"Niaaaa...!" Teriak salah satu tetangga yang tinggal tak jauh dari rumah Kimmy.
Dengan tergesa-gesa, Mama Nia keluar dengan wajah yang terlihat bingung.
"Ada apa Mpok?" Tanya Nia kepada tetangganya itu.
"Nih, anak gue tangan nya patah gara-gara anak lu si Kimmy !" Ucap Mpok Leha.
"Astaghfirullah !" Pekik Mama Nia saat melihat tangan anak Mpok Leha yang membengkak.
"Yakin Mpok, itu Kimmy yang matahin tangan si Bagus?"
"Lu kaga percaya? Panggil anak lu keluar !" Teriak Mpok Leha yang terlihat sangat emosi.
"Kimmy belum pulang Mpok," Ucap Mama Nia.
"Gue kaga mau tahu ! Lu obatin nih anak gue !"
"Kan belum tahu Mpok itu kerjaan si Kimmy atau bukan," Ucap Mama Nia sambil mengerutkan keningnya.
"Gue kaga mau tahu Nia ! Anak lu bangir nya naudzubilah emang ! Didik anak lu ! Masa maen matah-matahin tangan anak orang aje, di kira ini tangan ranting pohon ape?"
"Lah emang, eh...." Mama Nia langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Emak sama anak, sama aje lu ! Gue bawa ke Dokter dulu anak gue ! Pokoknya biaya berobat nye bakal gue tagih ama elu !" Ucap Mpok Leha sambil berlalu meninggalkan pekarangan rumah Mama Nia.
Mama Nia menggelengkan kepalanya dan menghela napas dengan berat.
"Kimmy.... Kimmy... benar-benar dah kelakuan bocah !" Ucap Mama Nia sambil berjalan masuk kedalam rumah. Lalu, Mama Nia duduk di sofa sambil meraih ponselnya yang berada di atas meja. Ia pun langsung menghubungi Papa Bobby untuk membicarakan kelakuan Kimmy yang sangat meresahkan.
Kimmy, gadis yang tomboy. Bukan hanya sekali dua kali ia mematahkan tangan teman nya dan rata-rata korban nya adalah anak laki-laki.
"Sumpah Ma, Kimmy tuh gak sengaja patahin tangan si Rafa," Ucap Kimmy saat ia mematahkan tangan Rafa, teman sekelasnya.
"Lah, terus masalah nya apa? kenapa bisa patah Kim?" Tanya Nia sambil menahan emosinya.
"Rafa tuh dorong Kimmy duluan, jadi Kimmy dorong balik, eh dia jatuh dan tangan nya patah deh," Ucap Kimmy.
Mama Nia dan Papa Bobby hanya bisa saling bertatapan.
"Kan, bukan salah Kimmy dong? Siapa suruh punya tangan kayak kerupuk, jatoh, eh patah," Ucap Kimmy sambil beranjak dari duduknya.
Mama Nia dan Papa Bobby hanya bisa menghela napas dengan berat.
Dan, hari ini pun terulang kembali. Kimmy kembali mematahkan tangan teman nya, sialnya kini adalah tetangga mereka.
"Halo, Bee.. ini si Kimmy bikin ulah lagi. Anak nya Mpok Leha, si Bagas di patahin tangan nya," Ucap Mama Nia sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hah..! terus bagaimana keadaan si Bagas?" Tanya Papa Bobby.
"Itu lagi dibawa orang tuanya ke Dokter. Aku lagi nunggu Kimmy pulang, itu bocah gak pulang-pulang, padahal pamit mau main kelapangan sebentar saja," Ucap Mama Nia.
"Ya sudah, aku segera pulang," Ucap Papa Bobby.
...
Kimmy yang baru kelas enam SD, menundukkan wajahnya saat Papa Bobby dan Mama Nia duduk didepan dirinya di ruang keluarga.
"Apa benar, kamu yang mematahkan tangan si Bagas?" Tanya Papa Bobby kepada Kimmy anak perempuan satu-satunya itu.
Kimmy mengangkat wajahnya dan menatap mata Papa Bobby dan Mama Nia. Lalu, dengan perlahan dia mengangguk dan kembali menundukkan wajahnya.
Mama Nia menghela napasnya yang terasa sesak.
"Mama sudah tidak tahu mau berkata apa lagi Kimmy, ini bukan yang pertama, ini sudah yang keempat kalinya Kimmy !" Ucap Mama Nia sambil mendengus kesal.
Papa Bobby langsung merangkul dan mencoba menenangkan Mama Nia.
"Kimmy gak sengaja kok," Ucap Kimmy dengan suara yang nyaris tak terdengar.
"Gak sengaja? Kimmy, itu tangan orang loh nak......." Ucap Mama Nia dengan panik.
"Dia duluan yang ngeledek Kimmy, katanya Papa Kimmy brondong. Brondong kan berarti brondong jagung, Papa Kimmy ganteng begini masa di samain sama jagung?" Ucap Kimmy dengan wajahnya yang polos.
Mama Nia menatap Papa Bobby yang terlihat cukup tenang.
Memang, pernikahan berbeda usia antara Mama Nia dan Papa Bobby cukup menggemparkan lingkungan, teman dan sahabat mereka. Perbedaan usia empat belas tahun, membuat mereka menjadi omongan di lingkungan itu. Bahkan, karena iri, banyak Ibu-ibu komplek yang bergosip di depan anak-anak mereka. Sehingga kata-kata brondong itu melekat kepada Papa Bobby, hingga anak-anak kecil, tak terkecuali teman-teman Kimmy di lingkungan itu memanggil Papa Bobby dengan sebutan brondong.
Kimmy yang sudah pandai bela diri dari kecil, karena Engkong nya adalah seorang guru silat Betawi pun dengan gampang merobohkan teman-temannya yang kurang ajar kepada dirinya dan juga keluarganya.
"Kimmy, dengerin Mama,"
Kimmy kembali mengangkat wajahnya dan menatap Mama Nia.
"Tidak semua harus diselesaikan dengan kekerasan. Bila apa saja diselesaikan dengan kekerasan, akan menimbulkan masalah baru, seperti sekarang ini. Walaupun kamu benar, akan tetap terlihat salah, karena kamu melakukan hal itu kepada teman mu yang nakal," Ucap Mama Nia.
Kimmy menghela nafasnya dan kembali menundukkan wajahnya.
"Kimmy, kalau orang hanya mengolok kamu, kamu balas dengan prestasi, kaku abaikan, kamu buktikan kalau kamu itu tidak peduli dengan ejekan orang. Kecuali, kalau dia melakukan kekerasan fisik kepada kamu, baru kamu boleh melawan. Mengerti?"
Kimmy mengangguk dan meraih topi nya yang terletak di atas meja di depan nya. Lalu, ia memakai topi itu dengan di balik ke belakang.
"Sekarang, kamu ikut Mama ke rumah Bagas," Ucap Mama Nia.
Mereka pun datang ke rumah Mpok Leha untuk meminta maaf dan menyerahkan uang ganti rugi untuk Bagas.
"Maafin gue ya, tapi kalau lu kurang ajar lagi, gue patahin kaki lu," Ucap Kimmy dengan wajah datarnya.
Mpok Leha mengernyitkan dahinya dan menatap Kimmy dengan tak percaya.
"Nia ! anak lu !" Ucap Mpok Leha sambil memeluk Bagas yang tampak ketakutan.
"Tante Leha juga, kalau gosipin Mama dan Papa Kimmy lagi, Kimmy juga mau patahin gigi Tante Leha," Ucap Kimmy sambil berlalu keluar dari rumah Mpok Leha.
Mama Nia dan Papa Bobby tampak salah tingkah, sedangkan Mpok Leha juga terlihat salah tingkah.
"Lu ngidam apaan sih Nia, anak lu kek monster gitu," Ucap Mpok Leha.
"Maafin ye Mpok, gue bakal didik anak gue dengan lebih baik. Gue pamit dulu ye Mpok, ini uang ganti rugi buat berobat si Bagas," Ucap Mama Nia sambil menyerahkan sebuah amplop coklat kepada Mpok Leha.
Mpok Leha menyambar amplop coklat itu dan mulai menghitung jumlah uang didalam amplop itu. Perlahan, Mpok Leha pun tersenyum.
"Iye dah, gak ape-ape. Gue udeh maafin kok," Ucap Mpok Leha sambil menimang-nimang amplop itu.
"Ya sudah, makasih ye Mpok," Ucap Mama Nia sambil menyalami Mpok leha dan Bagas.
..
"Nyak, Enyak kok kagak jadi marah-marah?" Tanya Bagas.
"Udeh, maafin si Kimmy, lagian dia ngasih uang banyak begini Tong..!" Ucap Mpok Leha sambil beranjak ke kamar.
"Yah....!" Keluh Bagas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
susi 2020
😍😍😍
2023-06-06
1
susi 2020
😘😘🥰
2023-06-06
1
Anik
otor paling pinter buat cerita lebih seru keknya ini
2022-10-23
1