami Perasaan
43 TCSD 43 : Gadis Lima Milyar
44 TCSD 44 : Tertipu?
45 TCSD 45 : Memperdayai
46 TCSD 46 : Mara Dalam Bahaya?
47 TCSD 47 : Kembali
48 TCSD 48 : Para Istri
49 TCSD 49 : Kamu Melupakan Satu Hal, Dewa!
50 TCSD 50 : Amarah Karta
51 TCSD 51 : Kota Hujan
52 TCSD 52 : Interview
53 TCSD 53 : Pertemuan Kembali
54 TCSD 54 : Jurang
55 TCSD 55 : Satu Bukti
56 TCSD 56 : Mencarimu
57 TCSD 57 : Memintamu Kembali
58 TCSD 58 : Terjebak Dalam Pikiran Sendiri
59 TCSD 59 : Orang Kaya Baru
60 TCSD 60 : Kan, Kan, Kan, Apes Lagi
61 TCSD 61 : Dilarikan ke Rumah Sakit
62 TCSD 62 : Calon Cucu Menantu
63 TCSD 63 : Segeralah Menikah
64 TCSD 64 : Menerima
65 TCSD 65 : Meminta Restu
66 TCSD 66 : Lagi Ra! Lagi!
67 TCSD 67 : Kepergok
68 TCSD 68 : Pahlawan Kesiangan?
69 TCSD 69 : Menikahlah Denganku
70 TCSD 70 : Terjerat
71 TCSD 71 : Satu Minggu Lagi
72 TCSD 72 : Jogja Lagi
73 TCSD 73 : Menikah
74 TCSD 74 : Resepsi (Spesial Part DeRa, Author, dan Para Pembaca)
75 TCSD 75 : Saling Mencurahkan Isi Hati
76 TCSD 76 : Pemanasan
77 TCSD 77 : Setelah Sekian Purnama
78 TCSD 78 : Lagi, Di Dalam Kamar Mandi
79 TCSD 79 : Demam
80 TCSD 80 : Bubur Ayam Penebus Dosa #1
81 TCSD 81 : Bubur Ayam Penebus Dosa #2
82 TCSD 82 : Penuh Cinta
83 TCSD 83 : Punggung nan Menggoda
84 TCSD 84 : Nyaman
85 TCSD 85 : Tiada
86 TCSD 86 : Pelangi
87 TCSD 87 : Jogja dan Bogor
88 TCSD 88 : Sofa
89 TCSD 89 : Kembali
90 TCSD 90 : Tertipu
91 TCSD 91 : Vila
92 TCSD 92 : Manis Madu
93 TCSD 93 : Keinginan
94 TCSD 94 : Menikmati Pagi
95 TCSD 95 : Berkuda ke Danau Cinta
96 TCSD 96 : Potret Kehidupan
97 TCSD 97 : Danau Cinta dan Rumah Pohon
98 TCSD 98 : Undangan
99 TCSD 99 : Keinginan untuk Merebut Kembali
100 TCSD 100 : Dasar Kuda
101 TCSD 101 : Dibuang
102 TCSD 102 : Rumah Besar
103 TCSD 103 : Puspa
104 TCSD 104 : Delapan Kali?
105 TCSD 105 : Persiapan Menghadiri Undangan
106 TCSD 106 : Ballroom
107 TCSD 107 : Berjumpa
108 TCSD 108 : Mempermalukan Diri Sendiri
109 TCSD 109 : Obsesi dan Ambisi
110 TCSD 110 : Bertemu Jodoh
111 TCSD 111 : Sedikit Balasan
112 TCSD 112 : Berkenalan
113 TCSD 113 : Panas
114 TCSD 114 : Amelia Sekar Kedaton
115 TCSD 115 : Membawa Pergi
116 TCSD 116 : Lamaran Dadakan
117 TCSD 117 : Angel Iki Angel
118 TCSD 118 : Di Taman
119 TCSD 119 : Kedatangan
120 TCSD 120 : Rawon VS Gulai Ayam
121 TCSD 121 : Kutilang Darat
122 TCSD 122 : Oh Istriku
123 TCSD 123 : Sebuah Kejutan
124 TCSD 124 : Kafe
125 TCSD 125 : Tiga Puluh Juta
126 TCSD 126 : Serba Salah
127 TCSD 127 : Sang Penggoda
128 TCSD 128 : Tragedi
129 TCSD 129 : Buka Matamu, Sayang!
130 TCSD 130 : Terselamatkan
131 TCSD 131 : Buah Cinta Kita
132 TCSD 132 : Kebahagiaan untuk Semua
133 TCSD 133 : Rencana Membalas
134 TCSD 134 : Kabur
135 TCSD 135 : Ibu Tiri?
136 TCSD 136 : Hati yang Ikhlas
137 TCSD 137 : Balada Lelaki Tampan
138 TCSD 138 : Menikah (Krisna & Sekar)
139 TCSD 139 : Hadiah
140 TCSD 140 : Malam Panjang
141 TCSD 141 : Mie Ayam Kliwon
142 TCSD 142 : Keliling Kota
143 TCSD 143 : Ketahuan Memperdayai
144 TCSD 144 : Flu
145 TCSD 145 : Bersiap-siap
146 TCSD 146 : Eksekusi
147 TCSD 147 : Meleset
148 TCSD 148 : Hamil
149 TCSD 149 : Dua Calon Papa
150 TCSD 150 : Penebus
151 TCSD 150 : Anak Lelakiku
152 Menyapa Dulu...
153 TCSD 153 : Wisnu dan Dira
154 TCSD 154 : Kembali
155 TCSD 155 : Tidak Diharapkan
156 TCSD 156 : Pagi Hari di Ruang Makan
157 TCSD 157 : Iri dan Dengki
158 TCSD 158 : Kebekuan Hati yang Mencair
159 TCSD 159 : Dira dengan Rencananya
160 TCSD 160 : Perangkap Ular
161 TCSD 161 : Masuk ke Dalam Perangkap
162 TCSD 162 : Akhir Kebebasan Dira
163 Selingan ...
164 TCSD 163 : Ketuban Pecah Dini
165 TCSD 164 : Arsyanendra Chandra Shankara
166 TCSD 165 : Oma ...
167 TCSD 166 : Peristirahatan Terakhir dan Gadis Kecil Berpayung Hitam
168 TCSD 167: Puspa dan Kehidupannya
169 TCSD 168 : Berakhir di Rumah Sakit Jiwa Juga
170 TCSD 169 : Ambyar
171 Terjerat Cinta Sang Duda -End-
172 Ucapan Terimakasih...
173 Cahaya Cinta untuk Seroja
174 Sequel ... "Duda Tampan Pemikat Hati"
175 Karya Baru
176 Promo Novel Baru
177 Promo Novel Baru
178 Rilis novel baru
Episodes

Updated 178 Episodes

1
TCSD 1 : Sebuah Ancaman
2
TCSD 2 : Main Belakang
3
TCSD 3 : Ibu
4
TCSD 4 : Menyusun Rencana
5
TCSD 5 : Ayah
6
TCSD 6 : Menjalankan Rencana
7
TCSD 7 : Terbongkar
8
TCSD 8 : Kita Bercerai Saja
9
TCSD 9 : Kedatangan Juragan Karta
10
TCSD 10 : Berpisah
11
TCSD 11 : Mbak Kunti
12
TCSD 12 : Turn On
13
TCSD 13 : Melarikan Diri Lagi
14
TCSD 14 : Di Dalam Gua
15
TCSD 15 : Basah
16
TCSD 16 : Bisikan Malaikat VS Bisikan Setan
17
TCSD 17 : Perjanjian Dengan Juragan Karta
18
TCSD 18 : Hal Aneh
19
TCSD 19 : Upaya Pencarian
20
TCSD 20 : Ular
21
TCSD 21 : Perkenalan Kita
22
TCSD 22 : Apakah Ini Cinta?
23
TCSD 23 : Dinner
24
TCSD 24 : Di Bawah Purnama
25
TCSD 25 : Khayalan Tingkat Tinggi
26
TCSD 26 : Kue Ulang Tahun
27
TCSD 27 : Hangat
28
TCSD 28 : Berpayung Langit
29
TCSD 29 : Mendadak Viral
30
TCSD 30 : Shopping
31
TCSD 31 : Makam dan Pasar Malam
32
TCSD 32 : Chemistry di Dalam Cotton Candy
33
TCSD 33 : Jejak Mara
34
TCSD 34 : Ulalaalaaaa
35
TCSD 35 : 40 B
36
TCSD 36 : Tanda Bahaya
37
TCSD 37 : Gagalnya Rencana Pertama
38
TCSD 38 : Jahil
39
TCSD 39: Tanggung Jawab
40
TCSD 40 : Manja
41
TCSD 41 : Rencana Kedua
42
TCSD 42 : Menyelami Perasaan
43
TCSD 43 : Gadis Lima Milyar
44
TCSD 44 : Tertipu?
45
TCSD 45 : Memperdayai
46
TCSD 46 : Mara Dalam Bahaya?
47
TCSD 47 : Kembali
48
TCSD 48 : Para Istri
49
TCSD 49 : Kamu Melupakan Satu Hal, Dewa!
50
TCSD 50 : Amarah Karta
51
TCSD 51 : Kota Hujan
52
TCSD 52 : Interview
53
TCSD 53 : Pertemuan Kembali
54
TCSD 54 : Jurang
55
TCSD 55 : Satu Bukti
56
TCSD 56 : Mencarimu
57
TCSD 57 : Memintamu Kembali
58
TCSD 58 : Terjebak Dalam Pikiran Sendiri
59
TCSD 59 : Orang Kaya Baru
60
TCSD 60 : Kan, Kan, Kan, Apes Lagi
61
TCSD 61 : Dilarikan ke Rumah Sakit
62
TCSD 62 : Calon Cucu Menantu
63
TCSD 63 : Segeralah Menikah
64
TCSD 64 : Menerima
65
TCSD 65 : Meminta Restu
66
TCSD 66 : Lagi Ra! Lagi!
67
TCSD 67 : Kepergok
68
TCSD 68 : Pahlawan Kesiangan?
69
TCSD 69 : Menikahlah Denganku
70
TCSD 70 : Terjerat
71
TCSD 71 : Satu Minggu Lagi
72
TCSD 72 : Jogja Lagi
73
TCSD 73 : Menikah
74
TCSD 74 : Resepsi (Spesial Part DeRa, Author, dan Para Pembaca)
75
TCSD 75 : Saling Mencurahkan Isi Hati
76
TCSD 76 : Pemanasan
77
TCSD 77 : Setelah Sekian Purnama
78
TCSD 78 : Lagi, Di Dalam Kamar Mandi
79
TCSD 79 : Demam
80
TCSD 80 : Bubur Ayam Penebus Dosa #1
81
TCSD 81 : Bubur Ayam Penebus Dosa #2
82
TCSD 82 : Penuh Cinta
83
TCSD 83 : Punggung nan Menggoda
84
TCSD 84 : Nyaman
85
TCSD 85 : Tiada
86
TCSD 86 : Pelangi
87
TCSD 87 : Jogja dan Bogor
88
TCSD 88 : Sofa
89
TCSD 89 : Kembali
90
TCSD 90 : Tertipu
91
TCSD 91 : Vila
92
TCSD 92 : Manis Madu
93
TCSD 93 : Keinginan
94
TCSD 94 : Menikmati Pagi
95
TCSD 95 : Berkuda ke Danau Cinta
96
TCSD 96 : Potret Kehidupan
97
TCSD 97 : Danau Cinta dan Rumah Pohon
98
TCSD 98 : Undangan
99
TCSD 99 : Keinginan untuk Merebut Kembali
100
TCSD 100 : Dasar Kuda
101
TCSD 101 : Dibuang
102
TCSD 102 : Rumah Besar
103
TCSD 103 : Puspa
104
TCSD 104 : Delapan Kali?
105
TCSD 105 : Persiapan Menghadiri Undangan
106
TCSD 106 : Ballroom
107
TCSD 107 : Berjumpa
108
TCSD 108 : Mempermalukan Diri Sendiri
109
TCSD 109 : Obsesi dan Ambisi
110
TCSD 110 : Bertemu Jodoh
111
TCSD 111 : Sedikit Balasan
112
TCSD 112 : Berkenalan
113
TCSD 113 : Panas
114
TCSD 114 : Amelia Sekar Kedaton
115
TCSD 115 : Membawa Pergi
116
TCSD 116 : Lamaran Dadakan
117
TCSD 117 : Angel Iki Angel
118
TCSD 118 : Di Taman
119
TCSD 119 : Kedatangan
120
TCSD 120 : Rawon VS Gulai Ayam
121
TCSD 121 : Kutilang Darat
122
TCSD 122 : Oh Istriku
123
TCSD 123 : Sebuah Kejutan
124
TCSD 124 : Kafe
125
TCSD 125 : Tiga Puluh Juta
126
TCSD 126 : Serba Salah
127
TCSD 127 : Sang Penggoda
128
TCSD 128 : Tragedi
129
TCSD 129 : Buka Matamu, Sayang!
130
TCSD 130 : Terselamatkan
131
TCSD 131 : Buah Cinta Kita
132
TCSD 132 : Kebahagiaan untuk Semua
133
TCSD 133 : Rencana Membalas
134
TCSD 134 : Kabur
135
TCSD 135 : Ibu Tiri?
136
TCSD 136 : Hati yang Ikhlas
137
TCSD 137 : Balada Lelaki Tampan
138
TCSD 138 : Menikah (Krisna & Sekar)
139
TCSD 139 : Hadiah
140
TCSD 140 : Malam Panjang
141
TCSD 141 : Mie Ayam Kliwon
142
TCSD 142 : Keliling Kota
143
TCSD 143 : Ketahuan Memperdayai
144
TCSD 144 : Flu
145
TCSD 145 : Bersiap-siap
146
TCSD 146 : Eksekusi
147
TCSD 147 : Meleset
148
TCSD 148 : Hamil
149
TCSD 149 : Dua Calon Papa
150
TCSD 150 : Penebus
151
TCSD 150 : Anak Lelakiku
152
Menyapa Dulu...
153
TCSD 153 : Wisnu dan Dira
154
TCSD 154 : Kembali
155
TCSD 155 : Tidak Diharapkan
156
TCSD 156 : Pagi Hari di Ruang Makan
157
TCSD 157 : Iri dan Dengki
158
TCSD 158 : Kebekuan Hati yang Mencair
159
TCSD 159 : Dira dengan Rencananya
160
TCSD 160 : Perangkap Ular
161
TCSD 161 : Masuk ke Dalam Perangkap
162
TCSD 162 : Akhir Kebebasan Dira
163
Selingan ...
164
TCSD 163 : Ketuban Pecah Dini
165
TCSD 164 : Arsyanendra Chandra Shankara
166
TCSD 165 : Oma ...
167
TCSD 166 : Peristirahatan Terakhir dan Gadis Kecil Berpayung Hitam
168
TCSD 167: Puspa dan Kehidupannya
169
TCSD 168 : Berakhir di Rumah Sakit Jiwa Juga
170
TCSD 169 : Ambyar
171
Terjerat Cinta Sang Duda -End-
172
Ucapan Terimakasih...
173
Cahaya Cinta untuk Seroja
174
Sequel ... "Duda Tampan Pemikat Hati"
175
Karya Baru
176
Promo Novel Baru
177
Promo Novel Baru
178
Rilis novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!